Baru Sehari

Saat matahari telah memancarkan sinarnya dengan terang, Nayla baru membuka matanya.

"Astaga, sudah siang." Dia melihat selimut yang menutupi tubuhnya. Seingat dia semalam tidak memakai selimut itu. Dia juga sudah tidak melihat Reka di sampingnya.

Suara gemercik air menandakan jika Reka sedang berada di dalam kamar mandi. Nayla turun dari ranjang, lalu membuka lemari dan memilih pakaian santai untuk Reka karena memang hari itu hari Minggu dan mereka semua libur kerja. Dia memang harus melayani Reka sesuai perjanjian kecuali urusan ranjang.

Beberapa saat kemudian Reka keluar dari kamar mandi. Dada bidang dan perut sixpack yang masih terlihat basah itu sangat menggoda. Dia benar-benar sosok lelaki yang sempurna. Ada sesuatu yang berdesir di dada Nayla. Ingin dia mengalihkan pandangannya tapi otak dan gerak tubuhnya menjadi tidak sinkron.

Reka tersenyum dan berjalan mendekat. Dia mengambil baju ganti yang masih Nayla pegang. "Makasih," ucapnya.

Nayla masih saja berdiri mematung, dia menjadi blank, tak tahu harus apa.

"Lain kali kalau nyiapin pakaian aku jangan lupa ********** juga."

Nayla melebarkan matanya, apalagi saat Reka akan membuka lilitan handuknya. Dia segera melangkah panjang menuju kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi. Dia usap dadanya yang masih saja berdetak tak karuan.

"Tuh kan, aku sendiri sampai lupa mau bawa baju ganti." Nayla berdengus kesal. Hari pertama bersama Reka semuanya dibuat kacau. Kenapa juga dia menjadi sering deg-deg an dan keluar keringat dingin. Apa dia punya penyakit lain?

Akhirnya dia berendam di bathup dengan air hangat untuk menenangkan pikirannya. "Nyaman..." Sampai tak terasa 30 menit telah berlalu, hingga sebuah ketukan pintu membuyarkan kenyamanan itu.

"Nay, ngapain di dalam? Gak pingsan kan?" teriak Reka dari luar kamar mandi.

Nayla berdengus kesal. Mau tidak mau dia menyudahi aktifitas berendamnya.

Dia berdiri dan mengambil handuk, dia lilitkan handuknya ditubuh langsing namun berisi di bagian-bagian tertentu itu.

Terdengar lagi sebuah ketukan pintu, kali ini terdengar sangat tidak sabaran.

"Iya, apa sih Pak?" Nayla membuka pintu kamar mandi itu.

"Kirain ping..." kalimat Reka menggantung di udara saat melihat penampilan Nayla saat ini. Bahu seputih susu dengan dua bulatan yang menonjol setengah itu membangunkan sebuah gairah yang selama ini meredup.

"Minggir! Gak boleh lihat!" Nayla melewati Reka yang masih berdiri mematung.

Nayla membuka pintu lemari dengan satu tangan menahan lilitan handuk itu. Ternyata beberapa bajunya ada di rak atas sehingga membuat dia kesulitan mengambil baju itu dengan satu tangannya.

Reka berjalan mendekat, dia berniat membantu Nayla, tapi tak disangka Nayla justru meraih pakaiannya dengan kedua tangannya hingga membuat handuk yang melilit menutup tubuhnya itu terlepas.

Reka melebarkan matanya. Dia tercekat dengan pemandangan yang sangat indah di depan matanya. Begitu indah sampai dia sulit menelan salivanya sendiri.

Nayla segera mengambil handuk itu dan berbalik badan. Rasanya dia benar-benar ingin hilang saja dari muka bumi. Sangat malu meski sebenarnya tubuhnya memang sudah halal dilihat Reka tapi Nayla tidak rela.

"Pak Reka bisa gak balik badan. Aku mau pakai baju."

Tidak hanya berbalik tapi Reka langsung masuk ke kamar mandi. Sepertinya ada suatu masalah yang harus dia selesaikan sendiri.

Nayla menoleh pintu kamar mandi yang telah tertutup, buru-buru dia memakai baju. Setelah itu dia duduk di depan meja rias sambil menyisir rambutnya.

Apes banget pagi ini, baru sehari sekamar dengan Pak Reka udah kayak gini. Gimana hari-hari selanjutnya.

Nayla menghela napas panjang sambil sedikit memoles wajahnya.

Pak Reka ngapain ya di dalam kamar mandi? Bukankah udah mandi?

Nayla berdiri dan berjalan mendekati pintu kamar mandi. Rasa penasarannya benar-benar tinggi. Dia tempelkan telinganya di pintu kamar mandi itu. Samar-samar terdengar suara de sah dari dalam sana.

Benarkah suara itu? Ngapain? Jangan-jangan...

Nayla menyilangkan tangannya di dadanya.

Jangan-jangan tubuh aku jadi ajang fantasi Pak Reka. Iuh, menjijikkan...

"Ngapain kamu di sini?" Reka membuka pintu itu saat Nayla masih berdiri bingung di depan pintu.

"Eh, hmm, nggak." Nayla gelagapan sendiri saat kepergok menguping.

"Kamu nguping? Penasaran dengan apa yang aku lakukan di dalam? Hem?" Reka mendorong tubuh Nayla hingga bersandar di tembok.

"E-enggak Pak." Dada Nayla semakin berdetak kencang merasa di intimidasi oleh Reka.

"Kamu sadar, kamu sudah sangat berdosa pada suami."

"Ngomongin soal dosa, memang Pak Reka gak berdosa?"

"Tapi bagaimana pun juga kita sudah sah menjadi suami istri." Reka semakin mendekatkan dirinya.

"Iya, tapi aku tetap tidak akan melakukannya karena hubungan kita hanya di atas kertas, tanpa ada cinta."

Mereka saling menatap tajam. Lalu sedetik kemudian Reka menjauhkan dirinya. Jujur saja, Reka sebenarnya sangat ingin memperlakukan Nayla spesial seperti Azkia dulu.

"Kita makan dulu, ini sudah hampir siang." ajak Reka.

Mereka berdua akhirnya keluar dari kamar.

Kedua orang tua Reka tersenyum melihat sepasang pengantin baru yang baru keluar kamar di hari menjelang siang itu.

"Yang baru lembur semalaman langsung kesiangan bangunnya. Gimana gol berapa kali?" goda Niko pada putranya itu.

Reka hanya tersenyum kecil. "Ayah, bisa aja."

"Bisa aja gimana? Kemarin masih sore aja udah langsung main." Niko masih saja menggoda Reka. Sedari dulu sampai sekarang dia memang paling suka menggoda putra satu-satunya itu.

"Ayah, udah ah. Kita mau makan, lapar."

Luna sedari tadi juga ikut tertawa. "Iya, makan yang banyak. Jangan malu-malu ya Nayla, anggap saja ini rumah sendiri."

"Iya, Bunda." Nayla mengambil piring dan mengisinya dengan nasi juga lauk lalu diletakan di dekat Reka.

"Makasih sayang." kata Reka dengan tersenyum manis.

Nayla hanya membalas senyuman itu dengan terpaksa.

"Kalau lihat kalian gini jadi pengen ngerasain pengantin baru lagi." goda Ayahnya lagi tapi langsung dibalas cibiran oleh Luna.

"Ayah, udah jangan godain mereka terus, biar mereka makan dulu." kedua orang tua Niko meninggalkan mereka berdua di ruang makan.

Nayla makan dengan lahap karena perutnya memang sudah terasa sangat lapar.

Reka hanya tersenyum melihat gaya makan Nayla yang tidak jaga image nya sama sekali.

"Kamu besok mulai kuliah lagi ya. Gak usah kerja di kantor." kata Reka.

Seketika Nayla menatap Reka. "Kenapa? Pak Reka malu punya istri seorang cleaning service?"

Reka meletakkan sendok dengan piring yang telah kosong itu. "Apa perlu aku umumkan ke seluruh penjuru kantor kalau kamu adalah istriku."

Sepertinya ucapan Reka ini serius. "Gak perlu. Kasih aku waktu, baru nanti aku akan kembali kuliah."

Bicara soal kuliah, dia jadi teringat dengan Dito. Apa kabar dia sekarang?

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Nay jadi inget mantan 🤭

2025-01-30

0

Nur Rizqi

Nur Rizqi

pembalasan y nay/Curse//Curse//Curse//Curse/

2024-10-13

0

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

emang nikah sama bunda Luna gak pnya ank kah???

2024-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 Sanjaya Group
2 Sangat Mirip
3 Jadilah Pengganti
4 Kesepakatan
5 Jangan Panggil Pak Reka
6 Bertemu Keluarga Reka
7 Meminta Restu
8 Pernikahan
9 Baru Sehari
10 Maaf
11 Dia, Istriku
12 Anggap Aku Suami Kamu
13 Perhatian Reka
14 Apakah Cinta?
15 Jangan Pergi
16 Menjemputmu Kembali
17 Di Rumah Nayla
18 Beruntung Memilikimu
19 Begitulah Cinta
20 Seperti Sugar Daddy
21 Kembali Kuliah
22 Sudah Move On
23 Ada yang Mengikuti
24 Kado Spesial
25 You're Really The One
26 Makasih Kadonya
27 Tertidur di Kelas
28 Mengulang Lagi
29 Mau?
30 Acara Makan Malam
31 Akan Menjadi Orang Tua
32 Kabar Bahagia
33 Karena Berita Hoax
34 Kamu Mantan, Aku Suaminya!
35 Berkunjung Ke Kantor
36 Berkunjung ke kantor 2
37 Rujak Buah
38 Kejutan Apa?
39 Selamat Ulang Tahun
40 Peresmian
41 Rencana Keluar Kota
42 Kehilangan Ponsel
43 Cepatlah Pulang
44 Aku Membutuhkanmu
45 Wellcome Andika
46 Rekaman CCTV
47 Teror Pesan
48 Baby Blues?
49 Baby Blues 2
50 Curahan Hati
51 Kalian Segalanya
52 Lewat Jalur Tangan
53 100% Suami Idaman
54 Penyamaran
55 Sudah Tertangkap
56 Kagum
57 Sudah Saatnya
58 Kilas Balik
59 Wisuda
60 Hamil?
61 Karya Baru
62 Always Loving You
63 Jiwa Murni Putri Amora
64 When Mafia Fall In Love
65 Gadis SMA Milik Casanova
66 I Like Your Kiss
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Sanjaya Group
2
Sangat Mirip
3
Jadilah Pengganti
4
Kesepakatan
5
Jangan Panggil Pak Reka
6
Bertemu Keluarga Reka
7
Meminta Restu
8
Pernikahan
9
Baru Sehari
10
Maaf
11
Dia, Istriku
12
Anggap Aku Suami Kamu
13
Perhatian Reka
14
Apakah Cinta?
15
Jangan Pergi
16
Menjemputmu Kembali
17
Di Rumah Nayla
18
Beruntung Memilikimu
19
Begitulah Cinta
20
Seperti Sugar Daddy
21
Kembali Kuliah
22
Sudah Move On
23
Ada yang Mengikuti
24
Kado Spesial
25
You're Really The One
26
Makasih Kadonya
27
Tertidur di Kelas
28
Mengulang Lagi
29
Mau?
30
Acara Makan Malam
31
Akan Menjadi Orang Tua
32
Kabar Bahagia
33
Karena Berita Hoax
34
Kamu Mantan, Aku Suaminya!
35
Berkunjung Ke Kantor
36
Berkunjung ke kantor 2
37
Rujak Buah
38
Kejutan Apa?
39
Selamat Ulang Tahun
40
Peresmian
41
Rencana Keluar Kota
42
Kehilangan Ponsel
43
Cepatlah Pulang
44
Aku Membutuhkanmu
45
Wellcome Andika
46
Rekaman CCTV
47
Teror Pesan
48
Baby Blues?
49
Baby Blues 2
50
Curahan Hati
51
Kalian Segalanya
52
Lewat Jalur Tangan
53
100% Suami Idaman
54
Penyamaran
55
Sudah Tertangkap
56
Kagum
57
Sudah Saatnya
58
Kilas Balik
59
Wisuda
60
Hamil?
61
Karya Baru
62
Always Loving You
63
Jiwa Murni Putri Amora
64
When Mafia Fall In Love
65
Gadis SMA Milik Casanova
66
I Like Your Kiss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!