Dada Nayla berdebar tak karuan saat memasuki pintu rumah Reka ditambah dengan genggaman mesra tangan Reka yang terpaut di jarinya, sungguh rasanya dia ingin kembali pulang saja.
"Kamu tenang, jalankan sesuai rencana." bisik Reka yang tahu jika Nayla sedang gugup.
Oke, inhale, exhale.
Nayla berusaha untuk rileks. Bukannya cukup berakting saja.
"Ayah, Bunda, perkenalkan ini Nayla." kata Reka setelah masuk ke dalam rumah dan ada kedua orang tuanya yang sedang berada di ruang tamu.
Nayla tersenyum manis dan mengulurkan tangannya pada Niko dan Luna. Tapi kedua orang tua Reka itu justru terkejut menatap wajah Nayla.
"Nayla, tante." Nayla bersalaman dengan kedua orang tua Reka.
Wajah itu sangat mirip dengan Azkia. Kalimat itu tertahan di bibir Niko. "Cantik sekali." hingga akhirnya kalimat itu yang keluar dari bibir Niko. "Pantas Ayah kenalkan pada gadis lain gak mau."
Reka hanya tersenyum dan mengajak Nayla duduk berdampingan di sofa ruang tamu. "Mama sama Papa belum datang?"
"Belum, mungkin masih sibuk sama cucu barunya."
Mama sama Papa? Yang ini Bunda sama Ayah? Jadi yang benar orang tua Pak Reka itu yang mana?
Nayla bingung sendiri dengan panggilan itu.
"Kenapa sayang?" tanya Reka.
Seketika bulu kuduk Nayla merinding mendengar panggilan itu yang berada di dekat telinganya.
"Pasti kamu bingung dengan orang tua aku. Aku lupa mau cerita sama kamu. Jadi aku punya dua orang tua. Ayah Niko ini adalah Ayah kandung aku yang menikah dengan Bunda Luna. Sedangkan Mama Alea adalah Mama kandung aku yang menikah dengan Papa Kevin. Jadi kamu nanti akan punya dua pasang mertua tapi tenang saja, mereka semua baik."
Nayla hanya tersenyum. Dia tidak tahu harus berkomentar apa, karena dia juga takut salah bicara.
Beberapa saat kemudian Alea dan Kevin datang. Sama halnya seperti Niko, Alea dan Kevin juga terkejut melihat wajah Nayla.
"Reka, jadi ini gadis yang kamu ceritakan kemarin itu?" tanya Alea.
"Iya, Ma. Namanya Nayla."
Nayla tersenyum dan bersalaman dengan Alea dan Kevin.
Mereka berdua duduk di dekat Niko. Sepertinya isi hati kedua orang tua Reka ini semua sama.
"Bagaiman kalian bisa kenal? Sudah lama?" tanya Alea.
"Sudah beberapa minggu sih, Ma." jawab Reka berbohong.
Tiba-tiba saja Nayla memiliki ide cemerlang.
"Kenal dimana?" tanya Niko. "Setahu Ayah kamu gak pernah kemana-mana selain ke kantor."
"Kenal di kantor, Om," jawab Nayla yang membuat Reka kini menolehnya.
Reka lupa mengatur skenario yang seharusnya dikatakan Nayla.
"Kamu juga kerja di kantor Reka? Bagian apa?" tanya Niko lagi.
"Acounting." kata Reka.
"Cleaning service." kata Nayla secara bersamaan.
"Mas Reka, gak papa jujur saja. Aku gak malu kok," kata Nayla sambil mengedipkan matanya.
Mendengar kalimat itu pelipis Reka sampai berkeringat, bagaimana kira-kira tanggapan kedua orang tuanya itu. Sepertinya Nayla sengaja melakukan ini untuk mempersulit hubungannya.
"Jadi yang benar gimana? Gak papa, jujur saja." kata Luna sambil tersenyum. Dia merasa gemas sendiri melihat pasangan ini.
"Iya, jadi saya hanya cleaning service. Saya juga cuma lulusan SMA."
"Kenapa tidak kuliah? Kamu kelihatan masih muda pasti umurnya selisih jauh sama Reka." kata Kevin sambil menahan tawanya.
Reka hanya menghela napas panjang. Nayla seolah ingin membalik keadaan. Dia ingin mengintimidasi Reka saat ini.
"Iya, saya sebenarnya masih kuliah semester 4 tapi terpaksa berhenti karena harus bekerja membantu ibu. Saya ini hanya orang miskin. Sebenarnya saya juga merasa kurang pantas bersanding dengan Mas Reka," jelas Nayla. Di dalam hatinya dia tersenyum menang karena pasti kedua orang tua Reka tidak akan merestui hubungan mereka.
Oke, akan aku teruskan drama ini.
Reka merengkuh bahu Nayla. "Sayang, kamu ngomong apa sih? Cinta itu gak memandang apapun."
"Iya benar. Ayah bangga sama kamu, Reka. Kamu tidak memandang derajat seseorang. Nayla, kamu tenang saja kita semua tidak pernah memandang status sosial seseorang." kata Niko.
"Iya, benar. Mama juga bangga sama kamu, Nayla. Di saat anak seumuran kamu masih suka senang-senang tapi kamu sudah rajin bekerja dan membantu ibu kamu. Hebat!" Alea justru semakin memberi nilai positif pada Nayla.
"Jadi kapan di halalin. Gak usah lama-lama, keburu jadi perjaka beneran kamu. Dulu aja waktu Papa umur 30 udah mau punya anak 4." Kevin tertawa di ujung kalimatnya. Meski sekarang yang tinggal di rumah hanya ada si bungsu saja.
"Reka, untuk yang ini jangan tiru Papa kamu." timpal Niko sambil tertawa. Mereka semua mulai mengobrol dan saling bercanda.
Tapi Nayla kini hanya terdiam merasa rencananya gagal.
"Kita makan dulu yuk. Ayo, Nay." ajak Luna yang diikuti oleh para orang tua.
Nayla hanya mengangguk sambil tersenyum. Tapi kedua manusia yang pura-pura menjadi pasangan ini tak juga beranjak dari tempat duduknya.
"Kenapa? Rencananya gagal?" bisik Reka di dekat telinga Nayla.
Nayla memanyunkan bibirnya. "Saya kira orang tua Pak Reka seperti di film-film itu yang gak merestui kalau anaknya menikah sama orang miskin, dan bilang gini, ini uang 100 juta dan jauhi anak saya." Nayla menekuk bibirnya ke atas karena ternyata semua tak sesuai ekspektasi nya.
Reka tertawa cukup keras sambil mencubit pipi Nayla sangat gemas. "Dasar kebanyakan nonton film."
Nayla menepis tangan Reka yang ada di pipinya.
"Ya udah, yuk makan dulu." Reka berdiri dan menarik tangan Nayla.
Nayla akhirnya mengikuti Reka. Ya, dia akui keluarga Reka memang sangat baik. Sangat berbeda dengan keluarga Dito, mantannya dulu.
...***...
Setelah makan malam dan mengobrol sebentar, Reka mengantarkan Nayla pulang karena hari sudah semakin malam.
Dia kini menghentikan mobilnya di depan rumah kecil Nayla. Setelah Nayla turun dari mobil, Reka juga mengikuti langkah Nayla.
"Mau kemana Pak?" tanya Nayla karena dia memang tidak berniat mempersilakan Reka mampir.
"Mau bertemu calon mertua. Ya, aku takutnya kalau ibu kamu khawatir dan kamu jadi dimarahi."
Nayla hanya terdiam, dia kini masuk ke dalam rumah tanpa bicara lagi pada Reka. Tapi betapa terkejutnya Nayla saat mendapati ibunya tergeletak di lantai. "Ibu!" Nayla langsung meraih kepala ibunya dan memangkunya. "Ibu kenapa?"
Mendengar suara panik Nayla, Reka segera berlari masuk. "Ibu kamu pingsan?" Reka segera mengangkat tubuh Bu Lela dan membawanya dengan setengah berlari menuju mobil. "Kita ke rumah sakit sekarang!"
Setelah mereka semua masuk ke dalam mobil, Reka segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
"Ibu..." Nayla terus memeluk ibunya sambil menangis.
Reka sesekali melihat Nayla dari rear spion. Jadi memang benar Nayla sedang membutuhkan uang saat ini.
.
💞💞💞
.
Like dan komen ya... Biar semangat...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
david 123
serius baca,lupa komen,keren ceritax thor,semoga ibux selamat
2024-12-27
0
Yani
Semoga ibunya Nay bisa tertolong dan sehat kembali
2025-01-30
0
Anizar S Pelawi
aku syukaaa ceritanya kaaaakk
2025-03-11
0