Part 5.

Mia duduk sendiri di sebuah rumah pohon melihat hamparan hijaunya daun teh yang berada di bawah kaki ku yang tak bertapak, mendengarkan alunan musik di ponsel membawaku terbawa ke kenangan Indah ku dengannya dimasa lalu. Sudah 2 Minggu Mia berada dipuncak untuk mengambil foto pemandangan alam disana.

Alun

Waktu bergulir lambat merantai langkah berjalan kita

Berjuta cerita terukir dalam menjadi sebuah delima

Mengerti kah engkau perasaan ku tak terhapuskan

Dalam benakku aku bisa melihat bayangannya dengan jelas bagaimana dia menyapaku? Dengan senyumannya yang mengembang berbinar.

"Mia.. sapanya dengan senyum yang selalu berbinar.

"Iya, kak... Jawab Mia dengan tersipu malu. Setiap kali Mia bertemu dengan Malik, wajahnya akan merah merona, kerja jantung ku akan berdebar lebih kencang dari sebelumnya.

Malam menangis

Tetes embun membasahi mata hatiku

mencoba bertahan diatas puing-puing

cinta yang tlah rapuh

Apa yang ku genggam tak mudah untuk aku lepaskan

Malik pria yang mengenalkan Mia akan keras dan indahnya dunia ini, akan perasaan cinta yang Mia rasakan, Malik adalah sosok malaikat pelindungnya. Tindakannya selalu membuat Mia bahagia, tak pernah Malik menyakiti Mia, Malik menjaga Mia dengan baik. Pria yang bertanggung jawab akan tindakannya dan perkataannya, membuat Mia jatuh hati begitu saja dalam akan pesonanya. Tapi sekarang, Malik tlah pergi meninggalkan Mia disini, terjebak akan semua cintanya yang tlah dia berikan pada Mia.

Aku terlanjur cinta kepadamu

Dan tlah ku berikan seluruh hatiku

Tapi mengapa baru kini kau pertanyaan kan cinta ku

Aku pun tak mengerti yang terjadi

Apa salah dan kurangku padamu

Kini terlambat sudah untuk dipersalahkan

Karena sekali cinta, aku tetap cinta

(Lirik terlanjur cinta,Rossa ft Pasha ungu)

"Mas Malik." lirih Mia mengucapkan namanya berkali-kali sejak hari itu. Tak terasa air mataku jatuh tak tertahan.

"Kamu pasti bisa Mia, lupakan lah, kamu harus bahagia," yakin Mia pada diriku sendiri.

Dor.... Seseorang mengagetkan Mia, segera Mia menghapus air matanya, Mia menoleh siapa yang mengagetkannya?. Dia adalah Jaka seorang remaja tanggung yang menjadi tour guide selama Mia mengambil foto di puncak.

"Jaka! Kaget tahu,." Kata Mia.

"Hehehe."Cengirnya, "Maaf kakakku yang cantik... Salah sendiri ngelamun, sampai Jaka naik saja nggak kedengaran, pasti lagi ngelamunin Jaka ya atau mantan? Hayo siapa kak? Jangan kebanyakan galau gitu kak, apalagi sendiri ditempat sepi kayak gini, nanti kalau ada yang lewat, terus kesambet gimana? siapa yang nolong? Untung ada Aa Jaka yang datang". Omel Jaka mengambil duduk disebelah Mia.

"Siapa yang ngelamun?" Elak ku. "Kakak lagi konsentrasi buat spot besok, enaknya diambil sebelah mana? tadi sudah dapat tapi gara-gara Jaka hilang deh," jawab Mia lesu mengalihkan.

"Masak? nggak percaya? Ngaku deh kak, pasti lagi mikirin seseorang kan, soalnya lagu yang puter galau melulu," menggoda Mia. "cieee.. siapa kak? Apa Jaka kenal atau kakak lagi mikir Aa Jaka?"sedikit mengangkat alisnya.

"Ngaco kamu? Siapa juga yang lagi mikirin seseorang atau kamu? emang enggak boleh dengerin lagu galau, toh Suasana mendukungnya. Udah deh, Kamu itu masih kecil belum waktunya buat tahu urusan orang dewasa atau cinta-cintaan, mikirin gimana sekolah yang baik." Nasehat Mia.

"Gini-gini Jaka udah besar kali kak, sudah kelas 2 SMA." Menepuk dadanya dengan bangga. "Banyak loh kak, seusia Jaka sudah ada yang pacaran, jadi enggak masalah buat cinta-cintaan, apalagi kalau ada bidadari yang turun dari kahyangan, nih disamping Jaka bidadari nya," tersipu malu.

"Maksud kamu cerita Jaka Tingkir yang ngintip bidadari mandi di sungai lalu nyuri selendang gitu."celetuk Mia sok tidak mengerti.

"Masak sih, hari gini ada bidadari turun dari kahyangan, kayaknya sudah enggak zamannya deh. Apalagi kalau mau ngintip orang mandi bisa-bisa entar dilapori polisi atas tuduhan pelecehan, emang kamu mau kayak gitu."Kekeh Mia menepuk bahu Jaka pelan.

"Siapa juga yang mau ngintip orang mandi kak?, Kan bidadari nya sudah ada didepan mata Jaka, sebelah jaka malahan." Mia memutar bola matanya malas. Karena tahu yang dimaksud bidadari adalah dirinya.

"Kakak mau enggak jadi bidadari nya Aa Jaka, dijamin bahagia dunia akhirat, Jaka siap jadi sandaran kakak, nggak apa-apa kakak lebih tua dari Jaka, asal itu kakak, kalau yang lain mah Jaka ogah, gimana kak?" ucapnya salah tingkah.

"Siapa? Aku?" Menunjuk dirinya sendiri. "Kayaknya enggak deh Jak, kakak sukanya yang lebih tua dari kakak, kalau daun muda sih kakak enggak doyan."Kekeh Mia tertawa lebar.

"Yang lebih muda itu menantang Kak, seperti Jaka. Jadi gimana kak? Jaka juga sudah siap jika hubungan kita nanti sampai ke pernikahan."

"Hmmm... Ceritanya ini kamu nebak kakak gitu? serius?" Tanya mia mengubah ekspresi lebih serius.

"Bisa dibilang gitu, kalau Kakak mau, Jaka siap, soalnya kakak baik, juga cantik, membuat jantung Jaka deg deg deg serr gitu." kekeh Jaka salah tingkah.

"Jadi gimana kak? Jaka nunggu jawaban kakak, Jaka jadi grogi nih, jantung Jaka deg-degkan."

"Gimana ya Jak? Hmmm... Kakak pikir-pikir lebih baik kita berteman saja atau kita bisa jadi saudara, Jaka bisa anggap kakak sebagai kakak kandung Jaka, seperti kakak menganggap Jaka seperti adik sendiri."

"Kakak, jangan langsung ditolak, dipikir dulu, mungkin yang muda seperti Jaka lebih menantang dari pada yang tua", rengek Jaka mengayunkan tangan ku.

"Kamu kok ngeyel sih Jak? jawaban kakak tetep sama, kakak hanya bisa menganggap Jaka kayak adik kakak sendiri, tidak lebih tidak kurang, lebih baik Jaka fokus pada masa depan Jaka, bagaimana caranya Jaka membahagiakan orang tua Jaka terutama Jaka sendiri." Pesan Mia bijak.

"Yah kak, kakak kok gitu sih? Awas loh kak, nanti kakak jodohnya dapat yang lebih muda." Ketus Jaka.

"Ih kamu kok ngancem kakak sih." Kekeh Mia melihat tingkah Jaka yang lagi manyun.

"Jaka gak ngancem ya kak, Jaka cuma mendoakan, kelak kakak berjodoh sama yang lebih muda, semoga malaikat yang lewat denger apa yang jaka ucapin diamini, kakak tahu sendiri kan kalau omongan Jaka itu kejadian, Wek.." menjulurkan sedikit lidahnya.

"Kamu kok gitu sih Jak, mengutuk kakak kayak gitu, kalau enggak diterima cintanya ditolak nggak boleh begitu, jangan dijadikan kebiasaan omongan yang tidak baik, dan Kakak berdoa sama Tuhan agar doa kamu tidak di kabulkan" balas Mia gemes mencubit lengan Jaka.

"Aduh! sakit kak, rengek Jaka. "Kenapa harus main cubit, sakit tahu?", Jaka mengusap lengannya.

"Salah sendiri ngomongnya jelek gitu, lebih baik kakak turun, sebentar lagi mau hujan, kamu nggak mau turun, nanti sakit kalau kehujanan". Kata Mia berdiri dari duduknya.

"Biarin, Jaka bisa pulang sendiri, Jaka udah kebal yang namanya hujan," ucap Jaka dengan muka yang cemberut.

"Yah udah Kakak turun duluan,bye.."balas Mia turun dari rumah pohon itu.

"Kok beneran ditinggal sih kak, kak tunggu, Jaka anterin pulang." teriak Jaka lagi, sedangkan Mia terus berjalan menyusuri jalanan setapak perkebunan daun teh tanpa menghiraukan teriak jaka.

"Bukannya itu mobil kantor." batin mia, melihat sebuah mobil yang keluar dari villa.

"Apa bang Jetro sama bang Dika sudah tiba? tumben mereka diantar mobil perusahaan." monolog mia bergegas masuk kedalam villa, bermaksud mencari keberadaan mereka berdua.

"Assalamualaikum bik Inah." sapa Mia kepada bik Inah yang sedang berdiri didepan teras villa.

"Walaikumsalam neng Mia, sudah dapat gambarnya neng?"

"Belum bik, bik tadi Mia lihat ada mobil perusahaan didepan gerbang, emangnya siapa yang datang bik? bang Jetro atau bang Dika?" tanya Mia menelisik keberadaan mereka berdua.

"Ooh tadi mobilnya anterin paket ini neng, bukan akang-akang yang neng sebutkan tadi, ini paketnya neng." Mia menyerngitkan alisnya, melihat paket yang bik Inah tunjukan yakni sebuah amplop coklat besar.

"kayaknya ini penting neng, ada nama neng Mia juga disini." menyerahkan amplop beras itu kepada mia.

"Terima bik, Hem... kira-kira apa ya bik?, enggak biasanya kantor ngirim kayak gini," Mia menbolak-balikan amplop tersebut.

"Dibuka aja neng Mia, mungkin dari kantor, siapa tahu penting?" Balas bik Inah.

"Iya bik, nanti Mia buka," Memasuki villa tersebut.

"Neng Mia entar malam mau dibuatin apa? Biar bibik masakin." tanya bik inah.

"Terserah bibik aja, apa aja Mia makan, Mia mau istirahat keatas dulu bik, nanti kalau ada yang nyariin Mia, bilang saja Mia gak mau diganggu untuk hari ini, terimakasih ya bik, Mia keatas dulu, nanti bibik tidak usah panggil Mia buat turun, biar Mia sendiri, bibik istirahat saja." pamit mia naik ke lantai atas.

"Iya neng, kalau gitu bibik ke dapur lebih dahulu" kata bik Inah.

Ingin rasanya Mia segera beristirahat untuk merefleksikan tubuhnya dengan berendam air hangat. "Berendam dulu baru lanjut edit fotonya" Monolognya, meletakkan amplop besar itu ditepi ranjang, kemudian melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

Tiga puluh menit kemudian, Mia keluar dari kamar mandi, Mia duduk ditepi ranjang sambil menggosok rambutnya yang basah dengan handuk. Ekor matanya tak sengaja melihat amplop yang dia letakan tadi. Mia meletakkan handuknya di ranjang, mengambil amplop besar itu, membukanya secara perlahan, Hanya ada nama mia saja yang tertulis disana, tidak ada logo perusahaan, membuat kau penasaran.

Mia mendapati amplop itu berisi buku tabungan, yang sudah Mia ketahui, itu adalah buku tabungan pernikahan mereka, jika hubungan mereka tidak berakhir, mungkin saat ini uang tersebut akan terpakai untuk persiapan pernikahan mereka, Selain itu ada beberapa surat.

Mia membuka surat-surat tersebut membaca dengan teliti, surat tersebut bertuliskan tentang bukti terimakasih atas sumbangan untuk negara P yang sedang berkonflik, Tenyata Malik menyumbangkan seluruh uang tabungan pernikahan mereka untuk kemanusiaan dan atas nama Mia.

Terakhir dia menemukan sebuah kotak cincin, berat rasanya Mia membukanya, seperti sebuah pertanda hubungan mereka tidak akan bisa bersatu kembali. Mia berharap kotak itu tidak ada isinya, akan tetapi Mia setalah Mia membukanya, dia bisa melihat sebuah cincin berukuran pria sudah terletak disana. Mata Mia mulai berembun.

"Semua sudah berakhir Tuhan." Lirih Mia, mia berfikir jika hubungan mereka hanya butuh introspeksi diri, makanya dia tidak menghubungi Malik selama beberapa bulan ini, tapi kenyataannya hubungan mereka memang sudah berakhir.

"Tuhan tolong berikan aku keikhlasan untuk melupakan semua ini, aku mohon hapus segala rasa cintaku kepadanya, cabut kembali rasa ini Tuhan." Isak Mia tak bisa menahan air mata yang selama beberapa bulan ini mengalir terus.

bersambung

Episodes
1 Part 1
2 part 2 Flashback
3 Part 3 Masih Flashback
4 Part 4
5 Part 5.
6 Part 6 Apakah ini kutukan?
7 Part 7 akhirnya aku menemukan mu
8 Part 8 Selangkah lagi
9 Part 9 Detektif Dadakan (Radit)
10 Part 10 Takdir yang tertunda
11 Part 11 sebuah kerjasama
12 Part 12 Mia yang terpilih
13 Part 13 Siska dan rencananya
14 Part 14 Rencana yang Gagal
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18 Dibalik Kerjasama.
19 Part 19 Menghubungi
20 Part 20 Studio musik
21 Part 21 Terjebak di Studio
22 Part 22 Apartemen Kylo
23 Part 23 Rencana Kylo
24 Part 24 Selidik Sea
25 part 25 Duo Mak comblang
26 Part 26 Menemui Aiden
27 Part 27 Berteman
28 Part 28 semakin akrab
29 Part 29 Sebuah Pertemuan
30 Part 30
31 Part 31 kehebohan
32 part 32 Berkenalan dengan Orangtua Kylo
33 Part 33 Siska Berulah
34 Part 34
35 Part 35 Pertemuan yang Tak Terduga
36 part 36 Mencari Tahu
37 Part 37
38 part 38 Disisi Mu
39 Part 39 makin dekat
40 Part 40 Jaka
41 part 41 Siska beraksi
42 Part 42 Pantai Jompo
43 Part 43
44 Part 44 Jaka dan Mia
45 Part 45 Siska Beraksi
46 Part 46 Ajakan Makan Malam
47 Part 47 Makan malam Keluarga
48 Part 48
49 Part 49 Pertanyaan Terselubung
50 Part 50 Ciuman Pertama
51 Part 51 Merenggang
52 Part 52 Asal Mia Mau
53 Part 53, Aiden memukul kylo
54 Part 54 Karena Aku Mencintaimu...
55 Part 55 mempengaruhi
56 Part 56 Lebih Serius
57 Part 57 Mengikuti..
58 Part 58 melamar..
59 59 Gosip yang beredar..
60 Part 60
61 Part 61 Hari Pernikahan Kirana
62 Part 62 Jebakan yang Gagal...
63 Part 63 Siska di Pecat
64 Bab 64
65 Part 65 kampung Halaman.
66 Part 66 Gagal Lagi...
67 Part 67 Kebenaran tentang Siska
68 Part 68 Tidak Mungkin
69 Part 69 Tapi ada Syaratnya...
70 Part 70 Syarat
71 Part 71 Rasa Takut?
72 Part 72 Hati lain yang Terpikat..
73 Part 73 Tawaran Ta'aruf
74 Part 74 Jawaban Mia..
75 Part 75 Hey... Calon!
76 Part 76 lamaran Resmi
77 Part 77 Akhirnya Sah
78 Part 78 Gagal?
79 Part 79 Rumah Mertua
80 Part 80 Penantian
81 part 81 Sebuah kejutan
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Part 1
2
part 2 Flashback
3
Part 3 Masih Flashback
4
Part 4
5
Part 5.
6
Part 6 Apakah ini kutukan?
7
Part 7 akhirnya aku menemukan mu
8
Part 8 Selangkah lagi
9
Part 9 Detektif Dadakan (Radit)
10
Part 10 Takdir yang tertunda
11
Part 11 sebuah kerjasama
12
Part 12 Mia yang terpilih
13
Part 13 Siska dan rencananya
14
Part 14 Rencana yang Gagal
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18 Dibalik Kerjasama.
19
Part 19 Menghubungi
20
Part 20 Studio musik
21
Part 21 Terjebak di Studio
22
Part 22 Apartemen Kylo
23
Part 23 Rencana Kylo
24
Part 24 Selidik Sea
25
part 25 Duo Mak comblang
26
Part 26 Menemui Aiden
27
Part 27 Berteman
28
Part 28 semakin akrab
29
Part 29 Sebuah Pertemuan
30
Part 30
31
Part 31 kehebohan
32
part 32 Berkenalan dengan Orangtua Kylo
33
Part 33 Siska Berulah
34
Part 34
35
Part 35 Pertemuan yang Tak Terduga
36
part 36 Mencari Tahu
37
Part 37
38
part 38 Disisi Mu
39
Part 39 makin dekat
40
Part 40 Jaka
41
part 41 Siska beraksi
42
Part 42 Pantai Jompo
43
Part 43
44
Part 44 Jaka dan Mia
45
Part 45 Siska Beraksi
46
Part 46 Ajakan Makan Malam
47
Part 47 Makan malam Keluarga
48
Part 48
49
Part 49 Pertanyaan Terselubung
50
Part 50 Ciuman Pertama
51
Part 51 Merenggang
52
Part 52 Asal Mia Mau
53
Part 53, Aiden memukul kylo
54
Part 54 Karena Aku Mencintaimu...
55
Part 55 mempengaruhi
56
Part 56 Lebih Serius
57
Part 57 Mengikuti..
58
Part 58 melamar..
59
59 Gosip yang beredar..
60
Part 60
61
Part 61 Hari Pernikahan Kirana
62
Part 62 Jebakan yang Gagal...
63
Part 63 Siska di Pecat
64
Bab 64
65
Part 65 kampung Halaman.
66
Part 66 Gagal Lagi...
67
Part 67 Kebenaran tentang Siska
68
Part 68 Tidak Mungkin
69
Part 69 Tapi ada Syaratnya...
70
Part 70 Syarat
71
Part 71 Rasa Takut?
72
Part 72 Hati lain yang Terpikat..
73
Part 73 Tawaran Ta'aruf
74
Part 74 Jawaban Mia..
75
Part 75 Hey... Calon!
76
Part 76 lamaran Resmi
77
Part 77 Akhirnya Sah
78
Part 78 Gagal?
79
Part 79 Rumah Mertua
80
Part 80 Penantian
81
part 81 Sebuah kejutan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!