Kutukan Brondong
Matahari yang terbit menandakan kehidupan di dunia ini mulai beraktivitas, Ada yang pergi bekerja, sekolah dan lain-lain, tak terkecuali seorang gadis yang masih enggan menampakkan diri terpenjara di kamar apartemennya. Terdapat tisu yang berserakan dimana-mana selama beberapa hari ini, bukan berhari-hari tapi berbulan-bulan ini, karena sang pemilik kamar sedang mengalami patah hati.
Sekarang Dia tidur menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, mengunci dirinya sendiri di kamar, cahaya matahari enggak menyapa dirinya.
Suara alarm membangunkan dia dari tidur panjangnya. Gadis itu menyibak selimut nya mematikan alarmnya, dapat kita rasakan rasa suram yang lekat di kamar itu. Dia bangun dengan begitu malas, tidak memiliki gairah kehidupan seperti sebelumnya. Sesekali dia menghela nafas beratnya. Kedua matanya yang indah terlihat bengkak karena menangisi sang mantan kekasih semalam suntuk.
Penampilannya begitu berantakan seperti orang yang tidak terurus. Gadis itu bangun melangkah kakinya menuju dapur hanya untuk mengambil segelas air putih guna menyegarkan tenggorokan yang gatal dan serak.
Ceklek suara pintu kamar yang terbuka, gadis itu melangkah gontai menuju dapur, mengagetkan sahabatnya yang sedang menyiapkan sarapan hari ini.
"Good morning Mia," sapa sahabatnya yang sedang memegang sebuah apel ditangannya meluncur jatuh ke bawah kakinya, mata terbelalak melihat penampilan sahabatnya itu, rambut berantakan, mata bengkak, terdapat lingkaran hitam di bawah matanya, memakai baju dan celana terbalik.
"Omg Mia Anastasya" serunya tercengang akan keadaan sahabatnya itu. "Lo nangis lagi kan?" Tanya Seandria Puri Iriawan yang biasanya dipanggil Sea Mendekat lalu memeluknya.
"Lo kok jadi gini sih, menepuk pelan punggung Mia. "Lo mau apa? Gue ambilin Lo duduk aja di kursi, menuntut Mia untuk duduk di kursi meja makan.
"Haus.."Serak Mia meminta segelas air putih.
"Tunggu sebentar Gue ambilin, Lo duduk disini aja, air hangat kan?" tanya Sea dianggukin oleh Mia, Sea kemudian berlalu ke dapur mengambil air hangat untuk Mi.
"Gue sudah buatin Lo sarapan, sorry cuma roti bakar nggak apa-apa kan?, Lo tahu sendiri gue cuma bisa buat itu gak kayak Lo yang bisa masak apapun." kata sea sambil menyerahkan segelas air hangat ke mia.
"Thanks...."jawab Mia menerimanya lalu meneguk air putih hangat itu dengan perlahan.
"Iya nggak apa-apa, yang penting bisa dimakan juga". Ujarnya kemudian mengambil selembar roti bakar dipiring.
"Mi, Lo jadi pergi kepuncak? sendirian kesana? gak mau gue temenin kah? Gue mau kok nemenin Lo, dari pada Lo kesana sendiri." Tanya sea khawatir. mengingat sahabatnya sekarang tidak sedang baik-baik saja.
"Enggak usah khawatir, aku bisa sendiri kok, kan disana aku gak sendirian amat, ada bik Inah sama mang Ujang, ada penduduk desa juga, aku gak bakal kesepian, toh empat harinya Bang Jetro sama Bang Dika juga kesana, nggak usah khawatir, mendingan kamu urusin acara pameran buat minggu depan itu, kamu kan yang jadi ketua pelaksanaannya jadi harus tanggung jawab," menenangkan sahabatnya yang begitu cemas akan dirinya
"Lo beneran nggak apa-apa? Gue bisa limpahin tugas Gue kelainnya, cuma tinggal finishingnya doang, Gue bisa kontrol dari jauh juga." Timpal Sea.
"Enggak perlu, kamu harus tanggung jawab sama apa yang kamu pegang, aku bisa handle diriku sendiri, tenang aja Se.. daripada entar kamu dimarahin sama bang Aiden, karena lari dari tanggung jawab, kan jadi enggak enak buat kedepannya" balas Mia.
"Halah, masalah bos Aiden sih gampang, kan gue mendampingi Lo buat masa depan dia juga, Lo itu aset berharga buat perusahaan kita, kalau gue bilang mau nolong Lo pasti langsung di setujui, Lo kan salah satu fotografer terbaik kita, gue jamin bisalah nego sama bang Aiden pak bos." jawab Sea enteng.
"Aku bilang nggak perlu Se, pokoknya kamu harus tanggung jawab apa yang udah kamu pegang, ini soal tanggung jawab Seandria Puri anaknya bapak Iriawan, kamu gak usah ngaco deh, buat ninggalin segala, percaya sama aku, aku akan baik-baik disana," kata Mia penuh penekanan.
"baiklah, Gue percaya Lo bisa handle sendiri, kalau Lo butuh bantuan segera hubungi Gue, entar Gue cus meluncur kesana."Seru Sea.
"Hmm Mi.. Lo tadi malam menangisi dia lagi ya? Nangis si bangsat itu kan?" frontal Sea dengan nada kesal.
"Se.. ucapannya ya, nggak sopan." tegur Mia
"Lah benarkan dia kayak gitu, coba Lo lihat dia itu mutusin pertunangan kalian dengan seenaknya, nggak kasih alasan yang jelas tiba-tiba minta putus,aku denger sendiri dia berjanji akan selalu disamping Lo, menemani sampai kelak maut memisahkan, tapi sekarang omongannya dia itu b******t semua, Lo nyadar enggak? beberapa minggu sebelum Lo sama dia putus,dia sulit banget dihubungi atau jangan-jangan dia selingkuh disana." Kata sea ketus.
"Mas Malik gak kayak gitu Sea.." sela Mia tidak terima mantannya diejek oleh sahabat.
"Kalau nggak gitu apa? Apa namanya? Dia mutusin Lo dengan alasan enggak cocok kan!, Terus kalau enggak cocok ngapain jadian? Ngapain pacaran sampai tunangan? Kalau dia enggak punya hubungan sama cewek lain, Malik enggak akan berubah Mi.. come on Mia Lo buka pikiran Lo." Umpat sea kesal, Mia hanya terdiam mencoba menepis semua pikiran negatifnya tentang Malik..
"Sekarang Lo gak usah mikirin dia lagi, move on, Lo itu cantik, Lo bisa dapati yang lebih baik dari dia, siapa sih yang gak tertarik sama Lo, karir Lo sukses jadi fotografer profesional , menang lomba fotografi tingkat nasional maupun internasional, kualitas Lo juga udah diakui oleh dunia fotografi internasional, Lo juga tergabung dengan tim S (secret) tim elit perusahaan, dan Gue tahu Lo mampu dapetin cowok diatas dia, jauh malahan, dia gak ada apa-apa dibandingin sama Lo, kualitas dia jauh di bawah Lo mia, jauh banget." omel Sea panjang lebar, begitu menyesakkan ketika mendengarnya.
"Cukup Se!, Bentak Mia keras kepada sahabatnya, mambuat Sea diam seketika.
"Mungkin menurut kamu mudah, tapi bagiku dia orang yang bisa buat aku sampai ketitik ini Se.. jadi tolong jangan bicara yang bukan-bukan tentang mas Malik, karena aku sangat menghormati, dia laki-laki pertama yang masuk kedalam kehidupanku, dan aku gak suka sahabatku sendiri merendahkan dia." Menatap nanar Sea lalu beranjak pergi meninggalkan sea sendiri di meja kamar. baru pertama kali Sea melihat Mia begitu marah karena ucapannya.
Bagi sea Mia dikenal orang paling sabar diantar sahabatnya yang lain, begitu tegas, baik hati dan selalu menutupi rasa sakitnya sendiri dengan sangat baik, tapi Sea bisa melihat satu sisi Mia yang selama ini dia sembunyikan, bahwa dia bisa menjadi sangat rapuh.
Mia menutup pintu kamarnya dengan keras, Mia luru bersandar dibelakang pintu, ucapan sahabatnya begitu menyesakkan hatinya, Mia tak terima semua kata yang dilontarkan Sea terhadap mas Malik, sayap hidupnya telah patah tanpa ada alasan yang jelas, Mia masih saja memikirkannya, kenapa hubungan harus berakhir setelah 6 tahun bersama?. Disaat hubungan mereka akan naik satu tingkat yang lebih serius yakni pernikahan.
Pikirannya menerawang kejadian lima bulan yang lalu ketika orang yang dicintainya tiba-tiba memutuskan hubungan percintaan mereka.
Flashback lima bulan yang lalu
12 February 2019
Kring.. kring bunyi ponsel Mia yang menghentikan segala aktifitasnya. Segera Mia angkat panggil tersebut setelah tahu siapa yang meneleponnya.
"Assalamu'alaikum mas," sapa Mia Manja kepada mas Malik tunangannya.
"Kenapa mas?" Tanya Mia padanya..
"Kamu minggu ini sibuk apa tidak?" Tanyanya kepada Mia tiba-tiba tanpa menjawab pertanyaan Mia sebelumnya.
"Hemm, Minggu ini ya," sambil Mia mengingat jadwal selama seminggu ini. "Enggak terlalu sibuk mas, hanya ada jadwal pemotretan studio seperti biasanya, memangnya kenapa?" Balas Mia.
"Enggak ada apa-apa, cuma nanya aja, ya sudah aku tutup telponnya, mas kerja dulu?"menutup panggilan secara sepihak tanpa ada kejelasan
.
"Hallo mas.. mas... Tut.. Tut. Suara panggilan terputus begitu saja. "Apaan sih mas Malik? Tumben langsung tutup telponnya, padahal aku belum selesai mau omongan sama dia." gerutu Mia menatap ponsel nya,Melanjutkan pekerjaan yang sedikit tertunda.
"Ngapain muka Lo cemberut kayak gitu?" Tanya sea yang sedang duduk disebelah meja santai kantor yang ada di rooftop.
"Nggak usah majuin tuh bibir, jangan sok imut deh, Gue jijik lihatnya". Cetus sea menatap sahabatnya.
"Ih sea kamu kok gitu sih sama aku" rengek Mia dengan suara yang dibuat sedikit manja.
"Huwek, Lo gak pantas suara kayak gitu, eneg tahu." umpat sea.
"Hahaha bercanda kali sea," goda Mia
"Lha terus itu muka ngapain tengku kayak gitu jelek tahu?" Tanya sea.
"Ini.. tadi mas Malik telpon cuma nanganin Minggu ini aku sibuk apa enggak? Belum selesai aku ngomong malah di putus telponnya secara sepihak, aneh aja tahu, padahal kan aku lagi kangen sama dia, beberapa Minggu ini dia itu sulit dihubungi, sekali telpon kayak gini enggak bertahan lama, anehnya setiap aku bahas tentang pernikahan kita, mas Malik selalu mengahlikan pembahasan itu, kan aku jadi sebel Se.. kayak dia gak antusias gitu, padahal sebelumnya kita baik-baik saja dan dia yang lebih antusias, tapi sekarang dia sedikit berubah, kira-kira mas Malik kenapa ya Sea? Curhat Mia khawatir dengan kekasihnya.
"Bosen kali, atau ada cewek lain kali" celetuk sea, seketika membulatkan mata Mia.
"Sea! bentak Mia keras, "kamu kalau bicara jangan asal deh, aku tahu mas Malik, dia gak akan ngelakuin apa yang kamu tuduh, Mungkin mas Malik sibuk sama kerjaan jadi dia kayak gitu." Sewot Mia kepada Sea.
"Gak usah marah kali, Gue kan cuma bercanda.. hahah lucu wajah Lo kalau panik gitu. harusnya tadi Gue foto terus Gue jadiin meme," tawa sea kencang.
"Kamu sih kalau bercanda keterlaluan, sebel aku sama kamu," beranjak dari duduknya meninggalkan Sea yang sedang tertawa terbahak-bahak.
"Lo mau kemana?" Teriak Sea melihat Mia meninggalkan dirinya.
"Lanjut kerja sea" jawab Mia sambil teriak juga.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments