Gigit Jari

Setelah mengobrol bersama tuan Melky, Yura berniat untuk membersihkan dirinya, karena hari juga sudah hampir menjelang magrib.

Tiba-tiba saja hujan turun dengan lebat di tempat tersebut, hingga suasana seketika menjadi sangat dingin.

Mereka semua pun bersiap untuk membersihkan diri .

Yura mendorong kopernya menghampiri Leon.

" Tuan, kamar ku yang mana ?" tanya Yura pada Leon.

" Mari aku antar," Leon menarik kopernya dan juga koper Yura.

Mereka berjalan melewati koridor menuju sebuah ruangan. Di Villa tersebut tersedia beberapa kamar kosong. Dan Leon memilih kamar yang  paling pojok dari kamar tersebut.

" Ini kamar mu," ucap Leon.

Ia pun menarik kopernya ke dalam kamar itu. Kemudian membongkar barang-barangnya dan meletakkan di lemari pakaian.

" Loh katanya ini kamar ku, kenapa barang-barang mu juga kau simpan di dalam kamar ini ?"

" Selama di sini kita akan berbagi kamar," sahut Leon santai.

Yura memutar bola mata malasnya. Ia juga tak bisa menolak keinginan Leon.

Yura pun membongkar pakaiannya untuk mencari pakaian ganti. Sementara Leon merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Leon berbaring terlentang untuk sejenak melepaskan rasa penatnya.

" Aku mau mandi," cetus Yura dengan maksud mengusir Leon.

" Mandi saja, kau tak memintaku untuk menemani mu mandi kan ?" sahut Leon dengan santai.

" Apa kau tak bisa keluar sebentar Tuan. Aku tak leluasa mengganti pakaian jika anda masih di dalam kamar," 

" Kau mengusirku ?! "

" Bukan begitu, kau keluarlah sebentar, aku mau mandi dan berganti pakaian."

" Lakukan saja, aku tak akan melihat kok, " sahut Leon sambil membalikkan tubuhnya ke belakang.

Melihat Leon yang tak juga bergerak, Yura memilih untuk membawa semua pakaian gantinya ke dalam kamar mandi.

Setelah mandi, ia keluar dengan menggunakan pakaian lengkapnya dan saat itu Leon sudah tak berada dikamar.

***

Waktu menunjukkan pukul delapan malam. Dan saat itu Yura dipanggil oleh Leon untuk makan malam bersama.

Suasana di sekitar Villa begitu dingin. Ia harus menggunakan jaket dan syal untuk menghangatkan tubuhnya.

Yura menatap aneh ke arah Wana yang sedang menghidangkan makanan untuk mereka.

Dengan langkah gontai ia pun menuju meja makan.

Melihat kedatangan Yura, Leon segera menarik kursi meja makan di sampingnya.

Tuan Melky tersenyum ke arah Yura.

" Dingin ya?" tanya tuan Melky.

"Iya daddy. Aku gak pernah kedinginan seperti ini."

" Cuaca di Villa memang dingin apalagi musim hujan begini."

" Duduklah. Aku sudah meminta Wana membuat sup ayam hangat untuk mu," ucap Leon sambil menuang sop tersebut di dalam mangkok.

Sebelum memberikan pada istrinya, Leon mencicipi terlebih dahulu sup tersebut. Setelah dirasa aman barulah Leon menyodorkan mangkuk berisi sup kepada Yura.

Mereka pun mulai menikmati hidangan makan malam. Namun Yura sedikit terganggu atas kehadiran Wana yang berada di antara mereka.

Wana memang tak ikut makan bersama mereka, ia berdiri di belakang tuan Melky untuk membantu memenuhi kebutuhan daddynya.

Sesekali Yura melirik ke arah Wana yang ternyata tengah menatapnya.

Karena ketidak nyamanan tersebut, Yura jadi kurang menikmati makan malam tersebut.

Baru beberapa suapan, ia sudah meletakkan sendok di atas mangkoknya.

" Kenapa tak makan? Apakah supnya kurang enak ?"tanya Leon.

" Enak kok, mungkin perut ku sudah terisi angin duluan," jawab Yura.

" Kau harus makan yang banyak. Ayo tambah lagi. Aku tak ingin anakku kekurangan gizi." Leon sedikit memaksa, ia kembali menyendok sup ke dalam mangkok Yura.

" Leon jangan dipaksakan, biarkan saja, mungkin Yura sedang tak berselera! " tuan Melky coba untuk membela Yura.

" Tidak daddy, biasanya Yura selalu makan banyak. Nanti dia bisa masuk angin jika makan terlalu sedikit."

Leon memang keras kepala, ia tetap tak mendengarkan nasehat Daddynya.

Ia kembali menyendok sup dan memaksa Yura memakannya.

" Ayo makan yang banyak ! " Perintah Leon.

Yura hanya bisa mendengus kesal, tapi apa daya, meski tak berselera ia tetap memakan sup tersebut hingga habis.

Leon tersenyum karena kali ini ia berhasil kembali memaksa Yura.

" Bagus, istri yang baik selalu menuruti perintah suaminya," ucap Leon.

Yura mengulum senyumnya. Ia kembali lagi melihat ke arah Wana yang sedang membersihkan makanan di atas mejanya.

Raut wajah Wana tampak datar-datar saja ketika itu.

Selesai makan, mereka menyempatkan untuk mengobrol sebentar di meja makan.

" Daddy, bagaimana jika besok kita kembali ke kota, karena daddy tau sendiri jika aku begitu sibuk."

Yura merasa ada yang aneh di perutnya. Perutnya terasa begitu melilit. Ia pun merasa mual seketika.

Yura beranjak dari tempat duduknya, kemudian ia berjalan cepat menuju kamar mandi.

Melihat hal itu Leon ikut beranjak dari tempat duduknya. Ia langsung mengejar Yura.

Sesampainya di kamar mandi, Yura langsung memuntahkan isi perutnya.

Uek uek.

Melihat hal itu Leon yang tak berpengalaman langsung panik.

" Kau kenapa?"tanya Leon ketika melihat Yura yang muntah-muntah.

Bukannya menjawab, Yura terus muntah hingga sudah tak adalagi yang ia muntahkan. Keringat dingin mengucur deras. Yura menyentuh bagian perutnya yang terasa sakit.

Seketika tubuhnya jadi lemas, hampir saja ia kehilangan keseimbangan.

Leon langsung menyambar tubuhnya."  Yura kau kenapa?" tanya Leon sambil menepuk pipi Yura, karena melihat Yura yang hendak terpejam.

" Gak tau, perutku tiba-tiba saja mual, mules dan pengen muntah," ucap Yura dengan tubuh yang sedikit gemetar.

" Kamu pasti masuk angin. Atau karena kebanyakan makan jadi perutmu begah?" 

Yura hanya menggelengkan kepalanya.

" Gak tau,tapi perutku rasanya pedih sekali," ucap Yura masih dengan tubuh yang sedikit gemetar karena dingin.

" Ya sudah, ayo aku bawa ke kamar."

Leon langsung mengangkat tubuh munggil Yura dan membawanya menuju kamar mereka.

Tuan Melky di bantu oleh Wana menghampiri mereka.

" Istri kamu kenapa, Leon ?"tanya tuan Melky yang juga terlihat panik..

" Yura muntah-muntah daddy."

" Memang seperti itu, kalau wanita hamil memang biasanya muntah-muntah,"cetus Wana.

Leon langsung membawa istrinya menuju kamar.

" Wana, siapkan air hangat dan obat-obatan untuk istriku!"seru Leon.

" Baik Tuan Muda," sahut Wana.

Suasana di Villa yang dingin di tambah dengan hujan lebat membuat Yura semakin kedinginan meski ia telah menggunakan sweater dan syal.

Leon meletakkan tubuh Yura dengan hati-hati di atas tempat tidur. Kemudian ia menarik selimut tebal untuk menutupi tubuh istrinya.

Ia melepaskan sendal dan mengusap telapak kaki Yura yang dingin dengan telapak tangannya.

" Masih terasa sakit ?"tanya Leon.

" Gak, hanya saja terasa perih di bagian ulu hati." Yura meraba bagian atas perutnya.

" Mungkin kau terlalu banyak memakan mangga mengkal tadi siang. Makanya asam lambung mu naik,"tutur Leon. 

Wana datang membawa air hangat  dan minyak kayu putih.

" Ini Tuan air hangatnya, dan ini minyak kayu putihnya." Wana menyodorkan minyak kayu putih kepada Leon.

" Iya letakkan saja di situ. Kau boleh kembali."

Leon menuang minyak kayu putih ketelapak tangannya kemudian mengusapkannya ke perut Yura yang terasa perih.

Kemudian ia kembali menuang minyak kayu putih tersebut ke telapak tangannya dan melumuri ke seluruh telapak kaki Yura yang terasa dingin.

Kegiatan tersebut terus Leon ulang hingga telapak kakinya menjadi hangat.

" Bagaimana, sudah merasa hangat ?" tanya Leon.

" Iya Tuan, sudah mendingan," jawab Yura.

" Kalau begitu sekarang kau tidur saja. " Leon menarik selimut tebal Yura kembali.

Semakin malam, hujan semakin deras. Bahkan cuaca dingin tersebut menusuk hingga ke tulang-tulangnya. Leon yang tak tahan dengan rasa dingin yang menggerayanginya seluruh tubuhnya. Ia pun berinisiatif untuk masuk kedalam selimut tebal Yura.

Yura yang baru saja terpejam kembali membuka matanya dan menoleh ke arah Leon yang melingkar lengan memeluk dirinya. 

Kedua netra mereka pun bertemu.

" Kenapa, kau tak keberatan kan berbagi kehangatan dengan ku ?" tanya Leon sambil menarik turunkan alisnya.

Yura tak bisa menjawab, ia kembali membalikkan tubuhnya membelakangi Leon.

Karena Leon merasa Yura tak keberatan, ia semakin menghimpitkan tubuhnya ke tubuh Yura.

Saat itu tak ada jarak di antara mereka. Yura menggeser sedikit  tubuhnya karena merasa ada yang mengeras di bagian bokongnya.

Leon kembali menarik Yura dalam pelukannya.

" Jangan jauh-jauh, aku bisa terkena hipotermia jika kedinginan seperti ini," bisik Leon di tepi telinga Yura.

Ia pun tersenyum mesum ke arah Yura.

Ehm, tak apa Tuan, lakukan saja sesuka hati mu. Aku juga yakin kau tak akan berbuat tak senonoh padaku, karena kau pasti tak berselera dengan ku," ucap Yura sambil menutup wajahnya dengan selimut.

Sementara Leon harus gigit jari, ia juga tak mungkin menelan ludah yang sudah di buangnya 

Bersambung dulu gengs. 

.

Terpopuler

Comments

Rinny AP

Rinny AP

rasain kau leon . pusing2 tuh kepala atas bawah😂

2023-01-13

1

Sarty Yulia

Sarty Yulia

wkwkkwkw sukurin leon

2022-12-01

0

Iis Sulis

Iis Sulis

hahaaaa mau di tahan apa mau bersolo Leon

2022-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Dijual Paman
2 Jijik
3 Prepare
4 One Night Stand
5 Batal Hamil
6 Keputusan Bulat
7 Keputusan Yura
8 Kabar Bahagia
9 Calon Ibu
10 Tak Sengaja
11 Mengunjungi Daddy
12 Janji
13 Gigit Jari
14 Kesal
15 Nelangsa
16 Tak Mengakui
17 Sandiwara
18 Kabur
19 Pelarian
20 Keluarga
21 Flashback
22 Orang Yang Sama
23 Rindu Itu Berat
24 Galau
25 Kedekatan
26 Melapor
27 Titik Temu
28 Bertemu
29 Tes DNA
30 Keterangan
31 Kabar Di Pagi Hari
32 Salah Prasangka
33 Nekad
34 Kritis
35 Kritis 2
36 Lagi Dong
37 Insomnia
38 Maju Kena Mundur kena
39 Prangk
40 Jodoh Pasti Bertemu
41 Dua Sisi
42 Siapa Wana
43 Flashback
44 Flashback - Skandal Cinta
45 Flashback - Tragedi
46 Flashback - Dendam Kesumat
47 Terungkap
48 Pengakuan
49 Kenyataan
50 Rencana Menikah
51 Kelahiran Putra Mahkota
52 Kebahagiaan Yang sempurna
53 Pagi Yang Hangat
54 Masuk Sekolah
55 Sakit
56 Ternyata Oh Ternyata
57 Dunia terbaik
58 Kabar Bahagia
59 Babbysitter
60 Kontraksi
61 Kelahiran
62 Tersembunyi
63 Bertemu Zein
64 Bertemu Nyonya Widya
65 Duka Cita
66 Tinggal Bersama
67 Suasana Hati Yang Berbeda
68 Melamar
69 Bertemu Calon Mertua
70 Sepupu
71 Bawa Pulang
72 Memalukan
73 Trauma Belalai
74 Menikah
75 Malam Pertama
76 Hamil
77 Waktu Yang Berlalu
78 Jalan Sore
79 Perayaan
80 Someone
81 Pernyataan Cinta
82 Dia Adalah
83 Perjodohan
84 Di Rumah Sakit
85 Dua Cinta
86 Tunangan
87 Kekasih Ku
88 Pengantin Pengganti
89 Will You Marry Me
90 Mengakui
91 Hasil Tes DNA
92 Putra Yang tertukar
93 Pernyataan Cinta
94 Kencan
95 Takdir
96 Pekerjaan Baru
97 Bertemu Irgi
98 Siapa Irgi
99 Hari Pertama Bekerja
100 Keluarga Ku
101 putra Yang ditukar
102 Anggota Keluarga Yang Baru
103 Pengakuan
104 Akhir Yang Tragis
105 Hari Yang Bahagia
106 Promosi karya terbaru author
107 Bab Terbaru
108 Promosi
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Dijual Paman
2
Jijik
3
Prepare
4
One Night Stand
5
Batal Hamil
6
Keputusan Bulat
7
Keputusan Yura
8
Kabar Bahagia
9
Calon Ibu
10
Tak Sengaja
11
Mengunjungi Daddy
12
Janji
13
Gigit Jari
14
Kesal
15
Nelangsa
16
Tak Mengakui
17
Sandiwara
18
Kabur
19
Pelarian
20
Keluarga
21
Flashback
22
Orang Yang Sama
23
Rindu Itu Berat
24
Galau
25
Kedekatan
26
Melapor
27
Titik Temu
28
Bertemu
29
Tes DNA
30
Keterangan
31
Kabar Di Pagi Hari
32
Salah Prasangka
33
Nekad
34
Kritis
35
Kritis 2
36
Lagi Dong
37
Insomnia
38
Maju Kena Mundur kena
39
Prangk
40
Jodoh Pasti Bertemu
41
Dua Sisi
42
Siapa Wana
43
Flashback
44
Flashback - Skandal Cinta
45
Flashback - Tragedi
46
Flashback - Dendam Kesumat
47
Terungkap
48
Pengakuan
49
Kenyataan
50
Rencana Menikah
51
Kelahiran Putra Mahkota
52
Kebahagiaan Yang sempurna
53
Pagi Yang Hangat
54
Masuk Sekolah
55
Sakit
56
Ternyata Oh Ternyata
57
Dunia terbaik
58
Kabar Bahagia
59
Babbysitter
60
Kontraksi
61
Kelahiran
62
Tersembunyi
63
Bertemu Zein
64
Bertemu Nyonya Widya
65
Duka Cita
66
Tinggal Bersama
67
Suasana Hati Yang Berbeda
68
Melamar
69
Bertemu Calon Mertua
70
Sepupu
71
Bawa Pulang
72
Memalukan
73
Trauma Belalai
74
Menikah
75
Malam Pertama
76
Hamil
77
Waktu Yang Berlalu
78
Jalan Sore
79
Perayaan
80
Someone
81
Pernyataan Cinta
82
Dia Adalah
83
Perjodohan
84
Di Rumah Sakit
85
Dua Cinta
86
Tunangan
87
Kekasih Ku
88
Pengantin Pengganti
89
Will You Marry Me
90
Mengakui
91
Hasil Tes DNA
92
Putra Yang tertukar
93
Pernyataan Cinta
94
Kencan
95
Takdir
96
Pekerjaan Baru
97
Bertemu Irgi
98
Siapa Irgi
99
Hari Pertama Bekerja
100
Keluarga Ku
101
putra Yang ditukar
102
Anggota Keluarga Yang Baru
103
Pengakuan
104
Akhir Yang Tragis
105
Hari Yang Bahagia
106
Promosi karya terbaru author
107
Bab Terbaru
108
Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!