Lissa kembali bekerja di stand boba setelah ia kembali dari kampus. Ia memang tidak mengatakan hal ini pada Rafael, tetapi ia beranggapan bahwa bekerja adalah masalah pribadinya yang Rafael tidak akan ikut campur dalam hal ini. Lagipula ia masih harus mengirim ke kampung seperti biasanya. Rafael memang memberikan cukup uang di dalam rekening yang baru saja dibukakan oleh Petra untuknya. Tetapi uang itu hanya akan ia gunakan untuk kepentingan menjadi istri Rafael, bukan untuk mengirim ke keluarganya.
Sedangkan pak Parmin yang mengantarkan Lissa tidak menunggu di dekat gang seperti yang diperkirakan Lissa, tetapi ia pergi menyusul Lissa ke kampus dan melaporkan pada Petra yang segera melapor pada Rafael.jika Lissa meminta turun di depan gang dan mengganti pakaian ketika ia pergi ke kampus. Pak Parmin bahkan mengirimkan foto Lissa yang telah berganti pakaian dengan yang biasa ia kenakan sehari-hari. Pun saat Lissa pergi bekerja di stand boba.
"Baiklah pak. Pak Parmin ikuti saja nyonya dari jauh."
"Baik Tuan."
"Ada apa dengan wanita itu?" Rafael yang mendengarkan obrolan Petra segera bertanya.
"Nyonya kembali bekerja di stand minuman dingin itu nostalgia bos."
"Apa? Apa yang diinginkan wanita itu? Apa aku mengizinkannya tetap bekerja?" Rafael mengerutkan keningnya.
"Mohon maaf pak bos. Tapi masalah bekerja adalah kehidupan pribadi nyonya. Jadi pak bos tidak berhak ikut campur. Bukankah itu adalah salah satu isi dari kontrak yang ditandai tangani pak bos sendiri?"
"Huh! Memangnya apa kehebatan pekerjaannya? Apa uang yang aku berikan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya? "
"..." Petra tidak tahu harus berkata apa.
"Siapkan mobik. Kita Pulang sekarang" Rafael membanting penanya ke atas meja dengan keras. Membuat garis panjang di atas kertas yang berisi proposal pengajuan tim perencanaan yang harus ia periksa.
"Apa?" Petra bertanya karena ia takut bahwa ia salah dengar.
"Sepertinya kamu harus mengambil cuti untuk mengunjungi dokter Spesialis Telinga."
"Tidak pak bos tidak. Saya mendengarnya dengan baik. Saya akan segera menyiapkan mobil." Petra segera keluar dari ruangan Rafael.
Jam dinding di kantor sudah menunjukan pukul lima yang berarti adalah jam pulang kantor. Lorong-lorong penuh dengan para karyawan yang hendak pulang. Di depan lift karyawan juga banyak karyawan yang sedang menanti suami mereka.
Lift khusus CEO di lantai pertama terbuka mengagetkan semua orang. Mereka serempak menengok ke arah yang sama dimana CEO mereka keluar dengan wajah yang tampak sangat datar. Petra seperti biasa berada di belakangnya. Pandangan mata semua orang mengikuti gerakan keduanya hingga mereka keluar dari kantor. Semua orang tidak berani berkomentar apapun hingga keduanya naik mobil dan menghilang dengan cepat dari pandangan semua orang.
"Apa hari ini matahari terbit dari barat?"
"Apa aku tidak salah melihat?"
"Apa itu benar-benar CEO?"
"Bukankah CEO tadi membawa tas kerjanya?"
Yang mereka maksudkan adalah bahwa Rafael tidak pernah pulang kerja tepat waktu. Ia biasanya akan pulang larut malam bahkan ketika semua karyawan sudah pulang dan yang tertinggal di kantor hanyalah Petra dan para petugas keamanan. Jadi diantara mereka semua tidak ada yang pernah melihat Rafael ketika pulang dari kantor. Namun hari ini mereka semua melihatnya. Jika mereka tidak melihat dengan kedua mata mereka sendiri, kemungkinan mereka tidak akan percaya jika hanya dengan mendengarnya saja.
"Apa kamu tidak mendengar jika kemarin CEO baru saja menikah?"
"Aku juga mendengarnya. Tetapi aku melihat kekasih CEO, nona Steffi ada di negara T sedang melakukan Fasion Show dari desainer terkenal di sana. Maka dari itu aku mengira berita itu cuma hoax."
"Apa kamu yakin yang kamu lihat itu adalah nona Steffi?"
"Tentu saja. Aku juga bukan sekali dua kali melihat saat nona Steffi datang ke kantor ini untuk menemui CEO. Jadi aku sangat yakin jika yang berjalan di landasan kemarin adalah memang dia. Nona Steffi."
"Kalau memang benar begitu, pasti berita tentang pernikahan urusan yang hoax."
"Tidak. Salah satu temanku adalah rekan bisnis CEO dan dia juga hadir dalam pernikahan CEO kemarin lusa. Aku bahkan meminta foto pengantin darinya juga. Nih lihat." Karyawan itu menunjukan foto Rafael dan Lissa yang sedang berdiri berdampingan saat mereka berdiri di panggung kecil. Meskipun foto itu diambil dengan sembunyi-sembunyi, terlihat jelas jika dia memang Rafael.
"Jadi ini benar! Tapi siapa pengantin wanitanya? Sepertinya ini Nona Steffi."
"Bukan. Coba lihat lesung pipitnya. Nona Steffi tidak memilikinya bukan?"
"Benar juga. Sekilas terlihat sangat mirip, tetapi setelah diperhatikan keduanya sangat berbeda. Terutama bibir dan matanya."
Sedangkan Rafael yang dibicarakan di dalam kantor hingga membuat beberapa karyawan menunda kepulangan mereka demi mendengarkan gosip saat ini tengah memandang istri kontraknya yang berpenampilan seperti pertama kali melihatnya. Memakai celana jean dengan kaos berwarna pink yang ditutupi dengan celemek warna biru bergambar boba sedang melayani pembeli dengan senyum tulus di bibirnya.
"Pak Bos apa saya perlu memanggil nyonya untuk datang?" Petra bertanya saat ia melihat wajah Rafael yang sulit ditebak.
"Tidak perlu. Kita lihat saja dari sini." Rafael mengambil dokumen yang dibawanya dari kantor dan bersiap memeriksanya di sana.
*
*
*
~♡Kupilih Penggantimu_19♡~
Tolong sempatkan waktu untuk menyentuh tanda Like ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Rhesinta Saipul
next
2022-10-18
0