11. Pesta Pernikahan

Lissa hampir tidak bisa tidur setelah menerima telepon dari Steffi tadi malam. Pagi ini saat Petra menjemputnya ada li garansi hitam di sekitar matanya. Wajahnya juga terlihat kuyu dan lemas tidak seperti biasanya yang cerah dan ceria.

"Apa nona kurang tidur semalam?" Tanya Petra saat melihat Lissa yang menyandarkan kepalanya di bantalan kursi begitu masuk ke dalam mobil. Lingkaran hitam mata pandanya juga tidak bisa ditutupi.

"Ya Petra. Aku kurang tidur semalam. Sekarang aku akan tidur. Bangunkan aku jika sudah sampai nanti ya." Lissa tidak memberitahu Petra jika Steffi menghubunginya semalam untuk memberi peringatan padanya.

"Baik nona." Petra mengangguk. Lalu menurunkan suhu mobil agar Lissa dapat beristirahat dengan tenang.

**

Hotel Golden Bride adalah hotel bintang lima paling terkenal di kota F yang merupakan salah satu hotel milik keluarga Abraham. Mengadakan pesta pernikahan di hotel ini tidak hanya membutuhkan uang tetapi juga keberuntungan. Selain karena banyaknya peminat yang berbaris untuk mengantri, jumlah pernikahan yang diadakan di sana juga dibatasi setiap bulan hanya ada satu pesta pernikahan.

Tetapi karena yang menikah adalah Rafael yang merupakan pewaris pemilik hotel, semua hal dapat diabaikan. Dalam waktu dua minggu saja semua persiapan pesta sudah disiapkan dengan baik. Acara resepsi baru akan diadakan nanti malam, tetapi semua persiapan hampir selesai dilakukan saat Lissa sampai di sana.

Malam harinya suasana pesta sudah terasa. Lampu-lampu yang indah tertata dengan rapi di beberapa tempat.  Meskipun Rafael neraka bahwa ini adalah pesta yang sederhana, undangan yang datang hampir mencapai lima ratus orang. Sejak sore para tamu sudah mulai berdatangan. Lissa dirias oleh MUA sejak sore tadi.

Pesta sudah hampir dimulai. Para tamu undangan juga sudah hampir semuanya telah sampai. Rafael dan Lissa bersiap di kamar yang berbeda. Tetapi mereka akan datang secara bersama-sama. Sebab itu Rafael menjemput Lissa ya gak telah salah menjadi istrinya sejak pagi hari tadi.

"Apakah belum selesai?" Tanya Rafael begitu masuk ke dalam kamar rias Lissa. Semua orang yang ada di kamar menoleh kecuali Lissa yang menundukan kepalanya dengan malu.

"Sudah tuan." Jawab ketua MUA sembari membantu Lissa untuk berdiri. "Bagaimana tuan? Apakah cantik?" Lanjutnya saat Lisan sudah berdiri tegak.

Lissa mendengar intruksinya dan mengangkat wajahnya secara perlahan. Matanya yang tidak fokus sangat jelas menggambarkan kegelisahan hati yang dirasakannya. Mulai hari ini ia adalah seorang istri bagaimanapun keadaannya. Akankah ia mampu menghadapi perubahan status menjadi istri dari seseorang?

"Bagus." Rafael menganggukkan kepalanya. "Dia terlihat sangat cantik." Puji Rafael jujur.

"Lihat tuan, istri cantik anda malu." Goda ketua MUA melihat wajah Lissa yang memerah dengan menggemaskan.  

"Aku tahu. Dia memang si cantik yang pemalu."

"Hahahaha." Para gadis yag merupakan anggota MUA tertawa mendengar julukan Rafael pada Lissa.

"Acara sudah akan dimulai. Aku akan membawa istriku keluar sekarang."

"Silahkan Tuan. Silahkan bawa istri cantik pemalu anda. Hahahaha." Semakin digoda, wajah Lissa semakin memerah dibuatnya.

MUA membantu Lissa untuk segera maju menghampiri Rafael. Rafael membuka lengannya saat Lissa sudah berada di depannya tetapi Lissa tidak mengerti dan Akhirnya MUA lah yang bertugas untuk memberitahu Lissa apa yang harus ia lakukan.

"Nanti pegang tanganku seperti ini saat berjalan oke?" Rafael menoleh dan menatap Lissa yang tampak malu menggamit lengannya.

"Ya."

Di aula pesta, seorang pria dengan jas hitam tampak elegan dan berwibawa berdiri di depan. Suaranya yang jelas dan menyenangkan membawa suasana pesta menjadi lebih meriah. Matheo duduk di salah satu kursi di bagian depan. Duduk bersamanya Ema beserta suami dan putra keduanya, Adrian. Matheo cukup dengan dengan keluarga ini yang merupakan keluarga satu-satunya dari mendiang menantunya.

"Aku ingin tahu secantik apa istri kak Rafael." Adrian baru berusia tujuh belas tahun tahun ini.

"Huuh... kalau kamu lihat kamu akan terpesona. Kamu kalo sudah waktunya menikah cari istri yang seperti istrinya Rafael agar cucu mami nantinya juga cantik dan tampan. Wajahmu itu kan pas-pasan." Ema menjawab dengan mengejek putranya sendiri dengan tanpa perasaan.

"Aku masih terlalu muda untuk memikirkan menikah mi. Tapi mami tenang saja jika mami ingin menimang cucu ... ah ah ah." Pekik Adrian saat mami tercintanya memukulinya dengan ganas.

"Rasain kamu. Saat siapa sudah berpikiran macam-macam! Sekolah dulu yang bener. Baru mikir bininya debay."

"Mami itu yang mikir macam-macam. Aku kan cuma mau bilang kalo mami ingin cucu suruh kakak cepat-cepat menikah. Bukankah kak Andrew dan kak Rafael usianya hampir sama." Adrian mengerucutkan bibirnya. Ia ttelah disalahpahami oleh sang mami.

"Huuh. Andaikan kakakmu itu bisa diandalkan." Ema menghela napas. "Dia pacarannya saat senapan dan pistol. Masak iya kakakmu akhirnya menikahi mereka berdua." Semakin dipikirkan semakin membuat kesal saja.

"Hahahaha."

"Kalian diamlah. Acara sudah dimulai." Tegur Jordan, suami Ema.

Tiba-tiba lampu diartikan berganti dengan lampu yang menyala remang-remamg di atas setiap meja. Musik yang merdu mengalun lembut. Lampu di ujung menyala saat dua orang berjalan masuk dengan penuh keanggunan.  

Rafael memakai pakaian serba putih. Di saku jasnya terdapat bunga mawar merah dan selembar sapu tangan merah. Jas putih membuat Rafael tampak lebih anggun dari biasanya. Celana bahan putih yang dikenakannya melilit kedua kaki panjangnya yang kuat dan berotot. Dasi kupu-kupu di lehernya tampak indah dan bermartabat. Dipadukan dengan wajahnya yang sangat yaman dan mampu menarik perhatian.

Lissa tampak anggun dan cantik dengan gaun pilihannya. Gaun yang simpel dan memudahkannya bergerak. Saat kedua orang itu keluar, suara tepuk tangan yang riuh terdengar menyeluruh. Rafael menepuk tangan Lissa di lengannya saat menyadari gadis itu mulai merasa tidak nyaman.

Lagu lain mulai terdengar. Sebuah lagu klasik yang merdu. Rafael dan Lissa berada di tengah ruangan dan mulai menari. Lissa sudah diberitahu bahwa ia harus menari bersama dengan Rafael sesaat setelah acara dimulai, jadi Lissa secara khusus belajar berdansa agar tidakmembut malu.

Stelah Rafael dan Lissa membuat acara berdansa, pasangan lain mulai ikut serta turun ke lantai untuk menari. Suasana penuh suka cita dan romansa.

Plok Plok Plok Plok. Suara tepuk tangan kembali bergema setelah satu lagu selesai dimainkan.

"Aku tidak menyangka kemampuan berdansamu cukup bagus." Puji Rafael dengan tulus.

"Ikutlah denganku menyapa beberapa tamu penting." Rafael meletakkan tangan Lissa  di lengannya saat ia menemui beberapa tamu penting yang hadir. Meskipun hanya sedikit, tidak kurang dari tiga ratus orang di sana. Meskipun Rafael tidak akan menyapa semuanya, Kaki Lissa yang tidak terbiasa memakai high heels mulai terasa pegal setelah beberapa lama.

"Wah saya tidak pernah mendengar jika Tuan Rafael memiliki kekasih. Tiba-tiba sudah menikah saja." Seorang pengusaha paruh baya rekan Rafael menepuk bahu Rafael.

"Ya. Usia terus bertambah. Jika saya tidak menikah sekarang, mungkin saya akan menjadi perjaka tua."

"Hahahaha. Tuan Rafael bisa saja menyindir saya di depan wajah saya. Tetapi memang benar. Usia paling ideal untuk menikah ya antara dua lima sampai tiga lima lah. Kalo yang seperti saya ini itu mah sudah karatan. Sudah malas untuk berpikir berumah tangga." Laki-laki paruh baya itu bukan hanya tidak marah. Tetapi dia malah tertawa terbahak-bahak.

"Baiklah Tuan Adi. Kami permisi dulu untuk menyapa tamu yang lain."

"Yayayaya. Silahkan." Adi memiliki senyum.hangat di wajahnya yang teduh.

Rafael menyadari ketidaknyamanan Lissa ia tidak menyapa semua tamu dan hanya menyapa lima hingga enam orang saja setelah itu mengajak Lissa untuk mencari teman-temannya.

~♡♡♡~

~☆Kupilih Penggantimu_11☆~

Sebelum lanjut alangkah baiknya tekan tombol like terlebih dahulu. Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!