Menikah, adalah hal yang ingin dilakukan lelah seseorang bersama dengan pasangan yang mereka cintai. Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk menikah sekali untuk selamanya. Tidak peduli siapapun itu, dapat menikah dengan orang yang mencintai dan dicintai adalah sebuah anugerah yang mereka impikan.
Menikah adalah tentang hati. Tentang perasaan. Menyatukan dua orang yang memiliki hati ymdan perasaan yang sama satu sama lain. Berilah dengan begitu, pernikahan akan berjalan dengan indah dan penuh kebahagiaan.
Rafael juga sama. Steffi adalah gadis yang telah dicintainya selama tiga tahun lamanya. Ia sudah menghabiskan banyak waktu. Canda dan tawa bersamanya. Dengannya pulalah ia ingin menghabiskan masa depannya.
Berpacaran dengan Steffi, Rafael sudah memiliki rencana masa depannya. Ia bahkan telah merencanakan kalau dia akan memiliki empat orang anak dengannya. Dengan dua laki-laki dan dua perempuan. Nama-nama untuk merekapun sudah ia pilih dengan teliti. Tetapi, tidak hanya Steffi yang selalu menolak untuk diajak melangkah ke jenjang pernikahan, setiap kali ia membahas masalah ini dengannya Steffi akan mulai mendiamkannya dan jika dia tidak membujuknya, Steffi tidak akan berhenti mengabaikannya.
Di masa lalu, ia selalu memaklumi apa yang dilakukan Steffi. Aktifitasnya sebagai model yang kerap kali menghabiskan seluruh waktunya sehingga tidak menyisakan waktu untuknya sebagai kekasih. Juga Penolakan-penolakan yang selalu ia berikan. Sebab ia tahu bahwa menjadi model adalah mimpi Steffi yang ia ketahui sejak awal. Ia jugalah yang telah mendukung kekasihnya untuk mengejar mimpinya menjadi top model tingkat dunia.
Tetapi untuk saat ini, tidak bisakah Steffi mengalah usedikit dengannya?
"Halo sayang, apa kabar?" Suara yang manis dan manja itu terdengar merdu di telinga Rafael. Hari ini adalah satu hari sebelum hari H pernikahannya dengan Lissa.
Ya. Besok ia akan menikah dengan Lissa. Gadis yang memiliki wajah yang mirip dengan Steffi tetapi memiliki kehidupan yang berbanding terbalik dengannya. Gadis yang dikenalnya tidak lebih dari tiga minggu. Gadis yang telah menandatangani kontrak pernikahan dengannya. Gadis yang tiba-tiba ia seret dalam masalahnya demi mendapatkan haknya sebagai satu-satunya pewaris.
Mengingat Lissa, ia mengasihaninya. Dan juga mengasihani dirinya sendiri.
"Sayang tidak bisakah kamu berubah pikiran dan menikah denganku saja?" Suara Rafael yang tanpa daya terdengar. Steffi menaikkan alisnya di negara yang jauh di belahan dunia sana.
"Ada apa denganmu? Apa kamu sedang sakit?" Steffi melambaikan tangannya. Meminta penataan rias untuk berhenti sejenak agar ia bisa berbicara serius dengan Rafael.
Asisten Steffi yang melihat penata rias menghentikan pekerjaannya menghampiri mereka dan memperhatikan Steffi yang sedang berbicara dengan Rafael.
"Aku besok menikah. Apa kamu benar-benar rela membiarkan aku menikah dengan orang lain?" Tanya Rafael. Ia masih memiliki harapan bahwa akan ada keajaiban dan Steffi akan kembali untuk menikah dengannya.
"Bukannya itu hanya pernikahan kontrak saja? Setelah semua di sini selesai aku akan segera pulang. Aku janji. Sudah ya. Hari ini ada peragaan busana yang sangat penting bagiku. Aku tidak mudah mendapatkan kesempatan berjalan di panggung ini. Setelah panggung ini, aku yakin jalanku menjadi top model akan selangkah lebih maju. Saat itu aku akan segera menikah denganmu. Jadi tolong mengertilah kali ini sayang. Aku mencintaimu. Dadah." Tanpa memberi waktu Rafael berbicara, Steffi sudah memutuskan hubungan dan meletakkan ponselnya di atas meja. Lalu seperti tidak pernah terjadi apa-apa, ia kebalik merias wajahnya dengan bahagia.
"Kali ini... lagi-lagi kata-kata kali ini yang dia ucapkan. Apakah dia tidak pernah menyadari berapa banyak kata ini yang ia ucapkan padaku? Aku hanya ingin dia mengerti keadaanku sekarang, tapi dia masih saja memintaku untuk mengerti." Gumam Rafael sebelum menyesap anggur merah dan gelasnya. Matanya memerah akibat terlalu banyak meminum anggur malam ini.
Steffi masih tenang seperti tanpa beban. Dia dengan elitis memperhatikan setiap detail riasan di wajahnya. "Mbak kayaknya yang ini kurang cokelat deh." Jarinya menunjuk sudut mata kirinya. Make up artis yang bertugas meriasnya melihatnya dan memang sepertinya akan lebih bagus jika sedikit lebih coklat seperti kata Steffi.
"Jadi kamu benar-benar membiarkan tuan Rafael menikah Stef?" Mega, manager Steffi adalah manager yang dikenalkan Rafael pada Steffi. Model di tangannya selalu menjadi bintang di setiap landasan. Sumber daya terbaik selalu dia dapatkan. Sejak Mega menjadi manajernya, karisma Steffi memang selalu bergerak naik.
"Ya. Bagaimana lagi. Aku tidak bisa menikah untuk sementara waktu. Jika media mengetahui jika aku telah menikah, karir yang dengan susah payah aku bangun dari Nol akan sia-sia."
"Sebenarnya kita masih bisa untuk merahasiakannya."
"Memang benar. Tetapi jika aku menikah dan memiliki anak. Tubuhku akan rusak. Aku tidak ingin tubuhku menjadi rusak." Sahut Steffi dengan wajah masam. Bagi model seperti dirinya tubuh adalah aset utama dan paling berharga. Dia rela melakukan diet ketat untuk menjaga bentuk tubuhnya yang sempurna. Dia sudah berkorban banyak untuk itu. Dia tidak akan membiarkan hanya karena anak menjadikan tubuhnya yang indah menjadi berantakan.
"Memakai pelindung seperti biasa juga tidak akan ada masalah."
"Aku tahu. Tetapi, jika saat ini pak tua itu ingin melihat cucunya memiliki istri. Tidak menutup kemungkinan jika suatu hari nanti dia juga ingin melihat cucunya memiliki anak kan?"
"Bagaimana kalau gadis yang dinikahi tuan Rafael akhirnya akan hamil dan memiliki putranya?"
"Itu tidak akan. Ini hanyalah kontrak pernikahan. Mereka tidak akan melakukan apapun selain untuk berpura-pura di depan umum. Aku percaya pada Rafael. Dia tidak akan pernah mengkhianatiku."
"Baiklah kalau kamu memang memiliki kepercayaan penuh pada tuan Rafael aku juga tidak memiliki pendapat apapun lagi. Tapi bagaimana dengan gadis itu? Bisakah kamu juga mempercayainya? Stef, kita sama-sama perempuan. Semua perempuan menyukai pria tampan yang kaya raya. Tuan Rafael memiliki keduanya. Wanita bodoh mana yang akan menolaknya. Apa kamu tidak khawatir jika gadis itu melakukan rencana licik agar dia bisa hamil anak tuan Rafael?"
Memikirkan apa yang dikatakan Mega, Steffi akhirnya mulai khawatir. Ia mengambil ponselnya dan mengetuknya di atas pahanya yang terbuka. Sepertinya ia memang harus berjaga-jaga. Posisi menjadi istri dari keluarga Abraham adalah impian semau gadis. termasuk dirinya. Tetapi bukan saat ini karena dengan perjuangan yang kerasa ia akhirnya mendapatkan kesempatan untuk berjalan di landasan dengan para profesional model. Ia tidak bisa melewatkan kesempatan emas seperti ini.
"Halo siapa ini?" Suara serak terdengar dari seberang. Di kota F masih dua pertiga malam saat itu meskipun di tempat Steffi saat ini masih siang hari.
Lissa yang saat itu sedang tidur terganggu dengan dering ponselnya sendiri. Ia melihat bahwa itu adalah nomor asing. Tapi nomor itu seperti tidak asing setelah diingatnya lagi. Nomor itu mirip dengan nomor Rafael hanya beda satu nomor. Jika nomor Rafael memiliki angka 2, nomor ini memiliki angka 1. Melihat itu sepertinya Lissa dapat menebak nomor siapa itu. Matanya yang mengantuk segera terbuka lebar.
"Ini aku Steffi."
"Oh iya iya nona Steffi. Maaf saya tidak tahu nomor anda." Rasa kantuk yang dimiliki Lissa hilang seketika. Ia buru-buru mengangkat tubuhnya dan duduk di atas ranjangnya.
"Aku hanya ingin memberi peringatan padamu tentang statusmu. Kamu harus ingat kamu hanyalah penggantiku untuk sementara. Aku akan segera mengambil tempatku kembali begitu aku kembali. Dan kamu sudah harus pergi sejak saat itu. Jadi jangan pernah bermimpi untuk dapat menggenggam status itu karena akulah yang akan menjadi nyonya Abraham yang sesungguhnya."
Mendengar semua yang dikatakan Steffi tidak bisa tidak membuat Lissa semakin sakit hati. Bukan dia yang menginginkan semua ini terjadi. Dia hanya membutuhkan uang untuk biaya pengobatan ibunya. Dengan membantu Rafael membujuk Steffi saja ia sudah bisa menutup semua biaya di ruang sakit untuk ibunya. Ia tidak pernah meminta lebih. Apa lagi status nyonya Abraham yang memang jauh tak pernah ia bayangkan.
Bukan dia yang menginginkan pernikahan ini terjadi. Bukan dia yang menginginkan status. Jika dia bisa, dia juga akan pergi menjauh. Jauh sekali dari dunia orang kaya yang suka memaksa dan menggunakan uang untuk melakukan apapun yang mereka inginkan.
Harga dirinya terluka. Statusnya telah tergadai. Harga dirinya telah hancur. Dan Steffi bahkan datang dan menabur garam di atas luka hatinya.
"Nona Steffi tenang saja. Saya akan selalu mengingat bahwa saya hanyalah pengganti sementara untuk anda." Lissa menggertakkan giginya. Ia hanya mengutuk dalam hati, jika dia menginginkan statusnya kenapa dia tidak kembali djaa dan menikah dengan tuan Rafael Abraham dan menjadi nyonya Abraham dibandingkan dengan membiarkan Rafael menikah dengannya. Jika itu terjadi dia akan sangat senang dan mungkin akan melompat-lompat karena bahagia.
"Hemp! Aku harap kamu mengingat kata-katamu sendiri." Steffi mendengar sebelum menutup teleponnya dengan kesal.
Setelah sambungan telepon terputus dan suara bib bib yang panjang. Lissa menjatuhkan ponselnya di atas ranjang sebelum menangkupkan kedua tangannya untuk meluapkan isak tangisnya untuk melepaskan semua keluh kesah di dalam hatinya yang lara.
~♡♡♡~
~☆Kupilih Penggantimu_10☆~
Sebelum lanjut alangkah baiknya tekan tombol like terlebih dahulu. Terima Kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Rhesinta Saipul
next
2022-10-06
1