3. Kamu Harus Menikah Denganku

Keesokan harinya, Rafael datang ke tempat stand Boba Lissa bersama dengan Petra. Di kantor Rafael telah memberitahu rencananya pada Petra. Meminta oalah sekretarisnya untuk membantunya. Petra mengikuti Rafael dengan ketidakberdayaan. Lagipula dia mengetahui sifat Steffi yang keras kepala. Tanpa sadar dia telah memprediksi jawab Steffi pada akhirnya dan pak Bosnya akan diabaikan.

"Hem.. apapun y terjadi nanti semoga pak Bos bahagia. Karena hanya dengan begitu keadaan di kantor juga akan hangat." Batin Petra. Menurut pengalamannya, jika Rafael sedang dalam kondisi hati yang buruk, suasana kantor juga akan terpengaruh. Selain itu, pekerjaannya yang seharusnya biasa-biasa saja akan menjadi super sibuk karena Rafael terkadang meninggalkan pekerjaannya yang penting untuk dikerjakan olehnya.

Petra menghentikan mobilnya tepat di samping stand boba Lissa. Seperti yang diperintahkan oleh Rafael padanya. Rafael turun dengan normal.

Saat itu belum waktunya istirahat siang. Jadi stand cukup sepi. Hanya ada beberapa pelanggan yang mengantri. Rafael memberi isyarat pada Petra.

"Permisi nona." Petra berdiri di dewan stand boba. Saat itu memang tidak ada pelanggan.

"Ya. Ada apa ya?" Lissa mengangkat wajahnya. Membuat Petra terdiam sesaat sebelum mendapatkan kembali ketenangannya. Gadis yang ditemukan bosnya memang sangat mirip dengan Steffi.

"Bos saya mau bertemu dan berbicara sebentar dengan anda. Apakah nona ada waktu?" Saat Petra bertanya, ia menunjuk Rafael yang berdiri di samping mobil. Lissa mengikuti arah yang ditunjuk Petra dan bertemu dengan mata Rafael yang dingin.

"Maaf. Tapi saya tidak mengenal bos anda. Apa mungkin salah orang?" Lissa unggul dalam mengenali seseorang. Setiap wajah pelanggan yang bahkan hanya satu kali membeli di tempatnya dapat dia ingat jika mereka bertemu kembali. Apalagi pria yang tampan dengan tatapan sedingin es ini tidak mudah dilupakan. Jadi Lissa yakin dia tidak mengenalnya.

Rafael yang melihat dari jauh menjadi tidak sabar setelah lama menunggu. Apalagi setelah bertemu pandang dengan Lissa beberapa saat yang lalu. Ia mulai tidak sabar dan berjalan mendekat dan mendapati bahwa undangan Petra sebenarnya ditolak.

"Nona Lissa, saya Rafael. Bisa berbicara sebentar berdua saja?" Lissa erkejut pria tampan itu mengetahui namanya. Lissa melihat tangan yang tergantung di udara dan mau tidak mau menjabat tangan besar yang kokoh itu untuk menghormati.

"Ada apa ya? Sepertinya kita tidak saling kenal deh. Tapi darimana anda tahu nama saya?"

"Kota memang tidak mengenal pada awalnya. Tapi mulainskearnag kita akan mengenal. Saya ingin bicara penting dengan anda. Apa bisa anda ikut saya sebentar?"

"Mmm... maaf. Saya tidak bisa. Saya di sini bekerja. Dan tidak bisa pergi begitu saja. Saya mohon maaf sekali lagi."

"Bukankah ini hanya menjual minuman. Ini masalah gampang. Begini saja. Saya akan membeli semua yang dijual hari ini. Berapa total semuanya?"

"Sebentar. Tidak bisa seperti itu. Ini tidak sekadar masalah uang."

"Lalu?"

"Jika anda memberi uang, anda juga akan mendapatkan barang. Jika tidak, siapa yang akan menghabiskan semuanya nanti. Anda dan dia pasti tidak bisa."

"Aku mengerti. Biarkan Petra yang mengurus sisanya. Petra!" Rafael memanggil Petra dengan tegas.

"Siap pak Bos. Nona Lissa hanya perlu memberi tahu saya bagaimana caranya. Dan semua yang ada di sini akan habis saat Nona kembali nanti."

"Ini...."

"Kenapa?"

"Tidak apa-apa." Lissa membuka pintu stand dan mengizinkan Petra masuk. Mengajari cara membuat berbagai varian rasa Boba yang paling banyak digemari dan umum.

Lissa akhirnya masuk ke dalam mobil Rafael dan dibawa pergi ke sebuah Cafe tidak jauh dari sana. Cafe tersebut dulunya adalah Cafe favorit Rafael dan Stefii.

"Saya tidak akan berlama-lama. Saya akan langsung katakan apa yang ingin saya katakan." Rafael berbicara setelah pesanan mereka datang.

Di depannya, Lissa mencengkeram gelas jusnya saat ia mendengar dan melihat Rafael yang serius. Tanpa sadar ia merasa ada sesuatu yang aneh terjadi. Lalu detik berikutnya dia membuka matanya lebar karena Rafael menyebutkan informasi mengenai dirinya yang lengkap yang bahkan hampir tidak ada orang yang mengetahui selengkap itu. Bahkan informasi mengenai keluarganya di desa juga disebutkan secara lengkap oleh Rafael.

"Siapa sebenarnya anda? Kenapa anda mengetahui semuanya mengenai saya?" Mengetahui informasi mengenai seseorang secara lengkap tidaklah mudah. Membutuhkan kekuatan besar untuk melakukan hal itu bahkan untuk menyelidiki orang biasa sepertinya.

"Seperti ini. Aku adalah pewaris PT. AB Mandiri. Aku yakin kamu pasti pernah mendengarnya." Lissa menganggukkan kepalanya. Siapa yang tidak mengetahui bahwa PT. AB. Mandiri adalah sebuah perusahaan terbesar di kota F?

"Kakek memberi syarat jika aku ingin mewarisi perusahaan untukku menikah. Tetapi kekasihku menolak. Dan secara kebetulan wajah kalian hampir sama. Kalian mirip." Jantung Lissa berdetak kencang. Dia bisanya membaca novel online jika dia memiliki waktu luang. Jadi dia pernah membaca mengenai pengantin pengganti, kekasih pengganti, atau nikah kontrak yang sedang viral di dalam novel. Pegangan tangannya pada gelas jus semakin mengencang.

"Aku ingin membuat kesepakatan denganmu." Rafael melihat Lissa yang tegang.

"Kesepakatan apa?"

"Aku ingin kamu menjadi istri sementara untukku. Sampai kekasihku datang dan menikah denganku." Mendengar kesepakatan yang ditawarkan Rafael membuat mata Lissa melotot. Tidak pernah terpikir dalam imajinasi teriaknya dia akan mengalami hal seperti ini.

"Tapi tentu saja itu opsi terakhir jika kekasihku masih menolak untuk menikah." Ekspresi Lissa sedikit santai.

"Opsi pertama, aku akan membawamu menemui kekasihku. Dan menggunakanmu untuk mengancamnya agar dia mau menikah denganku. Jika dia masih tidak mau. Aku harap kesediaan kamu untuk menikah denganku untuk sementara. Seperti semacam nikah kontrak." Melihat Lissa diam, Rafael melanjutkan lagi.

"Tentu saja kamu tidak melakukannya dengan percuma. Bukankah ibumu di kampung sedang membutuhkan biaya besar untuk operasi segera? Melihat kondisi laporan kesehatannya, jika dia tidak segera dioperasi, nyawanya mungkin tidak akan tertolong."

"Kamu...."

"Ya. Aku akan membayar semua biaya pengobatan ibumu sampai sembuh total. Selain itu, aku juga akan memberikan modal pada keluargamu untuk membuka usaha. Ayahmu sudah tua dan tidak pantas baginya untuk terus bekerja di sawah. Itu yang aku berikan jika Steffi mau menikah. Tetapi jika Steffi masih menolak dan kamu harus menikah denganku, tentu saja yang aku berikan juga akan lebih banyak." Rafael menyerahkan map berisi isi perjanjian. Yang satu adalah jika Steffi bersedia menikah dan yang satu lagi adalah jika dia harus menjalani pernikahan kontrak dengan Rafael. Membacanya dengan serius dan akhirnya ia memutuskan untuk setuju.

***

Lissa dan Rafael duduk di sebuah Cafe lain yang lebih besar di pusat kota F. Mereka sedang menunggu Steffi datang. Keduanya duduk diam dan tidak berbicara satu dengan lainnya.

Tak menunggu lama, pintu Cafe terbuka dan seorang gadis cantik dengan pakaian modus dana seorang asisten kecil di belakangnya berjalan masuk dan mendekat.

Steffi melihat gadis yang duduk di seberang meja Rafael. Dan menaikkan alisnya. Menurut pakaian yang digunakan, gadis ini tidak seperti teman ataupun rekan bisnis Rafael. Kenapa kekasihnya membawanya bertemu dengannya?

"Sayang." Steffi menghambur ke dalam pelukan Rafael. Rafael membalas pelukan dengan hangat dan membawanya duduk di sampingnya. Asistennya mencari tempat duduk tidak jauh dari mereka.

"Gadis ini cantik sekali. Mana mungkin dia mirip denganku. Pasti tuan Rafael hanya mencari alasan saja. Hanya gadis cantik yang pantas untuk pria tampan. Bukan seperti aku yang upik abu ini. Hiks hiks." Lissa menangis untuk dirinya sendiri di dalam hati.

Lissa berharap bahwa gadis cantik yang ada di samping Rafael bersedia menikah. Keduanya pasangan yang sangat serasi. Apabila dia tiba-tiba harus menjadi orang ketiga diantara mereka, dia akan merasa bersalah karena telah merusak pemandangan yang begitu indah.

Namun kenyataannya lain. Steffi ternyata masih tidak setuju dan bahkan setuju saat Rafael berkata akan menikahi Lissa.

"Itu bagus. Aku telah menerima undangan untuk ikut beberapa event di luar negeri. Jadi aku juga memang tidak bisa. Malam ini juga aku akan berangkat."

"Steffi, tidakkah kamu akan menyesal?" Rafael masih mencoba membujuk.

"Tidak. Cita-citaku sudah hampir satu langkah dariku sayang. Kamu kan tahu menjadi model kelas dunia adalah impianku sejak lama. Kamu juga sudah berjanji untuk mendukungku. Apa kamu sudah tidak mencintai aku lagi?"

"Huh.... baiklah kalau begitu. Semoga kamu berhasil dan mendapatkan apa yang kamu inginkan." Ucap Rafael dengan suara rendah yang tertahan. Dia jelas marah. Dan Steffi juga tidak bodoh untuk tidak melihatnya. Jadi dia langsung pergi setelah berpamitan. Meninggalkan Rafael dan Lissa yang canggung.

"Kamu harus menikah denganku."

...~♡♡♡~...

...~☆Kupilih Penggantimu_3☆~...

Sebelum lanjut alangkah baiknya tekan tombol like terlebih dahulu. Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!