2. Cara Untuk Mendapatkanmu

Rafael keluar dari kantornya sesaat setelah Steffi keluar dengan marah. Sebagai laki-laki, mendapatkan penolakan dari Steffi lagi dan lagi membuatnya sangat marah. Apalagi selama ini dia sudah sering menoleransi sifat keras kepala Steffi. Dia sudah sering mengalah. Namun apa daya, dia terlalu mencintai kekasihnya ini dan tidak tega untuk memarahinya atau pun mengabaikannya.

Tapi saat ini ia menghadapi keadaan yang serius. Dia hanya ingin Steffi untuk setuju dan mengisi tempat kosong sebagai istrinya. Ia masih akan memberi kebebasan baginya untuk mengejar mimpi. Tapi apa? Steffi masih menolaknya dengan alasan yang sama.

Sejak mereka berpacaran tiga tahun lalu, Rafael sudah mengetahui jika Steffi sangat ingin menjadi model. Itulah mengapa setelah mereka resmi berpacaran Rafael mencoba yang terbaik untuk membukakan jalan bagi Steffi untuk dapat melangkah di dunia Model.

Rafael memperkenalkan Steffi pada beberapa produser dan juga membantunya masuk ke dalam agensi model terkemuka. Rafael juga telah memberikan manajer terbaik untuknya agar mendapatkan sumber daya yang membawanya sampai ke tingkat saat ini. Model kelas A.

Sebenarnya, Steffi bisa melangkah di dunia model dengan lancar juga berkat bantuan Rafael. Sejak awal debutnya, semua orang sudah mengenalnya sebagai kekasih Rafael dan memperlakukannya dengan sangat baik. Jika tidak, dengan sifat manja Steffi, gadis cantik itu sudah akan keluar dari dunia model sejak lama akibat tidak tahan dengan bullyan.

Mengingat hal ini, Rafael merasa bahwa keputusannya mendukung Steffi menginjakkan kaki di dunia model adalah pilihan yang salah. Jika sejak awal dia tidak memperkenalkan orang-orang itu padanya, Steffinya yang dulu tidak akan pernah seperti ini. Steffinya hanya akan menjadikan dirinya sebagai dunianya. Sama seperti saat masa-masa awal mereka pacaran yang manis dan penuh cinta.

Bugh!

Rafael memukul kemudi di depannya dengan keras. Lalu ia menepikan mobilnya. Ia perlu mengistirahatkan jiwa dan raganya yang lelah.

Saat ini siang hari dan sudah masuk waktu istirahat. Di sepanjang jalan banyak orang yang juga sedang beristirahat dan mencari makan siang. Rafael melihat sekitar dan baru menyadari bahwa ia mengemudi cukup jauh dari kantornya secara tidak sengaja.

Tapi lingkungan sekitar sepertinya dia cukup merasa familiar. Ya. Rafael baru menyadari bahwa saat ini dia berada di depan salah satu kantor cabang dimana dia pernah magang sambil kuliah. Memulai semuanya dari nol. Saat itu jugalah Dia dan Steffi saling mengenal dan akhirnya berpacaran.

"Ternyata kamu sudah berubah sebanyak itu Steffi." Gumam Rafael memejamkan matanya. Ia membuka jendela mobil untuk menghirup udara segar.

Setelah ia membuka jendela, suara di luar menerobos masuk. Di luar ternyata sangat ramai. Suara itu datang dari salah satu stand minuman di pinggir jalan yang tidak jauh dari dia memarkirkan mobilnya.

Setelah melihat orang yang meminum es di depannya, entah kenapa ia juga merasa haus dan ingin membeli atu untuk dirinya sendiri. Padahal dia tidak pernah membeli makanan atau minuman di pinggir jalan sebelumnya.

Rafael bersandar di bodi mobil stabil menunggu stand itu sepi. Dia tidak suka berdesakan. Apalagi dengan banyak orang. Namun saat antrian itu sepi, ia diam di tempatnya seperti baru melihat hantu.

Di dalam stand. Lissa baru saja melapangkan topi yangsejak tadi menutup sebagian besar tubuhnya dan hanya memperlihatkan dagunya saat dia sibuk menyiapkan pesanan para pelanggan. Setelah dia menyeka keringat di pelipisnya, ia memakai kembali topi itu di kepalanya.

Meskipun itu waktu yang singkat, Rafael sudah melihat semuanya. Wajah itu. Wajah yang mirip dengan Steffi. Sangat mirip. Lalu tiba-tiba ia memiliki ide gila. Dia akan membawa gadis asing ini pada Steffi dan menggunakannya untuk mengancam kekasihnya itu jika dia masih tidak ingin menikah dengannya, dia akan menikahi gadis asing ini. Lagipula gadis ini juga tidak kalah cantik dengan Steffi. Apalagi jika dia didandani sedikit saja. Dia bahkan mungkin akan lebih cantik dari Steffi. Dengan begitu Steffi pasti akan takut dan setuju menikah dengannya.

Ya. Ini ide yang baik.

Mengambil ponselnya, dia memotret Lissa beserta dengan stand tempatnya dan mengirimkannya pada Petra. Meminta sekretarisnya itu untuk memeriksa identitas Lissa.

Petra yang baru saja kembali dari makan siang dan sedang di dslam lift unruk naik ke atas mendapatkan pesan dari Rafael. Ia kemudian membuka foto yang dikirim dan matanya terbuka lebar.

Bukankah gadis di foto adalah Steffi? Kekasih bosnya? Bedanya adalah gadis di dalam foto sepertinya tidak merias wajahnya sehingga tampak polos.

"Siapa ini? Apa maksud pak Bos mengirim foto ini?" Gumam Petra dalam hati sambil menggaruk digunakan dengan bingung.

"Eh. Pak Bos ingin aku mencari tahu identitasnya. Dan harus aku dapatkan malam ini juga?" Petra membaca dalam hati. "Apa!? Malam ini?!" Teriak Petra mengagetkan beberapa staf yang berada di dalam lift yang sama dengannya. Ia pun segera menengok ke kiri dan ke kanan dan berdehem menghilangkan rasa canggungnya.

Petra bekerja dengan sangat cepat dan efisien. Tepat sebelum waktu pulang bekerja, setumpuk berkas informasi tentang Lissa sudah tersedia di atas meja Rafael.

"Kerja bagus. Bulan ini dapatkan bonus dobel." Kata Rafael sambil membuka informasi di tangannya.

"Terima kasih bos. Kalau begitu saya akan keluar."

"Mm." Rafael tidak melihat sama sekali matanya fokus menatap berkas yang dibacanya. Memahami setiap informasi yang lengkap yang didapat oleh Petra entah darimana dan bagaimana.

"Namanya Lissa Revana Ayudia. Aku akan mengingatnya." Rafael mengangguk saat membaca nama lengkap Lissa. Beberapa foto Lissa juga tersedia didalam sam berkas. Rafael mengambilnya dan melihat satu persatu.

Semua foto sepertinya diambil tanpa sepengetahuan pemiliknya. Melihat dari setiap foto yang diambil, kebiasaan hidup Lissa cukup monoton dan seperti tidak memperhatikan keadaan sekitarnya karena dia lebih fokus pada hidupnya sendiri. Sepertinya yang ada di dalam hidup Lissa hanya kuliah dan kerja. Ini bagus. Dia polos dan tidak memiliki kekasih bahkan pujaan hati.

Rafael mengangguk dengan puas. Kehidupan Lissa bersih sampai saat ini. Dia mulai membuka berkas kedua. Yang berupa informasi mengenai keluarganya. Sama seperti informasi diri Lissa, di dalam berkas mengenai keluarganya juga ada beberapa foto. Foto ayahnya yang berkerja di sawah. Foto adik laki-lakinya yang memakai seragam putih abu-abu. Selain itu ada beberapa foto mereka yang bersama Lissa. Rafael tersenyum penuh arti melihat kedekatan keluarga itu.

"Kebetulan sekali. Sekarang aku yakin dia akan bersedia bekerja sama denganku." Rafael mengambil foto ibu Lissa yang diambil di rumah sakit. Wanita paruh baya itu terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan selang infus yang terpasang di tangannya. Rafael tersenyum puas. Dia yakin rencananya akan berhasil.

~♡♡♡~

~☆Kupilih Penggantimu_2☆~

Sebelum lanjut alangkah baiknya tekan tombol like terlebih dahulu. Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!