Terjebak Menikahi Cucu Presiden
...Aku sadar kalau aku tidak bisa hidup tanpamu, dan walaupun aku tidak penah mengatakannya tetapi selamanya, selamanya aku kan selalu mencintai dirimu....
...----------------...
Aku berjalan perlahan memasuki pintu gerbang kampus baruku, ketika segerombolan mahasiswa berduyung-duyung masuk melewati pintu gerbang juga sama sepertiku. Di lihat dari penampilan mereka yang tampak akrab satu sama lain, pasti mereka bukan mahasiswa baru. Wajah mereka tampak tidak berbeda jauh dengan usiaku. Aku yakin mereka mahasiswa tingkat dua yang usianya hanya terpaut setahun denganku.
Hari ini adalah hari pertama aku masuk kuliah. Kampus ini tidak mengadakan kegiatan ospek karena merupakan universitas nomer satu dan teramat sangat khusus di negara ini. Sekian lama aku belajar dengan giat agar mendapatkan beasiswa di universitas ini. Mendapatkan beasiswa di universitas ini bukanlah sebuah pilihan tetapi keharusan bagiku. Maka sejak dulu belajar adalah prioritas utamaku dalam hidupku. Aku bercita-cita memperbaiki nasib keluargaku dengan menimba ilmu disini. Hampir semua orang-orang dalam pemerintahan, adalah lulusan universitas swasta ini.
Terjun dalam dunia politik adalah cita-citaku. Bukan hanya untuk memperbaiki nasib keluargaku melainkan juga ingin membangun Negara ini. Karena hal tersebut aku memilih jurusan administasi Negara.
Langkah kecilku hampir tidak terdengar suara. Aku memang sengaja membuat langkahku agar tak bersuara. Aku tidak ingin mahasiswa lain menatap atau memperhatikan aku. Aku bukanlah orang yang senang diperhatikan oleh orang yang tidak ku kenal. Aku memang bukan pemalu tapi aku tidak suka menjadi bahan perhatian orang. Tak ada satu pun orang yang ku kenal di universitas ini. Tidak ada teman SMA ku yang berhasil masuk ke universitas ini sepertiku. Bahkan kalau adapun aku tetap kesepian karena sejak SMA dulu aku tidak suka memiliki teman dan lebih memilih membaca buku saat jam istirahat. Satu-satunya sahabatku adalah Gary, yang dua tahun lebih tua dariku. Setelah lulus sekolah dia membantu ayahku di rumah makan kecil milik ayahku yang menyatu dengan rumah kami.
Lima puluh persen mahasiswa di tempat ini adalah mahasiswa beasiswa, dan sisanya merupakan anak-anak konglomerat di Negara ini. Gedung kampus beasiswa juga di pisah dengan gedung kampus konglomerat. Sebuah bundaran yang di tengah-tengahnya terdapat patung kuda putih yang sedang berdiri dengan dua kaki menjadi batas pemisah gedung-gedung tersebut. Pembedaan dan perbedaan tersebut sangat terlihat jelas. Hampir semua mahasiswa konglomerat membawa mobil mewah saat memasuki kampus. Hal tersebut dapat di simpulkan bahwa segerombolan mahasiswa tadi merupakan mahasiswa beasiswa. Mungkin aku bisa mulai berteman dengan para mahasiswa beasiswa lainnya nanti.
"Kehilangan sesuatu?"
Tiba-tiba terdengar suara di hadapanku sehingga membuat langkahku terhenti dan menengadahkan kepalaku yang dari tadi berjalan dengan tertunduk. Aku melihat seorang pria yang ukuran tubuhnya sama seperti Gary, bahkan ketika melihatnya mengingatkanku pada Gary. Aku tahu pasti bukan karena wajah mereka mirip, tetapi karena posisi kami yang sangat dekat, dan hanya Gary lah satu-satunya pria di dunia ini yang selalu memposisikan dirinya sedekat pria di hadapanku sekarang ini. Saking dekatnya aku dapat melihat bola mata pria tersebut yang berwarna cokelat terang, aku juga dapat mencium aroma tubuhnya yang beraromakan bunga lily seperti namaku, Lily.
Sesaat aku terdiam karena pria tersebut dan tersadar kembali setelah pria itu mengulang pertanyaanya. "Kau kehilangan sesuatu?" Saat tersadar aku mundur tiga langkah untuk menjauh darinya dengan cepat.
"Apa?" Aku malah balik bertanya seperti orang bodoh. saat ini aku berharap wajahku tidak memerah karena malu.
"Mau aku bantu carikan?" Pria itu tampak begitu ramah.
Aku tidak tahu harus jawab apa. Memangnya apa yang hilang? Aku tidak kehilangan apapun.
"Dari tadi kau berjalan pelan dan wajahmu tertunduk. Pasti mencari sesuatu kan? Ayo aku bantu cari." Pria itu tersenyum mengingatkan aku pada boneka kucingku yang tersenyum sepanjang waktu di kamar. "Benda apa yang hilang?"
"Cincin?" Jawabku dengan spontan dan dengan nada bertanya. Aku benar-benar bodoh. padahal tidak ada apapun yang hilang. Jawabanku membuat pria itu segera menatap ke bawah untuk mencarinya.
"Bagaimana bentuk cincinnya?" Tanya pria itu lagi dengan mata yang masih mencari-cari cincin yang sesungguhnya memang tidak ada di bawah. Bahkan dia tidak aneh dengan nada bicara ku saat menjawabnya.
"Wa... warnanya perak." Kata ku. "Tapi tidak usah dicari lagi."
"Kenapa?"
"Mungkin sudah benar-benar hilang." Aku mencoba menghentikan pria itu mencari cincin yang sejak awal tidak ada. Pria itu menatap ku lagi. "Tidak perlu di cari. Biarkan saja hilang." Dia terus menatap ku. Aku tidak tahu apa maksud tatapannya.
Karena merasa tidak ada masalah lagi aku mulai kembali melangkahkan kaki ku. Aku memutar balik karena tahu lorong ini adalah lorong penghubung antara gedung beasiswa dan gedung konglomerat. Dan aku sama sekali tidak berniat menjejakan kaki di gedung yang bukan untuk diriku.
"Tunggu!!" Seru pria yang sama sekali tidak aku kenal. Mau apa lagi dia? Aku berhenti tepat di langkahku yang kelima, dan tidak berniat untuk menoleh ke arahnya.
"Bisa kasih tahu bagaimana bentuknya? Aku akan terus cari."
Mendengar kata-katanya sedikit membuatku kesal dan sedikit lagi merasa lucu. Bagaimana dia mau menemukannya sedangkan cincin itu tidak pernah ada. lagi pula kenapa dia berniat sekali ingin menemukannya? Dasar kurang kerjaan.
"Tidak usah di cari lagi." Setelah mengucapkan kalimat tersebut aku langsung berjalan tanpa menoleh dan mencari tahu apa yang di lakukan pria itu setelahnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Visual Tokoh :
Lily
Gadis yang sangat penyendiri. Bukan pemalu hanya saja dia lebih nyaman ketika berada di tempat yang sepi dan jauh dari tatapan orang-orang. Gadis yang sangat pintar namun selalu berpikiran pesimis untuk apapun.
Petra
Pria misterius yang ditemui Lily di lorong penghubung. Pria yang sangat misterius dengan tatapan yang sering kali terlihat berbeda oleh Lily. Sejak pertama melihatnya Lily merasa ada keanehan pada Petra.
Gary
Tetangga sekaligus Sahabat Lily, namun sesungguhnya Gary adalah pria yang dicintai oleh Lily. Sifatnya sangat menyenangkan dan merupakan pria yang rajin. Dua tahun lebih tua dari Lily dan hubungannya sangat dekat dengan ayah dan adik laki-laki Lily.
...****************...
Sinopsis Singkat
Lily mencintai Gary, namun setelah bertemu dengan Petra di lorong penghubung di kampusnya, membuat Lily terjerat dengan sosok Petra yang baginya sangat misterius. Hingga akhirnya Lily mencari tahu mengenai Petra yang membuatnya terjebak hingga harus menikah dengan pria itu.
Namun perasaannya pada Gary tetap ada, dan tidak bisa dihilangkan begitu saja, tapi di lain hal Lily selalu mencemaskan Petra dengan segala kemisteriusannya. Hal itu pula yang membuatnya setuju untuk menikah dengan Pria itu setelah kakek Petra mengancamnya tanpa suatu alasan yang jelas.
Apakah Lily akan kembali dengan Gary atau dia harus menjalani hidupnya bersama Petra selamanya?
Ikutin terus saja kisah ini yaa...
Jangan lupa like, komen, favorit, gift dan vote setiap minggu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
pacar soobin
yok kak mampir gi HAPPENED LOVE bagus bangettt
2024-05-24
0
༄༅⃟𝐐Dena🌹
Lily introvert 😁. Bagi introvert memang lebih suka sepi bisa membuat tenang dipikiran, dan betul sedikit temen lebih anuu. Lebih baik kualitas daripada kuantitas😁
Awal yg menarik 👍💪. Karakter sdh terlihat. Semangat 💪
2023-08-03
2
༄༅⃟𝐐Dena🌹
Kata2 mutiaranya dalam😁. Tapi serius selamanya akan mencintai, hati manusia bisa berubah kapan saja tanpa iapun ketahui😁
2023-08-03
2