"Untung saja aku tidak mengikuti rencana putri camat gila itu, untung mendatangkan dan memanggil penduduk untuk menggerebek mereka, lebih bagus kalau Willy yang diusir dari kampung ini," gumamnya yang sedari tadi mengamati dari jauh.
Seana memanfaatkan kesempatan tersebut untuk lari setelah mengetahui jika saat itu bisa dimanfaatkan untuk meloloskan diri.
"Tolong!!!!" Teriak Seana yang terus berlari.
"Tolong!!! Pak, tolong aku Bu, siapa saja tolong!!!" Teriaknya sambil menggedor pintu rumahnya Bu Dina di tengah malam itu.
"Kamu mau ke mana sayang, tidak akan ada yang menolongmu mereka sudah tertidur pulas dan dalam kamar mereka masing-masing," geram Willy yang semakin mempercepat langkahnya.
"Kamu mau ke mana sayang, tidak akan ada yang menolongmu mereka sudah tertidur pulas dan dalam kamar mereka masing-masing," jelas Willy dengan tatapan matanya yang tajam yang semakin mempercepat langkahnya mengejar Seana.
Wajahnya tampak selalu menyunggingkan senyum licik. Matanya merah menyala, wajahnya seperti seseorang yang telah terkontaminasi oleh obat dan minuman yang tidak baik. Seana terus menggedor-gedor pintu rumahnya Bu Dina tanpa putus asa
Sea berharap apa yang dilakukannya membuahkan hasil yang baik dan maksimal. Tetapi, sedikitpun mereka tidak ada yang terbangun dan terusik dari keributan dan kebisingan ulah mereka.
"Jangan harap mereka akan terbangun, tsunami datang dan kebakaran pun terjadi mereka tidak akan bangun dari dipan mereka!" Murka Willy.
Seana menolehkan wajahnya ke arah Willy sekilas, ia ingin memastikan apakah Willy semakin mendekat atau berbalik arah.
"Ya Allah… kenapa Abang Willy seperti orang yang kesurupan dan kesetanan saja, baru kali ini aku melihatnya seperti itu," batinnya Seana.
Angin malam itu berhembus kencang, deburan ombak di pantai semakin menambah ributnya suasana malam itu. Angin menerbangkan anak rambutnya, hingga kadang menghalangi jarak pandangnya.
"Ya Allah… kenapa Ibu Dina tidak bangun? Apa benar yang dikatakan Abang Willy kalau dia sudah memberikan mereka obat tidur atau jangan-jangan hanya gertakan saja agar aku semakin takut dan menyerah yah?" Batinnya Sea yang sudah mulai ketakutan.
Tidak ada respon sedikitpun dari dalam rumahnya Bu Dina, Sea kemudian berpindah tempat dia kembali berlari ke arah jalan raya yang sedikit berlubang dan berbatu itu. Dia mulai menambah kecepatan langkah kakinya, dengan mulutnya yang komat kamit meminta tolong.
"Tolong!!!! Siapapun yang mendengar teriakanku, tolonglah aku!!" Teriak Sea yang terus berlari menuju rumah kepala Desa dengan cucuran peluh keringatnya membasahi pipinya itu.
"Malam ini, kamu tidak akan lolos dari diriku, aku akan menikmati indahnya tubuhmu itu!!" Hardik Willy yang semakin menambah kecepatan larinya agar tidak ketinggalan dari Sea.
"Aaahhhhhh!!!" Pekik Sea ketika terjatuh ke atas jalan karena kakinya masuk ke dalam kubangan air yang kebetulan ada di jalan itu.
Seana tersungkur ke atas jalan, posisinya tengkurap, dadanya bersentuhan dengan aspal, kepalanya sedikit membentur batu yang kebetulan ada di pinggir jalan tersebut.
Darah segar mulai menetes membasahi pipinya akibat dari benturan dengan batu yang cukup tajam ujungnya yang tepat mengenai keningnya itu. Willy yang melihat hal itu, semakin kegirangan bahagia, ia tersenyum penuh kemenangan.
Ia mulai memperlambat larinya karena melihat Sea perempuan yang menjadi incarannya itu yang terduduk sambil memeriksa lutut dan kepalanya bagian jidadnya yang sudah berdarah.
Hahahaha, "Kamu tidak perlu lari dariku, aku akan membantumu untuk memberikan kenikmatan yang tiada kira yang belum pernah kamu rasakan!!" Berang Willy yang kedua bola matanya sudah semakin memerah.
"Aaahh!! Sakit!!" Rintihnya Seana yang kembali terduduk di atas aspal.
Sea yang melihat Willyss mendekatinya tidak tahu harus berbuat apa-apa lagi. Dia ingin bangkit dari duduknya, tapi kakinya yang berdarah susah untuk digerakkan karena sakit. Ia juga meringis kesakitan di bagian kepalanya itu.
"Ya Allah… tolonglah aku.. aku tidak ingin disentuh oleh pria lain yang bukan suamiku," gumam Sea dengan deraian air matanya yang sudah tumpah ruah.
Sudut ekor matanya melihat batu dia segera melemparkan batu itu ke arah Willy beberapa kali, tapi tidak membuat Willy menyerah bahkan semakin gencar saja dan kapan pantang menyerah.
"Semoga batu yang sedikit besar ini mampu melukai kepalanya hingga terluka," cicitnya Sea.
Seana yang sudah bersiap kembali mengayunkan tangannya untuk melempari di bagian kepalanya Willy dengan sisa tenaga dan kekuatannya yang tersisa itu yang dimilikinya. Percobaan yang dilakukan oleh dia tepat sasaran.
"Auuuhhh!!" keluh Willy yang memegangi kepalanya yang terkena lemparan batu.
Matanya Willys semakin memerah dan melotot hingga seakan-akan urat syaraf matanya semakin menonjol dan seakan-akan bola matanya akan keluar dari tempatnya itu.
"Dasar wanita jas laa nngg loh, aku akan menyiksamu hingga maut pun enggan mendekatimu!!" makinya Willy sembari memegang wajahnya ujung pelipisnya yang sempat terkena dengan lemparan batu dari Sea.
Seana berusaha kembali untuk bangkit dan ingin berlari, tapi lagi-lagi usahanya terhenti dan gagal karena kakinya kemungkinannya keseleo saat terjatuh di dalam kubangan tersebut. Pakaian yang sempat tadi dirobek oleh Willy semakin kotor terkena cipratan air yang ada di dalam kubangan lumpur.
Mungkin gara-gara mobil bak keliling yang membagikan air bersih untuk warga, tertumpah pas di dalam lobang tersebut yang membuat beberapa kubangan lumpur di jalan raya yang dilalui oleh Sea.
"Aku tidak boleh kalah dengan keadaanku yang seperti ini, aku harus bangkit dan segera lari," lirihnya yang sesekali menahan sakitnya dan meringis kesakitan dari beberapa luka yang dideritanya akibat saat dia terjatuh.
Willy memeriksa kepalanya yang terkena lemparan batu tersebut, ia juga meringis menahan perihnya luka itu yang bercampur dengan air keringat yang mengalir dari wajahnya.
Ada tetesan darah segar yang mengalir membasahi keningnya. Wajahnya semakin merah padam dan amarahnya semakin membuncah hingga ke ubun-ubun. Seana pun mengelus peluh keringatnya sendiri dan darah yang menetes dari sobekan lukanya itu.
"Kali ini aku tidak akan memberikan ampun kepadamu Sea, dasar wanita laknut dan hina, wanita brengsek tidak tahu diri!!" Umpatnya Willy dengan berbagai cacian yang meluncur dari bibirnya.
Sea baru ingin bangkit dari posisinya semula, rambutnya panjangnya ditarik dengan paksa oleh Willys.
"Aaaahhhh!!! Sakit Bang??" Teriaknya meringis kesakitan saat Willys menarik ikatan rambutnya yang sudah berantakan.
"Kamu mau kemana sayang, lebih baik kamu melayaniku malam ini dari pada kamu lari dan terluka seperti ini," rayunya Willy dengan sinar matanya menyala menandakan bahwa dirinya menginginkan sesuatu pelampiasan nafsu malam itu juga.
"Abang jangan, aku mohon jangan lakukan ini padaku, aku mohon!!" ratap Seana yang memohon kepada Willy dengan berlutut di hadapan Willy meninta belas kasihnya.
Willy membungkukkan tubuhnya sedikit condong ke arah Sea dengan memegang dagunya Sea lalu berkata," aku tidak akan kasar padamu asalkan kamu mau memuaskan aku malam ini juga."
Sea yang mendongak ke atas wajahnya Willy segera meludahi wajah gantengnya Willy lalu menendang alat vitalnya Willy.
Willy adalah pria yang pernah menjadi mantan tunangannya sekaligus eks kekasihnya dulu sebelum Sea memutuskan untuk menikah dan menerima lamaran dari Ocean atau Samudra.
Setelah melakukan itu, ia kemudian kembali berteriak karena sudah tidak mampu untuk bangkit dan berlari dari sana.
"Toloooooooongggggg!!!!" Jeritnya lagi Sea.
Suara teriakannya yang sangat keras melengking tinggi itu mampu membuat dua orang tersadar dan mengalihkan perhatiannya. Ke dua orang tersebut segera menghentikan laju motornya, ketika melihat Seana dipukuli oleh Willy beberapa kali dibagian kepalanya itu..
"Hey!!!! Berhenti!!! Teriak mereka yang kemudian berlari ke arah Willy yang sudah kalap dan buta karena pengaruh minuman beralkohol.
...----------------...
Tinggalkan jejaknya kakak Readers setelah baca yah dan dukung juga Novelku yg lainnya:
Pelakor Pilihan
Ketika Kesetiaanku Dipertanyakan
Cinta Kedua CEO
Hikayat Cinta Syailendra
Hanya Sekedar Baby Sitter
Kau Hanya milikku
Makasih banyak untuk Readers yang telah meluangkan waktunya untuk mampir..
Berikan dukungannya terhadap Ocean Seana dengan cara:
like Setiap babnya, Rate bintang lima, Favoritkan agar tetap mendapatkan notifikasi updatenya dan tekan tulisan iklan juga, berikan gift poin dan koinnya kakak.
Mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan kata atau typo dalam penulisannya.
I love you all Readers…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Ridha Aziz
next
2022-10-04
0
Hijriah ju ju
Willy dan ridho Harus dihukum
2022-10-02
0
Nita Rajab
Willy seperti orang kesetanan saja
2022-10-02
0