Belenggu Cinta Papa Angkatku
...Belenggu Cinta Papa Angkatku...
...Bab 1...
... 🍁🍁🍁...
"Leon…kurasa waktuku tidak banyak lagi," suara parau seorang pria yang terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit. Dengan selang infus terpasang di tubuhnya.
"Tidak Mark, kau jangan bilang begitu…aku sudah kehilangan Giselle, aku tidak mau kehilangan sahabatku juga." Leon memegang tangan Mark Arlando, sahabat baiknya, yang usianya lebih tua 3 tahun dengannya.
"Aku mohon Leon…tolong jaga putriku, karena keluargaku dan keluarga Nabila tidak akan mau menerima putri kami, mereka pasti…a-akan melenyapkan Aileen." Ucap Mark dengan nafas yang terengah-engah.
"Ta-tapi Mark…" mata Leon berembun menatap sahabatnya yang kini sedang berada diambang kematian.
"To..long Leon…hanya kau yang bisa kupercaya. Aku serahkan semua hartaku kepadamu, temuilah Ferdian…dia akan mengurus semuanya. To..long berikan namamu padanya, jadikan putriku sebagai putrimu, Leon. Sayangi dia, berikanlah dia kasih sayang, lindungilah dia…ini permintaan dari sahabatmu…permintaan terakhirku, Leon..." Mark tersenyum tipis, ekor matanya melihat seorang anak perempuan dengan rambut coklat terbaring di ranjang tepat di sebelahnya. Dia adalah putrinya, Aileen yang baru berusia 1 tahun.
Leon semakin erat memegang tangan Mark, dia menggigit bibir bawahnya. Dia tak tega melihat kondisi sahabat baiknya, sahabat yang selalu menolongnya disaat susah dan selalu membantu keuangannya juga.
"To..long…Leon.." lirih Mark seraya memohon pada Leon yang baru saja kehilangan tunangannya juga dalam kecelakaan itu.
Leon menangis, ia menatap Aileen sejenak lalu beralih menatap sahabatnya kembali. "Baik..kau tenang saja, aku akan menjaga putrimu seumur hidupku, aku akan menjadikan Aileen sebagai putriku! Aku janji padamu kawan," ucap Leon berjanji pada Mark untuk menjaga Aileen.
"Terima…ka…sih Leon…kalau begini, aku bisa pergi dengan tenang. Aku percaya, kau bisa menjaga putriku…" mata berwarna biru itu meneteskan air mata, kemudian Mark menutup matanya, bersamaan dengan terdengar suara mesin medis yang menggema di ruangan itu.
Tiiiittt….
"Mark! Mark!!" Leon berteriak histeris melihat sahabatnya telah menutup mata dengan bulir air mata yang jatuh membasahi wajahnya.
Seorang dokter dan dua orang perawat pun masuk ke ruangan itu, ketika Leon memencet tombol darurat. Mereka bergegas memeriksa kondisi Mark dan setelah diperiksa. Nyawa Mark tidak bisa diselamatkan lagi, Leon semakin kasihan pada Mark, apalagi Aileen.
Semua ini berawal dari 1 jam yang lalu.
Sebuah pesawat lepas landas dari Amerika menuju ke Jakarta. Didalam sana terlihat dua pasangan bahagia, salah satu pasangan itu membawa seorang anak perempuan yang cantik dan lucu bernama Aileen. Kedua pria itu bersahabat baik, Leon dan Mark. Mark menikah muda dengan Nabila karena orang tua mereka tidak merestui dan mereka kawin lari. Sedangkan Leon baru saja bertunangan dengan kekasihnya Giselle. Tanpa diduga perjalanan mereka kembali ke Indonesia berakhir naas ditengah jalan karena cuaca yang tiba-tiba buruk. Tunangan Leon meninggal dunia, istri Mark yang bernama Nabila juga meninggal ditempat.
Setelah Giselle, tunangan Leon dan kedua orang tua Aileen yang malang itu dimakamkan. Leon yang sedang berduka membawa Aileen yang baru saja pulih dari rumah sakit.
Dia menemui Ferdian yang merupakan pengacara Mark. Ferdian membacakan surat wasiat Mark yang mengatakan bahwa Leon dan Aileen mewarisi semua harta kekayaan Mark. Leon juga mengadopsi Aileen sebagai putrinya, memberikannya nama belakang yaitu Xavier dan memberikannya kasih sayang.
"Kamu tenang saja nak, papa akan memberikanmu kasih sayang yang berlimpah. Papa akan menjaga kamu, menjaga semua harta kamu sampai usiamu sudah cukup untuk menjaga semua harta dari papamu." Kata Leon sambil melihat Aileen yang tangan kecilnya sedang bergelayut manja di lengan kekarnya.
"Pa..pa…pa…pa…" gumam gadis kecil itu sambil memegang tangan Leon.
"Iya sayang, ini papa." Leon tersenyum kemudian memeluk gadis kecil yang sudah kehilangan orang tuanya di usianya yang masih sangat muda itu. Leon kasihan pada Aileen.
*****
20 tahun kemudian…
Sore itu..
Seorang gadis cantik dengan tubuh moleknya, rambut coklat tergerai panjang dan matanya berwarna biru langit yang indah. Terlihat sedang mendorong kopernya yang berwarna hitam dengan wajah semangat.
"Papa pasti senang aku sudah pulang lebih awal! Papa…Aileen datang!" Aileen bergegas mendorong kopernya, dia pun masuk ke dalam mobil taksi yang ada didepan jalanan bandara. Ia sudah tak sabar bertemu dengan papanya.
Di dalam perjalanan pulang, Aileen senyum-senyum sendiri. Wajahnya berseri-seri, tak sabar bertemu dengan papanya di rumah.
Beberapa menit kemudian, Aileen sampai di rumah megahnya yang berlokasi di sebuah kompleks mewah. Beberapa penjaga di rumah itu melihat ke arahnya. Rumah ini adalah rumah tempat favorit Aileen, rumah yang menjadi tempatnya menghabiskan waktu bersama papanya.
"Maaf mbak, mbak siapa ya? Main masuk aja ke rumah orang." Tanya seorang pria paruh baya pada Aileen.
Aileen tersenyum lalu menepuk pundak pria paruh baya itu. "Pak Anwar! Wah…bapak udah tua tapi masih aja ganteng pak!"
Anwar melihat Aileen dengan bingung, pasalnya dia merasa tak mengenal gadis cantik ini tapi kenapa gadis ini mengenalnya.
"Pak…jangan bilang pak Anwar lupa sama aku. Masa sih pak Anwar melupakan wajah cantik aku!" Protes Aileen pada pria yang sudah dia kenal baik dari kecil.
"Hem…maaf saya tidak kenal kamu."
"Pak mawar…pak mawar…" ucap Aileen dengan menirukan suara anak kecil.
Tak berselang lama, Anwar langsung menatap Aileen dengan kedua mata melebar. "Non…non Aileen!"
'Hanya non Aileen yang selalu memanggilku mawar mawar' batin Anwar.
Aileen mengangguk-angguk, membenarkan ucapan Anwar. "Iya ini Aileen, pak…"
"Ya Gusti, neng udah gede lagi! Bapak pangling lihat neng." Anwar berdecak kagum, gadis kecil yang dia lihat sekarang sudah dewasa. Sangat cantik dan bisa menarik lawan jenis.
"Hehe, Aileen juga pangling liat pak Anwar. Udah mau setengah abad,masih kelihatan 20'an." Canda Aileen seraya terkekeh kecil, dia memang akrab dengan Anwar, penjaga rumah itu yang sudah bekerja lama sekali disana.
"Ah si neng bisa aja…" Anwar terkekeh mendengar pujian dari Aileen.
"Oh ya pak Anwar, nanti kita ngobrol-ngobrol lagi. Papa ada di dalam kan?"
"Iya neng, tapi–"
"Ya udah pak, aku masuk dulu ke dalam ya. Aku mau kasih kejutan sama papa!" Aileen tersenyum ceria, lalu bergegas masuk ke dalam rumah besar itu secara diam-diam.
Padahal pak Anwar ingin mengatakan bahwa di dalam rumah itu sedang ada tamunya Leon.
Gadis cantik yang baru saja meraih gelar sarjananya dengan karir yang dijamin akan cemerlang, kini ia berjalan menuju ke lantai atas karena tidak melihat papanya di lantai bawah. Ia melihat seisi rumah itu dengan mata berkaca-kaca, sudah 3 tahun dia tidak pulang karena sibuk belajar di luar negeri. Alangkah rindunya dia dengan rumah besar ini, apalagi papanya.
"Pasti papa ada di kamarnya." Gumam Aileen dengan senyuman manis dibibirnya, gadis itu gemas tak sabar bertemu dengan papanya.
Ekor mata Aileen menatap pintu kamar papanya yang sedikit terbuka. Aileen menyimpan kopernya di sembarang tempat, lalu dia berjalan mendekat ke kamar Leon.
BRAK!
Aileen membuat pintu kamar itu terbuka lebih lebar.
"Papa…aku pulang–" Senyuman Aileen menghilang, lalu Aileen terdiam manakala ia melihat pemandangan di depannya. Papanya tengah berciuman mesra dengan seorang wanita di sofa kamar itu. Matanya melebar dan mulai berembun. Ada kabut kemarahan pada raut wajahnya saat melihat papanya bercumbu di sana.
"Aileen…sayang?" Leon mendorong pelan tubuh Celia, gadis cantik yang memiliki rambut pendek dengan warna merah.
'Mengapa Aileen sudah pulang?'
"Sayang? Apa dia putrimu?" Tanya Celia yang masih duduk dipangkuan Leon, dengan tangan bergelayut manja pada tangan Leon. Matanya menatap gadis yang lebih muda darinya di ambang pintu kamar.
Sayang.
Sebuah kata yang menusuk telinga Aileen. Sebuah kata yang dalam sekejap menghanyutkan segala rindu Aileen. Kata sayang yang seharusnya penuh kasih, namun bukannya menumbuhkan suka cita tetapi malah membakar nafas Aileen. Seketika ia merasa sesak di dadanya. Tangannya mengepal erat dan tanpa aba-aba, suara lantangnya mencabik adegan romantis di depannya.
“Menyingkir dari papaku! Dasar wanita ******!” Aileen membentak dengan tatapan menusuk, diwarnai dengan pengkhianatan.
Leon beringsut dari sofa begitu mendengar kata yang mengganggunya. Lalu dia meminta Celia merapikan pakaiannya yang tidak rapi. Kemudian Leon menghampiri putrinya. Ya, Aileen selalu seperti ini bila Leon memiliki hubungan dengan wanita lain.
"Apa yang kamu katakan Aileen?" Suara Leon terdengar dingin dan menusuk di telinga Aileen. Membuat wanita itu bergidik mendengarnya, karena papa yang selalu begitu lembut kini terlihat berbeda.
"Wanita j*l*ng." Jawabnya kesal.
Plakk!
Tangan Leon melayang tepat di pipi putih nan mulus Aileen. Gadis itu langsung memegang pipinya yang kini memerah. "Papa…." Lirihnya dengan mata berkaca-kaca, air matanya mulai luruh.
"Sayang, Aileen…ma-maafkan–"
Astaga! Aku kelepasan.
Belum sempat Leon menyelesaikan ucapannya, Aileen sudah berlari pergi meninggalkan kamar itu. "Astaga…" gumam Leon sambil memijit pelipisnya yang mendadak sakit.
"Honey, sepertinya putrimu tidak suka dengan kehadiranku disini." Kata Celia yang sudah merapikan bajunya, dia bersandar di dalam tubuh bidang Leon dengan manja.
"Lebih baik kau pergi dulu, nanti aku akan menghubungimu." Ucap Leon sambil menghela nafas panjang.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
leon ailen
2024-10-23
0
Cis Siu
seru
2024-06-11
1
ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI
leon aileen😁
2023-08-25
0