Pernikahan Yang Tertukar
Drap
Drap
Drap
Drap
"Hei! Kembalikan tasku!" Ucap seorang wanita yang berlari dengan bertelanjang kaki sambil menenteng sepatu ketsnya.
Dan dalam keputusasaannya, wanita itu melemparkan salah satu sepatu ketsnya kepada seorang pria di depannya, dan dengan penuh harapan ia berdoa di dalam hati,
"Please kena...please." Begitu doa wanita itu.
Harapannya terkabul,
Bletak!
Sepatu hak tinggi itu mengenali kepala belakang si pria dan membuat pria itu jatuh tersungkur.
Camilla Madison atau akrab disapa dengan Milla segera mempercepat larinya dan tanpa ragu menindih dan mengunci lengan lawannya, "Mana tasku!" Seru Milla.
Pria itu mengaduh dan menahan sakit dengan memukul-mukulkan telapak tangannya ke jalan, "Aduh..aduh..mba..mba sakit mba! Lepasin saya." Rintih pria itu.
Milla melepaskan kuncian lengan pria itu, namun pria itu bukan mengembalikan tas Milla melainkan berusaha kabur kembali. Bukan Milla namanya jika ia menyerah sampai di situ, dengan cepat ia menggeser tungkai kakinya dan menyandung kaki pria itu.
Pria tersebut jatuh lagi, dan Milla tanpa segan-segan menghajarnya, "Lain kali pilih lawanmu!" Seru Milla lalu mengambil tas miliknya.
Orang-orang yang sedari tadi mengerumuninya diacuhkan oleh Milla, "Bubar! Bubar! Kalian kira ini sedang syuting! Tidak ada satu pun dari kalian menolong wanita lemah sepertiku ini! Memalukan!" Tukasnya dan dengan enteng ia menunjuk seorang wanita berpakaian rapi untuk segera menghubungi polisi.
Milla berjalan meninggalkan tempat kejadian perkara itu dengan angkuh.
Camilla Madison terkenal dengan gayanya yang tomboy dan sedikit maskulin untuk ukuran seorang wanita. Tidak ada pria yang berani mendekatinya walaupun Milla tergolong kategori wanita cantik di kampusnya.
"Milla!" Teriak seorang pria dari kejauhan.
Merasa namanya di panggil, Milla tidak menoleh sedikit pun dan terus berjalan.
"Milla! Oi!" Pria itu berteriak lagi, namun Milla tetap berjalan bahkan kali ini memasang airbuds di telinganya dan mendengarkan lagu Blink 182 favoritnya.
Pria itu berlari dengan cepat dan berusaha menyusul Milla kemudian ia menyenggol lengan Milla, "Oi!" Sahutnya.
Milla segera memasang kuda-kuda siap menyerang dan setelah tau bahwa itu pria yang di kenalnya, Milla menyeringai sambil melepas earbudsnya, "Eh, kirain siapa. Aura kamu seperti orang mau menyerang sih, hahahaha." Katanya menggoda pria itu.
"Sialan!" Tukas pria itu lagi, "hari ini kamu ada kelas?" Tanyanya.
"Ada, jam berapa yah? Aku juga lupa. Sebentar aku cek." Jawab Milla mengecek jadwal mata kuliah di ponselnya kemudian melirik jam tangannya dengan wajah panik,
"Drew, aku pergi dulu! Byeeee!" Sahut Milla yang segera berlari meninggalkan teman prianya.
Andrew Oak, mungkin dia satu-satunya pria yang menaruh hati kepada Camilla, sayangnya cinta itu sepertinya bertepuk sebelah tangan. Milla lebih cinta kepada Travis Barker seorang penabuh drum dari band favoritnya Blink 182.
Sesampainya di kampus, Andrew segera masuk ke dalam kelas tanpa mencari Milla.
"Hai Andrew." Sapa seorang wanita bernama Charlotte Madison.
Charlotte Madison atau biasa di sapa Charlie adalah kembaran Camilla yang mempunyai sifat bertolak belakang dengan saudara kembarnya.
"Hai Charlie." Jawab Andrew.
"Bagaimana jawabanmu atas pertanyaanku kemarin?" Tanya Charlie.
Andrew tertawa sambil menggelengkan kepalanya, "Aku tidak tertarik. Maafkan aku." Ucap Andrew menyiapkan buku-bukunya di atas meja.
"Kenapa sih?" Tanya Charlie cemberut.
Andrew tidak merespon amarah Charlie, "Sudah kukatan berkali-kali kepadamu, aku belum memikirkan hal itu." Bisik Charlie akhirnya.
Andrew Oak adalah seorang pewaris tunggal dari perusahaan terkemuka Oak Grup dan sudah dipastikan setelah selesai kuliah nanti ia akan di angkat menjadi CEO perusahaan itu. Tidak heran banyak wanita yang mengincarnya termasuk Charlie.
Andrew diminta menikah begitu lulus kuliah supaya segera memberikan keturunan untuk meneruskan bisnis keluarganya. Dalam hal itu, orangtua Andrew membebaskan Andrew untuk memilih calon istrinya sendiri.
Sedangkan si Kembar Madison merupakan penerus dari Madison Grup, tentu saja orangtua Madison akan sangat bahagia sekali jika salah satu putrinya mendapatkan Andrew Oak sebagai suami mereka.
Sayangnya orangtua Madison tidak dapat berharap dari Camilla. Charlie lah harapan mereka satu-satunya untuk mendapatkan menantu seorang Oak.
***
Hari kelulusan.
"Milla, Milla! Hei!" Andrew kembali memanggil Camilla yang seperti biasa ia sedang asik mendengarkan lagu dari Blink 182.
"Milla!" Andrew melepas airbuds yang terpasang di telinga Milla.
"Apa sih!" Tukas Milla kesal.
"Hei, ini hari kelulusan kita. Apa kamu akan datang ke pesta di rumahku? Aku akan menjemputmu." Ajak Andrew.
Milla menjawab sambil lalu, "Aku tidak tertarik pesta seperti itu." Jawab Milla.
"Kenapa sih? Aku akan memilih pendampingku disana nanti. Ayolah." Bujuk Andrew lagi.
Milla menghentikan langkahnya, "Baiklah. Aku tunggu di rumahku 30 menit sebelum acara dimulai." Jawab Milla akhirnya.
Andrew mengibarkan tangannya ke udara, "Yes! Oke, aku akan menjemputmu pukul 19.30." katanya kemudian berlari dengan senyum terkembang di wajahnya.
Malam itu, Charlie tampak cantik dengan gaun ala-ala putri kerajaan dan mahkota di atas rambutnya yang terkepang dengan rapi.
Sedangkan Milla memilih tampil sederhana dengan rambut kuncir kudanya, rambutnya yang ikal turun naik mengikuti gerakan tubuhnya. Milla mengenakan gaun berwarna emas bertali spagheti tanpa hiasan apa pun.
"Aih, anak-anak mami cantik sekali. Milla darling, apa kamu yakin akan mengenakan itu?" Tanya Nyonya Madison.
Milla mengangguk, "Aku tidak akan memakai gaun seribet Charlie jika hanya untuk pesta biasa." Jawab Camilla.
"Siapa yang akan menjemputmu? Apa kamu akan jalan sendiri kesana atau jalan bersamaku?" Tanya Charlie. Ada sedikit nada penolakan dalam suaranya.
"Temanku akan menjemputku." Jawab Milla singkat.
Nyonya Madison dan Charlie saling berpandangan, "Kamu punya teman? Siapa?" Mereka meremehkan Camilla.
Milla hanya mengangkat bahunya dan menunggu di depan pintu.
Tak lama, lonceng pintu kediaman Madison berdentang.
"Apa itu temanmu? Aku yang akan membukakan pintu untuknya! Aku penasaran sekali siapa temanmu itu!" Ucap Charlie.
Camilla berlari mendahului saudari kembarnya, "Charlie, jangan mengganggu ranah pribadiku! Ini tamuku, aku yang akan membukakan pintu untuknya." Tukas Milla kesal.
Tapi Charlie lebih cepat, ia segera membuka pintu untuk tamu Camilla. Dan begitu ia membuka pintu, Charlie terkejut dan kehabisa kata-kata, "A...Andrew? Kamu menjemputku? Tidak mungkin kan kamu menjemput si..."
Camilla berjalan ke depan dan menyenggol pundak Charlie, "Sudah kukatan dia tamuku." Bisik Milla di telinga Charlie.
Andrew tersenyum, "Wow, kamu cantik sekali Milla." Sahut Andrew memuji dan tidak menyangka bahwa gadis tomboy ini akan berubah menjadi seorang Cinderella malam itu.
Camilla tersipu, "Ayo aku sudah siap dan terimakasih sudah menjemputku." Ujar Milla.
Andrew memasangkan korssase di pergelangan tangan Milla dengan warna dan bentuk senada dengan korssase miliknya.
"Let's go we'll rock this night." Ucapnya dan menawarkan lengannya untuk Milla.
***
Sesampainya di kediaman Oak, Andrew dan Camilla menjadi bintang utama di pesta itu. Andrew sama sekali tidak menyangka bahwa Milla akan secantik dan semenyenangkan seperti ini. Rasa suka kepada wanita yang ada di hadapannya kini kian bertambah.
Saat asik berdansa, Andrew meminta kepada pelayannya untuk mengambil mic. Kemudian ia meminta pemain musik untuk memainkan lagu yang lembut.
"Milla, genggam tanganku dan ikut aku." Bisik Andrew di tengah alunan musik yang dimainkan oleh pemusik.
Ketika Andrew menarik Milla ke atas panggung, iringan musik instrumental Wonderful Day mulai mengiringi mereka berdansa di atas panggung.
Andrew mengambil mic dari tangan pelayan, "Malam ini adalah malam spesial, kita berhasil melalui ujian, skripsi, tugas-tugas serta sidang dengan baik. Dan malam ini juga spesial untuk aku karena aku akan memilih seorang wanita yang akan mendampingi hidupku mulai sekarang sampai selama-lamanya." Ucap Andrew.
Kemudian, ia mengambil kotak cincin dari kantung celana sutranya dan berlutut di depan Milla, seorang pelayan memegang mic untuk Andrew, " Camilla Madison, " katanya memulai proses lamaran.
Semua yang menyaksikan moment itu mendekap mulut mereka dan saling berpegangan, wajah-wajah iri terpampang jelas di antara beberapa wanita.
"Camilla Madison, maukah kamu menjadi istriku?" Tanya Andrew Oak sambil membuka kotak beludru yang berisikan cincin.
Raut wajah Milla tidak bisa di tebak saat itu, dia terdiam dan berpikir cukup lama sampai akhirnya, "Ya, aku mau." Jawab Milla.
Andrew menarik nafas lega dan segera memasangkan cincin di jari manis Milla, "Terimakasih." Sahut Andrew, mengecup pipi Milla dengan lembut.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ci_Osyih Aenta
Awal yg bagus sampai g kerasa udah sampai akhir di bab satu
2022-11-20
0
ZidniNeve IG : @irmayanti_816
suka dong
2022-11-02
1
diora
awal cerita yg seru kak
2022-11-02
1