Bodyguard Super Tampanku Ternyata CEO Kaya
Belakangan diantara Para Pembisnis tengah dihebohkan dengan salah satu kabar menarik.
Ini soal seorang CEO dari Perusahaan Smith Group, yang kabarnya juga merupakan salah satu Calon Pewaris Anderson Group.
Putra Tertua dari Pewaris Anderson Group saat ini, Antony Callisto dengan seorang Artis Populer Emelin Smith. Dia bernama Alexander Smith.
Alexander Smith, sempat mendapatkan kepopulerannya di dunia hiburan ketika dia masih kecil, pernah di nobatkan sebagai aktor kecil paling populer kala itu.
Namun, dia sudah menghentikan dunia aktingnya, ketika memasuki masa remaja, memutuskan untuk mengikuti jejak Sang Ayah sebagai seorang Pengusaha.
Alexander Smith terkenal sebagai Sang Jenius di Keluarganya yang sudah mendapatkan berbagai penghargaan dan prestasi sejak dia masih kecil, dan sekarang ketika dia menjadi CEO, dia berhasil meningkatkan Laba Perusahan dengan cukup signifikan.
Taman, Kaya dan Pintar, itu adalah gambar dari Alexander Smith.
Saat ini, Keluarga itu sedang sarapan disalah satu meja makan, namun Sang Putra tertua mereka terlihat sudah berdiri bersiap pergi dari sana.
"Alex, kenapa kamu buru-buru seperti itu?" Tanya Sang Ibu dengan penuh perhatian.
Alex lalu tersenyum pada Sang Ibu,
"Hari ini aku memiliki jatwal yang padat, aku akan mengecek ketempat salah satu Proyek baru yang akan di laksanakan Perusahaan, namun aku harus ke Kantor dulu untuk mengambil beberapa berkas penting,"
Sang Ibu yang melihat Putra tertuanya itu menjadi begitu sibuk, lalu sedikit berkomentar,
"Astaga, Alex sekarang kamu benar-benar begitu mirip dengan Papamu, begitu sok sibuk," kata Emelin dengan ekpersi cemberutnya itu.
Alex yang mendengar komentar itu hanya tersenyum, lalu mulai mengulurkan tangannya dan bersalaman dengan Emelin, untuk berpamitan pergi.
"Aku pergi dulu, Mama,"
Emelin tidak bisa berbuat apa-apa, lalu hanya mengelus ringan rambut Putranya itu.
"Kamu hati-hati dijalan, dan jangan lupa tetap makan teratur, kamu bisa membawa bekal yang sudah Mama siapkan di dapur,"
Alex yang masih diperlakukan seperti anak kecil oleh Mamanya itu, wajahnya sedikit memerah sedikit malu.
"Mama jangan seperti itu, Alex kan sudah dewasa, jangan perlakuan Alex seperti anak kecil terus,"
Emelin lalu tertawa, dan berkata,
"Untuk Mama, Alex selau menjadi Pangeran Kecil dihati, Mama, Putra Mama yang paling lucu,"
Seluruh Keluarga itu lalu tertawa mendengar komentar dari Emelin itu, termasuk kedua adik Alex.
"Julio, Alena kalian jangan menertawakanku!!" Kata Alex berkomentar pada kedua adiknya yang tertawa itu.
"Baiklah-baiklah, Kak Alex sudah yang paling dewasa diantara kita, apakah tidak mempertimbangkan Pernikahan?" Kata Julio dengan nada bercanda.
"Diamlah, Julio, bagaimana denganmu apakah kamu sudah mendapatkan Pacar?"
Melihat kedua Kakak laki-lakinya itu sudah berdebat, Sang Adik Perempuan lalu berkata,
"Sudahlah, Kak Alex dan Kak Julio, jangan mulai lagi, deh,"
Kedua Kakak laki-laki itu lalu segera berkata bersamaan pada Alena,
"Dan kamu, Alena tidak bisa dekat-dekat dengan laki-laki dulu, kamu masih kecil,"
"Alena, kamu tidak bisa berkencan dulu, jika ada laki-laki yang mendekatimu bilang dulu dengan Kakak,"
Alena lalu segera menjawab,
"Astaga, aku kan juga sudah berumur dua puluh tahun,"
Emelin yang melihat pertengkaran saudara-saudara itu, lalu tertawa dan berkata,
"Astaga, kalian sudah mulai lagi, sudah sana Alex hati-hati jika ingin berangkat,"
Alex lalu mulai melambaikan tangannya pada kedua adiknya itu, lalu segera bersalaman dengan Ayahnya.
"Hati-hati, dijalan,"
Alex yang mendengar itu dari Ayahnya tiba-tiba merasa aneh.
"Apa? Tumben Ayah menyuruhku hati-hati,"
"Kamu kan tahu sendiri, belakangan ada banyak masalah dengan Perusahaan saingan,"
"Sudah, Ayah tidak usah khawatir, Alex bisa menjaga diri dengan baik, dan akan pulang dengan selamat,"
Alex lalu mulai melambaikan tangannya lagi.
"Nanti, malam mari masak makanan kesukaanku," kata Alex dengan ekspresi ceria.
"Ya, Kak Alex tidak boleh pulang terlambat,"
"Tentu saja, Mama akan memasakan masakan Kesukaan Alex,"
Itu adalah kata-kata sapaan pagi itu, sebuah janji yang mungkin akan sulit ditepati.
Karena beberapa jam setelahnya, saat Alexander mulai menuju ketempat Proyek, dia terlibat suatu Insiden.
Saat ini didalam mobil, Alex bersama salah satu supir, terlihat sangat cemas.
"Pak, Supir apakah bisa lebih cepat lagi?"
"Maaf, Tuan Muda saya sudah berusaha, namun mobil yang mengikuti kita mereka cukup cepat, saya tidak tahu bagaimana menghindarinya,"
"Sial,"
Alex hanya bisa mengutuk ketika melihat beberapa mobil mulai mendekat, dan salah satu mobil mulai menabrak bagian belakang mobil yang ditumpanginya sekarang.
Dan sangat sial, saat ini mereka ada di tepi suatu jurang di pinggiran hutan, karena tempat proyek memang ada di daerah pinggiran kota.
Ada sebuah tikungan didepan, Alex jelas merasa begitu takut sekarang.
"Awas Pak...."
Sayangnya, sopir itu tidak bisa mengeram tepat waktu karena mobil yang menabraknya dari belakang membuat keseimbangan mobil goyah.
Alex yang melihat jurang tepat dihadapannya itu tiba-tiba memiliki perasaan yang cukup sedih.
Dirinya tidak pernah mengira jika harus hal bisa menjadi seperti ini.
Kenangan pagi itu sebuah sarapan banget dengan keluarga lengkap, kembali terngiang.
"Maaf... Papa... Mama... Julio, dan Alena, Kakak mungkin tidak bisa menepati janji...."
Dan setelahnya terjadi ledakan yang sangat keras ketika mobil itu jatuh kedalam jurang itu.
Setelahnya, dari atas jurang, dari dalam mobil yang menabrak paksa mobil Alex itu, keluarlah seorang Pria, yang tadi menyetir mobil itu, dia menatap puas kearah jurang itu.
"Hahaha... Rasakan itu, dasar brengsek!! Dengan ini Ayah dan Ibu pasti akan senang melihat anak dari musuh mereka, dan penghalang bisnis mereka akhirnya mati, mereka pasti akan sangat senang padaku,"
Salah atau orang keluar lagi dari dalam mobil.
"Ya, Tuan Muda sudah melakukan hal yang baik, saya yakin ini akan membuat Tuan Geovanni dan Nyonya Isabella merasa senang pada Tuan Muda,"
"Hmm, tentu saja, kamu segera bereskan semua ini, jangan sampai polisi tahu,"
####
Saat itu, suasana pinggiran hutan terlihat sepi, hanya ada seorang gadis tertentu memegang senapannya, menatap kedalaman hutan bersama dengan bawahannya.
Hutan itu, juga merupakan kawasan berburu yang cukup bagus.
"Nona, lihat di ujung saja sepertinya ada mangsa yang bagus,"
Gadis itu yang melihat ada mangsa yang bagus segera tertawa,
"Ya, kamu tunggu disini, aku akan mengejar mangsa itu,"
Gadis itu terlihat bersemangat, lalu mulai memasuki pinggiran hutan, mengejar buruannya itu.
DORRR
"Sial!! Lolos!!"
Targetnya ternyata berhasil lolos, dan sekarang gadis itu terlihat kesal.
"Mari cari mangsa lainnya,"
Namun ketika dirinya melihat-lihat sekeliling tempat itu, dirinya menemukan sesuatu yang mengejutkan.
Itu adalah tubuh seorang Pria yang memakai baju compang-camping, dan penuh dengan darah.
Gadis itu terlihat sangat kaget, berpikir dirinya menemukan sebuah mayat.
"Astaga, apakah ini mayat orang mati?"
Namun, dirinya segera menormalkan ekpersinya, dan mulai mendekati kearah tubuh yang berlumuran darah itu.
Gadis itu, mulai memeriksa denyut nadi dan nafas Pria itu.
"Dia masih hidup, aku harus segera menolongnya,"
Gadis itu terlihat panik, lalu meletakkan senapan yang dibawanya, dan mulai mencoba mengotong Pria itu.
Gadis itu melihat, jika luka yang dialami Pria itu tidak terlalu parah, setelah diperiksa hanya ada beberapa memar dan benturan.
Dengan cepat, gadis itu membawa Pria itu mendekat ke bawahnya.
Tentu saja bawahannya itu menatap kaget ketika melihat Nonanya itu tiba-tiba membawa seorang Pria tidak dikelan.
"Ini... Siapa dia Nona?"
"Aku juga tidak tahu, sudahlah sebaiknya kita segera menolongnya,"
Tanpa banyak basa-basi, mereka lalu mulai membawa Pria itu ke Villa mereka yang tidak jauh dari sana dan segera memanggil dokter yang berada di desa kecil dekat sana.
Karena tempat itu cukup terpencil, cukup susah memanggil Ambulans dari kota, apalagi medan yang cukup berbahaya.
Gadis itu melihat dokter itu memeriksa Pria itu dengan cemas.
"Bagaimana keadaannya dokter?"
"Akan lebih baik jika dibawa ke Rumah Sakit besar, namun untuk sementara jika tidak ada luka besar hanya ada beberapa benturan kecil, jika sampai nanti malam, dia tidak sadar, ada baiknya dia harus dibawa ke Rumah Sakit. Sementara saya akan merawat lukanya, dengan peralatan seadanya,"
Gadis itu merasa sedikit lega,
"Ya, lakukan yang terbaik,"
Dan begitulah perawatan itu dimulai, setelah dokter pergi, sekarang tinggal gadis itu yang berada disana, menatap Pria yang terbaring di Rumah Sakit.
Cukup penasaran, siapa sebenarnya Pria itu.
Gadis itu lalu mulai berinisiatif untuk membersihkan wajah Pria itu dengan lap, dan setelah wajah itu terlihat cukup bersih, Gadis itu terkejut.
"Astaga, apakah aku menemukan Pangeran tidur atau sesuatu? Kenapa dia terlihat sangat tampan?"
Namun gadis itu hanya bisa menatap Pria yang masih tidak sadarkan diri itu.
"Aku harap kamu segera bangun dan baik-baik saja,"
Namun sayangnya, bahkan sampai malam hari, Pria itu masih belum bangun juga, membuat gadis itu terlihat cemas.
"Aduh, bagaimana ini? Apakah keadaan dia lebih parah daripada yang dokter kita?"
Gadis itu terlihat mondar-mandir dengan ekpersi panik dan cemas.
"Bagaimana ini?"
Terlihat kekhawatiran yang jelas, saat gadis itu mulai menatap wajah Pria yang terbaring itu.
Ketika Pria itu terbaring, terlihat ekpersi damai dalam tidurnya, sedikit membuat gadis itu terkesima
Gadis itu mulai mengelus rambut Pria itu, merasa rambutnya begitu halus.
Gadis itu mulai memperhatikan lagu dengan seksama Pria didepannya, bagaimana wajah ini jika semakin dilihat semakin taman, lihat hidung mancungnya, dan bulu mata yang indah yang dia miliki, juga kulit putihnya itu.
Ketika gadis itu meraba wajah Pria itu, tiba-tiba mata yang dari tadi tertutup itu segera terbuka.
Hal itu membuat gadis itu tersentak kaget, dan segera mundur kebelakang.
Pria itu mulai memegangi kepalanya, dan berkata dengan suara serak,
"Ini... Ini dimana?"
Gadis itu kembali menormalkan ekspresinya lalu segera berkata,
"Ini ada di Villaku. Kamu sepertinya mengalami kecelakaan. Apakah kamu ingat sesuatu?"
Pria itu lalu terdiam, mencoba menggali ke dalam ingatan nya dan berpikir namun sepertinya tidak menemukan apapun.
"Aku tidak ingat apapun,"
Gadis itu, hanya sedikit kaget lalu berkata,
"Emm, apakah kamu memiliki keluarga yang bisa dihubungi?"
Pria itu lalu mengelengkan kepalanya,
"Aku tidak ingat apapun..."
"Apa?"
Jelas gadis itu sangat kaget mendengar itu.
Jangan bilang Pria didepannya ini tengah hilang ingatan?
"Aku tidak ingat apa-apa,"
"Kamu.... Kamu... Kamu tidak ingat siapa namamu?"
Pria itu lalu terdiam sebentar, mencoba berpikir keras.
"Alex.... Aku hanya ingat nama itu entah itu namaku atau bukan, aku tidak tahu,"
Gadis itu sekarang memiliki ekspresi panik, mulai berpikir jika ini sepertinya akan lebih merepotkan daripada yang dirinya kira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Dwi Winarni
kisah Alex pasti lebih seru dr kisah orang tua nyA....
2023-05-26
2
Renireni Reni
nyimakk
2023-04-11
1
mamayot
RANJANG BASAH SANG PERAWAN.... mamoir ya ke novel ku
2023-01-03
1