Bab 5

Pagi datang menyapa, Raya menggeliat kan tubuhnya seraya membangunkan dirinya dari tidur nyenyak nya. Setelah ia sadar dengan ingatan semalam, ia menutup mulut nya tak percaya, Ia ingat betul kalau ia tertidur di meja setalah menyelesaikan tugasnya, dengan Devan yang menemaninya.

'Jangan bilang, kalau Devan yang membawaku kemari? Nggak, ini pasti Mama.yang membantuku kan" Raya bermonolog seraya melihat tubuhnya, Pikiran nya kemana-mana menerawang ke kejadian yang memalukan.

"Sayang, bangunlah." Ucap sang Mama

"Iya, Ma. Raya sudah bangun kok" teriak Raya

"Segeralah turun sayang, setalah itu berangkatlah sekolah, ini sudah jam 6 lebih loh" teriak lagi sang Mama

"Siap, Ma" jawab Raya dengan langkah yang menuju ke kamar mandi.

Raya mandi dengan terburu-buru, Memakai seragamnya dengan cepat, menyisir rambutnya, tak butuh waktu yang lama untuk wanita yang cantik alami itu menghias wajahnya. Cukup liptin ia pun keluar dari kamarnya dan menuju ke meja makan.

"Bagaimana tidur mu sayang, nyenyak banget ya?" Tanya sang Mama

"Sangat, Ma. Mama tahu ... Tugas dari pak guru memang sungguh membuat otak Raya lelah" keluh Raya dengan mendarat kan tubuhnya di kursi

"Nak Devan baik, dia sudah mau membantumu dalam hal pelajaran, Raya, jangan fokus pada satu perasaan, apalagi kau masih muda, mencintai orang itu bagus, hanya saja jika di abaikan, bukankah itu sangat menyakitkan sayang, Nak Devan baik, bertemanlah juga dengannya" ucap sang mama yang tahu akan perasaan sang putri, Jatuh cinta pada teman sekelas nya yang sudah mengabaikannya.

"Raya tahu, Ma. Devan memang baik, bahkan sangat baik" ucap Raya seraya menyantap makanan di depan nya. Mama nya tersenyum melihat anaknya. Ia kini tumbuh sangat cantik, hanya saja, Raya tidak suka berhias dan fashion.

"Ma, Raya sudah selesai, Kalau begitu, Raya pamit, Da Mama" ucap Raya seraya mencium pipi sang Mama

"Hati-hati sayang" teriak sang Mama

"Siap Ma" jawab Raya seraya melambaikan tangannya pada sang Mama.

Mamanya menatap kepergian Raya, ada air yang bergemang di pelupuk matanya, Iya sangat tahu kesedihan akan putrinya dia merindukan sosok seorang ayah dia merindukan kasih sayang seorang ayah yang tidak pernah ia dapatkan sejak dari Iya masih kecil.

Namun namanya bersyukur karena Raya tumbuh dengan sosok wanita yang pria yang tak gampang menampakkan kesedihannya.

*****

"El, Mama mau tanya sama.kamu, kamu kenal dengan Raya gak? Dia sepertinya satu sekolah denganmu, dan sekelas juga kayaknya" ucap sang Mama saat mereka sudah selesai sarapan pagi.

Sejenak Elvano tidak menjawab ucapan ibunya, Iya sangat tahu bahwa nama raya hanya ada satu orang yaitu si Bodoh dan si idiot.

"El, jawablah tidak mungkin kan kamu tidak mengenal nama itu?" tanya sama mama lagi

"Raya sibodoh itu kali ya Ma" ucap adiknya Elvano yang mana membuat mamanya terkejut

"Eh anak kecil tau apa kamu kok tidak mengenal wanita itu dia tidak bodoh dia cantik kok" ucap sang mama membalas ucapan anak bungsunya yang masih umur 8 tahun itu

"Ckkk, kakak sering kali kok bercerita tentang wanita itu, yang mana nama Raya itu sangat bodoh dan idiot, loh Ma. Kalau nggak percaya tanya deh sama kakak"balas adiknya Elvano

"Ma, El berangkat dulu, ayo dek" ucap Elvano mengajak adiknya untuk jalan bareng

"El, kau masih belum menjawab pertanyaan, Mama" ucap sang Mama

"Ma, nanti saja ya, Ini sudah jam setengah 7, nanti El dan Nando telat sekolahnya," kilah El, untuk menghindari pertanyaan Mamanya yang menurut nya sangat lah mengganggu nya.

" Dasar kalian, lihatlah pa, anak-anak mu ini sangatlah tidak menghargai Mamanya, Jika saja aku punya Putri, pasti aku ounyanteman buat ngobrol, buat belanja,bu_" ucapan sang Mama terhenti ketika melihat kedua anaknya berlalu jauh dari hadapan nya.

"Ih, ngeselin, anak kita mirip siapa sih, Pa. Cueknya itu loh minta ampun, gak seperti anaknya Ratih, dia sudah besar dan cantik loh, Pa. mama sangat menyukai nya, kapan-kapan mama boleh gak membawanya belanja" tanya Sang Mama.lafa Suaminya

"Anak nya Ratih, adalah anaknya Dani, Ma. Kita banyak hutang Budi pada mereka, tentu Mama boleh membawa dan memanjakan dia, bawalah, Papa juga ingin melihatnya" ucap sang Papa seraya mencium kening sang istri dan berpamitan untuk berangkat ke kantornya.

Byaaarrrr ...

Guyuran tepung terjatuh pada tubuh Raya saat Raya sudah memarkir kan sepeda motor matic nya. Tawa banyak anak-anak kini menggema di telinga Raya, saat Raya masih memejamkan matanya karena takut kena tepung.

"Hahahhaa, anak dungu sudah datang, kita-kita baik loh, memberi mu bedak gratisan, gimana enak rasanya," ucap kelompok Lola, yang mana mereka sangatlah tidak menyukai Raya

"Apa yang kalian lakukan,!" Teriak Raya

"Kau tanya apa yang kami lakukan, Raya ....raya, ngakunya suka sama Elvano tapi juga kecentilan mengganggu Devan," ucao Wanita yang menjadi sahabat Liola yang mana telah mengincar Devano.

"Inilah akibat nya karena sok menjadi wanita kecentilan," ucap Astrid seraya  mendorong tubuh Raya hingga terjatuh.Banyak anak yang menyaksikan hal itu, mereka bukannya membantu Raya malah menertawakan Raya dan kebodohan Raya.

"Kenapa kalian jahat padaku,Apa salahku pada kalian, Kenapa kalian tidak ada hentinya menggangguku,!" Terima Raya dengan Isak tangisannya.

"Kesalahanmu adalah, kau kecentilan menjadi wanita," ucapan itu bersamaan dengan siraman air pada tubuh Raya, Namun ... Siraman itu tidak mengenai tubu Raya melainkan ada tubuh lain yang memeluk tubuh Raya. Semua mata terkejut dengan kejadian itu, dan penasaran siapa yang membantu Raya saat ini, Devan apa Elvano?

*****

TIdak ada hal yang indah di bandingkan kebahagiaan sang anak, itu yang Mamanya Raya lakukan.

"Ratih, kita sudah lama- lama menyendiri, Tidakkah kau memikirkan lamaranku ini, Anak-anak kita sudah dewasa, mereka akan mengerti apa yang kita inginkan" ucap sosok yang sellau menyatakan perasaannya pada Ratih.

"Mas, aku tahu perasaan mu tulus padaku, tapi aku benar-benar tidak bisa, aku masih sangat mencintai ayah dari anakku, Dan juga... Aku ingin fokus pada Raya putriku, carilah wanita lain, Mas" ucap Ratih yang tidak tahu harus menolak pria itu dengan cara apa lagi. Terdengar Lelaki itu menghela nafasnya.

",Kau adalah cinta pertama ku, Ratih, kita terpisah karena orang tua kita tidak merestui hubungan kita, saat ini semua penghalang sudah tiada, tidaklah kau ingin bersama ku lagi" Pria itu tidak menyerah akan cinta nya pada Ratih

"Itu sudah masa lalu,yang seharusnya kita sudah sama-sama melupakannya,Mas. Kita tetaplah seperti ini, jangan ada ikatan asmara diantara kita, agar tidak ada hati yang sakit setelah ini" ucap Ratih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!