Setelah kepulangan Linda dari rumah Ratih, Raya juga berpamitan untuk kembali ke kamarnya, meski Mamanya menyuruhnya untuk makan siang terlebih dahulu, tapi Raya memilih langsung masuk ke kamarnya dengan alasan, ia ingin ganti seragam. Namun ... Anak konyol itu malah berbaring seraya membayangkan kejadian tadi di sekolah, Ia berharap bahwa waktu bisa berhentilah saat itu juga, hanya saja ... Kesadaran nya masih ada, bahwa bumi akan terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Raya tersenyum dengan tangan menyentuh bibir nya, padahal Elvano masih belum menciumnya tapi Raya sudah tergila dengan kejadian itu, Bagaimana jika Elvano sampai mencium nya, Mungkin ia akan kesurupan saat itu juga. Dengan terus membayangkan Elvano, Raya sampai terlelap dalam mimpi indahnya, Hingga tanpa ia sadari jam sudah menuju pukul 4 sore. Raya bangun dengan badan yang terasa pegal semua.
"Oh, Tuhan ... Pegel sekali nih tubuh" ucap Raya seraya menggeliat kan tubuhnya lalu bangun dan menuju ke kamar mandi.
*Raya, kau ada tugas, kali ini ... Kau harus dapat nilai yang lebih baik, agar pak Han tak marah sama kamu. Lagi, setidaknya dapatkan nilai 6, apakah otakmu itu tidak bisa," ucap marah Raya pada dirinya sendiri. Setelah ia selesai membersihkan tubuhnya, Ia pun segera turun karena merasa perutnya sangatlah lapar.
"Hai anak mama bangun tidur? Kenapa sayang, apakah sangat melelahkan di sekolah?" Tanya sang mama yang melihat putri nya duduk di meja dekat dapur
"Ma, Raya lapar, Mama buat apa itu,Raya mau satu, Ma" Raya tak menjawab ia malah lebih memilih meminta isi perutnya
"Makanlah, Mama buat samosa ini emang untukmu, kau paling g suka samosa buatan Mama kan" ucap sang Mama seraya tersenyum lalu menyerahkan Samosa yang sudah matang pada sang putri
"Maka yang terbaik," Raya tersenyum pada Mamanya serat mengambil Samosa itu dan memasukkannya pada mulutnya. Hingga ia tandas 4 biji samosa.
"Akhir nya kenyang juga, Ma heheheh, kalau begitu Raya mau kerjakan tugas dulu ya, Ma" ucap Raya
"Sayang, kau belajar pakai jasa guru les saja ya,? mama ada yang kok untuk bayar mereka" ucap sang Mama
"Tidak usah Ma, lebih baik uangnya gunakan ke hal yang lebih penting" ucap Raya seraya tersenyum pada sang Mama
"Maka harap, Kau tak menyerah, Nak. Ingatlah ... teruslah berusaha sehingga kata kalah itu menjauh darimu, dan tinggal kata menang yang ada" ucap sang Mama
"Terimakasih, Ya Ma. Karena Mama selalu memberikan support buat Raya" ucap Raya memegang kedua tangan Mamanya
"Pasti sayang, kau adalah putri mama, kebanggaan Mama, kau yang terbaik buat Mama, Mama.yakin suatu saat kau pasti akan menjadi wanita yang sukses" ucap sang Mama memberi semangat pada Putrinya. Meskipun kenyataannya, Putrinya selalu mendapat kan nilai yan jelek dan naik kelas dengan Nilai harapan.
Waktu kini sudah menunjukkan pukul 7 malam, Elvano seperti biasa mengerjakan tugasnya dengan begitu cepat, beda jauh dengan Raya yang kini terlihat menjambak rambut nya sendiri karena tak tahu akan jawaban yang harus ia tulis di kertas tugasnya
"Oh pelajaran, kenapa kau susah sekali ku jawab," pekik Raya seray terus menatap tulisan yang baginya hanya lah cacing mati di panasnya matahari.
"Ah dasar cacing, udah kau menghilang saja ya, atau ... Kau kirimkan El kemari" ucap Raya Seraya memanyunkan bibirnya, Saat ia masih kesal Alan tugas yang bikin Kepala nya mumet, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu
"Sayang, ada temanmu di luar, katanya mau mengerjakan tugas bareng" teriak sang Mama seraya terus mengetuk pintu kamar Raya
"Siapa, Ma? Apakah Amel?" Tanya Raya
"Bukan, dia pria" jawab Mamanya Raya yang mana membuat Raya berbinar, di fikiran nya hanya tertuju pada Elvano.
"Tuhan, apakah kau mendengar hatiku, aku mengharap kan El datang dan membantu ku belajar, dan kau mengabulkan itu, terimakasih Tuhan" ucap Raya seraya berdiri dan membuka kak pintu kamarnya
"Kau ini, kasihan itu, sudah lama menunggunya, temui dia, biar Mama.yang buatin dia minum" ucap sang Mama setau meninggalkan Putri nya. raya langsung mengambil buku tugas dan menutup pintu kamarnya dengan wajah yang ceria, sesampainya ia di ruang tamu, betapa terkejutnya ia saat ia melihat, bukan sosok Vani yang datang, rasa kecewa tentu sedikit Raya rasakan, tapi ... Ia bisa berfikir jernih. Bahwa tidak mungkin El datang kemari dan membantunya untuk belajar.
"Devan" ucap Raya yang mana membuat lelaki yang bernama Devan. Itu menoleh kearahnya.
"Hai Raya, selamat malam, kau belum mengerjakan tugasmu kan?" Tanya Devan
"Hehhe baru saja mau mengerjakan," ucap Raya dengan senyum konyolnya
"Kalau begitu, kita kerjakan bersama, bagaimana?" Tanya Devan
"Kau tidak keberatan," tanya Raya
"Raya, akuningin sekali membantumu, jika ada yang tidak kau mengerti, kau katakan padaku, ingatlah ... Sekarang sudah memasuki detik-detik akhir semester, kau harus mendapat kan nilai, setidaknya 6 lebih, atau 7" ucap Devan seraya memegang kedua pindah Raya
"Aku tahu, aku akan berusaha" ucap Raya menatap Devan
"Kalau begitu, kita belajar diman" tanya Devan
"Di halaman enak juga, ayo" ajak Raya seraya mendahului langkah Raya. Devan mengikuti langkah Raya hingga ke taman yang mana di sana ada dua kursi dan 2 meja yang tersedia. Devan duduk di depan Raya dan mengeluarkan buku dari tas ranselnya.
"Kita langsung mulai saja ya, bagian mana yang tidak kau mengerti,?" Rahayu Devan
"Semuanya, semuanya tidak aku mengerti, entah tulisan apa yang sudah di tulis oleh penerbit, aku sama sekali tidak faham" ucap ketus Raya yang membuat Devan menggeleng kan kepalanya cepat,namun senyumnya terlihat jelas. Inilah Raya yang ia sukai, meskipun bodoh tapi dia apa adanya, mencintai orang lain dengan caranya,dan dengan dirinya sendiri.
"Baiklah, sekarang kita mulai belajar nya" Devan dengan laten mengajari Raya yang emang sulit untuk menerima pelajaran, sehingga jam sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam, dan mereka baru selesai mengerjakan tugas itu, meskipun banyak Devan yang mikir, setidaknya Raya sudah ingin berusaha, Ketika devan.unginberdiri, ia.menyadari satu hal, bahwa Raya sedari tadi meletakkan kepalanya di meja dan tidak mengangkatnya kembali.
'Ou my good Raya, kau ketiduran, pasti sangat melelahkan ya,?" Ucap Devan seraya mengusap kepala Raya dengan lembut dan membantunya untuk merapikan semua buku Raya yang masih terbuka semua.
"Nak, Dev_" saat Suara Mamanya raya hendak mengapa Devan, Devan meletakkan jari telunjuk nya di bibirnya, isyarat bahwa Data kini sedang tertidur, Mamanya Raya hanya menggelengkan kepalanya.
"Biar Devan yang membantunya ke kamar, Tante" ucap Devan
"Baiklah terima kasih Devan" ucap Mamanya Raya seraya mengambil buku Raya dan mengikuti langkah Devan yang menggendong Raya dan membawanya ke kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Evi
semangat raya....
2022-10-02
0