Menyadari bahwa Raya belum kembali, Amel memilih untuk menghampiri Raya di toilet sekolahnya, ia khawatir kalau terjadi sesuatu pada Raya, Misal pingsan pikirnya.
Disaat Amel berjalan, ia tak sengaja menoleh ke lorong dimana Raya sedang melamun dengan kepala menengadah dan bibir tersenyum, sungguh membuat Amel sangat jengkel.
''Raya ...!'' teriakan Amel cukup membuat Raya sadar akan lamunannya
''A ... amel, kau'' ucap gugup Raya dengan bibir yang masih ia sentuh
''Astaga, Raya ... kau tahu aku sudah dari tadi menunggumu, dan kau!' kau malah melamun tak jelas disini'' ucap Amel kesal
''Amel, kau sahabat terbaik deh, ayo kita pulang bareng'' ucap Raya dengan bibir yang asih tersenyum, membuat Amel merasa ada yang tak beres, apalagi Raya meninggalkan Amel sendiri, Raya bertingkah layaknya anak yang baru dapat hadiah dari orang tuanya, berjalan loncat dengan sesekali memetik bunga yang ada di taman sekolah itu, Amel hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Raya yang tidak seperti biasa, tentu ... karena ini pertama kalinya ia dan Elvano bersentuhan, semua dunianya seakan sudah ia dapatkan, apakah sebegitu cintanya Raya pada Elvano?'
Panas matahari makin menyengat, Amel dan Raya yang pulang dengan menaiki sepeda motornya, kini merasa peluhnya seakan menetes, tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang masih terus mengawasi mereka. orang itu menutup kaca mata helm sepeda motor sportnya saat sudah memastikan Raya dan Amel sudah jauh dari sekolahnya, orang itu juga berlalu.
Beberapa menit kemudian, Raya sudah sampai di depan rumahnya, rumahnya dan rumah Amel berdekatan
''Aku turun disini saja, Ray. sepertinya kamu ada tamu'' ucap Amel yang melihat di depan rumah Raya ada wanita yang berbincang dengan ibunya
Ya ... rumah Raya memiliki halaman yang sangat luas, meski bangunan rumahnya sederhana tapi itu sangat nyaman, apalagi ... di sana sudah di jadikan toko bunga oleh sang ibu, sehingga membuat halaman makin indah dan nyaman.
''Kapan-kapan aku akan mengajak putraku untuk main kesini, dia pasti suka, oh iya akau juga punya anak laki-laki lagi loh, masih berusia 8 tahun sih, Rat'' ucap Linda
''Siang,Ma'' ucap Raya seraya mencium pipi mamanya
''Wah, ini pasti Raya, ya. udah besar cantik lagi'' seru Linda saat melihat Raya datang dengan seragam sekolahnya
''Sayang, kenalkan ini tante Linda, sahabat mama'' ucap Ratih pada Raya
Raya pun tersenyum lalu mengulurkan tangannya seraya berkata
''Hallo tante, saya Raya'' ucap Raya tersenyum begitu imut bagi Linda
''Wah, putrimu lucu sekali, Rat, jauh beda denganmu dulu'' puji Linda seraya menepuk punggung tangan Raya
''Linda sayang, panggil mama juga boleh'' ucap Linda
''Kebetulan aku sangat menginginkan anak perempuan, tapi apalah daya ... aku di kasih anak laki-laki semua, di tambah mereka terlalu mandiri tidak ingin aku manja, entah dapat dari mana sikap itu, padahal aku dan ayahnya tidak secuek itu'' cebik Linda
''Raya juga punya teman cuek pakai banget, Tante. untung dia tampan'' ucap Raya dengan riang, membuat Linda semakin gemas dengan Raya
''Ratih, anakmu ini sangat menggemaskan, Aku maulah anakku di tukar dengannya, dia tipeku banget, sini sayang ... duduklah sama Mama'' ucap Linda menarik tangan Raya dan membuatnya duduk di sampingnya.
''Lain kali, kau mainlah kerumah Mama, mama akan membuatkan kau makanan yang banyak, Mamamu bilang kalau kau sangat suka sekali dengan pancake kan? oh iya sayang, seragam sekolahmu, sama loh dengan seragam anak, mama'' ucap Linda yang menyadari kalau seragam yang di pakaian Raya sama dengan seragam anaknya.
''Benarkah tante, eh Ma?'' tanya Raya tak percaya
''Iya, dia sekarang kelas terakhir di sekolahannya'' ucap Linda yang makin tak percaya
''Ratih, sebaiknya kita jodohkan saja anak kita ini, gak sabar aku menghabiskan waktu dengan Raya'' ucap Linda penuh dengan kesenangan
''Histtt ... apa yang kau katakan linda, anakku masih sekolah, lagian kau ini, mereka masih muda, biarkan mereka menikmati masa muda mereka''' cebik Ratih Ibunya Raya
*****
''Mama mana dek,?'' tanya Elvano
''Entahlah, kak. katanya bibi sih keluar dari jam 9 tadi'' ucap Nando adiknya Elvaro
''Baiklah, kalau sudah belajar, datanglah kekamar kakak'' ucap El seraya mengusap kepala adiknya. yang membuat El heran adalah, sikpa adiknya sama dengan dirinya, sedangkan sikap mama dan papanya jauh beda, malah bisa di katkan berbanding balik dengan kedua anaknya, mereka periang, suka bercanda dan sangat mudah akrab dengan yang lain.
Elvano melangkah kan kakinya menuju ke kamar nya, meletakkan tas dan mengganti pakaian nya, seperti kebiasaan ya, setiap pulang' sekolah, ia.kaan mandi sebelum istirahat siang. Elvano bisa di katakan cowok rumahan, ia jarang berinteraksi diluar selain sekolah, ia suka menghabiskan kesehariannya dengan buku-buku nya. Membaca adalah hobinya, sehingga ia tahu akan banyak hal sebelum.ia mempelajari nya. Cita-cita nya adalah guru, Namun ... Mama nya tuanya menginginkan dia menjadi Dokter dan Ayahnya ingin El menjadi penerus bisnis ya. Entah ... Yang mana yang bisa Elvano.gapai suatu saat nanti.
Namun ... Yang pasti, Elvano mempelajari semua pelajaran dengan baik. Baginya berkumpul akan hal yang tak pasti itu hanya membuang-buang waktu saja, ia juga heran dengan para pemuda yang hanya menghabiskan waktunya untuk hal.yamg tak guna.
Setelah Elvano membersihkan.tubuhnya, ia keluar dari.kamar mandi dan mendapati adiknya sudah ada di tempat tidurnya, melihat beberapa buku yang terjajar di ranjang. Namun ... Elvano segara mengambil buku yang sudah Nando pegang.
"Baca yang lainnya, jangan yang ini," ucap El.saat mengambil.buku dari tangan sang adik.
"Kenapa? Tumben? Ada rahasianya ya?" Goda Nando.pada Elvano
"Rahasia, mana ada? Kau tidak akan mengerti tentang buku ini, jadi bacalah yang lainnya," ucap El seraya meletakkan buku itu di rak meja belajar nya.
"Kak, kenapa Kaka menolak untuk meneruskan bisnis Papa?" Tanya Nando
"Bisnis itu untukmu saja., Kakak ingin menjadi apa yang kakak inginkan, kakak memiliki cita-cita sendiri, Nando. Lagian ... Kau bercita-cita sebagai pembisnis sukses kan? Cocoklah dengan bisnis papa," Elvano mengatakan seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
"Benar juga,jadi aku tidak butuh usaha yang keras, tinggal nerusin dah sukses"cebik Nando yang mana membuat El menggelengkan kepalanya.
"Usaha harus tetap kau lakukan, karena sebuah bisnis bagaikan lomba dengan banyak pesaing, tapi ... Jangan sampai menjatuhkan lawan, berbisnis lah secara bersih dan terhormat" ucap Nando seraya.mengambul.banu dari lemari nya. .
"Kalau kau hanya diam, kau akan kalah dari para pesaing, dan bisa-bisa kau gulung tikar nantinya,"imbuh Elvano
"Sesulit itukah kehidupan orang dewasa. Kalau begitu ... Aku tidak ingin dewasa saja, menjadi anak-anak seperti nya lebih menyenangkan" cebik Nando seraya membaringkan setengah tubuh nya di ranjang Elvano.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Zaluma Za
cerita nya hampir mirip dengan J-drama Love in Tokyo., favorit ku.,
lanjutkan thor
saya suka
gambatte 💪
2022-10-05
0
Evi
semangat thoor....
2022-10-02
0