Bab 2

Bel waktu pulang pun berbunyi, waktu yang paling tidak Raya sukai, Ya ... raya sangat rajin berangkat sekolah dan paling malas pulang sekolah, Karena jika ia sudah sampai dirumah, Ia tidak bisa melihat wajah Elvano lagi, Menatapnya dalam lamunannya, Hingga Elvano kadang merasa ilfil dengan apa yang Raya lakukan.

"Kenapa lesu begitu sih tiap mau pulang?" Tanya Amel

"Gimana nggakvlesu, Mel. Wajah Elvano makin jauh dai mata aku," ucap Raya saat semua anak-anak pada keluar kelas

"Raya, bisa tidak kau jangan lemah gini, Ayo ah, semangat, ... Sekarang masa-masa terakhir kita di sekolah" ucap Amel

"Iya kalau lulus, kalau tidak lulus masih harus mengulang 1 tahun lagi kan,"cibir Raya dengan wajah makin kusut

"Makanya belajar, lupakan sejenak Elvano," ucap suara yang ia yakini adalah Devan

"Apa kau pikir aku gak lelah dengan perasaan ini, Dev. Jika yang melihatnya saja sudah jengah apalagi denganku yang menjalani nya,' ucap Raya pada Devan yang kini berdiri di sisinya

"Kalau begitu ... Ayo kita belajar bersama, meskipun aku tidak sepintar Elvano, tapi aku masih bisa menemanimu belajar, Ayolah, Ra. Kau buktikan pada anak-anak bahwa kau tak sebodoh itu," ucap Devan dengan penuh penekanan

Amel menatap kearah Devan,

"Apa yang di katakan Devan ada benarnya juga deh, Ra. Kita belajar bertiga, aku kan juga ingin pintar," ucap Amel

Suasana kelas kini sunyi, karena hanya tinggal mereka bertiga di ruangan itu, Semua anak sudah pulang beberapa menit yang lalu.

"Ah, baiklah, belajar ... Belajar ya ... Oke deh, heheheh" ucap Raya dengan senyum bodohnya. Akhirnya merekapun meninggalkan kelasnya, Namun ... Saat mereka sampai di pintu kelas, Raya berpamitan untuk ke toleilet terlebih dahulu.

"Mel,aku ketoilet dulu ya, kalau mau pulang duluan, silakan pulang dulu, soalnya aku kebelet" ucap Raya Seraya memegang perutnya

Amel dan Devan pun saling melempar pandangan,lalu Devan dan Amel sama-sama tersenyum.

"Kalau begitu aku duluan ya, kalian hati-hatilah"ucap Devan Seraya melambaikan tangannya pada Amel dan juga Raya

"Aku tunggu di parkiran ya" ucap Amel

"Oke" ucap Raya Seraya melangkahkan kakinya dengan cepat menuju ke toilet, namun saat Iya melangkah tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang sehingga tubuhnya terhempas ke tembok, namun tidak merasakan sakit.

Pandangan terkunci satu sama lain mata Raya terbelalak Karena terkejut saat melihat siapa sosok yang telah menarik tangannya.

*****

"Kau masih sama seperti dulu, Ratih. Bagaimana ... Apakah pembelinya masih rame?" Tanya Linda sahabat Ibu Ratih.

"Ya ..  seperti yang kau lihat dari tadi, Lin. Lumayan lah untuk ku dan juga putriku," ucap Ratih seraya melempar kan senyuman pada sahabatnya itu.

"Kenapa kau menolak menikah lagi? Kau masih muda begitu, cantik lagi," ucap Ibu Linda

"Kebahagiaan ku hanyalah putriku saja, kau tahu sendiri bagaimana aku mencintai ayah nya dulu, Lin ... Aku bahagia dengan kehidupan ku" ucap Ratih seraya duduk di hadapan sahabatnya setelah melayani beberapa pembeli.

"Putrimu sudah besar pastinya, dan dia pasti sangat cantik sama seperti dirimuAkuw," Linda menatap sahabatnya itu dengan penuh kerinduan.

Ya ... Hari ini adalah hari pertama kali mereka bertemu setelah sekian lama terpisah, Linda berada di luar negeri bersama sang Suaminya, dan sekarang mereka memutuskan untuk menetap di kotanya saat ini, Yaitu Kota Jakarta.

"Bukankah anak kita seumuran ya,?" Tanya Ratih

"Eh, iya. Kalau tdak salah hanya selisih 4 bulanan ya"ucap Linda Seraya mengingat tanggal lahir putranya.

Mereka kenangan masa lalu di mana mereka sama-sama bahagia dengan pasangan mereka sehingga terjadilah perpisahan antara ratu dan Linda karena bisnis yang berada di luar negeri butuh pantauan langsung dari sang pemiliknya.

"Silahkan di minum, Kau semakin sukses sekarang, aku turut bahagia," ucap Ratih tulus

"Semua ini juga karena bantuan kalian, tanpa modal dari kalian ... Usaha suamiku tidak akan semakin ini, Ratih. Terimakasih banyak," ucap Linda dengan senyuman yang penuh rasa terimakasih.

*****

"E ... El, kau ..." Ucapan Raya terhenti saat tangan El menutup bibir Raya dengan tangannya, wajahnya semakin mendekati wajah Raya yang mana matanya terbelalak sempurna. Ini adalah sentuhan pertama yang El.lakukaj pada Raya, Kenapa? Apakah dia salah makan? Pikir Raya dalam hatinya.

"Apakah kau senang dengan perhatian, Devan? Bukankah kau bilang menyukai ku, kenapa kau kecentilan mau belajar dengannya,?" ucapan Elvano sunggu membuat bibir Raya sulit untuk berkata, apalagi saat ini mulutnya sedang di tutup dengan satu telapak tangan Elbano, dan tangan satu Elvano memrngang dinding yang di sandari oleh Raya.

"Kenapa tidak menjawab? kenapa malah melotot padaku,hah?" Ucap lagi Elvano yang masih belum menyadari bahwa mulut sang wanita ia tutup dengan tapak tangannya.

"Mmmm ... Mmmm" hanya kata itu yang keluar dari mulut Raya memberi isyarat bahwaulutnya sedang ia bekap, mana bisa ia menjawab peta Elvano.

Menyadari akan hal itu, Elvano langsung menjauhkan tubuhnya dari tubuh Raya, entah kenapa ia melakukan tindakan konyol dan bodoh itu saat ini. Ia bahkan menunggu Raya keluar dari kelasnya dan mengikuti langkahnya yang hendak kekamar mandi. Entah kenapa Elvano juga tidak tahu.

"Ap ... Apa maksud dari pertanyaan mu itu? A ..  aku hanya ingin belajar, Apa.kau cemburu,?" Ucap Raya dengan bodohnya, penampilan Rayanyang jauh dari kata modis malah membuat seorang Devan tertarik. Elvano melihat Raya, melihat penampilan konyol yang mana rambutnya di kepang dua,dengan poni yang hampir menutupi wajah nya, tapi yang Elvano tahu, itu adalah daya tarik tersendiri bagi Devan. Devan yang selalu menatapnya, sedangkan si gadis menatap Elvano, itulah yang terjadi diantara mereka bertiga. Mendengar Raya mengiyakan ajakan Devan untuk belajar bareng, membuat ketenangan nya terusik. Sekaan Devano mengambil sesuatu yang akan menjadi milikinya dan itu tak bisa El terima.

"Lupakan, kalau kau menyukaiku, jangan belajar dengan Devan," ucap El seraya meninggalkan Raya dengan wajah kebingungan dan bodoh.

Saat Raya masih termenung, ia Mbaru menyadari bahwa Elvano sudah tidak ada lagi di hadapan ya, ia menepuk pipinya dengan kasar, berharap itu adalah mimpi nya saja, tapi rasa sakit di pipinya menyadarkan bahwa itu adalah nyata bukanlah mimpinya yang selalu ia harapkan.

"Jadi tadi benar-benar Elvano, Hah ... Aku dan Elvano dengan wajah yang begitu dekat? Oh Raya ... Awal yang baik, Raya ... Bahkan kau masih merasakan sentuhan tangan El di mulutmu kan,? Ah ..  Raya ... Raya, kau jangan cuci mulut mu selama sebulan, kalau kau cuci muka dan mulut mu, harum tangan El bisa ilang tau," Raya bermonolog dengan dirinya sendiri sampai ia lupa dengan sakit perut yang ia rasakan bahkan sama Amel pun ia lupa bahwa dia masih menunggu di tempat parkir.

Terpopuler

Comments

entii_12

entii_12

baru tau raya itu cwe bukan cwo toh

2023-07-25

2

Evi

Evi

raya sadar
Uda tau elvaro GK suka ngapai kamu kejar...

2022-10-02

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!