hari ini hari minggu dengan suasana santai ditemani kicauan burung pagi seperti biasa pak Handoyo yang lagi santai duduk di teras rumah dengan secangkir kopinya di temani sang istri tersayang.
"ma jadi gimana Frans apa dia setuju menikah dengan Serly" tanya pak Handoyo.
"tar aku pastiin dulu pa dia harus mau nikah dengan Serly" jawab mama Meta.
"pagi ma pagi pa" sapa Frans.
"pagi juga sayang" jawab mama Meta.
"Frans papa ma mama mau nanya ke kamu" kata pak Handoyo.
"ada apa pa kayane serius" jawab Frans.
"iya Frans ini tentang perjodohanmu dengan Serly nak" jawab mama Meta.
"ma Frans sudah ambil keputusan asal mama dan papa bahagia Frans akan jalani perjodohan ini, Frans tak ingin melihat wanita yang amat Frans sayangi meneteskan air mata karna Frans" jawab Frans sambil memeluk dan mencium mama nya.
"makasih ya sayang mama sangat bahagia mama yakin Serly wanita yang baik buat kamu" kata mama Meta.
"iya ma, tapi Frans mau pernikahan dilakukan sederhana cukup keluarga saja. aku harap mama bisa mengerti perasaan Frans"kata Frans.
" iya sayang"jawab mama Meta.
"ya udah mama atur aja semua Frans mau ke kamar" pamit Frans.
"iya sayang kamu tenang" jawab mama Meta.
"Yasudah ma tar aku kabarin Amir,
apa kita ke rumah Amir aja ya ma sudah lama kita ga kesana" kata pak Handoyo.
"iya aku setuju" jawab mama Meta.
"ya udah aku telfon Amir dulu" jawab pak Handoyo.
kring.... kring... kring....
suara dering Ponsel pak Amir berbunyi, di layar tertera nama Handoyo disana.
"Hallo assalamu'alaikum Amir gimana punya kabar" sapa pak Handoyo.
"waalaikumsalam Han, alhamdulillah kabar baik, gimana kabar sebaliknya" jawab pak Amir.
"alhamdulillah baik juga mir" kata pak Handoyo.
"ada apa ni tumben pagi pagi telfon" tanya pak Amir.
"ga ada apa apa, oiya mir lagi dimana di rumah gak, kalo ada ni si Meta pengen ketemu Serly" kata pak Handoyo.
"oh iya mas monggo dengan senang hati kita di rumah kok, tak tunggu" jawab apk Amir.
"oke kalo gitu saya ke situ, assalamu'alaikum" pak Handoyo menutup telfon.
"waalaikum salam" jawab pak Amir.
"ma Amir dirumah jadi mama siap siap kita kesana sekarang" ajak pak Handoyo.
"iya pa mama siap siap dulu" jawab mama Meta.
Ditempat lain yang tepatnya di kamar Frans terus merenungi perjodohannya dengan Serly.
dia yang terpaksa mau menerima perjodohan ini demi orang tuanya.
"bener bener gak abis fikir aku harus menikahi perempuan itu, wanita yang tak tau malu itu, lihat saja aku akan buat perhitungan padamu" gumam Frans.
Setelah menempuh perjalanan 1jam sampailah pak Handoyo dan istri di rumah pak Amir.
tok... tok.... "assalamu'alaikum"
"waalaikumsalam" jawab bu Nita sambil buka pintu.
"hallo Nit kangen loh aku kita lama tidak ketemu" sapa mama Meta sambil peluk cium bu Nita"
"iya mbk sama aku juga kangen ayo masuk silahkan masuk mas mbak silahkan duduk" bu Nita mempersilahkan masuk keduanya.
"iya makasih"
"Bentar ya mas mbak aku panggilin mas Amir"bu Nita sambil berlalu pergi. I
" waduh ada tamu jauh ni"sapa pak Amir sambil berjabat tangan.
"mir gimana kabare sehat" tanya pak Handoyo.
"alhamdulillah sehat han, ada apa ni kok tumben"? tanya pak Amir.
" ga papa lama aja kita ga ngopi bareng kan di tambah tu si Meta katane kangen ama Nita ma Serly"
bu Nita dateng dengan nampan yang berisi minuman dan kue.
"jangan ngobrol muluk ni di sambil minum ala kadarnya"
"makasih Nit, oiya katane Serly sudah pulang dimana dia aku kangen ama calon mantu" tanya mama meta.
"ada di kamar bentar aku panggil dia. jawab bu Nita lalu berjalan menuju kamar Serly.
tok.. tok....
" sayang ini ibu"
"iya bu ada apa"? jawab Serly
" sayang di bawah ada om Handoyo ama tante Meta, kebawah ya sayang mereka pengen ketemu kamu.
"iya bu bentar lagi Serly turun" jawab Serly.
dengan menatap cermin dalam hati Serly penuh tanya,
"Ya Alloh apa mungkin kedatangan om Han ama tante meta kesini inggin membicarakan tentang perjodohan seperti apa yang dikatakan ayah" gumam Serly seorang diri.
Dengan langkah lunglai Serly keluar kamar dan menuruni anak tangga.
sampai di ruang tamu dia menyalami pak Handoyo dan mama Meta.
"sayang kamu apa kabar cantik sekali kamu sekarang"
"makasih tante alhamdulillah kabar Serly baik' jawab Serly.
" sini sayang duduk di deket tante, tante kangen sekali sama kamu"mama Meta mempersilahkan Serly duduk di sampingnya dan Serly menurutinya.
"mir sebenarnya kedatangan kita kesini itu mau ada yg kita omongin, yang berkaitan dengan rencana kita dulu, aku rasa sekarang sudah saatnya." kata pak Handoyo.
Serly yang sudah curiga kalo mereka akan membicarakan perjodohan itu lalu dia memilih untuk pergi.
"om tante maaf Serly ke kamar dulu soale Serly lagi ga enak badan"
"iya sayang kamu istirahat aja biar cepet sehat" mama meta mengiyakan.
"makasih tante" jawab Serly lalu berjalan menuju kamar.
Bu Nita yang tau apa yang dirasakan anaknya cuma bisa menatap punggung Serly yang berlalu menuju kamar.
"sory Han kita lanjutkan yang tadi maksut kamu rencana apa ya"? tanya pak Amir.
" gini Mir anak anak kita kan sudah dewasa kita juga sudah semakin tua jd sudah pengen nimang cucu"kata pak Handoyo.
"iya saya juga sependapat ama kamu Han" jawab pak Amir.
"kita sudah bicarakan pada Frans dan dia setuju, jadi sekarang tinggal kalian ama Serly aku harap Serly tidak menolak perjodohan ini" kata mama Meta.
"kita sudah bicarakan ama Serly dan Serly menyetujui nya" jawab pak Amir.
sementara itu bu Nita cuma bisa beradu pandang dengan suaminya.
dalam hati dia bingung karena dia tau Serly memiliki hati lain tapi disisi lain sebagai seorang ibu dia hanya diam tak kuasa menentang orang orang yang ada di depannya.
"oh bagus kalo gitu jadi kita bisa secepatnya melaksanakan tunangan mereka, gimana kalau lusa lebih cepat lebih baik"mama Meta dengan antusiasnya.
" tapi mbak mas maaf sebelumnya apa itu gak terlalu cepat, biar gimanapun mereka kan lama ga ketemu apa tidak sebaiknya mereka kita kasih waktu biar lebih deket lagi"kata bu Nita.
"gak papa Nita kan mereka sedari kecil sudah akrab, lagian kita juga sudah lama kenal, besok Frans biar ke sini jemput Serly biar mereka lebih deket sambil cari cincin tunangan mereka" kata mama Meta.
"ya sudah kalo begitu tar kita bicarakan dengan Serly" jawab pak Amir.
"ya sudah kalau gitu berati semua sudah sepakat acara kita adakan sederhana saja"kata pak Handoyo.
" iya Han aku juga setuju"
"ya sudah kalo begitu kita pamit pulang dulu sampai ketemu calon besanku hahahha" pamit pak Handoyo diiringi tawa.
"iya hati hati"jawab pak Amir beserta istri.
sekepergian pak Handoyo dan mama meta pak Amir duduk di teras di temenin bu Nita.
" mas apa kamu yakin dengan keputusan ini?
gimana kalau Serly menolaknya"?
"aku juga binggung harus jawab apa, di sisi lain Serly anaku satu satunya dan aku pengen lihat dia hidup bahagia, tapi disisi lain mungkin hanya dengan ini kita bisa balas kebaikan mereka".jawab pak Amir dengan tatapan kosong.
" semoga saja Serly bisa mengerti posisi kita ya mas,"
iya tar malem kita bicarakan dengan dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments