Paribannya Si Boru Panggoaran
Keluarga Dira Tampubolon satu-satunya keluarga termiskin diantara seluruh anak opungnya dengan jumlah sembilan bersaudara. Kemiskinan mengerogoti keluarga itu karena sikap arogan bapaknya yang sering berjudi dan mabuk-mabukan.
Sejak ia kecil, hidupnya terus melarat dan belum pernah merasakan kebahagiaan. Tak heran jika keluarga Dira sangat dikucilkan dan direndahkan dalam hubungan keluarga.
Yang paling miskin biasanya akan disuruh untuk bantu-bantu ketika berkumpul saat acara keluarga besar. Sedangkan yang kaya akan terus berleha-leha tanpa takut disuruh opungnya untuk membantu segala urusan perdapuran.
Ya, Dira hanya boru sasada dalam keluarganya tak pernah bisa bebas bergaul dengan sepupunya yang lain. Ia terpaksa harus mencuci piring, menyapu bahkan mengepel lantai rumah opungnya karena akan ada acara perkumpulan besar keluarga.
Seperti biasa keluarga Dira lah yang diminta untuk datang lebih dulu dibandingkan keluarga yang lain. Dira kerja keras menyelesaikan pekerjaan di rumah opungnya, Opung Matua Tampubolon atau sering kali dipanggil opung parulian karena adik laki-lakinya Dira, Parulian merupakan panggoaran sang opung.
"Haloo... datang lah klian kesini ya. Sebelum yang lain datang," pinta opung Parulian melalui teleponnya.
"Iya. Langsung kesana kami," balas bapak Dira, Sahat Tampubolon melalui ponselnya.
Ia mengajak istri, Rosma Manalu dan keenam anaknya. Beruntung sekali adik-adik Dira semuanya laki-laki dan tak pernah disuruh ikut membantu pekerjaan rumah saat berkunjung ke rumah opungnya.
Sementara Dira sangat kesal ketika mendatangi rumah opung yang merupakan orangtua bapaknya. Ia tak pernah bisa menolak untuk mengerjakan apapun yang disuruh oleh opung borunya.
"Mak capek kali aku kalo udah di rumah opung. Nggak mau aku mengerjakan semuanya. Orang itu (sepupu perempuannya) enak-enakan duduk dan nonton tv. Aku terus nyuci piring nggak ada beresnya," keluh Dira dalam perjalanan menggunakan angkot sekeluarga menuju rumah opungnya.
"Udahlah. Turuti aja apa kata opungmu. nggak boleh kau tolak. Bapakmu kan anaknya, ya memang harus dari keluarga anaknya laki-laki yang mengerjakan itu semua," jelas Rosma yang mengelus-elus rambut boru sasadanya.
"Tapi mak! Masa dari aku kecil sampai SMA sekarang nggak pernah enak hidupku! terus aja aku yang disuruh. Orang itu lebih besar dariku malah nggak pernah disuruh," balas Dira dengan nada kerasnya.
Bapak Dira langsung meliriknya yang tengah mengeluh. "Ssttt! udahlah boru kau kerjakan aja itu semua. Banyak kali pun cakapmu," celetuk Sahat membuat Dira langsung membungkam mulutnya dan menundukkan kepalanya.
Tibalah di rumah sang opung, Rosma dan Dira langsung bersiap membenahi rumah. Bahkan Rosma bersama opung borunya, Tiur sedang memasak untuk makanan yang akan dihidangkan dalam kumpulan keluarga.
Hari itu persiapan hari tahun baru. Pergantian tahun yang sering dirayakan secara besar-besaran di keluarga Tampubolon. Kebiasaan dalam keluarga adalah acara saling meminta maaf tepat pada pukul 00.00 dimalam tahun baru.
Jadi sebelum tahun baru, keluarga Dira bersama opungnya harus sudah siap menyelesaikan pekerjaan rumah serta masakan yang akan disajikan dalam perayaan itu.
Semua sibuk mengerjakan di dapur. Dira yang mengerjakan secara ogah-ogahan dan menyinyir dibelakang. Tapi semua yang dikerjakannya tuntas hingga bersih.
Dira juga disuruh makan lebih dulu agar nanti setelah semua berkumpul dia bisa marhobas di dapur. Ya, bantu-bantu menghidangkan teh hangat serta makanan ringan.
"Pakelah sarungmu itu. Biar agak rapih dikit," kata Rosma memasangkan sarung pada pinggang putrinya.
Dira tahu kalau mamaknya dari tadi sebenarnya sudah sangat lelah. Tapi mau tidak mau, mamaknya pun disuruh mempersiapkan kedatangan saudara-saudaranya yang lain.
Horas!!!
Sambutan yang memecahkan keheningan dalam rumah. Rupanya rombongan saudaranya yang lain sudah tiba. Mereka orang-orang berduit yang terima jadinya saja.
Hanya tiga anak laki-laki opungnya. Dari ketiga anak laki-laki itu hanya satu yang memiliki anak perempuan yaitu bapaknya Dira. Makanya Dira tak pernah ada yang membantunya.
Sedangkan enam saudara bapaknya adalah perempuan. Kakak dan adik Sahat kebanyakan perempuan, jadi mereka seperti di ratukan saat berkunjung ke rumah orangtuanya. Hanya menantulah yang diperbolehkan untuk beres-beres pekerjaan dirumah opungnya itu. Adil? tentu tidak. Tapi Rosma mengikhlaskan semuanya. Sudah sewajarnya sebagai menantu harus menuruti keinginan mertuanya.
"Enaknya jadi orang kaya. Kalau datang semua udah jadi. Makan tinggal makan. Nggak pernah bantu-bantu," batin Dira.
Dira membantu-bantu di dapur. Meski banyak sepupu perempuan dari anak namborunya, tapi tak ada satupun yang turun tangan mau membantunya. Semuanya diam dan sibuk dengan ponselnya.
Ada yang menggosip, pura-pura sibuk dengan ponsel, serta menonton tv dengan santainya. Dira semakin geram melihat para sepupunya. Ia hanya bisa melihat para sepupunya dengan ekspresi datar dengan rasa kesalnya.
Sejak lama Dira sudah tahu akan dijodohkan dengan paribannya. Keluarga paling terkaya diantara yang lain. Dira yang selama ini masih anak-anak belum mengerti tentang perjodohan itu dan ketika bertemu paribannya masih menyapa dengan biasa.
Tapi ketika dia sudah remaja, ia sudah mulai mengerti tentang percintaan dan perjodohan. Dira mulai malu jika bertemu paribannya yang tua itu. Ya! Dia Defan Sinaga yang sekarang usianya 27 tahun.
Kalau di kalangannya sih usia itu belum terlalu tua, tapi bagi Dira yang hanya anak SMA dan masih pengen merasakan cinta monyet menganggap Defan itu laki-laki tua.
Meski Defan memiliki wajah yang tampan dengan tinggi 180cm. Defan dibandingkan pria lainnya adalah pria yang sangat tampan. Dia juga memiliki pekerjaan yang mapan. Dia bekerja diperusahaan bapaknya sendiri. Amangborunya Dira yang bakal menjadi mertuanya nanti, Desman Sinaga yang seorang pengacara.
Defan memiliki sikap tegas namun agak sedikit sombong. Karakternya cocok dengan pekerjaannya saat ini, pekerjaan turunan dari bapaknya yaitu seorang pengacara.
Dia cakap dalam berbicara dan suka berdebat. Perasaan Defan pada Dira pun masih biasa saja. Defan menganggap Dira hanyalah anak perempuan kecil. Dengan penghasilannya yang sudah mapan seharusnya ia bisa mendapatkan calon istri sesuai dengan keinginannya.
Tapi karena perjanjian perjodohan membuatnya terpaksa harus mau dalam ikatan perjodohan. Defan juga tak bisa menolak keinginan kedua orangtuanya dengan alasan agar tetap menjaga hubungan keluarga.
Dira yang disibukkan dengan pekerjaan dapur kebetulan berpapasan dengan paribannya ini. Paribannya yang dingin, kaku, dan sombong. Dira hanya bisa tersenyum nyengir didepan paribannya walaupun tak ada balasan senyum dari Defan.
Defan melongos begitu saja melewati tubuh Dira. "Dasar! Pariban dingin!" batin Dira.
Semua keluarga dipanggil dan berkumpul diruang tamu. Tikar sudah digelar sebagai alas tempat perkumpulan mereka.
Anak-anak juga berbaris rapih disisi ruang tengah.
"Pengumuman hari ini! sebelum kita merayakan persiapan tahun baru. Opung mau bilang sesuatu. Jadi kita akan memasuki tahun yang baru. Opung ingin agar Defan dan Dira segera martumpol. Sebagai tanda mereka sah terikat dalam pertunangan," opung doli (laki-laki) Parulian mengumumkan dengan keras setelah semua berkumpul.
Dira terdiam kaku. Bagaimana mungkin anak usia 17 tahun dan masih anak SMA akan bertunangan dengan paribannya sendiri. Ia juga semakin takut akan segera dinikahkan dengan pariban kaku dan dingin itu. Menurutnya Defan pria yang tua yang menyebalkan.
HALO SAHABATKU!!
SEBELUM KALIAN MEMBACA EPISODE SELANJUTNYA, YUK BANTU AUTHOR DENGAN MEMBERIKAN SEMANGAT AGAR KARYA INI TERUS BERKEMBANG.
*CARANYA GAMPANG BANGET LOH SAYANG. CUKUP KALIAN BANTU DENGAN LIKE, KOMEN, VOTE, & MASUKKAN NOVEL INI KE LIST FAVORIT KALIAN YA**😍*
KRITIK & SARAN DARI KALIAN JUGA AKU NANTIKAN!!!
TERIMAKASIH SUDAH MAU MEMBACA KARYA DARI AUTHOR PEMULA SEPERTIKU
*LOVE U ALL**😍😍*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 295 Episodes
Comments
Buthet Bnd
sala kenal author.. saya nikah sama pariban kandung,tp puji Tuhan keluarga kami TDK memandang kaya dan miskin...ttp aja balik pola didik dlm keluarga . .. .puji Tuhan iparku semua mau d arahkan ke hal Baek tanpa pandang status seseorang dabah .
2024-04-24
1
Sondang Sartika Lumbanraja
ngeri kali kok parumaen pula yg marhobas bukan nya boru tapi yah gitu lah yg kaya biasa distimewakan. awak kalau pulang ke rumah mamak di kampung jadi hatoban lah semua awak kerjakan krn menantu mamak kami tidak ada yg bisa masak.
2024-04-24
1
antha mom
seperti itulah realita kehidupan Dira siapa yang kaya tempatnya tetap di depan tak akan ada yang mau menyuruh marhobas,, sabar lah ya Dira akan indah pada waktunya nak 😘😘
2023-07-10
0