Sebuah Konspirasi

Hay Reader Sayang Nyai, Dimanapun kalian berada semoga sehat selalu, terimakasih sudah Sudi mampir di karya receh nyai🙏🙏🙏

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

“Ayo bangun!” sentak penjaga membangunkan Eros dari lantai. Kali ini giliran Eros yang mendapatkan hukuman Eksekusi.

Pria itu harus siap-siap jiwa raganya untuk menerima deklarasi vonis kematian. Rantai di tangan Eros di geret ke atas hingga membuat tangan pria itu terangkat layaknya sapi di gantung. sedangkan kedua kaki pria itu di ikat ke dua tiang di sisi kanan dan kiri pira itu.

Dungg...

Bunyi gong ke dua di tabuh.

Apakah nasibku sampai disini? Batin Eros ketika merasakan sepasang tangan dan kakinya semakin sakit seakan ke empat bagian tubuh pria tertarik hingga ingin lepas satu sama lain. Mereka tak peduli tangan pria itu sudah berdarah karena gesekan rantai besar sebab memperlakukan Eros seperti menggeret bendera hingga ke puncak.

Plok... Plok... Plok...

Hakim peradilan yang mengunakan topi pesulap hitam menepuk tangannya.

“Demi kedamaian bangsa, demi keselamatan umat manusia daratan negeri Laoyu ini. Kita mempersembahkan mahluk asing dari negara anta berantah ini untuk menyenangkan hati dewa langit," teriak si pendeta menggunakan toa.

“Karena pria ini tidak berbuat kesalahan. Apakah anda punya permintaan serta wasiat?" tanya si Hakim peradilan.

“Sialan tuh akik-akik ya bos. Jika kamu mau ninggalin wasiat siapa yang mau terima." omel Via di saku Eros.

“Saya Eros Ze, datang ke tempat ini bukan kemauan saya. Saya tertarik ke tempat ini karena kesalahan ritual kalian, seharusnya kalian bertanggung jawab terhadap saya, memulangkan saya ke asal saya. Untuk semua orang disini coba bayangkan seandainya kalian terdampar di negeri sebelah karena kesalahan negara sebelah itu, apakah kalian siap menerima di bunuh dengan keji padahal kalian tak melakukan apa-apa!” kata Eros tegas.

Seketika semua orang mulai riuh mempertimbangkan alibi Eros. Pria itu adalah siswa jenius sepanjang hidupnya, menduduki rengking 1 dari sekolah dasar hingga lulus SMA.

“Diam!” teriak Hakim, semua orang diam.

“Atas dasar apa anda kami bebaskan? Siapa tau anda datang dari negeri iblis yang mana akan membunuh kami,” kata Hakim.

“Pak Hakim. Coba anda lihat saya, saya ini orang ganteng loh, dari segi mana saya ini mirip monster, badan saya ini kurus dan saya hanya sendiri," kata Eros tenang dan semua orang juga membenarkan ucapan si Eros.

“Yang di bicarakan pria itu benar yang mulia hakim, salam hormat hamba ayah Handa!” putri Liana yang baru datang menunduk hormat kepada sang ayah.

“Apa maksud mu ini, putri ku!” kata yang mulia raja.

“Lihatlah hasil tes pria itu Ayah handa. Pria itu tak memiliki kekuatan dan dia adalah manusia biasa," jawab putri Liana. Karena tubuh Eros kala itu belum menyatu dengan sistem.

“Bahkan kemampuannya setara dengan petani," tambah gadis itu.

“Tapi yang mulia Putri," kata penasehat.

“Lihat mata semua rakyat kita. Jika kita tidak berbuat keadilan mereka akan kecewa kepada raja kita. Mereka merasa hidup tidak nyaman bisa-bisa kejadian ini akan menjadi pemberontakan,” jawab putri Liana.

“Apakah keputusan melepaskan dia adalah keputusan yang tepat?” tanya penasehat.

“Apakah anda meragukan kemampuan melihat saya tuan?” tanya Putri Liana, gadis itu bukan hanya status nya sebagai putri melainkan penyihir berbakat yang kesaktiannya sangat di takuti.

“Hey pemuda asing? Jika kami melepaskan mu, apa yang kau minta pada kami?” tanya sang raja.

“Saya, Eros Ze hanya meminta di bebaskan dengan layak, menjalani hidup dengan semestinya rakyat biasa sambil menunggu pihak kerjaan memberikan solusi untuk mengembalikan saya ke bumi saya," kata Eros.

Raja diam sesaat mempertimbangkan permintaan Eros, saat ini ribuan pasang mata menyorotnya dan ia tak boleh berbuat semena-mena, tangannya mengumpal, “Baik lepaskan pemuda itu, Eros Ze mulai saat ini rakyat kita selama ia belum bisa kembali ke tanah airnya. Karena kita sudah semena-mena terhadapnya kerajaan akan memberikan kompensasi terhadapnya yaitu uang tunjangan hidup 1 tahun hidup sebagai penyesuaian serta kami akan mengantarkannya untuk mencarikan rumah yang layak ia tempati," kata Raja.

“Turunkan dia,” perintah Putri Liana.

“Terimaksih yang mulia," Eros berjongkok sebagai penghormatan, pria itu tidak berjusut seperti para rakyat jelata, raja memaklumi karena ia merngiara salam hormat di negara Eros.

“Bos, kenapa kau tak bersujud seperti orang-orang disini?" tanya Via.

“Aku hanya bersujud pada Tuhanku serta di bawah telapak kaki ibuku," kaya pria itu.

“Bdw kau tadi itu keren bos!" salut Via.

“Jika aku mengkloning tubuhku, bagaimana jika suatu saat mereka melihat wajahku di suatu tempat, apa mereka tidak curiga kepada ku. Jika aku keluar dari sini dengan KTP kewarganegaraan aman dong hidup kita Sapiaaaaa!” geram Eros.

“Sahvia bos, kalog sapiaaa itu si sapi bos," jawab Shavia plesetan si sapi.

....

Seminggu kemudian, luka Eros sudah sembuh, pria itu di perlakukan layak oleh kerjaan, hingga ia mengaumi kebaikan raja dan putirnya.

“Mari tuan," sebuah gerobak dengan burung unta sebagai kudanya sudah siap mengantar Eros ke desa.

....

Klatak...

Klatuk...

Klatak... bunyi kaki si burung unta.

Seperti ucapan si raja Eros di antar oleh tiga orang prajurit kerjaan. Pria itu duduk menghadap ke belakang memandang kerajaan yang semakin lama semakin menjauh hingga malam kian mencekam, dengan perbekalan dari kerjaan perjalanan mereka tidak ada hambatan.

Bunyi jangkrik serta nyamuk kian menggangu Eros yang tertidur, pria itu terjaga karena tak terdengar lagi langkah kuda tersebut.

“Apakah sudah sampai?" tanya pria itu. membuka pintu belakang.

“Makan dulu tuan!” salah satu dari mereka memberikan sebuah roti isi. Eros yang sudah lapar memakan makanannya.

Seketika ia merasakan lemas...

Hanya gelap yang pria itu lihat, tiada penerangan apapun, “Turun!" seret salah satu prajurit kasar.

“Ada apa ini?" Eros mencoba memberontak dengan tubuhnya yang mulai tak seimbang.

“Ikut!" Saat ini kedua pria besar mengunci tubuh Eros.

Eros merasakan bahaya, karena sentuhan dua prajurit ini tidak ada sopan-sopanya. Pria itu mengumpulkan kekuatannya...

Buk... Buk... Eros menendang titik tengah kebanggaan seorang pria, sehingga membuat musuh langsung melepaskan tubuh Eros,“Ahhhh... sakit... sakit!" rintih si penjaga yang merengkuh tubuh Eros tadi.

“Cih badan besar baru di tendang langsung guling-guling di tanah,”

Untung orang sini punya pedang, tadi aku hanya mengira-ngira saja. Batin Eros lega.

Hiaat... prajurit langsung memukul Eros akan tetapi pria itu langsung mengelak dengan baik. Dalam keadaan lemah Eros masih mampu melawan.

“Sialan anak ini kuat. sepertinya kita sudah di tipu," kata salah satu perakit.

Greeppp... Jaring jalan ikan di lempar dari atas pohon.

“Apa ini?" tanya Eros syok.

“Bagus, kerjakan sekarang!” perintah prajurit satunya ternyata ada sepuluh orang langsung mengingat tubuh Eros lalu memukul pria itu keroyokan.

Buk... Buk... Buk... Buk...

Ahhhhh... Jerit Eros karena ia tak bisa melawan dengan tubuh sudah seperti ayam di dalam karung serta semua sendinya lemas bak jeli.

“Cepat, kita harus melenyapkan anak ini sesuai pemerintah. Tadi yang mulai raja tak bisa membunuh pria ini karena ada rakyat yang melihat, setelah ini kita pura-pura di serang hewan buas agar anak muda ini tak lagi di ingat,” kata si ketua geng.

Kerajaan, Raja, apa mereka sudah menjebakku? Batin Eros dengan mata penuh dendam.

“Ayo kita ambil semua uang bocah ini, cepat bunuh dia lalu lempar tubuhnya ke tebing," perintah bos kelopak itu.

Buk... Buk... Buk... Buk...

Gedebuk.... Sesuatu jatuh dari ketinggian...

To Be Continued

Terimakasih atas dukungan kalian di karya receh Nyai Gendeng Permanen 🙏🙏🙏

Jangan lupa

Like👍

komentar🗣️

Hadiah🎁🌹☕

Vote 🔥

Bintang lima ⭐⭐⭐⭐⭐ di rating pojok popularitas karya ini.