Sistem Pengembangan Dewa

Sistem Pengembangan Dewa

Awal

Hay Reader Sayang Nyai, Dimanapun kalian berada semoga sehat selalu, terimakasih sudah Sudi mampir di karya receh nyai🙏🙏🙏

...----------------...

...----------------...

Dung... Dung... Sebuah gong di pukul hingga menggema di penjuru Negari...

Preettttttt...

Preettttttt...

Preettttttt ... Bunyi terompet menandakan undangan untuk manusia, setengah manusi, hewan, Elf agar berkumpul di altar pemujaan kuil Dewa, kuil tersebut merupakan kuil utama yang berada di Kerajaan terbesar yang bernama Negri Lauyo.

Waktu menunjukkan pukul 00.00 waktu setempat, tepat tengah malam itu adalah malam keemasan yang hanya muncul 1000 tahun sekali, dimana segala umat berbondong-bondong datang ke kuil untuk berdoa kepada dewa langit untuk keberkahan hidup mereka hingga 1000 tahun ke depan.

Klonong...

Klonong...

Bunyi lonceng di tangan seorang pendeta yang menggunakan topi berbentuk seperti baskom di kepalanya menandakan ia sebagai pemimpin jalannya acara pemujaan keramat tersebut.

“Hom ... Ham ... Hom... Bara... Bere... Bara... Bere... Wong ... Wong... Hang... Sungorio ... Dewa langit, berkahi kami seorang pendekar tangguh berkulit baja, tubuh tegap siap melindungi seluruh umat," pandu si pendeta.

Serempak masyarakat mengikuti doa si pendeta, “Hom ... Ham ... Hom... Bara... Bere... Bara... Bere... Wong ... Wong... Hang... Sungorio ...Dewa langit, berkahi kami seorang pendekar tangguh berkulit baja, tubuh tegap siap melindungi umat manusia,"

Tangan pendeta mengambil sebuah Gayung dari batok kelapa persis milik Mak lampir. Ia mengambil air dari dalam kendi yang sangat besar di depannya.

Siorrr.... Air di ciprat-cpiratkan lalu berdoa kembali, “Hom... Ham ... Hom, berikan kami musibah agar dunia dalam keadaan stabil,”

Cetarrr.... Kilat menyambar altar keramat tersebut hingga bapak pendetanya terjungkal dari singgasananya.

“Ada apa ini?" Tanya sang Raja.

“Ayah handa, pendeta salah mengucapkan mantra, dewa langit pasti marah. Lihat petir itu. Sepertinya akan ada musibah dan beberapa pintu dimensi akan terbuka,” kata putri Liana sang peramal.

....

....

Sedangkan di bumi, seorang pria tampan berkulit putih bermata biru safir tengah terburu-buru bersiap menggunakan baju putih abu-abunya.

“Sialan, karena memikirkan juara pertama UN besok, semalaman aku tidak bisa tidur. Sungguh hari menjengkelkan, mudah-mudahan ketek ku tidak bau Sampek sekolah, sebab aku tidak mandi mau menerima ijazah ini,” dumel pria 18 tahun yang sebentar lagi menerima ijazah SMUnya.

Perkenalkan MC kita, namanya Eros Ze biasa di panggil Eros. Lahir dari pasangan suami istri yang hidup berkecukupan jika di ukur dari keluarga biasa-biasa saja, ayahnya seorang PNS di kelurahan pinggiran kota H serta ibunya hanya ibu rumah tangga. Ia merupakan anak bungsu tiga bersaudara.

Tinggal tidak jauh dari stasiun kereta api membuat mereka lebih memilih menggunakan transportasi umum tersebut. Sebab jika di ukur dari segi kecepatan serta tarif, membuat kereta api di jadikan tranportasi utama oleh penduduk setempat.

Begitupun Eros yang setiap pagi menunggu si kreta, sebab jarak antara sekolah dari rumahnya amatlah jauh, ia membutuhkan sekitar 1 jam perjalanan jika di tempuh menggunakan transportasi kereta api jika menggunakan motor jatuhnya lebih lama yaitu 2 jam karena macet kita melanda, apalagi ongkos parkir kendaraan di kota ikut antalah mahal.

Kereta api di negara itu layaknya kendaraan umum yang padat. Setiap jamnya pasti akan ada kereta yang beroperasi siap mengangkut penumpangnya.

Brak... Brak... Suara tapak sepatu terdengar jelas dari lantai dua dimana kamar Eros Ze berada.

“Ma, aku berangkat,” pamit Eros.

“Bawalah tasmu Er, Mama sudah menyiapkan sarapan agar bisa kau santap di dalam kereta," Ibu Eros itu memberikan tas ransel ke tangan sang putra.

“Kenapa isinya berat sekali, Ma? kan nanti aku akan cepat pulang sehabis menerima ijazah,” protes Eros.

“Bawalah, nanti kau lapar karena perjalanan mu amatlah jauh, sekarang berangkatlah, nanti kau terlambat," wanita itu mengusap rambut tebal sang putra.

“Oh ia, jangan lupa Mama sama Papa jam 12 siang nantik menyusul Eros ke sekolah, ya," pinta Eros sambil mengenakan ransel pemberian sang ibu.

“Ok boy, Mama hanya menunggu papa dari kelurahan, habis itu kita langsung berangkat," wanita itu mengantarkan putranya hingga depan pintu.

....

....

Stasiun hanya berjarak 5 menit jika berjalan kaki dari rumah remaja itu. Karena waktu pemberangkatan kereta tinggal 10 menit Eros berlari agar tak tertinggal kereta Sebab ia masih butuh membeli tiket sebelum memasuki kereta.

“Hoss.... Hoss ... Hoss... Saya pesan tiket ke kota J satu,” Ke menyerahkan KTP serta uang yang harus ia bayar.

“Baik, tunggu sebentar, dek," kata seorang wanita administrasi di stasiun kereta tersebut.

“Terimakasih," Eros mengambil tiket itu lalu masuk ke dalam stasiun rel kereta. Dimana kereta apinya tengah terparkir di Rel Nomer 3.

Ketika kakinya mendekati pinggiran rel, seorang sipir kereta menghentikannya.

“Dek, sebentar ya, kereta jurusan kuburan lama mau lewat dulu."

“Baik pak," jawab Eros berjalan memutar akan tetapi sesuatu terjadi tiba-tiba udara di stasiun kereta api menurun drastis, bumi berputar hingga kepala pria itu seakan berputar hingga pusing melanda, rasa mual serta kepala mau pecah yang pria itu rasakan amatlah tiba-tiba. Tempat itu seakan memiliki magnet sehingga Eros yang kala itu ada di pinggiran rel tak mampu mengangkat kakinya.

Teriakan semua orang di samping kereta terdengar jelas di Indra pendengaran Eroz. Akan tetapi mulut pria itu seakan terkunci seakan tubuhnya di kutuk menjadi patung...

Tut... Tut ... Bunyi peringatan dari sebuah kereta memekik telinga.

“Ada apa ini? Kenapa aku tak bisa bergerak? Mulut ini kenapa bisu?" Berbagai pertanyaan pria muda itu lontarkan akan tetapi tak sedikitpun terlontarkan.

Brukkkk.... Seakan ada sesuatu yang mendorong Eros ke bawah Rel kereta,

Brukkkk.....

Greeeezzzzzz....

Kroaaakk......

Dullll....

Ahhhhh .....

Bunyi sesuatu hancur berkeping keping terdengar jelas di telinga remaja itu, ia yakin bunyi pecahan itu adalah bunyi tubuhnya yang hancur berkeping-keping, anehnya Eros tak merasakan sedikitpun rasa sakit.

Tubuhnya seakan melayang di jurang hitam layaknya kapas tertipu angin lalu di sedot ke sebuah pusaran seperti angin ****** beliung yang membelit tubuhnya menggulung hingga tak bisa bernafas serta melahap tubuhnya, yang hanya ia lihat adalah kegelapan yang semakin lama warna gelap itu merubah menjadi layar fill kadot yang menarik lalu menghempaskan tubuhnya pemuda tersebut...

Ting...

Ting ...

Dong....

Sistem Pengembangan Dewa diperbaharui.

Akan aktif 24 jam kedepan....

Bersamaan itu...

Cetarrr.... cetarrr.... Bunyi kilat berkecamuk di langit negeri Laoyu...

Gedebuk.... Tubuh seorang pria yang tak lain adalah Eros masuk kedalam kendi si pendeta.

Disaksikan ribuan masyarakat tubuh pemuda itu masuk ke dalam kendi suci milik pak pendeta.

“Lindungi yang mulia Raja dan tuan putri!” teriak penasehat.

“Lah aku dimana? Tanya Eros linglung sambil meraup wajahnya yang basah oleh air kendi.

“Apa karena aku sebelum mati belum mandi dulu makanya aku di lempar ke bak mandi ini?” gumam Eros.

Pria itu ingin bangun akan tetapi tiba-tiba lima buah pedang mengelilingi lehernya.

“Lah, tempat apa ini? Apa ini tempat produksi film kolosal?" Tanya Eros bingung.

Gress .... Tangan pria itu menyentuh pedang seketika ia syok sebab pedang itu tajam bukan pedang mainan, “Astaga, tajam. Darah," syok Eros.

“Bagun,” Tubuh kurus Eros di arak ke hadapan raja.

Warning!! Sistem terjamah aktif...

“Pria yang cantik. Apakah ini kesatria pelindung untuk melindungi kekacauan ini?" Tanya seorang gadis cantik berkulit putih menggunakan mahkota biru safir menghipnotis mata para manusia yang melihatnya, ia adalah putri Liana. Mata si gadis memandang wajah Eros tak berkedip.

“Ringkus pendeta, jebloskan ke dalam penjara, sekarang juga!" Perintah raja.

“Maaf putri, sepertinya anak ini bukanlah kesatria yang mulia. Lihat tubuhnya kurus, saya yakin jika di senggol oleh prajurit kita tubuh ini akan patah semua, dan penampilan nya yang aneh sangat mencurigakan, siapa tau ia adalah utusan negeri iblis,” kata penasehat.

“Bagiamana jika kita gorok saja lehernya, kita pastikan warna darahnya, jika merah kita lepaskan jika hitam kita jadikan persembahan," usul lagi si penasehat.

Lah ... Lah apa ini, kenapa aku bisa mengartikan semua yang mereka ucapan, situasi apa ini? Batin Eros mulia frustasi.

Eros bingung, nyai pun bingung 🙈.

To Be Continued

Terimakasih atas dukungan kalian di karya receh Nyai Gendeng Permanen 🙏🙏🙏

Jangan lupa

Like👍

komentar🗣️

Hadiah🎁🌹☕

Vote 🔥

Bintang lima ⭐⭐⭐⭐⭐ di rating pojok popularitas karya ini.

Favorit ♥️ agar kalian mendapatkan notifikasi update karya ini

Terpopuler

Comments

As Ia🌈

As Ia🌈

semangat kakak author💪

2022-11-27

0

🍾⃝ᴀͩᴛᷞᴜͧʟᷠʟͣ💋ᴸᴷ☂⃝⃞⃟ᶜᶠ 🕊️⃝ᥴ

🍾⃝ᴀͩᴛᷞᴜͧʟᷠʟͣ💋ᴸᴷ☂⃝⃞⃟ᶜᶠ 🕊️⃝ᥴ

semangaatt kak, aku baru hadir🙏💪💪💪

2022-11-04

0

🍾⃝ɪͩᴎᷞᴅͧ𝖺ᷠʜͣ🍩😜peak~fams

🍾⃝ɪͩᴎᷞᴅͧ𝖺ᷠʜͣ🍩😜peak~fams

mampir nyaiii indah nyimak dulu yaaa yuhuuu🚶‍♀️🚶‍♀️🚶‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️

2022-10-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!