Memulai Kehidupan Baru

...Happy reading 💕...

...Hope you enjoyed.....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Air mata memang tidak bisa menyelesaikan segalanya. Namun setidaknya, air mata bisa mengurangi beban yang kita rasa.."

^^^Ivanya Basudewi^^^

*****

Setelah menempuh perjalanan selama hampir 10 jam, sampailah mereka di kota jogja, tepatnya di sebuah rumah yang bisa dibilang cukup mewah.

Pict by : Pinterest

Ya, Bagas adalah duda beranak 2 yang terbilang cukup sukses dalam kehidupannya. Dia memiliki usaha pembuatan gorden, bahkan sudah memiliki beberapa cabang ruko besar yang tersebar di jogja dan solo.

"Vanya, bangun nak. Udah nyampe nih.." ucap Bagas seraya mengelus kepala Vanya dengan lembut.

"Uh.. Iya nek, sebentar lagi ya, Vanya masih ngantuk" gumam Vanya.

Bagas tersenyum kecil saat mendengar gumaman putri kecil nya itu, karena dia tau jika Vanya masih belum bisa menerima kepindahannya. Akhirnya dia memilih untuk tidak membangunkan Vanya, dia pun segera menggendong gadis kecil itu dengan sangat hati-hati.

"Dik, tolong kamu turun-turunin kopernya ya. Saya bawa Vanya masuk ke dalam dulu, kasian kecapekan dia" ucap Bagas.

"Baik Tuan" ucap Diki.

Setelah mendengar jawaban supirnya, Bagas segera membawa Vanya masuk ke kamarnya.

Namun saat hendak membaringkan Vanya di atas kasur, gadis kecil itu mengerjapkan matanya dan sedikit kaget ketika melihat Bagas.

"Papah gangguin Vanya tidur ya?" tanya Bagas setelah membaringkan Vanya.

Vanya segera menghilangkan rasa kagetnya, dia sedikit lupa jika hari ini dia pindah bersama papahnya. Dia segera beringsut untuk duduk di atas kasur.

"Engga pah, Vanya juga udah tidur terus kan dari semalem" ucap Vanya seraya tersenyum.

Bagas membalas senyuman Vanya, lalu mengelus kepala gadis kecil itu dengan lembut "Yaudah, kalo gitu Vanya istirahat aja dulu. Nanti kalo kamu laper, turun aja ke bawah".

Vanya menganggukkan kepalanya.

Bagas pun segera berlalu dari sana, namun saat Bagas sudah di ambang pintu, dia menghentikan langkahnya lalu menoleh pada Vanya.

"Oh iya, nanti koper kamu di bawain sama Pak Diki ke atas. Terus kalo butuh apa-apa, nanti minta tolong aja sama Bi Asih di bawah ya" ucap Bagas.

"Iya pah"

"Yaudah kalo gitu papah tinggal dulu ya, papah mau daftarin kamu sekolah dulu sama ngurusin beberapa kerjaan papah. Papah usahain pulang sebelum makan malem."

Vanya pun menganggukkan kepala lalu tersenyum tulus

"makasih pah"

"Sama-sama sayang" ucap Bagas dan segera berlalu dari sana.

Setelah Bagas pergi dari sana, Vanya memutuskan untuk membersihkan dirinya. Namun saat dia hendak beranjak, pintu kamarnya lebih dulu di ketuk oleh Diki.

"Non, ini kopernya mau saya masukin atau saya taro di depan pintu aja?" tanya Diki.

"Bawa masuk aja Pak, pintunya ga di kunci kok" jawab Vanya lalu segera beranjak dari kasurnya.

Diki pun membuka pintu kamar Vanya lalu memasukan koper itu ke dalam kamar Vanya.

"Udah taro situ aja Pak, biar nanti Vanya beresin sendiri"

"Yaudah kalo gitu saya permisi, kalo non butuh bantuan saya, nanti bisa panggil saya di bawah" ucap Diki.

"Ya pak, makasih"

"Baik non" ucap Diki lalu segera pergi meninggalkan Vanya.

Vanya pun segera membongkar kopernya, lalu mulai menata barang-barangnya ke tempat semestinya. Gadis kecil berusia 10 tahun itu begitu cekatan dalam menata barang-barangnya.

Hingga beberapa saat kemudian Vanya menatap sekeliling kamarnya lalu tersenyum..

"Fyuhhhh.. Selesai juga akhirnya"

"Ah, Vanya jadi kangen nenek" ucap Vanya saat tak sengaja melirik foto nenek Indah yang dia pajang di atas meja belajarnya.

Gadis kecil itu berjalan menuju meja belajarnya, lalu meraih foto nenek Indah "kira-kira nenek lagi ngapain ya?"

Namun sesaat kemudian dia tiba-tiba menepuk keningnya

"Eh ya ampun, kenapa ga Vanya telpon aja ya.. Kan Vanya di kasih hp sama nenek" ucap gadis kecil itu lalu segera mencari ponsel yang semalam nenek Indah berikan untuknya.

Vanya sedikit kebingungan karena tidak bisa menemukan ponselnya di dalam tas mana pun.

"Aduh, Hp nya mana ya?" gumam Vanya.

Vanya kembali bergumam "apa jatoh di mobil ya.."

Namun, Vanya tidak langsung turun ke bawah, dia memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu.

Setelah selesai, Vanya segera turun untuk mencari Pak Diki.

"Non cari siapa?" tanya Bi Asih yang kebetulan sedang mengepel.

Vanya menghentikan langkahnya lalu menoleh pada Bi Asih.

"Anu Bi, Vanya cari Pak Diki" ucap Vanya sedikit canggung.

"Oh, non mau nanyain Hp ya? Ini kebetulan tadi di titipin ke bibi" ucap bi Asih lalu menyerahkan ponsel yang di kantonginya.

"Makasih ya Bi" ucap Vanya seraya menerima ponsel itu.

"Sama-sama non, ga usah sungkan sama bibi, kalo non butuh apa-apa bisa bilang sama bibi"

"Oh iya, non mau sekarang ga? Biar bibi siapin buat Non" sambung bi Asih.

Vanya tersenyum lalu menganggukan kepalanya "Boleh bi"

"Yaudah, non tunggu di meja makan dulu ya. Bibi beresin alat pel nya dulu"

"Iya bi" ucap Vanya lalu segera menuju ruang makan.

Setelah selesai makan siang, Vanya segera kembali ke kamarnya. Dia mendudukan dirinya di atas kasur lalu segera menghubungi nenek Indah.

"Halooo" ucap Vanya setelah sang nenek mengangkat telponya.

(Halo sayang.. Gimana, kamu suka tinggal disana?)

"Lumayan nek, tapi Vanya kangen nenek"

(Baru juga sehari jauh sama nenek, udah kangen aja)

"Emangnya nenek ga kangen sama Vanya?"

Nenek Indah terkekeh

(Kangen.. Kangen banget malah.)

(Kamu udah makan?) tanya nenek Indah.

"Udah nek.. Nenek udah makan belum?"

(Udah sayang.. Inget, kamu disana jaga diri baik-baik, ga boleh nakal, harus giat belajar, harus nurut sama papah kamu)

"Siap kanjeng Ratuuuuu" ucap Vanya.

(Gitu dooooong, itu baru namanya Vanya, cucunya nenek Indah)

Vanya seketika terkekeh geli karena mendengar suara neneknya yang lucu.

"Nenek lagi ngapain?"

Vanya sedikit mengerutkan keningnya saat nenek Indah tidak segera menjawabnya, namun samar-samar dia mendengar suara pintu yang di ketuk dengan kasar.

(Udah dulu ya sayang, ada tamu. Nanti nenek telpon lagi) ucap nenek Indah cepat lalu mematikan sambungan tanpa menunggu jawaban dari Vanya.

Gadis kecil itu pun hanya bisa menghela nafasnya, dia tau betul siapa yang nenek Indah maksud sebagai tamu. Dia akhirnya memutuskan untuk kembali mengistirahatkan tubuhnya, hingga tak terasa matanya mulai terpejam lelah..

...

Malam harinya..

Tok tok tok..

Tok tok tok..

"Non.. Non Vanya..."

Tok tok tok..

"Non...."

"Iya bi.." jawab Vanya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Makan malam sudah siap non, Tuan juga udah nunggu non di bawah" sahut Bi Asih.

"Iya bi, sebentar lagi Vanya turun" ucap Vanya lalu beringsut turun dari kasurnya.

"Hoaaamm... Ya ampun, udah jam 7 malem ternyata" ucap Vanya lalu bergegas mencuci muka dan segera turun untuk makan malam.

...

Setelah makan malam selesai, Bagas menghampiri Vanya yang sedang membaca buku di kamarnya.

"Ada apa pah?" Tanya Vanya.

Bagas menyerahkan sebuah tas, seragam, dan juga alat tulis kepada Vanya.

"Ini keperluan sekolah kamu, untuk jadwal seragamnya juga udah papah catet di situ. Besok papah mulai nganterin kamu ke sekolah" ucap Bagas.

"Makasih pah" ucap Vanya.

"Yaudah, kamu tidur ya, besok harus bangun pagi" ucap Bagas.

Namun, saat Vanya hendak mengucapkan selamat malam, Bagas sudah terlebih dulu berlalu pergi. Akhirnya gadis kecil itu pun menutup pintu kamar dan menguncinya dengan sedikit lesu. Dia berjalan mendekati kasurnya dengan langkah gontai, lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur seraya memeluk boneka pemberian nenek Indah dengan erat. Hingga tak terasa isak tangis mulai keluar dari bibir gadis kecil itu.

"Nek, di sini ga ada yang ngucapin selamat malem ke Vanya.."

"Nenek, Vanya kangen sama nenek..."

...-TBC-...

*Note : Gini wakkk, sensi kan tadinya percakapannya mau pake bahasa jawa kan ya. Cuma kok keknya rada susah aja gitu harus ngetik dalam kurung terjemahan habis itu tutup kurung lagi. Jadi dari pada ribet, udah mending pake bahasa Indonesia aja yak..

Thanks for reading..

Jangan lupa kritik dan saran..

Salam sayang dari sensi 💕

Bye bye...

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

gmbar visual rumahnya unik.. keren.

2022-10-07

0

lihat semua
Episodes
1 Cuap Cuap Dulu Yukk...
2 Ivanya Basudewi
3 Kesedihan Vanya
4 Berusaha Untuk Menerima
5 Memulai Kehidupan Baru
6 Penyebab Kebencian Dewi
7 Kehilangan
8 Mencoba Untuk Mengikhlaskan
9 Tanisa Na Kinan
10 Persahabatan Yang Mulai Terjalin
11 Hadirnya Wajah Baru
12 Retno Ayu Galuh
13 Mencoba Menerima
14 Menjadi Keluarga
15 Semakin Merasa Takut
16 Ketakutan Yang Menjadi Nyata
17 Hanya Bisa Pasrah
18 Patah Hati Terbesar Vanya
19 Kejadian Yang Akan Mengubah Segalanya
20 PENGUMUMAN!!
21 Keputusan Mutlak
22 Merangkul Gadis Kecil yang Lemah
23 Masalah dan Jalan Keluar
24 Kehidupan Vanya Saat Ini
25 Haidar Jarvis Oktavio
26 Pria Dingin vs Gadis Dingin - part 1
27 Pria Dingin vs Gadis Dingin - part 2
28 Emosi Yang Terkendali
29 Bukan Tandingan
30 Rasa Syukur Vanya
31 Meminta Kesempatan
32 Hari Pengumunan Peringkat
33 Obrolan Ringan
34 Memberikan Kesempatan
35 Menerima Apa Adanya
36 Cemburu.
37 Ada Kah Sedikit Harapan?
38 Masih Terlalu Lemah
39 Takdir Apa Lagi Ini?
40 Terlalu Menutup Diri
41 Kejadian Tak Terduga
42 Datang Di Saat Yang Tepat
43 Wulan
44 Mimpi Buruk Apa?
45 Membuka Diri
46 Hah?
47 Tidak Akan Berpaling
48 Mematahkan Perasaan
49 Hati Yang Kembali Terluka
50 Teman Yang Selalu Bisa Diandalkan
51 Hati Yang Sedikit Tenang
52 Belum Bisa Bernafas Lega
53 Ayah dan Anak - Part 1
54 Ayah dan Anak - Part 2
55 Ayah dan Anak - Part 3
56 Peringatan
57 Sedikit Lega
58 Hubungan Yang Membaik
59 Acuh Tak Acuh
60 Rekreasi Perpisahan - Part 1
61 Rekreasi Perpisahan - Part 2
62 Keributan
63 Pulang Malam Ini Juga!!!
64 Cinta Haidar Untuk Vanya
65 Metode
66 Terlalu Satu Frekuensi
67 Kembali ke Sekolah
68 Target
69 Pria Yang Pengertian
70 Dalangnya!!
71 Murid Les Private
72 Vanya x Winda (Perpustakaan Umum)
73 Niat Terselubung
74 Kegelisahan Haidar
75 Terulang Kembali
76 Tertangkap Basah
77 Prasangka Buruk
78 Terpojok
79 Tidak Akan Pernah Berubah
80 Menyesal!!
81 Bayangan
82 Efek Pasca Trauma
83 Kesedihan Haidar
84 Harapan
85 Taman
86 Ada Apakah?
87 Mulai Membaik
88 Berdamai Dengan Keadaan
89 Hilang Tanpa Kabar
90 Sisi Gelap Vanya
91 Pengalihan
92 Rasa Yang Mulai Hilang
93 Irwan x Vanya
94 Penerimaan Siswa PKL
95 Keberuntungan
96 Memaafkan?
97 Kembali Mengakrabkan Diri
98 Manager Baru
99 Asisten Manager
100 Galvino Derendra
101 Tertarik
102 Penolakan (Semakin Tertarik)
103 Pria Menyebalkan
104 Penolakan Untuk Yang Ke 2 Kalinya
105 Memanfaatkan Kesempatan
106 Ajakan Kencan
107 Try
108 Lagi dan Lagi, Semakin Tertarik.
109 Hutan Pinus
110 Lagi, Untuk Yang Kedua Kalinya
111 Masih Bisa Selamat
112 Pertanggung Jawaban
113 Kedatangan Nisa
114 Tidak Seburuk Yang Dia Kira
115 Seseorang
116 Situasi Genting
117 2 Miliyar
118 Dia Yang Kembali
119 Alasan
120 Berdamai
121 Bartender
122 Haidar x Vino
123 Tamu Spesial
124 Di Luar Topik
125 Bertemu
126 Maaf..
127 Kasih Sayang
128 Sinta
129 Ibu dan Anak
130 Kedatang Rima dan Nisa
131 Gara-gara Wedding Gown
132 Terlalu Berbeda
133 Kalung
134 The Wedding
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Cuap Cuap Dulu Yukk...
2
Ivanya Basudewi
3
Kesedihan Vanya
4
Berusaha Untuk Menerima
5
Memulai Kehidupan Baru
6
Penyebab Kebencian Dewi
7
Kehilangan
8
Mencoba Untuk Mengikhlaskan
9
Tanisa Na Kinan
10
Persahabatan Yang Mulai Terjalin
11
Hadirnya Wajah Baru
12
Retno Ayu Galuh
13
Mencoba Menerima
14
Menjadi Keluarga
15
Semakin Merasa Takut
16
Ketakutan Yang Menjadi Nyata
17
Hanya Bisa Pasrah
18
Patah Hati Terbesar Vanya
19
Kejadian Yang Akan Mengubah Segalanya
20
PENGUMUMAN!!
21
Keputusan Mutlak
22
Merangkul Gadis Kecil yang Lemah
23
Masalah dan Jalan Keluar
24
Kehidupan Vanya Saat Ini
25
Haidar Jarvis Oktavio
26
Pria Dingin vs Gadis Dingin - part 1
27
Pria Dingin vs Gadis Dingin - part 2
28
Emosi Yang Terkendali
29
Bukan Tandingan
30
Rasa Syukur Vanya
31
Meminta Kesempatan
32
Hari Pengumunan Peringkat
33
Obrolan Ringan
34
Memberikan Kesempatan
35
Menerima Apa Adanya
36
Cemburu.
37
Ada Kah Sedikit Harapan?
38
Masih Terlalu Lemah
39
Takdir Apa Lagi Ini?
40
Terlalu Menutup Diri
41
Kejadian Tak Terduga
42
Datang Di Saat Yang Tepat
43
Wulan
44
Mimpi Buruk Apa?
45
Membuka Diri
46
Hah?
47
Tidak Akan Berpaling
48
Mematahkan Perasaan
49
Hati Yang Kembali Terluka
50
Teman Yang Selalu Bisa Diandalkan
51
Hati Yang Sedikit Tenang
52
Belum Bisa Bernafas Lega
53
Ayah dan Anak - Part 1
54
Ayah dan Anak - Part 2
55
Ayah dan Anak - Part 3
56
Peringatan
57
Sedikit Lega
58
Hubungan Yang Membaik
59
Acuh Tak Acuh
60
Rekreasi Perpisahan - Part 1
61
Rekreasi Perpisahan - Part 2
62
Keributan
63
Pulang Malam Ini Juga!!!
64
Cinta Haidar Untuk Vanya
65
Metode
66
Terlalu Satu Frekuensi
67
Kembali ke Sekolah
68
Target
69
Pria Yang Pengertian
70
Dalangnya!!
71
Murid Les Private
72
Vanya x Winda (Perpustakaan Umum)
73
Niat Terselubung
74
Kegelisahan Haidar
75
Terulang Kembali
76
Tertangkap Basah
77
Prasangka Buruk
78
Terpojok
79
Tidak Akan Pernah Berubah
80
Menyesal!!
81
Bayangan
82
Efek Pasca Trauma
83
Kesedihan Haidar
84
Harapan
85
Taman
86
Ada Apakah?
87
Mulai Membaik
88
Berdamai Dengan Keadaan
89
Hilang Tanpa Kabar
90
Sisi Gelap Vanya
91
Pengalihan
92
Rasa Yang Mulai Hilang
93
Irwan x Vanya
94
Penerimaan Siswa PKL
95
Keberuntungan
96
Memaafkan?
97
Kembali Mengakrabkan Diri
98
Manager Baru
99
Asisten Manager
100
Galvino Derendra
101
Tertarik
102
Penolakan (Semakin Tertarik)
103
Pria Menyebalkan
104
Penolakan Untuk Yang Ke 2 Kalinya
105
Memanfaatkan Kesempatan
106
Ajakan Kencan
107
Try
108
Lagi dan Lagi, Semakin Tertarik.
109
Hutan Pinus
110
Lagi, Untuk Yang Kedua Kalinya
111
Masih Bisa Selamat
112
Pertanggung Jawaban
113
Kedatangan Nisa
114
Tidak Seburuk Yang Dia Kira
115
Seseorang
116
Situasi Genting
117
2 Miliyar
118
Dia Yang Kembali
119
Alasan
120
Berdamai
121
Bartender
122
Haidar x Vino
123
Tamu Spesial
124
Di Luar Topik
125
Bertemu
126
Maaf..
127
Kasih Sayang
128
Sinta
129
Ibu dan Anak
130
Kedatang Rima dan Nisa
131
Gara-gara Wedding Gown
132
Terlalu Berbeda
133
Kalung
134
The Wedding

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!