Berusaha Untuk Menerima

...Happy reading 💕...

...Hope you enjoyed.....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Aku sungguh ingin berusaha untuk menolak, namun keadaan memaksaku untuk menerima"

^^^Ivanya Basudewi^^^

*****

Setelah makan siang selesai, nenek Indah mengajak Vanya untuk tidur di kamarnya. Vanya yang memang dasarnya manja kepada sang nenek pun dengan senang hati menyetujuinya.

Saat mereka sudah membaringkan tubuh di atas kasur, nenek Indah tiba-tiba menatap Vanya dengan begitu intens.

"Nenek mau ngomong apa?" Vanya bertanya setelah melihat tatapan sang nenek yang berbeda dari biasanya.

Nenek Indah tidak langsung menjawab, dia beringsut dari tidurnya menjadi posisi duduk, lalu meminta Vanya untuk merebahkan kepalanya di pangkuan nenek Indah.

Nenek Indah sejenak mengusap-usap kepala Vanya dengan tangan yang sedikit bergetar.

Wanita tua itu sedikit memghembuskan nafasnya

"Vanya tau kan kalo nenek sayang sama Vanya?" tanya nenek Indah.

Vanya menganggukkan kepalanya

"Vanya juga sayang sama nenek"

Wanita tua itu kembali menghembuskan nafasnya sejenak

"Selama ini, nenek pernah ga minta sesuatu yang berat ke Vanya?"

"Engga.. Selama ini malah Vanya yang selalu minta hal-hal yang berat ke nenek" ucap Vanya seraya menggelengkan kepalanya.

"Kalo misalkan sekarang nenek minta sesuatu ke kamu gimana? kamu mau ngabulin permintaan nenek ga?" wanita tua itu bertanya dengan suara yang sedikit tertahan.

Mendengar apa yang di katakan neneknya, entah kenapa jantung Vanya tiba-tiba berdetak dengan sangat kencang. Dia merasa seperti ada hal buruk yang sebentar lagi akan menimpanya. Namun, dia berusaha tenang lalu menganggukan kepalanya dengan sedikit ragu.

"Emangnya nenek mau minta apa?" tanya Vanya.

"Nenek mau minta kamu buat pindah ke jogja" jawab nenek Indah.

Deg.. Jantung Vanya berdetak lebih cepat, gadis kecil itu beringsut agar duduk berhadapan dengan sang nenek.

"Maksud nenek apa?" Vanya bertanya dengan suara yang sedikir tertahan.

Tangan nenek Indah terulur untuk menggenggam tangan mungil Vanya lalu mengelusnya.

"Gini, nenek udah pernah bilang kan kalo papah Vanya tinggalnya di jogja?"

Vanya menganggukkan kepalanya.

"Kemarin, papah Vanya bilang sama nenek. Kalo dia pengen Vanya tinggal di sana" tutur nenek Indah.

"Kalo Vanya tinggal disana, terus nenek di sini sama siapa?" tanya Vanya dengan suara yang mulai sedikit bergetar karena menahan tangis.

"Vanya.. Dengerin nenek.. Kalo kamu tinggal sama papah kamu, kehidupan kamu kedepannya lebih terjamin sayang. Cita-cita kamu juga bisa kamu raih disana. Lagian juga kan kalo liburan semester, kamu masih bisa nengok nenek kesini" jawab nenek Indah.

"Tapi nek..."

"Vanya percaya kan sama nenek?"

Gadis kecil itu kembali mengangguk.

Nenek indah menarik Vanya yang mulai terisak kedalam pelukannya, dia juga berusaha agar tidak ikut menangis.

"Jangan nangis sayang.. Kalo kamu di sana, kamu bisa ngejalanin kehidupan yang lebih baik disana, kamu bisa punya temen baru yang lebih baik juga disana, hmmm.. Percaya sama nenek, semuanya pasti baik-baik aja. Nenek yakin, Vanya ngerti apa yang nenek maksud" ucap nenek Indah.

"Tapi kalo papah disana ga sayang sama Vanya gimana? Kan papah juga ketemu sama Vanya cuma beberapa kali doang nek" Vanya bertanya dengan suara yang tersendat-sendat.

"Kalo papah ga sayang sama Vanya, papah ga mungkin dong minta Vanya buat tinggal di sana" jawab Nenek Indah seraya menepuk-nepuk punggung Vanya dengan lembut.

"Nenek juga ngijinin kamu buat tinggal disana karena nenek sayang sama Vanya, nenek pengen kamu punya masa depan yang cerah. Kalo kamu di sini terus, nenek ga bisa jamin kebahagiaan kamu" sambung nenek Indah lagi.

Gadis kecil itu tidak menjawab, dia hanya menganggukkan kepalanya dengan pasrah seraya memeluk nenek Indah dengan erat. Karena sejujurnya, dia tau betul alasan nenek Indah menyuruhnya untuk pindah ke jogja bersama dengan papahnya.

Begitu pula nenek Indah, dia sebetulnya juga tidak terlalu yakin akan kehidupan seperti apa yang nantinya di hadapi oleh Vanya. Banyak keraguan di hatinya untuk melepaskan Vanya dari genggamannya.

Namun apalah daya, dirinya sendiri juga tidak mungkin terus menerus membelenggu gadis kecil itu di sini. Belum lagi kondisinya yang sudah tidak memungkinkan untuk menghidupi gadis kecil itu. Yang hanya bisa nenek Indah lakukan sekarang adalah hanya berdoa agar semuanya berjalan dengan baik-baik saja.

"Kita ke kamar kamu yuk, nenek bantuin kamu buat beresin barang-barang kamu. Papah kamu udah di jalan mau kesini. Paling nanti malem udah nyampe" ucap nenek Indah setelah Vanya melerai tangisannya.

Vanya yang mendengar hal itu sontak melepaskan pelukannya karena merasa sangat terkejut

"Kok cepet banget nek" ucap Vanya dengan air mata yang mulai mengalir kembali membasahi pipinya.

Nenek Indah menghapus air mata Vanya dengan lembut lalu berkata "maafin nenek ya.. Nenek sebenernya udah pengen ngasih tau Vanya dari kemarin, cuma nenek ga mau liat kamu nangis kaya gini".

Vanya menggelengkan kepalanya "nenek jangan minta maaf, harusnya Vanya yang minta maaf karena udah nyusahin nenek".

"Sini peluk nenek" ucap nenek Indah seraya merentangkan tangannya.

Gadis kecil itu pun berhambur ke pelukan sang nenek dengan isak tangis pilu. Nenek Indah yang sudah tidak kuat menahan tangis pun akhirnya mulai mengeluarkan isakan kecil.

Vanya segera melerai pelukannya, tangan mungilnya terulur untuk menghapus air mata sang nenek.

"Nenek jangan ikutan nangis" ucap Vanya.

"Maafin nenek ya, nenek ga bisa jagain kamu sampe kamu sukses" ucap nenek Indah.

"Vanya juga minta maaf karena udah nyusahin nenek"

"Engga sayang, Vanya ga nyusahin nenek. Cuma nenek aja yang ga mampu buat jagain kamu."

"Vanya sayang sama nenek"

"Nenek juga sayang banget sama Vanya" ucap nenek Indah seraya mengelus kepala gadis kecil itu dengan lembut.

Nenek Indah menghela nafasnya lalu berkata "Yuk beresin barang-barang kamu. Nenek juga kemarin udah bilang sama kepala sekolah kamu kalo kamu mau pindah"

Vanya pun hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan pasrah.

*****

Malam harinya, saat Vanya sedang merenung di kamarnya, dia di kejutkan oleh nenek Indah yang memanggilnya dari luar kamar.

"Vanya, kamu lagi ngapain nak? Itu papah kamu udah nyampe" ucap nenek Indah.

"Iya nek, bentar lagi Vanya keluar. Vanya ganti baju dulu" balas Vanya.

Gadis itu pun segera turun dari atas kasurnya, lalu sejenak menatap dirinya dari pantulan cermin di depannya. Dia tiba-tiba tertawa kecil karena melihat matanya yang membengkak hampir menyerupai mata kodok.

"Semangat Vanya.. Semuanya pasti baik-baik aja" Vanya berkata seraya mengusap air matanya yang terus saja mengalir.

Puas menatapi diri, Vanya bergegas untuk berganti pakaian, lalu segera keluar dari kamarnya menuju ruang tamu.

Disana sudah ada papahnya dan satu orang pria yang terlihat sedang bercakap-cakap dengan nenek Indah. Vanya pun berjalan menghampiri mereka dengan sedikit lunglai.

Bagas tersenyum melihat Vanya yang datang menghampirinya

"Kita langsung berangkat aja yuk, besok papah masih ada kerjaan soalnya" ucap Bagas.

"Loh, ga istirahat dulu? Kamu baru aja nyampe loh, apa ga capek?" ucap nenek Indah.

"Gapapa mah, Bagas juga nyetirnya gantian kok sama Diki"

"Yaudah kalo gitu, mamah titip Vanya ya"

"Iya mah, ini juga kan emang udah tanggung jawab Bagas" ucap Bagas lalu beranjak dari duduknya.

"Iya, mamah percayain Vanya ke kamu"

"Ayo vanya" ucap Bagas.

Vanya pun hanya mengikutinya dengan pasrah.

Saat hendak masuk ke dalam mobil, Vanya kembali memeluk nenek Indah dengan isak tangis yang kembali terdengar.

"Jangan nangis, nanti kalo liburan semester kan masih bisa kesini" ucap nenek Indah seraya menepuk-nepuk punggung Vanya dengan lembut.

Vanya hanya menganggukkan kepalanya.

"Nih buat kamu, kalo kamu kangen sama nenek, kamu bisa telpon nenek" ucap nenek Indah seraya menyerahkan sebuah ponsel.

Vanya pun menerimanya, lalu tersenyum

"Makasih nek"

"Kamu jaga diri baik-baik ya disana, nurur sama papah kamu, jangan bandel"

"Iya nek" ucap Vanya lalu masuk ke dalam mobil.

"Bagas sama Diki pamit dulu ya mah" ucap Bagas.

"Iya, hati-hati di jalan ya" balas nenek Indah.

"Iya mah.."

Akhirnya Bagas pun masuk ke dalam mobil dan segera melajukan mobilnya, membawa Vanya untuk menjalani kehidupan barunya.

...-TBC-...

Thanks for reading..

Jangan lupa kritik dan saran..

Salam sayang dari sensi 💕

Bye bye..

Episodes
1 Cuap Cuap Dulu Yukk...
2 Ivanya Basudewi
3 Kesedihan Vanya
4 Berusaha Untuk Menerima
5 Memulai Kehidupan Baru
6 Penyebab Kebencian Dewi
7 Kehilangan
8 Mencoba Untuk Mengikhlaskan
9 Tanisa Na Kinan
10 Persahabatan Yang Mulai Terjalin
11 Hadirnya Wajah Baru
12 Retno Ayu Galuh
13 Mencoba Menerima
14 Menjadi Keluarga
15 Semakin Merasa Takut
16 Ketakutan Yang Menjadi Nyata
17 Hanya Bisa Pasrah
18 Patah Hati Terbesar Vanya
19 Kejadian Yang Akan Mengubah Segalanya
20 PENGUMUMAN!!
21 Keputusan Mutlak
22 Merangkul Gadis Kecil yang Lemah
23 Masalah dan Jalan Keluar
24 Kehidupan Vanya Saat Ini
25 Haidar Jarvis Oktavio
26 Pria Dingin vs Gadis Dingin - part 1
27 Pria Dingin vs Gadis Dingin - part 2
28 Emosi Yang Terkendali
29 Bukan Tandingan
30 Rasa Syukur Vanya
31 Meminta Kesempatan
32 Hari Pengumunan Peringkat
33 Obrolan Ringan
34 Memberikan Kesempatan
35 Menerima Apa Adanya
36 Cemburu.
37 Ada Kah Sedikit Harapan?
38 Masih Terlalu Lemah
39 Takdir Apa Lagi Ini?
40 Terlalu Menutup Diri
41 Kejadian Tak Terduga
42 Datang Di Saat Yang Tepat
43 Wulan
44 Mimpi Buruk Apa?
45 Membuka Diri
46 Hah?
47 Tidak Akan Berpaling
48 Mematahkan Perasaan
49 Hati Yang Kembali Terluka
50 Teman Yang Selalu Bisa Diandalkan
51 Hati Yang Sedikit Tenang
52 Belum Bisa Bernafas Lega
53 Ayah dan Anak - Part 1
54 Ayah dan Anak - Part 2
55 Ayah dan Anak - Part 3
56 Peringatan
57 Sedikit Lega
58 Hubungan Yang Membaik
59 Acuh Tak Acuh
60 Rekreasi Perpisahan - Part 1
61 Rekreasi Perpisahan - Part 2
62 Keributan
63 Pulang Malam Ini Juga!!!
64 Cinta Haidar Untuk Vanya
65 Metode
66 Terlalu Satu Frekuensi
67 Kembali ke Sekolah
68 Target
69 Pria Yang Pengertian
70 Dalangnya!!
71 Murid Les Private
72 Vanya x Winda (Perpustakaan Umum)
73 Niat Terselubung
74 Kegelisahan Haidar
75 Terulang Kembali
76 Tertangkap Basah
77 Prasangka Buruk
78 Terpojok
79 Tidak Akan Pernah Berubah
80 Menyesal!!
81 Bayangan
82 Efek Pasca Trauma
83 Kesedihan Haidar
84 Harapan
85 Taman
86 Ada Apakah?
87 Mulai Membaik
88 Berdamai Dengan Keadaan
89 Hilang Tanpa Kabar
90 Sisi Gelap Vanya
91 Pengalihan
92 Rasa Yang Mulai Hilang
93 Irwan x Vanya
94 Penerimaan Siswa PKL
95 Keberuntungan
96 Memaafkan?
97 Kembali Mengakrabkan Diri
98 Manager Baru
99 Asisten Manager
100 Galvino Derendra
101 Tertarik
102 Penolakan (Semakin Tertarik)
103 Pria Menyebalkan
104 Penolakan Untuk Yang Ke 2 Kalinya
105 Memanfaatkan Kesempatan
106 Ajakan Kencan
107 Try
108 Lagi dan Lagi, Semakin Tertarik.
109 Hutan Pinus
110 Lagi, Untuk Yang Kedua Kalinya
111 Masih Bisa Selamat
112 Pertanggung Jawaban
113 Kedatangan Nisa
114 Tidak Seburuk Yang Dia Kira
115 Seseorang
116 Situasi Genting
117 2 Miliyar
118 Dia Yang Kembali
119 Alasan
120 Berdamai
121 Bartender
122 Haidar x Vino
123 Tamu Spesial
124 Di Luar Topik
125 Bertemu
126 Maaf..
127 Kasih Sayang
128 Sinta
129 Ibu dan Anak
130 Kedatang Rima dan Nisa
131 Gara-gara Wedding Gown
132 Terlalu Berbeda
133 Kalung
134 The Wedding
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Cuap Cuap Dulu Yukk...
2
Ivanya Basudewi
3
Kesedihan Vanya
4
Berusaha Untuk Menerima
5
Memulai Kehidupan Baru
6
Penyebab Kebencian Dewi
7
Kehilangan
8
Mencoba Untuk Mengikhlaskan
9
Tanisa Na Kinan
10
Persahabatan Yang Mulai Terjalin
11
Hadirnya Wajah Baru
12
Retno Ayu Galuh
13
Mencoba Menerima
14
Menjadi Keluarga
15
Semakin Merasa Takut
16
Ketakutan Yang Menjadi Nyata
17
Hanya Bisa Pasrah
18
Patah Hati Terbesar Vanya
19
Kejadian Yang Akan Mengubah Segalanya
20
PENGUMUMAN!!
21
Keputusan Mutlak
22
Merangkul Gadis Kecil yang Lemah
23
Masalah dan Jalan Keluar
24
Kehidupan Vanya Saat Ini
25
Haidar Jarvis Oktavio
26
Pria Dingin vs Gadis Dingin - part 1
27
Pria Dingin vs Gadis Dingin - part 2
28
Emosi Yang Terkendali
29
Bukan Tandingan
30
Rasa Syukur Vanya
31
Meminta Kesempatan
32
Hari Pengumunan Peringkat
33
Obrolan Ringan
34
Memberikan Kesempatan
35
Menerima Apa Adanya
36
Cemburu.
37
Ada Kah Sedikit Harapan?
38
Masih Terlalu Lemah
39
Takdir Apa Lagi Ini?
40
Terlalu Menutup Diri
41
Kejadian Tak Terduga
42
Datang Di Saat Yang Tepat
43
Wulan
44
Mimpi Buruk Apa?
45
Membuka Diri
46
Hah?
47
Tidak Akan Berpaling
48
Mematahkan Perasaan
49
Hati Yang Kembali Terluka
50
Teman Yang Selalu Bisa Diandalkan
51
Hati Yang Sedikit Tenang
52
Belum Bisa Bernafas Lega
53
Ayah dan Anak - Part 1
54
Ayah dan Anak - Part 2
55
Ayah dan Anak - Part 3
56
Peringatan
57
Sedikit Lega
58
Hubungan Yang Membaik
59
Acuh Tak Acuh
60
Rekreasi Perpisahan - Part 1
61
Rekreasi Perpisahan - Part 2
62
Keributan
63
Pulang Malam Ini Juga!!!
64
Cinta Haidar Untuk Vanya
65
Metode
66
Terlalu Satu Frekuensi
67
Kembali ke Sekolah
68
Target
69
Pria Yang Pengertian
70
Dalangnya!!
71
Murid Les Private
72
Vanya x Winda (Perpustakaan Umum)
73
Niat Terselubung
74
Kegelisahan Haidar
75
Terulang Kembali
76
Tertangkap Basah
77
Prasangka Buruk
78
Terpojok
79
Tidak Akan Pernah Berubah
80
Menyesal!!
81
Bayangan
82
Efek Pasca Trauma
83
Kesedihan Haidar
84
Harapan
85
Taman
86
Ada Apakah?
87
Mulai Membaik
88
Berdamai Dengan Keadaan
89
Hilang Tanpa Kabar
90
Sisi Gelap Vanya
91
Pengalihan
92
Rasa Yang Mulai Hilang
93
Irwan x Vanya
94
Penerimaan Siswa PKL
95
Keberuntungan
96
Memaafkan?
97
Kembali Mengakrabkan Diri
98
Manager Baru
99
Asisten Manager
100
Galvino Derendra
101
Tertarik
102
Penolakan (Semakin Tertarik)
103
Pria Menyebalkan
104
Penolakan Untuk Yang Ke 2 Kalinya
105
Memanfaatkan Kesempatan
106
Ajakan Kencan
107
Try
108
Lagi dan Lagi, Semakin Tertarik.
109
Hutan Pinus
110
Lagi, Untuk Yang Kedua Kalinya
111
Masih Bisa Selamat
112
Pertanggung Jawaban
113
Kedatangan Nisa
114
Tidak Seburuk Yang Dia Kira
115
Seseorang
116
Situasi Genting
117
2 Miliyar
118
Dia Yang Kembali
119
Alasan
120
Berdamai
121
Bartender
122
Haidar x Vino
123
Tamu Spesial
124
Di Luar Topik
125
Bertemu
126
Maaf..
127
Kasih Sayang
128
Sinta
129
Ibu dan Anak
130
Kedatang Rima dan Nisa
131
Gara-gara Wedding Gown
132
Terlalu Berbeda
133
Kalung
134
The Wedding

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!