bab 5 Sama-sama merasa kesal

Apa yang harus di katakan Berlian pada kakek dan neneknya kalau dia gagal bekerja di perusahaan milik keluarga Pratama. Nenek dan kakeknya pasti sangat kecewa jika mengetahui hal ini. Seandainya pemilik perusahaan perkebunan teh itu bukan laki-laki angkuh itu, Berlian yakin dia pasti di terima kerja di sana. Tapi, mau bagaimana lagi ?.

"Dasar cowok Songong, baru jadi presdir aja, belagunya minta ampun . Ntar, perusahaannya bangkrut baru tahu rasa kamu" Berlian mengomel sendiri keluar dari kantor berlantai 10 itu.

"Tiiiin...tiiinnn...." sebuah sepeda motor berhenti di samping Berlian yang mau melintasi jalan raya.

"Maaf bang , lagi nggak butuh ojek" ujarnya.

"Sialan kamu , aku di katain tukang ojek" protes si pengendara motor.

"Eh... Tika , itu kamu?" seru Berlian baru menyadarinya setelah memperhatikan baik-baik wajah cantik di balik helm berwarna biru.

"Iya, ini aku. Bukan tukang ojek" sambar Kartika kesal.

"Maaf....." sesal Berlian sambil nyengir.

"Maaf, maaf... sudah di bilang tukang ojek, di panggil Abang lagi. Cantik begini juga"

"Tumben kamu naik sepeda motor. Mobil kamu mana?" tanya Berlian heran.

"Bosan naik mobil terus, aku pinjam motor adik aku saja" jawab Kartika.

"Oooo..." Berlian manggut-manggut tanda paham.

"Oh ya, bagaimana hasil lamaran pekerjaan kamu?. Kamu di terima, kan?" tanya Kartika antusias ingin tahu.

"Nanti saja aku ceritakan. Kamu anterin aku dulu"

Tanpa basa-basi, Berlian langsung menaiki motor matic berwarna biru milik Kartika dan duduk.

"Kamu di anterin pulang atau mau kemana?" tanya Kartika pada temannya.

"Kita singgah ke pasar loak aja yuk " jawab Berlian dari belakang.

"mau ngapain kesana ?"

"Mau cari pangeran kodok hehe " Canda Berlian.

"Aku mau cari buku jadul"

"Kalau mau nyari buku, di toko buku aku aja. kenapa mesti capek-capek cari ke pasar loak?"

"Iya, kalau ada di toko buku kamu. Aku mau mencari buku-buku lama, enggak bakalan ada di toko buku mu" terang Berlian.

"Masa enggak ada?" tanya Kartika tak percaya.

"Jangan kebanyakan nanya. Ayo buruan jalan Bang jek" Canda Berlian sambil menepuk bahu sahabatnya.

"Pegangan yang kuat ya neng " Balas Kartika .

...****************...

Motor matic berwarna biru milik Kartika berlalu, sebuah mobil sedan berwarna putih melintas dan berjalan memasuki area perkantoran yang di tinggalkan Berlian.

Seorang pemuda turun dari mobil sedan putih itu dan melangkah terburu-buru sambil menelpon.

"Selamat siang, pak Rangga " sapa seorang OB yang sedang sibuk mengepel lantai.

"Siang..." sahut Rangga sopan sambil mematikan hp dan masuk menuju lift.

Tepat di lantai 10 , lift berhenti, Rangga keluar bersama karyawan lainnya dan langsung masuk menuju sebuah ruangan.

"Jam segini baru datang?. Kemana saja kamu?" Rangga langsung di sambut semprotan sepupunya.

"Biasa. Kamu seperti tidak tahu mama seperti apa?" sahut Rangga yang langsung duduk di sofa panjang yang terdapat dalam ruang kerja presdir yang cukup luas itu.

"Memangnya mama bicara apa saja?" Bintang duduk di salah satu sofa kecil yg bersampingan dengan duduk Rangga.

"Bin , benar kamu mau di jodohkan?"

"Kamu tahu dari mana kalau aku mau di jodohkan?" tanya Bintang balik bertanya.

"Oh, pasti tadi mama cerita banyak soal perjodohan ku" Bintang menjawab sendiri pertanyaannya karena Rangga diam saja.

"Mama bukan hanya bercerita. Tapi mama juga meminta supaya aku mau membujuk mu menerima perjodohan kamu dengan gadis pilihan nya"

"Hah, Percuma mama minta bantuan kamu, karena Aku tidak akan pernah mau di jodohkan dengan gadis mana pun" tegas bintang tetap pada pendiriannya.

"Bin , pikirkan lagi keputusan kamu. Mama sangat berharap kamu menikahi gadis pilihan dia" bujuk Rangga.

"aku jadi penasaran, siapa gadis yang mau di jodohkan dengan ku sampai mama harus meminta bantuan kamu untuk membujuk ku"

"Soal itu aku sendiri kurang tahu. Mama juga belum memberitahu siapa gadis yg dia pilihkan untuk mu. Mungkin , salah satu gadis pemetik teh di perkebunan." kata Rangga asal bicara.

"Apa?. Gila, seorang Bintang mau di jodohkan dengan gadis pemetik teh?. Di jodohkan dengan 7 bidadari pun aku tidak bersedia. Apa lagi dengan gadis pemetik teh, nggak ada pantasnya bersanding dengan ku" ujar Bintang dengan sombongnya.

"Jangankan bidadari , kalau pun kuntilanak saja yang mau di jodohkan sama kamu pasti dia akan menolak karena takut melihat tampang kamu yang kelewat angker dan tingkah angkuh kamu yang seperti ini"

"Bagus kalau begitu. Aku tidak perlu buang tenaga menolak wanita-wanita yang datang mendekat. Mereka akan menjauh sendiri karena aku tidak membutuhkan wanita dalam hidup ku" ujar bintang tersenyum sinis.

"Kalau kamu tidak butuh wanita, lalu kamu butuh pria ??? . Jangan-jangan kamu bukan pria normal lagi?" guyon Rangga yang di tanggapi dingin oleh Bintang.

Rangga yang bermaksud tertawa, menarik senyum di bibirnya melihat bagaimana tajamnya sorot mata Bintang memprotes ucapannya tadi.

"Oh ya, bagaimana dengan seorang gadis yang aku rekomendasikan bekerja di sini?. Dia di terima, kan?" Rangga mengalihkan topik pembicaraan.

"aku sudah membuat keputusan yang paling tepat untuk gadis itu" Bintang tersenyum tawar melirik kearah meja kerjanya.

"Maksud kamu?" tanya Rangga tak mengerti.

"Map lamaran kerja gadis itu sudah ku buang dalam tong sampah itu" jawabnya santai.

"Keterlaluan kamu..." Rangga sontak berdiri dengan suara lantang. Dia tidak terima dengan perlakuan Bintang yang semena-mena.

"Kenapa reaksi kamu sampai se begitu nya? . Apa kamu memiliki hubungan spesial dengan gadis itu sampai kamu merekomendasikan dia bekerja di kantor ini?" curiga Bintang.

"Mau aku memiliki hubungan spesial dengan gadis itu atau tidak, itu bukan urusan kamu. Aku mengajukan gadis itu berkerja di sini, karena dia memang yang kita butuhkan untuk bekerja di kantor ini"

"Perusahaan ini tidak membutuhkan gadis norak dan kampungan dan tidak berpendidikan seperti Berlian Oktaviani itu . Gadis itu sama sekali tidak pantas bekerja kantoran"

"Bintang , jaga ucapan mu!" bentak Rangga . Darahnya mendidih mendengar hinaan yang di tujukan pada kekasihnya. Bintang sontak mendongak, menatap tajam sepupunya yang berani membentaknya. Baru kali ini Rangga berani membentaknya demi membela seorang gadis tidak penting.

"Kesombongan juga keangkuhan mu sudah sangat memuakkan dan membuat kamu lebih pantas di kasihani bukan di segani. Jangan kamu pikir, kamu terlihat tangguh dengan arogansi yang kamu miliki. Aku justru kasihan melihat mu ,tuan Bintang"

"Keluar dari ruangan ku" usir Bintang , menahan gejolak kemarahannya.

"Permisi..." Rangga melangkah pergi. Hatinya sebenarnya belum puas melampiaskan ke tersinggungan nya, baku hantam pun Rangga tak takut. Tapi dia begitu menghargai tantenya yang sudah dia anggap layaknya mamanya sendiri, mama kandungnya Bintang .

Terpopuler

Comments

🍒 شيري 🍒

🍒 شيري 🍒

eh tiba2 nikah...nah loh 😁 kyk menjilat ludah sndiri 🤭

2022-10-26

1

奥布里

奥布里

Kata-kata yang keluar dari pria yang baru patah hati.....Tidak butuh wanita..... Are you sure???

2022-10-26

5

reedha

reedha

Sombongnya Bintang ini emang enggak ada obatnya.

2022-10-09

10

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Kabar Bahagia untuk Lian
2 Bab 2. Pertemuan dengan pria angkuh
3 bab 3 . Kecewa
4 bab 4 . Pertemuan kedua
5 bab 5 Sama-sama merasa kesal
6 bab 6. .menggantikan nenek Aminah memetik daun teh
7 Bab 7. Insiden jatuh dan ulat bulu
8 Bab 8. Dunia seakan terasa sempit
9 Bab 9. Cari gara-gara
10 Bab 10. Tumpangan Sepeda
11 Bab 11. "Berlian cantik ,kan?"
12 Bab 12. Ciuman tak di sengaja
13 Bab 13. Usaha Berlian
14 Bab 14. Menemui Bu Farida
15 Bab 15. Di suruh mencoba Kebaya
16 Bab 16. Tempat rahasia Berlian
17 Bab 17. Akhirnya Bintang setuju
18 Bab 18. Menunggu jawaban
19 Bab 19. Berlian salah menduga
20 Bab 20. Kenyataan menyakitkan
21 Bab 21. Fakta mengejutkan
22 Bab 22. Berlian dalam bahaya
23 Bab 23. Bintang membawa Berlian ke rumahnya
24 Bab 24. Hutang nyawa
25 Bab 25. SAH!
26 Bab 26. Baju tidur malam pertama
27 Bab 27. Menggoda iman Bintang
28 Bab 28. Diantara dua laki-laki
29 Bab 29. Pembelaan Bintang
30 Bab 30. Bintang yang keras kepala
31 Bab 31. Mencoba meluluhkan hati Bintang
32 Bab 32. Semakin kagum
33 Bab 33. Makan siang berdua
34 Bab 34. Bertemu Kak Arya
35 Bab. 35 Berlian kangen Kak Arya
36 Bab. 36 Rangga Mabuk
37 Bab. 37 Meninjau lokasi perkebunan baru
38 Bab. 38 Malam yang indah
39 Bab. 39 Bintang semakin manis
40 Bab. 40 Tas Bintang ketinggalan
41 Bab. 41 Arya bertemu Bintang
42 Bab 42 curahan hati Berlian
43 Bab 43. Kejutan dari Bintang
44 Bab 44. Salah tingkah
45 Bab 45. Rencana memiliki momongan
46 Bab 46. Siapa Bella?
47 Bab 47. Berlian kehilangan percaya diri
48 Bab 48. Meniru gaya Bella
49 Bab 49. Berlian merajuk
50 Bab 50. Gundah
51 Bab 51. Kapan tutur kata mu seromantis ciuman mu.
52 Bab 52. Bella ingin bertemu Bintang?
53 Bab 53. Izin bertemu Kartika
54 Bab 54. Bintang marah besar.
55 Bab 55. Pertengkaran hebat.
56 Bab 56. Penyesalan Bintang.
57 Bab 57. Terlanjur sakit hati.
58 Bab 58. Menerima tantangan pihak penerbit.
59 Bab 59. Mengikuti Berlian.
60 Bab 60. Membawakan makan siang.
61 Bab 61. Gara-gara cabe rawit.
62 Bab 62. Semangat Bintang
63 Bab 63. Sikap tak biasa Kartika
64 Bab 64. Belajar Mengenalmu lebih dekat
65 Bab 65. Menginap di rumah Kakek.
66 Bab 66. Terimakasih sudah mau memaafkan ku.
67 Bab 67. Berlian sakit.
68 Bab 68. Di rawat di Rumah sakit yang sama.
69 Bab 69. Mulai curiga.
70 Bab 70. Berpikir positif
71 Bab 71. Perasaan Takut kehilangan
72 Bab 72. Rangga VS Bintang
73 Bab 73. Kepergian Bella untuk selamanya.
74 Bab 74. Pulang
75 Bab 75. Bintang semakin romantis.
76 Bab 76. Dukungan penuh
77 Bab 77. Pagi yang cerah
78 Bab 78. AKU SAYANG KAMU....!
79 Bab 79. Papa kartika marah
80 Bab 80. Berlian hanyut.
81 Bab 81. Ancaman
82 Bab 82. Mama Farida sakit
83 Bab 83. Rangga si tak tahu malu.
84 Bab 84. Sempurna!!
85 Bab 85. Rencana Gelar resepsi pernikahan
86 bab 86. Malam ini janganlah cepat berlalu.
87 Bab 87. Masa lalu Bintang
88 Bab 88. Aku cinta kamu
89 Bab 89. Berlian pulang ke rumah kakek
90 Bab 90. Saling menguatkan.
91 Bab 91. Aku cinta kamu, Bin.
92 Bab 92. Rangga mencurigakan.
93 Bab 93. Penangguhan Penahanan Bintang.
94 Bab 94. Bahagia Bersama
95 Bab 95. Bernostalgia
96 Bab 96. Berlian menemui Pak Yadi
97 Bab 97. Tak pandai berbohong
98 Bab 98. Rangga di usir
99 Bab 99. Akhir kisah Rangga (bagian 1)
100 Bab 100. Akhir kisah Rangga (bagian 2)
101 Bab 101. Kecewa
102 Bab 102. Mencurahkan isi hati
103 Bab 103. Berlian sakit ?
104 104. Positif
105 105. Bintang yang tak peka.
106 106. Seandainya....
107 107. Berlian akhirnya tahu.
108 108. Bintang akhirnya tahu.
109 109. Merasa ditampar berkali kali
110 110. Saling Terbuka.
111 111. Kartika datang membesuk Berlian.
112 112. Kebahagiaan dua keluarga.
113 113. Ngidam mangga muda.
114 114. Bintang bebas dari segala tuntutan.
115 115. Penuh Syukur.
116 116. Menemui Pak Yadi.
117 117. Mimpi dikejar monster makanan
118 118. Akhirnya makan rujak....
119 119. Kartika minta bantuan Arya.
120 120. Berlian yang hamil Bintang yang doyan makan.
121 121. Bantuan Bintang.
122 PENGUMUMAN
123 122. Check Up
Episodes

Updated 123 Episodes

1
BAB 1 Kabar Bahagia untuk Lian
2
Bab 2. Pertemuan dengan pria angkuh
3
bab 3 . Kecewa
4
bab 4 . Pertemuan kedua
5
bab 5 Sama-sama merasa kesal
6
bab 6. .menggantikan nenek Aminah memetik daun teh
7
Bab 7. Insiden jatuh dan ulat bulu
8
Bab 8. Dunia seakan terasa sempit
9
Bab 9. Cari gara-gara
10
Bab 10. Tumpangan Sepeda
11
Bab 11. "Berlian cantik ,kan?"
12
Bab 12. Ciuman tak di sengaja
13
Bab 13. Usaha Berlian
14
Bab 14. Menemui Bu Farida
15
Bab 15. Di suruh mencoba Kebaya
16
Bab 16. Tempat rahasia Berlian
17
Bab 17. Akhirnya Bintang setuju
18
Bab 18. Menunggu jawaban
19
Bab 19. Berlian salah menduga
20
Bab 20. Kenyataan menyakitkan
21
Bab 21. Fakta mengejutkan
22
Bab 22. Berlian dalam bahaya
23
Bab 23. Bintang membawa Berlian ke rumahnya
24
Bab 24. Hutang nyawa
25
Bab 25. SAH!
26
Bab 26. Baju tidur malam pertama
27
Bab 27. Menggoda iman Bintang
28
Bab 28. Diantara dua laki-laki
29
Bab 29. Pembelaan Bintang
30
Bab 30. Bintang yang keras kepala
31
Bab 31. Mencoba meluluhkan hati Bintang
32
Bab 32. Semakin kagum
33
Bab 33. Makan siang berdua
34
Bab 34. Bertemu Kak Arya
35
Bab. 35 Berlian kangen Kak Arya
36
Bab. 36 Rangga Mabuk
37
Bab. 37 Meninjau lokasi perkebunan baru
38
Bab. 38 Malam yang indah
39
Bab. 39 Bintang semakin manis
40
Bab. 40 Tas Bintang ketinggalan
41
Bab. 41 Arya bertemu Bintang
42
Bab 42 curahan hati Berlian
43
Bab 43. Kejutan dari Bintang
44
Bab 44. Salah tingkah
45
Bab 45. Rencana memiliki momongan
46
Bab 46. Siapa Bella?
47
Bab 47. Berlian kehilangan percaya diri
48
Bab 48. Meniru gaya Bella
49
Bab 49. Berlian merajuk
50
Bab 50. Gundah
51
Bab 51. Kapan tutur kata mu seromantis ciuman mu.
52
Bab 52. Bella ingin bertemu Bintang?
53
Bab 53. Izin bertemu Kartika
54
Bab 54. Bintang marah besar.
55
Bab 55. Pertengkaran hebat.
56
Bab 56. Penyesalan Bintang.
57
Bab 57. Terlanjur sakit hati.
58
Bab 58. Menerima tantangan pihak penerbit.
59
Bab 59. Mengikuti Berlian.
60
Bab 60. Membawakan makan siang.
61
Bab 61. Gara-gara cabe rawit.
62
Bab 62. Semangat Bintang
63
Bab 63. Sikap tak biasa Kartika
64
Bab 64. Belajar Mengenalmu lebih dekat
65
Bab 65. Menginap di rumah Kakek.
66
Bab 66. Terimakasih sudah mau memaafkan ku.
67
Bab 67. Berlian sakit.
68
Bab 68. Di rawat di Rumah sakit yang sama.
69
Bab 69. Mulai curiga.
70
Bab 70. Berpikir positif
71
Bab 71. Perasaan Takut kehilangan
72
Bab 72. Rangga VS Bintang
73
Bab 73. Kepergian Bella untuk selamanya.
74
Bab 74. Pulang
75
Bab 75. Bintang semakin romantis.
76
Bab 76. Dukungan penuh
77
Bab 77. Pagi yang cerah
78
Bab 78. AKU SAYANG KAMU....!
79
Bab 79. Papa kartika marah
80
Bab 80. Berlian hanyut.
81
Bab 81. Ancaman
82
Bab 82. Mama Farida sakit
83
Bab 83. Rangga si tak tahu malu.
84
Bab 84. Sempurna!!
85
Bab 85. Rencana Gelar resepsi pernikahan
86
bab 86. Malam ini janganlah cepat berlalu.
87
Bab 87. Masa lalu Bintang
88
Bab 88. Aku cinta kamu
89
Bab 89. Berlian pulang ke rumah kakek
90
Bab 90. Saling menguatkan.
91
Bab 91. Aku cinta kamu, Bin.
92
Bab 92. Rangga mencurigakan.
93
Bab 93. Penangguhan Penahanan Bintang.
94
Bab 94. Bahagia Bersama
95
Bab 95. Bernostalgia
96
Bab 96. Berlian menemui Pak Yadi
97
Bab 97. Tak pandai berbohong
98
Bab 98. Rangga di usir
99
Bab 99. Akhir kisah Rangga (bagian 1)
100
Bab 100. Akhir kisah Rangga (bagian 2)
101
Bab 101. Kecewa
102
Bab 102. Mencurahkan isi hati
103
Bab 103. Berlian sakit ?
104
104. Positif
105
105. Bintang yang tak peka.
106
106. Seandainya....
107
107. Berlian akhirnya tahu.
108
108. Bintang akhirnya tahu.
109
109. Merasa ditampar berkali kali
110
110. Saling Terbuka.
111
111. Kartika datang membesuk Berlian.
112
112. Kebahagiaan dua keluarga.
113
113. Ngidam mangga muda.
114
114. Bintang bebas dari segala tuntutan.
115
115. Penuh Syukur.
116
116. Menemui Pak Yadi.
117
117. Mimpi dikejar monster makanan
118
118. Akhirnya makan rujak....
119
119. Kartika minta bantuan Arya.
120
120. Berlian yang hamil Bintang yang doyan makan.
121
121. Bantuan Bintang.
122
PENGUMUMAN
123
122. Check Up

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!