PEMBICARAAN DENGAN ROBERT

Meskipun status Alaya sudah menjadi seorang putri Gracetian, akan tetapi Alaya yang menyukai pekerjaannya lebih memilih tetap berada di tim R&D, tempat sebelumnya dia bekerja di kantor Adalvino, daripada harus bekerja di bagian administrasi atau keuangan, yang biasa dipilih oleh para putri keturunan bangsawan lainnya.

“Aku ada sedikit urusan kecil yang harus aku selesaikan dengan duke Evan. Aku harus bertemu dengannya langsung untuk dapat menyelesaikan masalah itu, agar tidak terlambat dan masalahnya semakin besar.” Alaya langsung mencari alasan untuk membuat Robert percaya padanya dan memberikan nomer telepon Evan, agar rencana yang sudah disusunnya berhasil membatalkan perjodohan mereka, yang sedang direncanakan oleh Alvero.

Robert sendiri sebenarnya merasa heran sekaligus penasaran dengan "urusan kecil" yang dimaksudkan oleh Alaya, tapi tentu saja Robert memilih untuk tidak ikut campur daripada dia berada dalam masalah nantinya.

“Kalau begitu baiklah. Semoga urusan Putri Alaya dengan duke Evan bisa segera diselesaikan. Kalau duke Evan bertanya bagaimana Putri Alaya bisa mengetahui nomer handphonenya, bilang saja saya yang memberitahukannya kepada Putri." Robert, yang merupakan seorang marquess, adalah kakak sepupu Evan.

Ibu dari Robert, merupakan kakak kandung dari ayah Evan yang juga merupakan seorang duke dengan posisi tertinggi di Gracetian, dan memiliki banyak jasa kepada kerajaan Gracetian semasa hidupnya dulu.

Di masa lalu, seorang marquess biasanya bekerja sebagai pemimpin kemanan di perbatasan di kerajaan Gracetian. Akan tetapi dengan perkembangan jaman yang terjadi, untuk sekarang ini bangsawan selain duke, lebih banyak bergelut di bidang usaha seperti manufaktur, jasa, ataupun perkantoran, bekerja di dunia sekuler pada umumnya.

(Sekularisme adalah sebuah prinsip yang bertujuan untuk menjalankan urusan-urusan manusia berdasarkan pertimbangan sekuler dan naturalistik. Sekularisme sering didefinisikan sebagai pemisahan agama dari urusan sipil dan negara. Hal ini dianggap sesuai dengan pluralisme agama yang melihat sekularisme sebagai netralitas (negara atau lembaga non-sektarian) pada isu-isu agama dibandingkan dengan penolakan terhadap agama di ruang publik secara keseluruhan, sementara pandangan lain dapat memperluasnya ke posisi tentang perlunya menghapus atau meminimalkan peran agama di ruang publik. Istilah sekularisme memiliki arti yang luas yang dapat merangkum setiap pendirian yang mempromosikan posisi sekuler dalam konteks tertentu. Hal ini dapat mempunyai konotasi antiklerikalisme, ateisme, antiteisme, naturalisme, non-sektarianisme, sekularitas, netralitas pada topik agama, atau penghapusan simbol agama dari lembaga-lembaga publik.

Sebagai sebuah pandangan filsafat, sekularisme berusaha menafsirkan kehidupan berdasarkan prinsip-prinsip yang semata-mata berasal dari dunia material, tanpa merujuk kepada agama. Ini menggeser fokus dari agama menuju masalah "temporal" dan material).

Beberapa dari mereka terjun dalam bidang politik, maupun hukum, menjadi hakim atau pengacara.

Mereka para bangsawan bekerja di bidang sekuler, seringkali tidak menggunakan status kebangsawanannya sebagai panggilan resmi di kantor, sehingga para pegawai yang sebagian juga merupakan keturunan bangsawan lebih sering menggunakan sebutan "Tuan" untuk menunjukkan rasa hormat mereka.

Akan tetapi itu tidak berlaku untuk seorang raja, permaisuri, putra mahkota dan duke juga putri atau pangeran. Di sana untuk mereka gelar kebangsawanan akan disebutkan sebelum nama mereka untuk menunjukkan rasa hormat dan menunjukkan kalau gelar bangsawan yang mereka miliki merupakan gelar bangsawan level atas.

"Baik Tuan Robert, tapi untuk saat ini, aku mohon jangan memberitahukan kepada siapapun kalau aku sudah meminta nomer handphone duke Evan pada Tuan Robert." Alaya berkata dengan suara pelan.

"Termasuk pada yang mulia Alvero?" Robert langsung bertanya.

"Ya." Alaya menjawab cepat.

"Termasuk permaisuri Deanda?" Robert kembali bertanya.

"Tentu saja iya." Dengan sikap tegas Alaya langsung mengiyakan.

"Dan... mmm... termasuk duke Evan sendikri?"

"Apalagi duke Evan. Tolong jangan mengatakan apapun pada beliau." Robert hampir saja meringis mendengar bagaimana paniknya wajah Alaya ketika dia menyebutkan nama Evan.

Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa putri Alaya terlihat begitu panik begitu aku bertanya apakah itu termasuk Evan, orang yang tidak boleh tahu kalau dia sudah mencari info tentang nomer telepon Evan?

Robert berkata dalam hati tanpa bisa menyembunyikan wajah peansarannya, membuat Alaya langsung tersenyum, berusaha menenangkan diri agar terlihat tenang di depan Robert.

"Ah, sebenarnya aku tidak mau duke Evan tahu tentang hal ini, karena aku sendiri yang akan menjelaskan siapa aku dan keperluanku pada duke Evan." Alaya langsung mencari alibi secepat mungkin.

Eh, apa putri Alaya sedang mengemban tugas rahasia dari yang mulia Alvero untuk Evan? Wah... sepertinya aku harus meminta bagian kalau ternyata benar Evan mendapatkan tugas rahasia dengan hadiah besar yang menantinya seperti biasanya.

Robert berkata dalam hati dengan wajah ceria, karena dia tahu pasti berapa serng dan banyaknya hadiah yang sudah diberikan oleh pihak istana pada Evan sebagai duke, karena sudah menyelesaikan banyak tugas dan memenangkan pertempuran untuk Gracetian.

Entah itu pertempuran dengan para komplotan penjahat ataupun pemberontak, sudah seringkal Evan tampil sebagai pemenang saat memimpin pasukannya.

"Eng.... Tuan Robert, apa kira-kira Tuan Robert tahu keberadaan duke Evan saat ini?" Dengan suara ragu, Alaya bertanya kepada Robert yagn lansung mengernyitkan keningnya, karena kembali dilanda oleh rasa penasarannya.

"Mmmm, begini, maksud saya... apa Tuan Robert tahu kira-kira duke Evan sedang berada di kota Tavisha atau sedang ada tugas di kota atau negara lain? Karena apa yang harus aku bicarakan dengan duke Evan harus segera aku lakukan sebelum terlambat." Dengan buru-buru Alaya memperjelas pertanyaannya, agar tidak membuat Robert berpikir macam-macam.