Persetujuan

Di tengah padatnya malam, Veric melajukan motornya meninggalkan klub tempat ia berharap bisa melepaskan rasa pusing yang menjeratnya. Wajah kesalnya bahkan bertambah berkali-kali lipat.

Tangannya bergerak menambah kecepatan motor besar kesayangannya.

“Gue pikir ngumpul sama mereka bikin tenang. Ternyata malah tambah pusing saja.” gerutunya.

Kini tujuan terakhirnya adalah rumah sakit. Dimana wanita yang sangat sayang padanya terbaring lemah. Sejenak pikiran Veric teralihkan pada bayangan sang ibu yang sudah tampak kurus. Hanya satu bagian yang besar, yaitu perut.

Setelah berkendara dengan kecepatan tinggi, Veric menyandarkan motor itu pada standar motor miliknya di parkiran khusus pengunjung rumah sakit.

Langkah kaki yang lebar membawanya masuk ke sebuah ruangan rawat sang ibu.

“Ver,” sapa suara pria dengan lirih.

Tak ada wajah hangat dan ramah dari sang anak. Veric hanya berjalan dan memeluk tubuh wanita yang sangat lemah terbaring di depannya.

Ia duduk menggantikan sang ayah yang memilih duduk di sofa sudut ruangan itu.

“Dari mana kamu, Nak?” tanya wanita paruh baya yang menjelma seperti nenek-nenek. Matanya baru saja ia buka saat mendengar suara sang suami menyebut nama anak semata wayangnya.

“Tadi baru ketemu teman, Bu. Ibu istirahatlah. Veric jagain Ibu.” tuturnya penuh perhatian. Tak lupa bibir merah muda pria itu melengkung memberikan senyuman yang tak pernah di lihat siapa pun selain sang ibu. Pasalnya sejak remaja, ia selali berselisih paham dengan sang ayah.

Mendengar ucapan Veric, wanita bernama Indah Sari menganggukkan kepala dan kembali memejamkan matanya.

Tok Tok Tok

Tiba-tiba suara ketukan pintu di luar sana terdengar. Veric dan sang ayah turut menoleh bersamaan.

“Permisi, keluarga Ibu indah? Bisa kita bicara di ruangan sebentar?” Sapa seorang dokter yang baru saja datang setelah melihat hasil pemeriksaan pasien yang ia tangani saat ini.

Mata Veric dan ayahnya saling bertatapan. “Baik, Dokter.” jawab Veric cepat. Ia merasa tidak percaya dengan sang ayah yang menurutnya tidak becus menjadi suami ibunya.

***

“Paling lambat dalam tiga hari ini kita sudah harus melakukan operasi sumsum tulang belakang. Karena kondisi Ibu Indah sudah mengkhawatirkan.” Veric memejamkan mata usai Dokter memfonis sang ibu menderita leukimia.

Sungguh, hatinya terasa remuk mengetahui ini. “Dokter, apa setelah melakukan operasi itu Ibu saya bisa sembuh?” tanyanya ragu.

Leukimia sangat sering dan tak asing bagi telinga setiap orang. Penyakit yang benar-benar menakutkan, namun tak semua harus berakhir dengan penyakit tersebut. Ada sebagian pula yang mampu terbebas.

“Kita belum bisa memastikannya. Tapi kita harus optimis. Karena mohon maaf sebelumnya. Apakah Ibu Indah belum memberitahu kabar ini sebelumnya?” tanya Dokter yang ternyata sudah tak asing lagi dengan pasiennya kali ini.

Veric lantas menggelengkan kepalanya. “Ibu Indah sudah menjalani kemotherapi, tapi ternyata belum ada hasil yang signifikan sampai saat ini. Maka dari itu secepatnya kita harus operasi beliau.”

Beberapa perbincangan antar Veric dan Dokter, akhirnya pria tampan itu berjalan keluar ruangan sang dokter. Tatapan matanya sangat sendu.

Sedangkan di ruangan rawat, Lukas tampak menunduk mengingat percakapannya dengan seorang wanita bernama Indi.

“Saya sanggup, Pak. Biarkan dokter memeriksa saya. Nyawa Ibu Indah sangat penting untuk Veric. Saya mencintai anak bapak.” ucap tulus wanita cantik yang berpenampilan modis.

Usia 25 tahun, sosok Indi Maharani sudah berhasil meneruskan dan mengembangkan perusahaan sang ayah. Kedudukannya saat ini begitu tinggi dan di hormati seluruh pengusaha muda maupun senior, karena ide yang selalu ia pakai dalam membangun banyak proyek membuatnya sukses di lirih oleh perusahaan-perusahaan asing.

“Tapi, Ibu Indi. Saya sangat malu. Bagaimana mungkin anda tertarik dengan anak saya yang brandal itu. Veric tidak akan menjadi apa-apa untuk anda. Itu sangat memalukan, Ibu Indi.” ucap Lukas penuh hormat.

Indi tersenyum. “Bapak tidak mengkhawatirkan istri, Bapak? Saya akan membantu mendonorkan sum-sum tulang saya. Jika anda bersedia memberikan Veric untuk saya. Dan semua perusahaan Bapak akan kembali normal seketika. Begitu pula biaya pengobatan Ibu Indah.”

Lamunan Lukas terhenti kala Veric datang dengan menutup pintu ruangan pelan.

“Apa tagihan rumah sakit sudah Ayah bayar?” tanya Veric datar.

Lukas yang mendengar hal itu hanya mampu menggeleng pelan. Kali ini ia merasa seperti suami yang tidak pantas memiliki keluarga. Ia sangat merendah kala melihat sang istri lemah tanpa bisa membantu apa pun lagi.

“Ayah tidak mungkin meminjam di bank. Sementara semua aset Ayah sudah di sita oleh bank, Ver. Meminjam dengan koperasi pun tak ada jaminan.” ucap Lukas menunduk.

Veric yang kini merasa sekolahnya belum bisa berguna pun terduduk menatap sang ibu. Bekerja pun tidak akan cukup untuk melunasi tagihan rumah sakit. Di tambah biaya yang harus mereka persiapkan untuk operasi.

“Baiklah, Veric setuju. Tapi tolong biarkan pernikahan ini di rahasiakan. Veric masih sekolah, Ayah.” ucapnya pasrah dengan keadaan.

#Falshback off

Terpopuler

Comments

Suky Anjalina

Suky Anjalina

penasaran sama lanjutannya

2022-09-29

0

AbhiAgam Al Kautsar

AbhiAgam Al Kautsar

tetap semangaaaat

2022-09-28

0

💞 NYAK ZEE 💞

💞 NYAK ZEE 💞

sabar ya verik ..... ngak jauh2 amat terpautnya...... belajar menerima dan berlaku dewasa sebentar lagi jadi suami Lo...... ngak harus umur yg tua untuk bersikap dewasa verik .....semangat 💪

2022-09-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!