Hari Pertama Tidur Di Luar, Zhio Kau Kejam

Ify merenggangkan tubuhnya karena sudah seharian bekerja tanpa istirahat, beruntung semua pekerjaannya sudah selesai.

Jam 21.45 harusnya jam segini ia belum merasakan kantuk, tapi itu dulu sebelum ia menikah dan masih hidup menjombloh. Sekarang keadaan berbalik ia menikah tapi hanya di jadikan sebagai pelayan, yah pelayanh yang bekerja secara iklas tapi tak bergaji.

Sebelum ke kamar Ify memutuskan pergi ke dapur untuk mangambil air putih setelah meneguk hampir 2 gelas air putih Ify merasa lebih legah. Hal ini rutin ia lakukan agar tidak mudah lapar.

"Kau semakin banyak bertingkah rupanya!" Suara datar nan dingin itu terdengar jelas di gendang telinga. hingga tanpa sengaja Ify memecahkan gelas yang ia pegang.

"Aapa maksud mu tuan,"Ify begitu ketakutan melihat Zhio dengan aura tajamnya.

Tangan koko Zhio menyentuh sisi wajah wanita itu tidak perduli jika Ify merasa kesakitan.

"Aarg sakit tuan!"

"ooh sakit. Sekarang jawab saya. Mengadu tentang apa kau pada asisten ku Martin? Apa kah kau mengadu berencana meminta belaskasihan padanya hmm!"

Wanita itu menggeleng lemah menangkis tuduhan itu. Air matanya terjatuh membasahi cengkraman tangan Zhio di sisi wajahnya.

"Sungguh Tuan, Saya tidak mengadu yang macam macam. Percaya lah pada ku tuan hiks hiks hiks."

"Sialan Saya benci air mata busuk mu itu! Mulai sekarang saya akan menghukumu untuk tidur di luar!" Ucap Zhio tanpa main-main.

"Ku mohon tuan, jangan hukum saya. Di luar sangat dingin tuan hiks hiks hiks kasihani lah aku tuan."

"Saya tidak perduli atau bahkan bila kau mati pun saya tambah bersyukur dengan begitu dendam ku pada mu terlunaskan"Zhio menyeringai jahat sehingga membuat Ify reflek mendorongnya hingga tubuh Zhio menyentuh sudut meja dapur.

"Arrg mau kabur kemana kau!"

Yah ini saatnya kabur, sungguh ia tidak tahan lagi. Hap Zhio berhasil menarik Rambut Ify sehingga membuat Ify begitu kesakitan.

"Berani kamu mendorongku ha!"

Plak. Sebuah tamparan berhasil mengenai wajah pucatnya sehingga terlihat sudut bibirnya terluka.

"Arrrgg.." ini kali pertama seumur hidupnya mendapati tamparan seperti ini.

Zhio tanpa ampun menyeret wanita itu hingga di pintu utama, kemudian ia mendorong wanita itu hingga jatuh tersungkur.

"Saya akan menyuruhmu tidur di luar selama 1 minggu, tadi nya saya berniat menghukumu tidur di luar cukup satu malam saja tapi karena kau berani mendorong saya. maka saya mengubah keputusan saya."

"Hiks hiks hiks tidak tuan saya mohon maafkan saya, tolong ringankan hukuman saya."

"Ingin kabur silakan,tapi coba kau lihat pagar rumah ku. Pagar besi yang menjulang tinggi serta memiliki penjaga ketat di luar serta di dalam. Jadi kalau kau mau kabur silakan pikir-pikir dulu. Baiklah kalau begitu selamat beristirahat wahai pelayan yang malang."

Brakk..

Pintu sudah tertutup dari dalam. Tak lama terdengar gemuruh seperti seperti ingin hujan. Oh tidak wanita itu benci hujan,dia takut hujan.

Ify berdiri cepat menggedor gedor pintu utama dengan tangannya yang lemah.

"Tuan Zhioo! Tolong buka pintunya tuan! Saya mohon!Tuan saya takut!"

Zhio tersenyum kecut penuh kemenangan tidak perduli akan dengan wanita yang terus terusan menggedor Pintu utama.

Saat di depan Zhio berpapasan dengan dua pelayannya Zoya dan Anes.

"Kalian berdua awas sekali kali kalian membuka kan pintu itu kalau tidak kalian juga akan merasakan hal yang sama yang di alamin pelayan itu!"

"Tuan di luar sepertinya akan ada turun hujan bagaimana kalau mbak Ify di beri bantal dan juga selimut."Zoya mengusulkan niatnya berharap tuannya ini mau menuruti usulnya.

Zhio melipat kedua tanganya."Baiklah berikan selimut serta bantal pada pelayan itu, tapi malam ini kau saya perbolehkan untuk segera angkat kaki dari istana saya!"