William Grey adalah seorang anak yang paling berpengaruh di kota tersebut, dia anak ketiga dari Dominic Elmer dan Dona Agatha. Grey anak yang paling muda karena Dona adalah silir Dominic, sedangkan istri pertama Dominic sudah meninggal sejak Dona masuk sebagai wanita ke tiga penghancur rumah tangga pria tua itu.
Sementara kedua Kakak Grey sudah menikah, Kaka pertama bernama Teddy Elmer yang memilik anak bernama Marvel—keponakan Grey sekaligus kekasih Alicia, sedangkan Kakak kedua bernama Amora yang berada di negeri sejak menikah dengan suaminya.
Sejak kecil Grey selalu di musuhi oleh teman-temannya karena di cap sebagai anak haram, sampai dia besarpun semua yang mencoba mau berteman dengan Grey langsung menjauh. Ternyata tidak hanya teman-temannya yang menjauhinya tetapi juga semua keluarga tidak suka dan mengucilkan dia. Akan tetapi, sang ayah—Dominic begitu menyayangi Grey melebihi kedua anaknya.
"Wiliam Grey?" Alicia membuang kartu tersebut ke lantai, hatinya seakan tertusuk oleh ribuan jarum ketika pria yang berhasil merenggut kesuciannya memperlakukan layaknya seorang wanita murrahan.
"Cepatlah! Aku kasih waktu kamu dua puluh menit, setelah itu kita sarapan!" ujar Grey saat baru keluar dari dalam kamar mandi.
Dua puluh menit berlalu, Alicia dan Grey berjalan menuju restoran hotel yang berada lantai dibawah. Langkah Grey yang cepat membuat Alicia kesulitan untuk berjalan, sebisa mungkin Alicia menahan rasa sakit pada daerah selangkangannya saat berjalan mengimbangi langkah pria itu.
"Duduklah!" Perintah dari Grey, dia duduk cepat di hadapan wanita itu.
Kedua hidangan telah siap dihidangkan di depan mereka oleh sang pelayan restoran, pelayan itu berjalan mendekat ke arah meja Grey dan menaruh piring ke atas meja.
"Selamat menikmati, Tuan dan Nyonya!" Pelayan itu membungkukkan tubuh usai menyelesaikan tugasnya ia pun bergegas untuk pergi dari sana.
"Makanlah!" Grey menukar piringnya ketika roti dan sosis sudah dia potong-potong menjadi beberapa bagian untuk mempermudah Alicia makan.
Alicia termenung mengingat kelakuan Marvel yang dulu pernah melakukan hal seperti itu pada dia, saat kekasihnya itu sering mengajaknya makan di luar.
"Alice, aku tidak ingin di saat kau bersamaku tetapi membayangkan pria lain!" Grey mengetuk meja dekat dengan piring Alicia agar wanita itu tersadar dari lamunannya.
Alicia menghela napas dalam-dalam, dia kembali tersadar bila itu sekarang menjadi kenangan yang tak berarti. Tangannya pun mencoba mengambil beberapa potong roti yang sudah diolesi bumbu oleh Grey, mulutnya pun mengunyah dan lidah pengecapnya baru pertama kali merasakan makanan mewah tersebut.
Sementara Grey terus memperhatikan cara gerak-gerik Alicia makan, seperti orang yang kelaparan tidak pernah makan beberapa hari. Namun, anehnya Grey sama sekali tidak menunjukkan rasa jijik, dia pun mengunyah makanannya sembari terus menatap ke arah wajah cantik yang sudah membuatnya terhipnotis.
Alicia terus memasukkan makanan ke dalam mulut saat mulut kecil itu masih penuh dengan makanan, sebagai bentuk pelampiasan rasa sedihnya yang sudah dia alami. Tidak peduli bila lelaki itu merasa jijik dengan tingkah lakunya karena itu juga salah satu rencana agar membuat dia terbebas.
Kornea mata lentik itu berkaca-kaca saat Alicia terus berusaha untuk menelan makanan yang ada di dalam mulutnya, betapa susahnya menghilangkan bayangan mesra Marvel pada sahabatnya yang terus berputar di dalam pikirannya. Apalagi bayangan di mana saat dirinya dengan sukarela menyerahkan aset yang paling berharga pada pria yang ada di hadapannya.
Alicia pun tersedak ketika mengingat cumbuan mesra tadi pagi, tangannya segera mengambil air minum yang diberikan oleh Grey lantas meminumnya dengan terburu-buru dan hal itu pun membuat Alicia tambah tersedak dan memuncratkan cairan minuman ke depan wajah Grey.
Sontak saja membuat Grey langsung shock seraya membuka mulutnya sendiri, dia tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh wanita yang ada di hadapannya itu. Bisa-bisanya dia tidak memiliki etika, matanya lirik ke arah sekitar yang sedang memperhatikannya. Sungguh betapa malunya dia, ingin rasanya menampar wajah wanita itu saat ini juga tetapi dia mencoba untuk bertahan agar menjaga image-nya di depan muka umum.
Alicia yang tidak sengaja ikut terkejut saat melihat wajah grey sudah menahan emosi amarah, dia segera bangun dari tempat duduknya lalu mengambil tisu untuk dialog ke wajah pria tersebut.
"Maaf, maaf, maaf! Maaf, Tuan! Saya tidak sengaja!" Ucap Alicia dengan tulus.
Grey menepis tangan Alicia selalu mengambil sapu tangannya sendiri yang berada di saku, dia mengusap atau mengelap seluruh wajah yang tersiram oleh air dari mulut wanita itu.
"Peter, awasi dia!" Grey bangun dari tempat duduknya dan pergi ke arah kamar mandi.
Peter langsung berlari mendekat ke arah meja makan Grey saat atasannya itu memanggil namanya, dia pun memasang badan untuk menjaga Alicia agar tidak kabur.
Sementara Alicia menahan tawanya ketika berhasil membuat pria itu pergi dari hadapannya, sekarang dia telah berpikir bagaimana cara agar dia bisa kabur dari orang berkacamata yang tengah berdiri tegap terus memperhatikan dirinya.
"Eehm, boleh pesankan aku es krim?" Alicia mencoba cara pertamanya.
Peter mengangkat satu tangan untuk memanggil salah satu pelayan restoran tersebut, saat pelayan itu telah mendekat ke arah meja Alicia, Peter melihat wajah wanita itu kecewa.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu pelayan tersebut.
Alicia yang awalnya ingin memesan es krim tetapi diurungkan, dia merubah haluan untuk membisikan kata-kata yang membuat pelayan itu mengangguk secara mengerti. Alicia pun tidak lupa mengucapkan kata terima kasih kepada pelayan wanita tersebut.
Peter yang melihat gerak-gerik Alicia sedikit curiga tetapi kecurigaannya itu menghilang ketika pelayan itu benar-benar membawakan sebuah es krim kepada Alicia, perasaannya pun menjadi tenang dia tidak perlu cemas memikirkan wanita itu akan melarikan diri dari pengawasannya.
Akan tetapi, pada saat pelayan wanita itu mendekat ke arah meja Alicia dia tidak sengaja menumpahkan es krim ke jas Peter, hingga Peter pun terkejut dan timbullah perdebatan antara pria berkacamata dengan seorang pelayan wanita.
"Aduh maaf saya tidak sengaja, maafkan saya!" Ucap pelayan itu yang mencoba mengelap jas milik Peter dengan tisu yang ada di meja seraya mengedipkan satu mata kepada Alicia agar wanita itu bisa meloloskan dirinya.
Di saat Peter masih sibuk berdebat dengan wanita pelayan itu, dia telah kehilangan Alicia dari pengawasannya. Dia pun baru tersadar atas kelalaian yang sudah dia perbuat, dia pun menjauhkan tangan pelayan itu dari tubuhnya ketika arah pandangannya melihat wanita itu sudah tidak ada di tempat.
"Ah, sial!" Peter pun mencari mengitari area resort tersebut, pandangannya terus meneliti di setiap ruangan area tersebut. Namun, hasilnya nihil dia sama sekali tidak bisa menemukan Alicia.
Suara telepon pun berbunyi Peter mengangkat panggilan dari Grey yang menghubunginya dan bertanya di mana dia dan juga Alicia. Peter memberikan informasi dengan secara jujur bahwa dia telah kehilangan jejak wanita itu.
"Apa? Bagaimana bisa? Dasar, menjaga satu wanita saja kau tidak becus! Cepat kembali!" bentak Grey.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤
alicia yng pinter ternyata bisaa kabur jugaa
2022-11-18
1
🏘⃝Aⁿᵘ3⃣ ⏤͟͟͞R •𝕯• Kᵝ⃟ᴸ
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 mang enak kau Grey
2022-11-17
0
💋MILA💋
mudah²an GK ktangkep lagi🤧🤧
2022-11-16
0