Suara kicauan burung begitu merdu, menambah kesan manis pada matahari pagi yang secara perlahan mulai mengintip dari balik sela-sela jendela, mengusik tidurnya seorang wanita tengah terlelap dalam pelukan tangan kekar seseorang.
Mata indah dengan bulu lentik itu perlahan mulai membuka kelopak matanya, melihat ke arah sekitar yang terasa asing bagi dia. Tidak hanya itu, matanya pun menangkap sesosok pria bertelanjang dada tepat berada di sampingnya seraya memeluk tubuhnya yang sama-sama polos.
Alicia membuka mulutnya lebar-lebar sembari menutupnya dengan tangan, menandakan dia sangat terkejut saat tangan satunya lagi membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Kejadian semalam terlintas sekilas dibenak pikirannya, bagaimana dia bergelut panas bersama pria yang ada di sampingnya saat itu.
Buliran air mata pun jatuh mengenai pipi Alicia, dia pun bangun untuk duduk. Begitu teramat sakit yang Alicia rasakan di pangkal pahanya saat dia mencoba menggerakkan kedua kakinya untuk turun dari tempat tidur, sampai dia meremas sprei menahan rasa sakit yang dia rasakan.
Perlahan demi perlahan dia berjalan untuk bisa sampai ke dalam kamar mandi, sebelum masuk dia menyempatkan melihat pria yang masih tertidur lelap di atas tempat tidur lantas kembali masuk ke dalam kamar mandi.
"Bodohnya, kamu Alicia!" Alicia menangis di bawah pancuran air shower. Dia menggosok kasar tubuhnya dengan kesal, menyadari kesalahan fatal yang dia lakukan.
Sungguh nasibnya kurang beruntung, di hari ulang tahun Alicia harus menerima kenyataan pahit bahwa sang kekasih selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Lantas dia pun menjadi korban penculikan, bahkan tidak hanya itu, dia harus merelakan harga dirinya yang selama ini dia jaga walaupun tempat dia berasal sudah menjadi hal yang lumrah bagi seorang wanita melakukan seksss bebasss.
Akan tetapi, Alicia hanya ingin melakukannya dengan orang yang dia cintai yaitu bersama Marvel. Dia berencana di usianya yang ke dua puluh satu tahun akan memberikan kepada Marvel tapi nyatanya, Marvel lebih tertarik dengan Veronica—sahabatnya.
"Aaaaakkk!" teriak Alicia yang menjambak rambutnya sendiri sembari menangis. "Akan aku balas kamu, Marvel!"
Beberapa menit kemudian, Alicia bergegas keluar dari kamar mandi dan mengendap-endap agar sang empuk tidak terbangun dari tidurnya karena dia berniat ingin melarikan diri dan melupakan semua kejadian yang dia alami kemarin.
Akan tetapi, pria itu justru terbangun dan melihat Alicia yang hanya memakai bath robes. Dia pun gemetar ketakutan dan jantungnya berdetak lebih cepat saat pria berwajah tampan tersebut menghampiri dirinya.
Sontak saja Alicia dengan refleks menutup bagian dadanya dengan kedua tangannya, bersiap berjaga-jaga memasang kewaspadaannya terhadap laki-laki asing, dia pun mengalihkan pandangan saat Grey membungkukkan sedikit kepala agar melihat wajahnya.
"Kau sudah bangun?" tanya Grey, dia mengendus aroma tubuh Alicia dalam-dalam. "Kenapa tidak bangunkan aku? Jadi kita bisa mandi bersama!"
Grey mengusap pipi Alicia dengan lembut, lantas kembali menghirup aroma tubuh itu dalam-dalam mungkin sudah menjadi candunya. Aroma pada tubuh Alicia selalu berhasil membuat hasratnya kembali memuncak saat beriringan dengan ingatan tentang kejadian semalam.
"Aku menginginkannya kembali, Alice!" Grey mencoba untuk mencium wanita yang masih dia kira adalah Alice. Akan tetapi, wanita itu terus menghindarinya membuat dirinya marah.
Grey yang semakin bergairah ketika Alicia memberontak langsung memeluk wanita itu dengan erat, hingga wanita itu tidak bisa berkutik. Dia pun menggendongnya sampai ke tempat tidur meski punggung yang terluka akibat cakaran semalam true dipukuli dengan kencang.
"Lepasin, dasar baji ngan!" maki Alicia yang terus memberontak di atas bahu Grey, lalu dia merasakan sakit saat tubuhnya di banting begitu saja di atas tempat tidur. "Aaakhh!"
"Ck, menarik! Aku suka dengan wanita sepertimu yang pura-pura menolak tetapi kau begitu mendessah saat kugagahi!" ujar Grey yang tersenyum smirk.
"Jangan, aku mohon! Ampuni aku, Tuan! Biarkan aku pergi!" pinta Alicia yang mundur secara perlahan ketika Grey merangkak di atas kakinya.
"Biarkan kamu pergi?" Grey terkekeh lalu berkata, "Jelas, Honey ... aku akan mengizinkan kamu pergi setelah aku puas denganmu! Karena itu, puaskanlah aku!"
Grey menarik kaki jenjang putih tersebut hingga membuat wanita itu terjerembab terjatuh merebahkan tubuhnya, dia pun merangkak naik hingga berada tepat di atas Alicia.
"Kau tahu, Alice? Kau harus membayar penderitaanku selama ini yang sudah dihancurkan oleh tunanganmu!" Grey menggenggam kedua pipi Alicia dengan satu tangannya.
"Aku tidak mengerti maksudmu, Tuan! Aku dan dia sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi!" ucap Alicia dengan jujur saat dia menangkap ucapan Grey yang dimaksud adalah Marvel.
"Ck! Kau sungguh wanita licik yang pintar bersandiwara Alice!" ucap Grey.
"Tuan, saya buk—”
Bibir Alicia langsung terbungkam oleh ciuman Grey, begitu memaksa dan penuh penekanan pada setiap hisapan dan lummatan. Kedua tangannya dicekram erat di atas kepala oleh Grey, dia berusaha memberontak tetapi justru membuat pria itu semakin terbakar oleh birahinya.
Bath robes yang dipakai oleh Alicia dibuka kasar oleh Grey, hingga terpampang jelas tanda merah memenuhi bagian dada wanita itu. Tanpa menunggu lama lagi Grey kembali melayangkan aksinya dengan memasukkan aset paling berharganya ke dalam sangkar milik Alicia.
"Aarrggh!" Grey terpejam ketika merasakan kembali nikmat yang semalam dia rasakan, begitu nikmat tanpa bisa dikata-kata. Dia mencoba menggerak secara perlahan seraya mengecup bibir manis itu yang mengeluarkan suara isakan tangis.
"Berhentilah menangis, Sayang! Nikmatilah, coba kau rasakan apa yang aku rasakan, aaah ... nikmat bukan?" Grey berusaha memberikan gerakan senyaman mungkin agar wanita itu juga merasakan nikmat yang luar biasa yang dia ciptakan.
"Breng sek! Aku benci sama—”
Lagi-lagi bibir Alicia dibongkam ciuman Grey, dia terus memberontak sampai akhirnya tenaga yang dia miliki begitu lemah dan membiarkan pria asing itu bermain sesuka hatinya.
"Apakah dia tidak pernah menyentuhmu? Apa dia seorang laki-laki? Hhmmp?" tanya Grey saat dia masih terus memberikan gerakan dengan ritme sedang.
Alicia tidak menjawab sama sekali, dia memilih untuk diam dan mematung. Membiarkan tubuhnya dikuasai oleh lelaki yang tidak dia ketahui asal usulnya.
Grey yang masih asyik dengan permainannya dan baru melakukan dua gaya baru, kini dia merasakan tiba di penghujungnya. Lagi-lagi dia melihat jam pada ponsel yang berada di atas nakas. Dirinya merasakan kesal ketika permainan baru di mulai sejak 22 menit lalu.
"Aakkh, gila! Aku mau keluar Alice! Come on, sebut namaku, Grey!" perintah Grey, tapi wanita itu hanya membungkam mulutnya sendiri ketika sudah dia lepas sedari tadi. Dia yang hampir mencapai pada titik puncaknya hanya bisa berteriak, "Alice! Aaaarggh ... Fvckk yyou!"
Grey menekan dalam-dalam saat semuanya keluar begitu saja di dalam rahim Alicia, dia segera bangun dari tubuh wanita itu usai merasakan pelepasan yang singkat. Tangannya terulur untuk melempar black card di atas tubuh Alicia yang masih mematung.
"Ini untukmu! Dengar Alice, mulai sekarang kau menjadi wanitaku!" Grey menjambak rambut Alicia hingga wanita itu menatap dengan sinis ke arah dia, tetapi Grey justru mengecup bibirnya ketika mendapatkan sorot mata yang berani dari Alicia.
"Hallo! Kirim kan baju sekarang dan sarapan, sekarang!" perintah Grey saat dia menjauh dari Alicia dan menelpon seseorang dari seberang telepon, lantas pergi ke arah kamar mandi usai memutuskan sambungan telepon.
Alicia mengambil black card yang ada di atas tubuhnya lalu melihat nama tertera yang ada di kartu tersebut. "Wiliam Grey?"
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤
kasihan alicia yang jadi korbannya
2022-11-18
1
💋MILA💋
ayo Alicia kmu hrus tegas jgn JD wanita lemah😤😤
2022-11-14
0
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
calon masa depan mu Alicia... lupakan Marvel
2022-11-10
1