Suara isak tangis Alicia yang menjerit memohon ampun begitu miris dengan tubuh yang menggigil, dia merasakan sakit luar biasa saat dinginnya air masuk ke sela-sela pori dan menusuk sampai ke tulang. Akan tetapi, jeritannya tak jua membuat pria asing itu merasa iba.
Pria asing dengan tubuh atletis berjongkok di depan Alicia, tangan kekar itu mencengkeram kuat kedua pipi sang wanita sembari berkata, "Apa aku tidak salah dengar? Seorang Alice menangis meminta ampun?"
Pria itu terkekeh lalu raut wajahnya berubah kembali seram dalam hitungan beberapa detik. "Alice Delmora ... kau sungguh wanita jallang berkedok malaikat! Aku tidak tahu bagaimana ekspresinya nanti saat tunangannya ternyata memiliki laki-laki lain selain dia!"
"Aakkh! A–ampun, Tu–Tuan! Sa–sakit," rintihan Alicia begitu lirih saat merasakan kesakitan pada rahangnya dan juga merasakan gejolak aneh yang muncul di aliran tubuhnya.
"Sakit kamu bilang? Sakitan mana sama tunanganmu yang sudah membuatku hancur! Hah?" Pria itu kesal melihat wajah kekasih musuhnya—Nicholas terus merintih kesakitan,p lalu kembali berkata, "Sekarang aku ingin dia juga merasakan sakit seperti diriku saat tunangannya ini menderita di tanganku!"
"Maaf Tuan, saya tidak tahu apa yang Anda bicarakan, tapi saya tidak bisa menahannya!" ucap Alicia yang sudah tidak tahan.
Semakin pria itu menyentuhnya maka semakin pula tubuhnya bereaksi tidak karuan, dia pun akhirnya nekat menerobos tangan kekar itu untuk bisa mencium bibir seksi pria yang ada di hadapannya. Alicia pun naik ke atas pangkuan laki-laki berwajah tampan tersebut sembari terus mellumat bibir yang sudah menggodanya.
"Apa yang hmmpph ... kau berani sama akkmmph!" Pria asing itu mencoba menjauhkan tubuhnya dari tubuh wanita bertubuh sintal, tapi entah kenapa dia seakan terbawa arus yang diciptakan oleh Alicia.
"Aakkh!" pekik Alicia ketika rambutnya mendapatkan jambakkan dengan kasar hingga kepalanya mendongak ke atas. "Touch me, please!"
"Ck! Kau yang mulai duluan! Jangan salahkan aku bermain kasar denganmu malam ini!" ucap sang pria yang kini justru mengigit benda kenyal milik Alicia dengan napsu.
Alicia pun mendesaah meski dia merasakan sakit saat remasan dan gigitan itu begitu kencang, tapi obat yang sudah mengalir pada tubuhnya begitu kuat sehingga dia pun sudah terbakar oleh gelora asmara.
Mereka bercumbu di bawah pancuran shower begitu panas hingga membara sampai ke ubun-ubun, baru pertama kali ini pria itu mencium aroma tubuh alami pada wanita yang dia peluk bisa membuatnya ketagihan dan merasa nyaman.
"Sial! Kenapa aku bisa sampai senapsu ini mencumbu seorang wanita?" ucap dirinya sendiri dalam batin saat hasratnya sudah tidak bisa terkendalikan. "Apakan tunangannya Nicholas begitu secandu ini? Ck! Brengsek! Betapa beruntungnya dia, liat aku akan merebutnya darimu, setelah aku puas mencicipinya malam ini, akan kukembalikan dia padamu, Nicholas!"
"Ah!" Alicia begitu terkejut saat tubuhnya di angkat lalu di sandarkan di dinding kamar mandi, bajunya pun dilepas begitu saja dengan kasar oleh si Pria. Akan tetapi, dia justru menyebut nama pria lain.
"Brengsek, dasar pellacur murrahan! Namaku Grey, bukan anak ingusan yang kau sebut! Paham?" Grey yang merasa kesal langsung mencekik kembali wanita yang dia cumbu.
Alicia mengangguk seraya mengerti, tidak bisa dipungkiri bila tubuhnya begitu rela diperlakukan apa saja yang penting bisa mengobati rasa sakit yang dia rasakan saat ini meski harga dirinya sungguh hancur.
Grey tersenyum smirk saat wanita yang ada di hadapannya mengganggukan kepala. "Good girl!"
Grey kembali mellumat bibir seksi yang tiba-tiba sudah menjadi candunya tanpa melepaskan cengkraman di leher Alicia, hanya saja tidak terlalu kencang, bibirnya terus menelusuri leher jenjang itu tanpa tersisa.
"Aaakkkhh!" keluh Alicia saat jari tengah Grey mencoba paksa untuk masuk ke dalam intinya di bawah sana.
"Apakah sakit?" Grey bingung ketika wanita itu meringis kesakitan, dia pun tidak percaya saat matanya melihat anggukan dari Alicia. "Oh my God! Are you serious?"
Lagi-lagi Grey hanya mendapatkan anggukan dari wanita yang ada di depannya tanpa jarak sedikitpun, dia tidak habis pikir dengan apa yang baru saja dia ketahui dari seorang wanita yang menjadi tunangan–Nicholas karena yang dia tahu, pasti musuhnya itu tidak akan membiarkan wanitanya—Nicholas belum tersentuh sedikit pun.
"Aku tidak percaya sebelum aku mengeceknya sendiri!" Grey langsung membuka semua baju yang melekat pada tubuhnya dan juga pada wanita itu lantas membawanya keluar dari kamar mandi.
Dalam gendongan Grey, Alicia terus menggeliat seperti cacing kepanasan, padahal tubuhnya sudah disiram air dingin oleh Pria asing tersebut sampai dia pun harus merasakan sakit yang menusuk sampai ke pori-porinya. Namun, tetap saja obat itu masih bereaksi pada tubuhnya. Begitu kuat hingga jalan satu-satunya adalah melakukannya.
"Si al! She has a beautiful body!" Grey menatap lekat pada tubuh indah Alicia, lantas kembali mencumbunya dengan bringas bagaikan singa yang menerkam mangsanya begitu puas.
Suara rintihan manja mengisi kesunyian dalam ruangan pada kamar hotel tersebut, begitu merdu membuat sang empu yang menciptakan suara rintihan tersebut semakin menggebu-gebu.
"Aaakhh!" Alicia meringis kesakitan saat dia merasakan sesuatu di bawah sana.
"Dammn it! Dia bener-bener masih virgin, ngapain aja Nicholas menjalani kasih dengan sama nih cewek?" Grey berkata dalam hatinya sendiri dan dia pun berucap, "Tahanlah, Sayang!"
Hanya dua kali sentakan Grey berhasil membobol gawang pertahanan dan rasanya sulit untuk dia gambarkan dengan kata-kata, matanya terpejam seraya menikmati sensasi tersebut. Tangannya meremas kencang jemari Alicia dan bibirnya sedikit terbuka akibat refleks dari rasa nikmatnya.
"You... aah, this—"
Grey terdiam sejenak sebelum dia mulai beraksi bekerja di bawah sana, tidak peduli wanita itu menangis akibat ulahnya yang jelas, dia kalang kabut saat menerima semua rasa itu. Tubuhnya benar-benar dibuat melayang oleh Alicia karena ini pertama kalinya bagi Grey merasakan sekental itu.
"Nicholas! Kau benar-benar bodoh, membiarkan ini semua begitu saja berada digengamanmu! Ah ... how delicious this is! Liat lah, Nicholas ... betapa cantiknya kekasihmu saat berada bawah kungkunganku!" Grey terus merancau tidak karuan saat pinggulnya berpacu dengan cepat.
Sementara Alicia yang berada di bawah kungkungan pria asing tersebut, tidak mengerti dengan ucapan yang pria itu ucapkan, dirinya benar-benar merasakan sakit dan nikmat secara bersamaan. Akan tetapi, setidaknya bisa mengurangi rasa sakit yang meremas seluruh tubuhnya.
Alicia pun melengkungkan tubuhnya ke atas, tanganya memeluk tubuh pria itu dengan kencang ketika sesuatu di dalam dirinya menekan begitu kuat hingga meledak keluar tak tertahankan.
Mengetahui bila wanita itu sudah mencapai pelepasannya lebih dulu, membuat Grey tersenyum senang, dia membanggakan dirinya sendiri karena begitu gentle menaklukkan sang lawan di atas ranjang. Namun, senyum itu memudar dikala dia merasakan sesuatu yang hampir membuatnya tidak percaya.
Ya, Grey merasakan bila dirinya hampir sampai. Dia pun melihat ke arah jam pada ponselnya yang dia sempatkan untuk mengambil ponsel tersebut, sungguh di luar ekspektasi saat matanya melihat bahwa dia baru saja mulai permainan dan hanya membutuhkan dua puluh menit untuk sampai pada pelepasannya.
"Oh, No! Aaakkkhh ... Shyiit!" umpat Grey begitu kencang seakan masih belum bisa menerima bila dirinya begitu lemah.
Deru napas keduanya saling bersahutan ketika permainan telah game over, Grey tumbang di samping Alicia setelah memberikan kecupan manis di kening tersebut lantas memeluk tubuh ramping itu untuk masuk ke dalam mimpi bersama di bawah selimut yang sama.
***
Keesokan paginya, Grey terusik dari tidurnya ketika mendengar suara ketukan pintu kamar hotel. Dia pun menggercapkan matanya untuk mengambil ponsel dan melihat jam yang masih menunjukkan bila matahari belum terbit.
Perasaan Grey kesal lalu mengabaikan begitu saja, tetapi ponselnya berdering tertera nama asisten pribadinya yang bernama Peter. Dia menjawab panggilan tersebut dengan suara intonasi nada yang kesal meskipun suaranya dia tahan agar tidak membangunkan wanita yang ada di sampingnya.
"Bos, waktu kita tinggal satu jam, saya akan membawa Alice keluar dari kamar itu dan meninggalkannya di pinggir jalan, sesuai rencana!" ucap Peter yang mengingatkan atasannya.
"Ah, iya ... hmmmm, aku lupa kasih tahu kamu! Kita ubah rencananya, aku belum puas membuat wanita Nicholas menderita! Setelah aku puas bermain dengannya baru kita lanjutkan rencana selanjutnya," ucap Grey yang membuat Peter terheran.
"Ta–tapi, Bos—"
Suara panggilan telepon pun terputus, Peter benar-benar tidak menyangka bila atasannya tersebut mengubah rencana yang sudah dibuat. Ini pertama kalinya Grey mengubah rencananya tanpa merembukkan lebih dulu padanya.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
🍾⃝🦚ʜαͩmᷞιͧδαᷠʜͣᵇᵃˢᵉ༄
ini terlalu anu , untuk aku yg anu😭😩
2022-11-19
1
🍾⃝🦚ʜαͩmᷞιͧδαᷠʜͣᵇᵃˢᵉ༄
salah orang bang ya ampun🤣
2022-11-19
1
🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤
alice dan alicia saudara kembar yang pisah lama
2022-11-18
1