penghianat

"maaf ya ma Sesa lama" Sesa masuk ke dalam mobil kemudian menyalami mertuanya.

"gapapa sayang, mama juga belum lama kok" Vani tersenyum hangat kepada menantunya.

"Yuga udah hubungi kamu belum??"

"tadi pagi katanya mas Yuga langsung dari kantor ma, karena pagi ini ada meeting" jelas Sesa.

"ya udah kita ke butik dulu, kalau cincinnya kamu cari sendiri sama Yuga ya. Mama udah buat janji sama pemilik toko perhiasan"

"iya ma" jawab Sesa patuh.

"sebenarnya mama sudah hubungi mama kamu untuk datang ke butik, tapi tidak bisa karena harus ke acara papa mu"

"loh mama ajak mama Diana juga??"

"iya dong Sa, yang mau mantu kan kita berdua, tapi kata mama mu ikut aja pilihan kamu" jelas Vani.

Sesa hanya mengangguk sebagai jawaban.

Mobil mewah itu sampai di parkiran sebuah butik terkenal. Butik dengan desainer langganan artis-artis ibukota.

"kita liat-liat dulu ya Sa sambil tunggu Yuga datang" Vani langsung melesat melihat seluruh gaun-gaun indah yang berjejer terpasang di mannequin.

"mba saya mau lihat koleksi terbarunya dong, tadi saya sudah telpon mami, katanya ada koleksi terbarunya" ujar Vani kepada karyawan butik yang masih terlihat muda itu.

"baik nyonya sebentar saya keluarkan"

"waahhh lihat Sa, bagus-bagus yang ini kan. Coba kamu pilih" Mata Vani terlihat berbinar melihat beberapa gaun yang dikeluarkan pelayan tadi.

"Sesa bingung pilih yang mana ma" Sesa malah pusing melihat gaun yang banyak itu ia harus memilih yang mana.

"kalau yang ini mau gimana Sa??" tunjuk Vani ke sebuah gaun yang mekar bagian bawahnya.

"enggak ah ma, ini punggungnya kelihatan sampai pinggang, Sesa kaya ngga pakai baju" tolak Sesa halus.

"kalau yang ini gimana??

"yang ini dadanya pasti keliatan ma, pinggangnya juga transparan" Sesa menolak lagi.

"haduh mama pusing deh sa, anak bandel itu juga belum kelihatan batang hidungnya" Vani mencoba menghubungi putranya.

"Yuga disini ma" Yuga datang bersama asistennya.

"kamu lama banget sih ga" Keluh mamanya. "cepat kamu bantu pilih gaun buat Sesa, mama bingung deh Sesa ngga mau sama gaun yang terlalu terbuka katanya. Ini ngga mau ini juga ngga mau" Vani memberi tau putranya sambil menunjuk gaun yang tadi dipilihnya.

Sesa hanya menunduk tak berani menatap mata Yuga.

"coba yang ini" tunjuk Yuga pada gaun putih gading yang sederhana tidak terlalu banyak hiasan tapi terlihat mewah.

"bantu dia mencobanya" titah Yuga pada salah satu karyawan.

"baik tuan, mari nona kami bantu"

Sesa beranjak dari duduknya, mengikuti karyawan tadi ke dalam ruang ganti.

Sreekkkkk

Suara gorden ruang ganti dibuka. Semua mata tertuju ke sana. Memandang takjub kepada wanita bergaun pengantin yang indah. Sesa terlihat sangat cantik mengenakan gaun pilihan Yuga, gaun putih gading itu sangat kontras di kulitnya yang putih mulus. Bagian dadanya tak terlalu terbuka, hanya terbuka sebatas tulang selangka dan punggung bagian atasnya saja. Yuga sempat terpaku beberapa detik sebelum mengalihkan pandangannya.

"buset, cakep bener. Kalau kaya gini mah walaupun tanpa cinta gue mau bos" Doni berbisik di telinga Yuga.

"jaga ucapan mu" Yuga mendelik, membuat Doni langsung membungkam mulutnya.

"wah cantik sekali kamu sayang. Menurut kamu gimana ga, cantik kan istri kamu??" Vani terpesona dengan kecantikan menantunya.

"hemmm" ya sudah biasa dengan jawaban seperti ini dari Yuga.

"pilih ini aja ya sa, cocok buat kamu"

"Sesa terserah mas Yuga ma" Kini Sesa bersuara setelah aksi diamnya sedari kedatangan Yuga.

"iya itu saja" putus Yuga.

"Sekarang kamu coba baju kamu ga" perintah Vani.

"nggak usah ma, pasti pas kok" Yuga sangat malas untuk hal ini sebenarnya.

"kakek mau lihat kalian berdua, cepetan nggak pakai lama" Vani sudah memaksa begini Yuga bisa apa.

Setelah beberapa menit, Yuga keluar dengan tuxedo senada dengan gaun Sesa. Tubuh atletisnya terbungkus dengan sangat pas. Yuga terlihat semakin tampan.

"ganteng banget anak mama, cepat sini mama foto dulu" Vani menarik tangan Yuga untuk mendekat ke samping Sesa.

"yang mesra dong bos" goda Doni.

Yuga hanya menatap Doni dengan tatapan membunuhnya.

Cekrek .. Cekrek

"sekali lagi"

"satu.. Dua.. Tig.."

"apa apaan ini??" seorang wanita tiba-tiba datang.

"Della"

Ucap Yuga dan Sesa bersamaan.

"apa maksud semua ini??" tanya Della pada kekasihnya.

Della yang datang ke butik dengan niatan bertemu dengan mamita, pemilih butik ini untuk membahas kerja samanya malah disuguhi penghianatan kekasihnya.

"kita bicara di luar, aku bisa jelasin" Yuga mendekat ke arah Della.

"enggak, gue mau dengar sekarang" Della sudah terbakar emosi.

"ayo ikut aku" Yuga mencoba membawa Della keluar tapi Della memberontak.

"apa maksudnya ini Sa?? Sesa hanya diam tak mampu menjawab pertanyaan Della. Ia takut dengan amarah sahabatnya.

" kamu siapa??" Vani bingung tak mengenal wanita yang tiba-tiba memarahi putranya.

"saya Della tante, pacar Yuga" Della tau betul siapa wanita paruh baya itu. Mereka memang belum bertemu secara langsung, tapi siapa yang tidak tau dengan Nyonya besar keluarga wiratama.

"mana mungkin, Yuga saja sudah menikah beberapa hari yang lalu dengan Sesa, dan ini kita lagi persiapan untuk pesta pernikahannya" jelas Vani.

Duaarrrr...

Hati Della bak tersambar petir.

"apa?? Nggak, ini nggak mungkinkan??" Della menatap Yuga meminta penjelasan.

"Jawab ga" teriak Della yang dengan air mata yang telah membasahi pipinya.

"ayo ikut" Yuga menarik paksa Della keluar dari butik.

Sesa menangis dalam diamnya, di dalam pikirannya hanya bagaimana ia akan menghadapi Della saat ini. Ia bergegas mengganti gaunnya untuk menyusul Yuga dan Della. Sesa akan menjelaskan kejadian yang sebenarnya dan meminta maaf kepada sahabatnya itu.

"lepas, lepaskan aku b*d*h" teriak Della karena Yuga masih mencengkeram pergelangan tangannya.

Setelah tiba di taman yang hanya berjarak beberapa meter dari butik Yuga melepaskan tangan Della. Tapi Della malah beranjak pergi sebelum Yuga mulai berbicara.

"tunggu Della" Yuga berusaha menahan kepergian Della.

"apa lagi hah, apa lagi??" suara Della meninggi.

"kamu tenang duku aku bisa jelasin" Yuga mencoba menenangkan Della.

"tenang loe bilang?? Setelah melihat semua ini loe bilang gue harus tenang?? Della mulai histeris.

" dan loe" tunjuk della pada Sesa yang datang dari arah belakang Yuga.

"plaaakkkk" tamparan mendarat di pipi kiri Sesa.

"dasar penghianat, selama ini gue tertipu dengan wajah sok polos loe, ternyata loe musuh dibalik selimut, bermuka dua"

Sesa hanya bisa menangis tanpa mampu menjawab Della. Dia menangis bukan karena perih diwajahnya. Tapi karena hinaan yang keluar dari mulut sahabatnya.

"kenapa nangis hah?? Hapus air mata buaya loe"

Tepat saat Della mengangkat tangan ingin menampar pipi Sesa, dengan sigap Yuga menahan tangan kekasihnya.

"kenapa?? Loe mau belain ISTRI busuk loe ini??" Della menekan kata istri dalam umpatannya

"dengarkan kita dulu" Yuga mencoba berbicara lembut dengan Della.

Della sedikit tenang namun masih dalam mode amarahnya.

"penjelasan apa yang harus gue dengar dari penghianat macam kalian??" tanya Della mencoba tenang.

"oke aku jelaskan. Kita memang sudah menikah. Tapi menikah siri beberapa hari yang lalu. Sesaat setelah aku melamar kamu malam itu"

"jadi loe mempermainkan gue??" amarah Della kembali.

"Tidak Della, aku mencintaimu sampai saat ini pun aku masih mencintaimu"

Hati Sesa pedih mendengar pernyataan cinta suaminya untuk perempuan lain.

"lalu kenapa kamu menikahi penghianat ini??" tunjuk Della pada Sesa.

Sesa tak bisa membendung air matanya karena merasa terus dipojokkan.

"kita menikah karena perjodohan yang direncanakan kakek. Kita tak bisa menolak saat kakek jatuh sakit. Tapi percayalah, aku hanya mencintai kamu Della, tanyakan pada Sesa jika perkataan ini benar"

Sesa berusaha memberanikan diri mengeluarkan suaranya.

"apa yang dikatakan mas Yuga benar Della" Della berdecak mendengar panggilan mesra Sesa untuk Yuga.

"kita hanya dijodohkan, kami dihadapkan dengan posisi yang sulit dan tak bisa menolak demi kesehatan kakek"

"apapun itu aku tak percaya, sekarang kalian suami istri bisa saja mengkhianati ku" Della masih keras kepala.

"Della, mas Yuga masih tetap mencintaimu. Pernikahan ini tak ada rasa cinta didalamnya. Kita saling menjaga jarak, bahkan kita tidak tidur bersama. Percayalah Della, aku mohon maafkan aku"

Sesa menjelaskan dengan Sesak dihatinya. Dia mengemis maaf dari kekasih suaminya sendiri. Harusnya judul novel ini bukan kekasih sahabatku melainkan kekasih suamiku.

"lalu kenapa kalian tidak berpisah?? bukannya hanya nikah siri??" tantang Della.

"kita tunggu saat yang tepat della"

"lalu kapan?? bukankah pesta pernikahannya sebentar lagi??" Della sungguh tak terima dengan ini semua. "kalau loe bener cinta sama gue ceraikan dia sekarang"

Sesa tersentak dengan ucapan Della, ia sedikit tak rela.

Doni yang sedari tadi diam dibelakang sesa mulai ikut campur.

"maaf bos sepertinya tidak bisa semudah itu kalian berpisah. Karena sebenarnya pak Surya memanggil penghulu asli dari KUA dan sudah mendaftarkan pernikahan kalian"

"apa??" sontak pernyataan Doni membuat Yuga kaget, pantas saja mamanya hanya memilih satu baju untuk resepsi pernikahan tidak ada baju untuk akad nikah ulang.

"hahahaha, kalian benar-benar telah sukses menghancurkan hatiku" Della terbahak di sela tangisnya.

"aku sungguh tidak tau tentang hal ini Dell, aku minta maaf" lirih Sesa.

"lalu sekarang bagaimana?? Bukankah hubungan gue dengan Yuga sudah hancur?? Della membentak tepat di wajah Sesa.

" aku mohon della jangan seperti ini, sungguh aku tak pernah berniat menyakitimu, aku mohon maafkanlah aku" Sesa menangis tersedu sedu.

"Tapi biar bagaimanapun gue nggak mau melepaskan Yuga"

Sesa menatap Della tak paham apa maksud ucapannya.

"maksud kamu??"

Terimakasih buat para readers yang memberi dukungan untuk karya ini lanjut. Episode ini aku persembahkan untuk kalian semua, haapy reading😘😘😘

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***



