19. Awan Hitam

Suasana di sekitar kerajaan kaisar Oxados begitu damai dan tentram. Liliana baru saja selesai mengajak sahabatnya Via untuk makan di istana ini.

Orchon yang menyaksikan itu, tak mampu menolak permintaan orang yang dia cintai. Hingga terpaksa menuruti kemuan kedua gadis itu. Namun semakin lama ia semakin merasa ada yang aneh dengan teman baru Liliana itu. Orchon seperti melihat sesuatu padanya.

"Semoga saja aku tidak salah menilai, kalau dilihat seperti ada aurah kegelapan diwajahnya.

Kakek sebenarnya kemana sih, kenapa lama sekali ?" Batin Orchon.

Setiap hari Orchon semakin gelisah, karena Liliana semakin tidak peduli dengannya, ia menghabiskan banyak waktu bersama Via temannya.

"Mungkin besok aku harus mencari keberadaan kakek, aku akan memberitahu tentang Liliana.

"Semakin lama wajah wanita yang bernama Via itu semakin menyeramkan jika di tatap lebih seksama.

Semoga saja kepergianku mencari kakek, tidak membuat Liliana semakin jauh, dan prediksiku tentang temannya itu salah."

Orhcon duduk sendirian di ruangan santai istana, sambil memikirkan nasib wanita yang dicintainya, kali ini ia harus melakukan sesuatu agar dapat melindunginya.

Akankah ia meninggalkan Liliana dan pergi mencari kakek ?

Namun, jika dibiarkan wanita yang bersamanya itu seperti memiliki rencana lain.

Orchon yang sudah curiga, karena awan hitam selalu saja menutupi istananya, setiap kali Via datang bertemu Liliana, awan hitam itu tiba tiba menutupi kabut siang dan berubah mendung seketika.

"Semoga saja keputusanku kali ini tidak membuatmu celaka Liliana, aku harus pergi saat ini. Sebelum terlambat aku harus menceritakan pada kakek."

Orchon pun terbang dan pergi mencari kakeknya yang entah, dia pergi kemana. Sementara Liliana masih menghabiskan waktu dengan Via tanpa menyadari kepergian Orchon.

"Liliana kamu sudah lama tinggal di istana ini ?" Tanya Via padaku.

"Iya sudah, memangnya kenapa Via ?"

"Aku perhatikan pangeran Orchon sangat perhatian denganmu."

"Pangeran Orchon memang begitu, dia lelaki yang baik Via, dia baik pada siapa saja."

"Kalau kulihat, sepertinya ia jatuh hati padamu. Kenapa kalian tidak menikah saja."

"Aku tidak mencintainya Via, aku sudah menganggapnya sebagai kakakku."

"Kamu bilang Orchon adalah orang baik, lalu kenapa kau tidak mencintainya ?"

"Aku masih menunggu seseorang Via ?"

"Maksudmu kau punya pacar ?" Aku tak menjawab pertanyaan Via kali ini. Aku hanya diam tertunduk.

"Ya sudah kalau kau tidak ingin cerita padaku, aku tak akan memaksamu.

Oh iya, pangeran Orchon ada dimana ? kenapa dia tidak ada."

"Aku juga dari tadi belum melihatnya, mungkin dia sedang pergi Via.

Sudah sudah jangan fikirkan soal Orchon lagi. Ayo kita ke kamarku saja." Jawabku dan mengalihkan pembicaran kami berdua.

Tanpa rasa ragu, aku mengajak Octavia masuk kamarku. Tak ada sedikitpun rasa curiga, bagiku Via adalah teman yang baik dan bisa mengerti kondisiku.

Didalam kamar, sepertinya Via sangat gelisah. Ia mondar mandir dihadapanku seperti ingin melakukan sesuatu, tetapi aku tidak bertanya padanya. Aku takut jika menyinggung perasaan temanku, hingga akhirnya aku mengajaknya kembali keluar dari kamarku.

Cukup lama kami menghabiskan kebersamaan berdua. Hingga aku menyadari, pangeran Orchon memang tidak ada di istana. Aku berusaha berteriak, memanggil namanya, masuk kekamarnya namun nihil, ia tidak ada.

Disisi lain, Orhcon sedang mencari kakeknya yang pergi dan menurutnya sudah terlalu lama belum kembali.

"Kakek, kakek kau dimana ?

Aku datang kakek." Teriak Orchon yang belum juga menemukan kakeknya.

Buuuusssh... Buuuusssh...

Orchon terus beterbangan berpindah pindah dari satu tempat ketempat yang lain. Tak sengaja ia melihat perkampungan kecil yang ada disudut wilayah kota.

Buuusssh...

Secepat bayangan Orchon tiba di desa kecil itu.

"Kakek ternyata ada disini." Ucap Orchon yang sudah melewati beberapa waktu mencari kakeknya, ia istrahat sejenak lalu menghampiri kakeknya.

"Kakek, aku sedang mencarimu."

Orchon kenapa kau datang kesini, ada apa ? dan Liliana dimana ?"

"Ada hal penting yang ingin kuberitahu padamu kek, dan Liliana ada diistana. Dia sedang bersama teman barunya Via."

"Via, siapa itu ?

Lalu kenapa kau tidak menemani dirinya ?" Tanya kaisar Oxados pada cucunya.

"Maafkan aku kek, itulah aku mencarimu, aku tak kuasa menolak keingin Liliana. Aku datang kesini karena ingin memberi kabar padamu soal teman barunya itu."

"Memangnya ada apa ?"

"Semenjak Liliana berteman dengan gadis itu, aku mengikuti segala gerak geriknya, ada hal aneh yang selalu terjadi di sekeliling mereka.

Sepertinya, wanita itu memiliki aurah kejahatan."

"Ma maksudmu wanita yang bernama Via itu orang jahat ?"

"Iya kek, aku merasakan ada hal yang tidak beres."

Kaisar Oxados langsung saja membuka mantra pembuka mata batinnya.

Hhhhuuuuuung....

Disana kaisar Oxados melihat akan kegelapan yang menutupi seluruh istananya, awan awan hitam yang menggumpal seakan ingin menelan habis istananya. Kaisar Oxados bergidik ngeri melihat semuanya.

"Orchon saat ini Liliana dalam bahaya, nyawanya di incar seseorang, sebelum terlambat kita harus menyelamatkan hidupnya.

Ayo cepat Orchon, kita pergi dari sini."

Kaisar Oxados sangat ketakutan membayangkan apa yang dilihatnya menjadi kenyataan.

Ssssuuuuut...

Orchon dan kakeknya menghilang seketika, mereka pulang menuju istana mereka.

Sedang Via dan Liliana sedang duduk bersama disuatu ruang yang sangat besar, setelah merasa Orchon memang sedang pergi.

"Sudahlah kalau memang pangeran Orchon sedang pergi kau tidak perlu khawatir Liliana, aku masih disini menemanimu.

Apa perlu aku tinggal di istana ini sampai Pangeran Orchon kembali ?" Tanya Via padaku.

Aku mengulas senyumanku padanya, karena jujur saja, betapa bahagia hari hariku. Di Kota Tua ini aku sudah punya teman, bahkan semua orang sayang padaku termasuk kaisar Oxados dan Pangeran Orchon. Namun, aku merasa menjadi luka bagi Orchon yang tidak perna membalas cintanya.

"Hmmm...

Semoga dia mau mengerti." Batinku.

Via yang sudah diselimuti fikiran jahatnya, begitu merasa bahagia, tidak sia sia ia bekerja keras melakukan penyamaran ini.

"Via kamu kenapa melamun ?"Aku mengagetkan Via, membuatnya tersentak dan menatapku dengan sorot mata yang sangat tajam.

Tiba tiba Seluruh istana di penuhi awan yang gelap, angin kencang semakin meronta, patung patung istana tumbang satu persatu, angin dahsyat yang seakan mengamuk, tirai tirai yang bergantungan terlempar tak beraturan, membuatku ketakutan setengah mati.

"Via ayo pergi dari sini, anginnya sangat kencang, aku sangat takut." Aku berusaha memanggil Via, yang saat kusentuh suhu tubuhnya semakin dingin.

Aku terus memaksa Via, tetapi ia tak bergeming sama sekali, seolah menatap aku adalah mangsanya.

Kucoba sekali memegang lengannya sambil kugoyangkan, berharap ia tidak akan menatapku seperti itu, namun sungguh miris ia seolah marah padaku dan mengayunkan sebelah lengannya yang kupegangi membuatku terlempar.

"Aaaahhhhggg... " Aku merintih kesakitan.

Via sadarlah, ada apa denganmu, kenapa kamu seperti itu ?" Teriakku padanya dengan sudah mengeluarkan air mata yang begitu deras karena menahan rasa sakit pada tulangku yang seakan tergeser dari tempatnya.

Seluruh penghuni istana semakin panik, mereka berlarian kesana kemari membuat seluruhnya kocar kacir tak karuan.

Kaisar Oxados dan Orchon sangat terkejut saat tiba diluar istananya dan ingin menembus masuk ia tidak bisa melihat lagi kerajaan yang damai dan makmur, mantra yang di pasang di sisi istana begitu kuat.

"Orchon kita terlambat sampai disini, kau lihat itu, bahkan ilmuku sangat tidak berguna dibanding ilmu hitam yang menutupi istana kita."

"Kakek, Liliana ada didalam istana. Apa yang terjadi disana, bagaimana kita bisa masuk ? Kita harus berbuat sesuatu." Teriak Orchon.

"Cepatlah atur kekuatanmu, agar kita bisa mematahkan mantra sihir ini. Seluruh penghuni istana dalam bahaya."

Panik, kaisar Oxados terlambat datang, kekuatan hitam telah menyelimuti Kota miliknya, ia berusaha sekuat tenaga menghancurkan mantra hitam itu sebelum semuanya sirna namun nahas sudah terlambat.

Braaaakk... Braaaakk... Braaaakk....

Suara bantingan benda benda yang berasal dari dalam istana.

Bersambung...!!!

Terpopuler

Comments

Nona Canbas

Nona Canbas

lanjutt thor

2022-10-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!