Matahari pagi mulai memancarkan cahayanya di seluruh penjuru istana kaisar Oxados, ia bersiap akan perjalanan yang jauh, dan akan pergi beberapa hari kedepan untuk menyelidiki siapa orang yang bisa masuk jalur pintas wilayah kekuasaannya itu.
Sebelumnya ia juga sudah menceritakan perihal mengenai Liliana pada cucunya Orchon. Untuk itu ia berpesan pada Orchon untuk sementara waktu harus menjaga Liliana dengan baik.
Drap! Drap! Drap!
Suara langkah kuda terdengar berjalan menjauh dari arah istana, Kaisar Oxados dan para pengawalnya telah pergi dari istana. Sedang Orchon masih menatapi kepergian kakeknya itu, sesekali ia menoleh padaku, namun ia enggan untuk berbicara.
"Apa mungkin Orchon sudah mengetahui tentang diriku ?
Jika kulihat, ada sirat kekecewaan yang terlihat diwajahnya." Batinku.
Orchon melangkah masuk tanpa peduli padaku, aku sangat sedih dengan perlakuannya padaku saat ini, sepertinya aku telah membuat luka mendalam untuknya.
"Maafkan aku Orchon, aku juga sangat tersiksa dengan hidupku yang seperti ini, aku tidak berdaya." Ucapku dalam hati dan pergi melangkah masuk ke kamarku.
Disisi lain Octavia sedang marah ketika Erland mengabaikan dirinya dan pergi begitu saja, ia lalu memanggil orang yang diutusnya menjadi mata mata dan bertanya tentang situasi di dalam Kota Tua
"Erland, kau akan rasakan akibatnya karena telah mengabaikan aku.
Bagaimana perkembangan gadis bodoh itu."
"Sembah hamba Ratu Octavia.
Hari ini situasi disana sedang baik baik saja, kaisar Oxados sedang pergi mengelilingi kota, sedang yang tersisa disana hanyalah Orchon yang terus memantau perkembangan Liliana."
"Hahaha... Bagus, informasi ini sangat berarti untukku, sekarang akan kucoba menyamar dan masuk ke istana itu."
Setelah cukup dengan penyamarannya, merubah penampilan layaknya penduduk di Kota Tua, Octavia masuk menembus Kota Tua dengan cepat berkat kalung dari ayahnya itu, ia tiba di satu tempat yang sangat ramai.
Sementara Liliana yang merasa suntuk di dalam istana karena Orchon tidak menghiraukan dirinya, langsung pergi begitu saja.
"Ada apa disana ?
Kenapa tempat itu begitu ramai ?" Batinku.
Aku memberanikan diriku berjalan dikerumunan orang orang, banyak dari mereka yang sudah tahu siapa diriku, sehingga mereka sangat menghormatiku, ada juga yang baru mengenalku.
"Hai..."
Sapa seorang wanita cantik padaku dengan senyuman manisnya yang langsung duduk disampingku.
"Hai juga..." Jawabku pada gadis itu.
"Kulihat kau sendirian ?"
"Iya aku sedang jalan jalan."
"Bagaimana kalau kita jalan jalan bersama, aku juga sedang sedirian." Tawar wanita itu padaku.
"Oke, ayo kita berkeliling dikerumunan orang orang itu." Aku menjawab dan menunjuk kedepan.
"Tunggu, namamu siapa ?"
"Aku Liliana, kalau kamu ?"
"Panggil saja namaku Via. Apa aku bisa menjadi temanmu ?"
"Aku sangat senang Via, jika kita berteman." Jawabku padanya.
Aku dan Via menghabiskan waktu bersama, kami berkeliling mengunjungi tempat tempat yang belum perna kulalui, kini di Kota Tua aku sudah mendapatkan teman baru sebagai penghibur hatiku yang sedang kalut.
"Kurasa hari akan gelap, bagaimana kalau kita pulang saja."
"Iya Liliana, tempat tinggalmu dimana ?" Tanya Via padaku.
"Aku tinggal diistana milik kaisar Oxados. Kalau kamu, rumahmu dimana Via ?"
"Aku tinggal tidak jauh dari istana ini, diujung sana." Tunjuk Via.
"Ayo pulang besok kita main lagi."
"Janji ya Liliana, besok kita bertemu." Ucap Via yang akan melangkah kearah rumahnya.
"Iya aku akan tunggu kamu di istana saja Via bagai mana ?" Tawarku padanya.
"Apa orang orang istana tidak akan marah jika aku datang ketempatmu Liliana ?"
"Jangan khawatir, besok aku akan menunggumu dipintu masuk."
"Oke baiklah, janji ya..."
"Janji, sueeer deh." Ucapku yang menyuruh Via datang sambil memegang janjinya.
"Bye Liliana, aku pergi."
"Bye too Via, sampai jumpa besok ya."
Setelah kepergian Via, aku kembali ke istana. Rasanya hatiku sedang bahagia mendapatkan seorang teman baru.
"Aaawww..." Rintih ku yang berusaha menahan sakit disaat Orchon tergesa gesa ingin keluar istana, tidak sengaja ia menabrak tubuhku.
"Ka, kau dari mana sudah seharian aku mencarimu di istana."
"Aku, baru saja keluar bersama teman baruku."
"Teman, teman baru maksudmu, siapa itu Liliana." Tanya Orchon yang merasa sangat heran padaku.
"Besok dia akan datang kesini, kami akan bermain bersama di istana ini.
Bolehkan Orchon aku membawa temanku datang kesini ?"
"Ia ia tetapi, Kaisar Oxados tidak ada disini, kau harus berhati hati."
"Iya Orchon, tenang saja dia sangat baik kok, aku akan memperkenalkan kau padanya. Lagi pula disini seluruh rakyat sangat baik padaku. Mengapa kau mesti takut ?"
Aku berusaha menghilangkan keraguan Orchon tentang teman baruku dan dengan berat hati ia terpaksa mau menuruti apa yang baru saja ku katakan.
"Orchon aku istirahat dulu, tubuhku sangat lelah dan capek." Ucapku yang sengaja menghindari Orchon, agar aku bisa lepas dari pertanyaannya. Aku pun meninggalkan Orchon di ruangan lain seorang diri. Baru saja Orchon ingin menahanku, tetapi aku sudah kunjung pergi dari tempat itu.
"Hmmmp... Anak itu. Siapa pun kamu, aku sangat peduli padamu dan aku masih mencintaimu Liliana, itu sebabnya aku sangat Khawatir.
Seandainya kamu merasakan cintaku atau membalas cintaku, aku tidak peduli meski aku bukanlah orang pertama yang jadi pendampingmu.
Entah kapan kau akan sedikit membuka hatimu untukku." Batin Orchon.
Ditempat Lain Octavia merasa bahagia bisa masuk ke Kota Tua dan secepat itu bisa menyamar tanpa dikenali dan menjadi temannya Liliana.
"Hahaha, akhirnya aku berhasil menjalankan misiku.
Ternyata gadis bodoh itu terlalu mudah untuk ditipu." Teriak Octavia.
Besok Harinya Liliana bangun pagi pagi sekali karena karena ia akan menunggu teman barunya Via membuat Orchon keheranan dengan tingkahnya.
"Hei kau mau kemana Liliana ?" Tanya Orchon padaku.
"Aku akan ke pintu utama Orchon, aku akan menunggu kedatangan teman baruku.
Apa kau mau ikut menemaniku ?"
Meski canggung aku tetap menawarkan pada Orchon, dan akhirnya ia mau menemaniku dipintu utama, aku dan Orchon kembali berjalan ke pintu utama.
Terlihat disana beberapa pengawal sedang berjaga, saat aku dan Orchon tiba disana, para pengawal begitu menghormati Orchon, sebagai pangeran termuda dikerajaan itu.
Setelah aku menunggu kurang lebih satu jam, aku melihat Via temanku berjalan ke arah istana. Aku berlari menghampiri dirinya, sedang Orchon hanya diam menatap aku dan Via.
"Hei Liliana, maaf membuatmu menunggu terlalu lama." Ucap Via.
"Iya tak apa Via, aku bersama pangeran Orchon, itu sana dia yang berdiri itu.
Ayo kesana, aku akan mengenalkanmu padanya." Akupun menunjuk Orchon yang sedang berdiri itu, Via mengikutiku melangkah masuk.
Keceriaan kami membuat Orchon merasa bahagia, ia tak berkutik menatap aku, seakan ingin bertanya namun ia menepis perasaannya.
"Hei, kenalkan ini temanku yang waktu itu aku ceritakan padamu."
Dengan wajah dingin yang tak aku mengerti Orchon memberikan tangannya.
"Namaku Orchon, kau pasti sudah mengenalku namaku."
"Namaku Via, aku sungguh tersanjung mengenalmu pangeran, ini kali pertama aku melihatmu." Raut wajah Via begitu bahagia, namun berbeda dengan Orchon, dia terlihat sedikit ragu. Akupun hanya mengabaikan dirinya, tak masalah jika sikapnya seperti itu padaku.
"Via ayo masuk." Aku mengajak temanku masuk dan berkeliling diseluruh istana milik kaisar Oxados, dan aku rasa Via adalah anak yang baik.
"Ternyata kau begitu bahagia tinggal didalam istana ini, pantas saja kau lupa dengan Erland. Karena Pangeran Orchon selalu berada disampingmu.
Tidak Liliana, aku tidak akan membiarkan itu terjadi, aku akan membunuhmu ditempat ini. Kau adalah penghambat dari kekuatanku, dan aku tidak ingin semua lelaki hanya melihatmu, aku tak perna dihiraukan...
Tidakkk...
Untung saja kau tidak mengenali penyamaranku. Batin Via yang sebenarnya adalah Octavia.
Octavia terus mencari kesempatan bagaimana membunuh gadis bodoh ini di dalam istana sebesar ini.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Sandra Lee
komen dlu ah
2022-10-20
1