Siang dan malam terus berganti, begitu banyak cerita yang telah kulalui di Kota Tua bersama Orchon hingga suatu hari Orchon kembali bertanya padaku.
"Apa kau sudah siap menjadi pendamping hidupku Liliana ?" Tanya Orchon padaku, dan aku hanya diam tak menjawab ucapannya. Orchon kembali berucap.
"Percayalah padaku, siapapun kamu aku akan menerima kamu Liliana, aku ingin menjadi pendamping hidupmu selamanya dan menjagamu."
"Tidak... Tidak Orchon jangan katakan itu padaku."
"Kenapa ? Apa kamu tidak mencintaiku ?"
Entah perasaan apa yang sedang berkecamuk didalam hatiku saat ini, tak kuat aku menolak cinta Orchon padaku.
"Bu-bukan itu, tolong beri aku waktu Orchon." Ucapku terbata bata, yang membuat perasaan Orchon menciut, aku merasa bersalah padanya.
"Baiklah aku akan memberikan ruang untukmu berfikir, dua minggu setelah ini kau siapkan jawaban untukku." Jawab Orchon sambil membuang nafas kasarnya lalu pergi dari hadapanku.
Kasihan sekali aku melihat Orchon yang seperti memohon itu padaku, jika bukan karena dirinya aku mungkin tidak akan aman di dunia Legenda ini, dan kupastikan aku telah mati.
Sebenarnya di hati kecilku masih terlintas sebuah nama suamiku, belum ada yang bisa menggantikan namanya, andai sekali saja aku dipertemukan dengannya, memastikan dirinya telah bahagia bersama Octavia maka aku akan menerima cinta Orchon dan hidup bahagia bersamanya.
Tap... Tap... Tap...
Aku berjalan menuju taman yang luas, ditumbuhi bunga bunga cantik nan indah, aku mencari sebuah tempat duduk yang nyaman lalu menangis sejadi jadinya disana.
"Hiks... Hiks... Hiks...
Kak Erland kamu dimana ? Apa kau sedang mencariku ? Ataukah kau sedang bahagia dengan wanitamu itu ?" Teriakku melampiaskan segala uneg uneg yang tertahan di hatiku.
"Maafkan aku Orchon, maafkan aku telah menggantung cintamu, aku tidak ingin menerima cintamu hanya karena rasa kasihan padamu.
Hiikkss... Hiikkss... Hiikkss..."
"Berhentilah menangis." Aku menoleh pada seseorang yang memegang pundak dan mengagetkan aku, hingga membuatku berhenti menangis.
"Kakek, maafkan atas kelancanganku kek, apa kakek mendengarnya." Tanya Liliana yang membuat kaisar Oxados tersenyum padanya.
"Kenapa kau harus menangis nak, jika kau tidak mencintai Orchon kenapa tidak berterus terang padanya. Orchon itu adalah laki laki yang baik nak.
Tidak baik kalian memaksa suatu hubungan yang tidak didasari cinta, jika kalian memaksa maka nasib buruk akan menimpa kalian." Terang Kaisar Oxados padaku.
Aku hanya diam, menyimak segala ucapannya, begitu bijaksananya seorang kakek mengetahui jika aku tidak mencintai cucunya.
"Pantas saja seluruh rakyat di kerajaannya hidup dengan damai, mereka punya kaisar yang sangat bijaksana dalam memutuskan satu masalah." Batinku, yang sangat bangga dengan kakeknya Orchon.
"Apa kakek boleh bertanya hal lain padamu nak ?" Tanya kaisar Oxados dengan suara lembutnya.
"Ia kek, aku tidak keberatan bercerita denganmu." Jawabku tanpa ragu.
"Siapa lelaki bernama Erland yang kau ucap dalam tagisanmu itu ?"
"Dia dia adalah suamiku kek." Jawabku singkat membuat kaisar Oxados terus bertanya padaku.
Satu persatu akupun mulai bercerita awal mula aku bertemu suamiku, sampai kami menikah dan bagaimana aku dikurung di kastil kuno yang sangat jauh dari penduduk kemudian aku terdampar diistana kerajaannya. Aku juga bercerita tentang wujudku adalah seorang manusia, hingga kakek menyadari sesuatu.
"Jadi kau adalah istri manusianya pangeran Erland, yang waktu itu perna datang kesini meminta bantuanku.
Demi menyelamatkan hidupmu, dia bahkan rela melakukan segalanya, pangeran Erland perna mengambil air suci dari kerajaanku hanya untuk menyembuhkanmu dari racun penghangus tubuh, yang sengaja di pasang seseorang untuk membunuhmu."
"Aku tidak menyangka kakek sangat mengenal suamiku."
"Dia orang yang baik nak, tetapi Octavia wanita yang bersamanya itu, aku masih sangat penasaran. Kenapa dia bisa keluar masuk ke kerajaanku dan Kota Tua itu adalah bagian dari perbatasan wilayahku.
Aneh benar benar aneh, padahal seluruh perbatasan tidak bisa di lalui orang luar apa lagi itu jalur pintas, kecuali mereka masuk jalur melewati jalur gerbang utama."
"Apa ada orang lain di istana kakek yang membantunya kek ?" Ucapku sambil bertanya.
"Aku akan pergi menyelidiki hal itu nanti.
Mengenai Erland itu tergantung dirimu nak, jika memang dia lebih memilih Octavia kau harus bersabar nak, dan sekarang yang lebih penting itu adalah keselamatanmu.
Untuk Orchon aku akan bicara padanya, sekarang kamu istrahat dan pergilah kekamarmu."
"Baik kakek terima kasih atas kebaikanmu kek."
Liliana berlari menuju kamarnya, rasa haru menyelimuti hatinya, ia tidak menyangka kaisar Oxados adalah Raja yang baik hati.
Sedang kaisar Oxados menatap nanar kepergian gadis cantik yang kulitnya berwarna kulit langsat itu. Seakan ia melihat wajah dan sifat Renata tumbuh dan lahir di diri anak itu.
Wajahnya begitu mirip, apakah itu mungkin ?"
Tanya Oxados dalam hatinya.
Ditempat lain Octavia sangat murka setelah mendapatkan informasi dari mata mata yang dikirimnya bahwa Liliana sampai saat ini masih hidup dan hidup senang di istana Kaisar Oxados
"Ternyata dia masih hidup, sial. Dia akan membawa nasib buruk untukku, kehidupannya akan jadi pembawa bencana dan akan menjadi penghalangku untuk menguasai seluruh jagat di alam Legenda ini.
Aku tidak akan membiarkan itu terjadi, dan aku hadus membunuhnya dengan tanganku.
Hahaha...
Kenapa nasib anak manusia itu selalu saja beruntung bahkan saat ini dirinya sedang dekat dengan pangeran Orchon.
Aku akan mencari cara agar bisa membunuhnya dan aku akan memasang jebakan di sekeliling kekuasaan Kota Tua, agar Erland tidak bisa masuk ketempat itu.
Hahaha...
Hanya aku yang bisa keluar masuk Kota Tua, berkat dari kalung pemberian ayahku Kaisar Luther.
Terima kasih ayah, kau telah memberikan akses padaku untuk menguasai seluruh alam ini." Octavia berbicara seorang diri di alun alun menara yang tinggi seakan memperdengarkan suaranya di seluruh jagat Legenda.
Sedang Pangeran Erland masuk kehutan secepat kilat, mengendus bau istrinya yang tertinggal.
"Sial, dimana istriku ? Hanya sampai disini setelah itu hilang, istriku kemana ?
Atau jangan jangan kaisar kegelapan telah mengetahui dan membawahnya.
Lalu Octavia ada dimana, apa dia sudah terbebas dari jeratan kaisar Luther ?
Entahlah, aku akan mencari mereka dengan kekuatanku.
Perlahan sesuatu menembus kulitnya, terasa seseorang sedang menuju kearahnya.
Buuussshhh...
Hembusan itu makin terasa, hingga Erland berusaha menangkisnya.
Sleeeep... Sleeeep....
"Aduuuh, sial." Suara seseorang yang baru saja Erland jatuhkan.
"Octavia, kamu !!!"
"Ia aku sudah berhasil lolos dari kaisar kegelapan.
Kamu sendiri sudah sembuh dan sedang apa disini ?" Tanya Octavia dan berbohong pada Erland.
Erland membantu Octavia berdiri, ia menarik tangannya.
"Iya aku sudah sembuh Octavia, dan ilmuku telah pulih kembali. Tetapi Liliana...?"
"Liliana kenapa Erland ?"
"Dia hilang bagai ditelan bumi, tidak ada kabar tentangnya, bahkan ilmuku tidak bisa menembusnya. Saat aku kembali dia sudah tidak ada. Aku mencarinya sampai kesini Octavia."
"Kamu tenangkan dirimu Erland, aku akan membantumu, disini masih ada aku yang akan selalu menemanimu."
"Biar saja kamu terus mencari istri manusiamu itu, jika kau mendapatinya dia sedang bahagia dengan laki laki lain
Hahaha...
Aku akan menggunakan kesempatan ini untuk mendapatkan kembali cintamu Erland." Batin Octavia.
"Entah bagaimana aku mendapatkan istriku, aku mencium bau istriku hanya sampai ditempat ini, apa kaisar kegelapan yang menculiknya ?" Tanya Erland.
"Aku juga tidak tahu Erland, besok aku akan membantumu mencari jejaknya disekitar lembah kegelapan."
Hari sudah sangat gelap, sepertinya hujan akan turun bagaimana kalau kita mencari tempat berteduh dulu." Tawar Octavia.
"Tidak, aku harus pulang Octavia, apa kau lupa makhluk seperti kita tidak akan basah dengan hujan karena ilmu yang kita miliki. Lagi pula ilmuku telah kembali, aku bisa sekejab saja kembali ke istanaku." Jawab Erland yang pergi begitu saja dan menolak tawaran Octavia, membuatnya sangat murka.
Sorot matanya yang tajam membuatnya menjadi wanita sangat menakutkan.
"Kamu harus mati secepatnya Liliana,
Hahaha...."
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Edelweis
makin seru... dan makin asyik bacaannya.
2022-10-29
0