13. Tiba Di Kastil Kuno.

Jika ditanya Liliana bahagia ? “ Ya aku bahagia.”

Itulah yang aku rasakan saat ini, ketika aku melihat Octavia berdiri di hadapanku.

“Kau sudah sembuh Octavia ? Dan kak Erland dimana ?” Tanyaku yang sudah dari tadi sangat penasaran dengan jawabannya.

“Kau lihat aku, sekarang aku sudah sembuh, tubuhku, kecantikanku, kekuatanku, jauh melebihi manusia sepertimu, kami tak akan bisa mati secepat yang kau fikirkan.

Berkat Erland aku bisa seperti ini, dan sekarang Erland ada di istana tempat tinggalku.”

Mendengar ucapan Octavia aku bahagia. “Itu tandanya suamiku sedang baik baik saja.” Batinku.

“Apa kau bisa mengantarkan aku pada kak Erland ? Dia pasti sedang mencariku.”

“Apa kau sudah tahu tentang diriku Liliana ?”

“Aku tahu kamu adalah teman kak Erland.”

Sambil membuang nafas kasar Octavia menjawab “Aku adalah orang terdekat Erland. Sebelum kau datang kedunia kami hubungan kami mulanya baik baik saja, namun setelah kau menjadi bagian dari hidupnya semuanya telah berubah. Kaulah penyebab kekacauan ini Liliana.

Apa kau sadar Erland akan berkorban segalanya demi diriku, bahkan dia rela meninggalkanmu hanya demi menyelamatkanku. Akulah cinta pertamanya dan kau hanyalah orang kedua dalam hubungan ini yang tiba tiba datang ke dunia kami.”

Hancur bagai gelas kaca, hatiku seperti tertusuk jarum sampai menusuk persendihanku, tersayat bak sembilu kenapa ini harus terjadi, sungguh betapa sakitnya seorang wanita jika melihat pasangannya menikah dengan wanita lain. Itulah yang mungkin dirasakan Octavia, hingga aku tak mampu menahan kristal bening yang mulai berjatuhan membanjiri wajahku, rasanya aku seperti pelakor jaman now yang lagi ngetrend.

"Seumur hidup aku tidak perna membayangkan akan menjadi pelakor, sungguh malang nasib yang menimpaku. Mungkin saja aku telah salah jika mulai mencintai suamiku, sungguh betapa jahatnya aku sebagai seorang wanita." Batinku.

"Jika kau ingin melihat kebenaran coba kau tanyakan saja pada suamimu." Ucap Octavia yang sedang terbakar api cemburu hingga berusaha menjebak Liliana.

"Tapi dimana aku akan bertemu dengannya ? Bukankah tempat ini hanya ditutupi hutan belantara ?"

"Ikutlah denganku, jika kau ingin bertemu dengannya." Seulas senyum jahat menungging dibibir atasnya.

Tidak menyadari ini hanyalah tipuan, aku terus saja mempercayai semua ucapan dari mulutnya. Octavia membawaku pergi dari bangunan itu.

Buuuuzzttt...Terpahan angin begitu kencang beberapa kali kami lewati, entah dia membawaku kemana.

Kini aku baru menyadari, tubuhku sedang berdiri di sudut ruangan sempit dan gelap yang hanya di terangi dua jendela berukuran kecil yang berada di atas bangunan.

Sebuah menara yang sangat tinggi dan sudah lama tidak dihuni. Perlahan air mataku tumpah dan badanku bergetar hebat. Aku tidak menyesal mengenal Erland, hanya takdirlah yang selalu mempermainkan hidupku.

"Octavia, kamu dimana ?" saat aku melihat disekeliling Ia sudah tidak ada di dekatku.

"Liliana aku hanya membantumu datang kesini, kau tidak perlu takut, sebentar lagi Erland akan menemuimu." Ucap Octavia bohong.

"Benarkah ? Tetapi dimana kita ?"

"Sekarang kau berada di kastil kuno yang ada di Kota tua."

"Kenapa ruangan ini menjulang tinggi ke atas ? dan kau ada dimana ? Kenapa wajahmu tidak terlihat." Aku bertanya saking penasaan pada Octavia.

"Tunggulah disitu tidak perlu kau bertanya aku dimana." Bentak Octavia yang mulai sedikit kesal denganku.

Sampai akhirnya seharian aku menunggunya di dalam kastil kuno itu, tetapi Erland belum juga menemuiku. Tangisku kini pecah, kalau saja dari awal aku mengetahui hubungan kak Erland, mungkin saja aku tidak akan menikah dengannya.

Malam baru saja menjelang, mataku semakin sembab akibat tangisanku. Octavia tidak lagi kudengar suaranya, hanya dua cahaya terang yang beterbangan di dalam menara semakin mendekat padaku dan kucoba menutup mataku. Tubuhku bergetar hebat, aku semakin ketakutan, peluh di wajahku semakin banyak.

"Kau jangan takut anakku, kau telah kembali."

Sebuah seruan yang tiba tiba saja kudengar sangat jelas ada di dalam menara itu. Kubuka kembali mataku, saat kulihat dua cahaya itu sudah tidak ada di dalam menara.

"Maksud dari suara itu apa ?

Kenapa dia mengatakan aku anaknya ?

Dan aku telah kembali kemana ? Ini kan, hanya sebuah menara." Karena suara yang menggema didalam menara itu, aku semakin bertanya tanya.

"Apa maksud mereka kak Erland telah kembali.

Aduuuh, kak Erland sebenarnya ada dimana sih, kenapa sangat lama aku menunggunya.

Apa Octavia sedang pergi memanggilnya ?"

Saking lamanya menunggu, kuberanikan kakiku melangkah mencari pintu keluar dari tempat itu.

Brrrruuuukk....

Saat memegang gagang pintu, aku terlempar, seperti ada orang yang sedang mendorongku.

"Sial bangat sih aku, pintunya tidak bisa dibuka lagi. Apa sebenarnya yang Octavia lakukan padaku ?"

Kucoba menyusuri pintu pintu lain, namun hasilnya sama tetap saja pintu tidak bisa dibuka. Hingga mataku sekilas tertuju pada banyaknya bayangan bayangan hitam dan besar yang ada diluar menara. Namun jarak kami cukup jauh.

"Itu apa, kenapa seakan mereka monster pemangsa manusia." Lirihku, dan berusaha menjauh dari pintu.

Aku tak kuat lagi, rasa lelah ditubuhku semakin menyiksa hingga aku terpaksa mencari tempat yang aku rasa nyaman untukku. Dengan terpaksa aku membanting tubuhku di dasar lantai yang dingin dan tidak beralaskan apa apa, aku terus yakin kak Erland pasti akan datang menemuiku.

Hampir Berjam jam aku tertidur, sampai aku merasakan hawa dingin yang masuk menyeruak ketubuhku karena baring di lantai tak beralaskan tikar. Rasanya sudah cukup untuk memulihkan tenagaku yang akhir akhir ini sangat menurun drastis.

Duuuuaarrr...

Duaaarrr... Duaaarr....

Kilatan petir kembali bersahutan dilangit malam. Karena sudah terbiasa aku mulai melawan rasa takutku dan mulai mencoba mengintip kembali. Samar kulihat siluet bayangan yang hampir mirip dengan postur tubuhku.

"Siapa itu disana... ?

"Sepertinya seorang wanita. Kenapa dia datang kesini ?

Kak Erland dimana ?"

Saat kulihat dengan jelas wajahnya masih tertutup. Ia bicara dengan para monster bertubuh besar itu.

"Hahaha... Akhirnya aku berhasil membawanya sampai ketempat ini.

Sudah cukup rasa sakit yang ku terima selama ini. Aku tidak ingin Erland dibunuh ayahku karena melindungi wanita itu.

Siapa suruh merebut kekasihku, kamu rasakan akibatnya jika kau memaksa kehendakmu.

Hahaha...

Jaga tempat ini, sampai dia benar benar binasa. Aku tak ingin melihat wajahnya.

Kalian jangan perna memberinya makan dan minum, atau kalian akan kubunuh." Ancam wanita berjubah itu pada para monster.

"Baiklah ratuku, kau tidak perlu khawatir kami tidak akan membuatmu kecewa."

"Ha ha ha... Biarkan dia pergi dengan perlahan lahan biar dia bisa merasakan sakit seperti yang aku rasakan saat ini."

"Sembah kami ratu kegelapan."

Semua para monster besujud dihadapan wanita itu.

Dalam hati aku semakin ketakutan, dan mulai bertanya. "Sebenarnya siapa wanita yang bicara pada para monster jahat itu ?

Apa yang mereka katakan itu aku ?

Lalu apa hubungannya wanita itu denganku ?Mengenalnya saja, aku rasa tidak.

Dari ucapannya saja, membuat bulu kudukku ngeri. Siapa dia sebenarnya ?....

...----------------...

Bersambung Readers, nantikan episode berikutnya. Jangan lupa tinggalkan jejak ya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!