Awan hitam, menyelimuti seluruh istana megah yang serba kuning terbuat dari emas.
Kilatan petir mulai menari nari di udara, terlihat begitu dekat, seakan ada pertarungan hebat yang telah terjadi.
Sejenak Liliana berfikir, "Apa alam telah murka karena pernikahan manusia dengan makhluk lain baru saja terjadi, tapi entahlah.
Kenapa disini seperti kota emas ? Semua serba kuning, mulai dari rumah penduduk yang terbuat dari emas, pepohonan, pegunungan semuanya berwarna kuning."
Seakan tau fikiran gadis itu, Erland langsung saja menjawab." Ini namanya dunia Legenda, dunianya para dewa, putri, raja, kaisar yang berada di kayangan.
Manusia kayangan dunianya sama seperti manusia, hanya disini semuanya berwarna kuning, karena benar benar tercipta dari emas. Tidak ada yang miskin semuanya manusia di alam legenda ini adalah orang kaya."
"Aku, aku berarti ada di alam Legenda seperti dalam cerita dongeng ?"
"Iya kau berada di alamku, tetapi ini bukanlah cerita seperti yang kau baca dalam cerita dongeng dimana banyak peri jadi dewa penolongnya.
Disini masih menganut sistem kerajaan, masih banyak istana istana megah berwarna kuning diluar sana yang lebih indah dari milikku. Seluruh rakyat penghuni negeri ini berpakaian keemasan."
"Kalau itu apa ?" Liliana menunjuk kilatan petir yang berapi api, berbentuk seperti binatang buas seakan ingin menerkam.
"Itu petir dari lembah neraka, milik sang kaisar kegelapan yang sedang murka terhadap para pengikutnya yang tidak setia. Hingga setiap bulan gelap seperti ini ia akan selalu mencambuk mereka yang ingkar.
Ayo ikuti aku, Bix akan membawa kita."
Keduanya naik dipunggung Bix dan menurunkan mereka disuatu tempat, suara kilatan petir tadi semakin menjauh.
"Kita dimana ? Tempat apa ini ?"
Kenapa disana ada kilatan cahaya yang semakin mendekati kita."
Takjub, Erland membawanya di tengah lingkaran air dimana banyak kunang kunang meneranginya. Sungguh pemandangan yang indah jika dipandang mata, kunang kunang berputar menerangi semua sudut air.
"Ini namanya lembah suci, dan cahaya yang kau lihat itu adalah cahaya pembawa gelang suci yang terdapat banyak berlian kuning didalamnya. Bagi siapa saja yang telah sah menikah mereka akan datang kemari untuk mendapatkan gelang itu, sebagai simbol kau adalah istriku."
Semakin dekat cahaya itu semakin terang mendekati mereka, Erland mengambilnya.
"Kamu pakai ini, dan satunya untukku sebagai tanda bahwa kau adalah milikku."
Masih merasa bingung Liliana tak menjawab ucapan Erland, ia hanya menyodorkan sebelah tangannya.
"Setelah ini kita kemana tuan ?"
"Tak perlu memanggilku dengan sebutan tuan, kamu panggil saja aku dengan sebutan kakak, mungkin itu lebih enak di dengar."
Keduanya keluar dari cahaya putih lembah suci.
Duaaarrr... Duaaarrr... Duaaarrr....
Sungguh dahsyat kilatan petir mulai terdengar lagi, terus berjalan dikegelapan malam, hingga tibahlah mereka di sebuah tempat yang dimana banyak orang berlalu lalang disana, tetapi anehnya mereka semua mengenakan pakaian keemasan.
Tak sengaja seorang wanita yang tak kalah cantik, berpapasan dengan mereka.
"Hei.... Kak Erland. Siapa wanita yang kau bawah ini." Sapa seorang wanita cantik yang postur tubuhnya hampir mirip dengan Liliana.
"Oktavia, kenalkan dia istriku kami baru saja menikah." Octavia memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.
"Apa meni... ?" Teriak Oktavia.
"Syuuuuut... Pelankan suaramu. Aku tak ingin dia dalam masalah."
Oktavia menatap tajam Liliana, wajahnya seakan ingin menelan wanita didepannya itu, dari caranya menatap Liliana, seakan ada sesuatu yang sangat sulit diartikan.
"Apa kekuatan gadis itu, apa dia sama dengan kita yang punya kekuatan Erland ?"
"Dia anak manusia bukan seperti kita, dia tidak punya kekuatan apapun, itu sebabnya kau harus menyembunyikan rahasia ini."
"Apa ? Erland, aku tidak salah mendengar kan?
Apa kau tidak takut kutukan yang akan datang padamu seperti orang orang terdahulu ? Kau akan dihukum Erland, jika kau melanggar perintah karena menikahi manusia dan kekuatanmu juga akan hilang.
"Aku sedang memikirkan caranya Octavia, terima kasih sudah mengingatkanku, aku sudah terlanjur menikahinya."
"Masih belum terlambat Erland, cepat lepaskan dia, kembalikan dia kedunia manusia."
"Aku tidak bisa Octavia, bukan aku yang memintanya tetapi keluarganya yang datang sendiri dan memberikannya padaku."
Erland pergi sambil menarik isterinya. Octavia hanya bisa menelan kepahitan itu dan membiarkan orang yang dicintainya bersama wanita lain. Sebuah senyum licik mengembang diwajahnya.
Sampai di kerajaan, tiba tiba saja hawa panas mulai menyusuri setiap inci tubuh Liliana, badannya semakin memerah dan bergetar hebat menahan panas disekujur tubuhnya.
Bukan hanya rasa panas, tubuhnya mulai merasa sakit yang teramat dalam, sambil menjerit, ia mulai memegang lehernya yang seperti tercekik.
"Paaanasss... Panaaass...
Ta tanganku pa panas sekali kak dan leherku... ." Teriak Liliana.
Kali ini panasnya semakin bertambah berlipat lipat, Liliana tidak mampu menahan lebih lama rasa sakit itu, seumur hidup inikah yang dinamakan panas bara api. Hingga ia merasa seakan sedang sakaratul maut menjemput, bunyi gerogot gigi, akibat rasa sakit itu semakin bersahutan. Kekuatan gaib yang sedang membelenggu tubuhnya. Liliana jatuh terkulai, tetapi mulutnya masih saja berkata panas. Embun jatuh dipelupuk matanya, Apakah ini yang namanya kematian.
"Liliana, Liliana, bangun kamu kenapa ?"
Erland terus saja membangunkan gadis itu. Tetapi tak kunjung bangun.
"Apa yang terjadi denganmu kenapa bisa begini ?
Semakin lama suara yang keluar dari mulut Liliana semakin hilang, ia akhirnya menyerah dan terkulai lemas membuatnya dirinya pingsan.
Malam semakin larut, tubuh Liliana semakin memerah seolah seperti masakan yang telah habis dimasak, Erland tidak mengerti apa yang terjadi pada isterinya dia hanya terus memanggil nama istrinya.
"Liliana... Liliana...
Disela sela suara panggilan Erland, kalung giok Liliana tiba tiba saja bersinar lagi.
"Ada apa sebenarnya ini. Dan kalung itu, kekuatan gaib didalamnya sangat kuat."
Keringat mulai bercucuran diseluruh tubuh Liliana, wajahnya semakin merah bak kepiting rebus, badannya bergerak hebat, tetapi giok itu selalu saja bersinar.
Panik, meski bukan manusia, tetapi Erland mulai ketakutan, takut terjadi sesuatu dengan isteri manusianya ini.
"Tidaaak... Tidaaak...
Jangan tinggalkan aku sendirian disini, kalian dimana ? tunggu aku..."
Liliana mulai berbicara tak karuan, Entah apa yang sedang dialaminya saat ini. Para pengawal mulai berjaga disekitar tempat pembaringannya.
Sekali lagi Erland mencoba mendekatinya, tetapi Liliana belum juga sadar...
Dengan terpaksa Erland meyadarkan Liliana dengan ilmu yang dimilikinya. Ia mulai mengeluarkan ilmu sihirnya dengan tenaga dalamnya.
Brraaaakkk....
Erland terlempar sejauh 10 meter dari tempat duduknya. Tak ada reaksi, hanya terlihat pantulan cahaya dari giok milik istrinya.
"Sial, Kenapa aku tidak bisa menembus kekuatan yang sedang masuk di raga istriku, apa aku selemah ini ?
Ada kekuatan yang sedang masuk dan membelenggu tubuhnya. Siapa sebenarnya yang berani melakukan perbuatan jahat ini ?"
Berulang kali Erland mencoba mengeluarkan ilmu yang dimilikinya tetapi tak satupun ada yang berhasil.
"Hai penguasa Alam Legenda bantu aku menyembuhkan istriku, datanglah kalian."
Ucapan Erland terhenti seketika, saat ia hanya merasakan tubuhnya mulai mengeluarkan asap dan melemah.
Apa yang terjadi dengan diriku ?
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Si Cepat
Pertama kali komentar di bab ini.😁😁
2022-10-23
0