3. Pernikahan Gaib

Didalam goa, Liliana masih berdiam diri tak ada ucapan yang keluar dari mulutnya, wajahnya terlihat sangat aneh, seakan penuh tanya dibenaknya. Karena merasa canggung, tak ada pembicaraan, kini lelaki itu mulai memperkenalkan dirinya kepada wanita bergaun kuning.

“Hei nona, apa aku boleh kenalan ? Sebut saja namaku Erland.”

“Aku Liliana.”

“Oh… Nama yang indah seperti orangnya” Sebuah senyum mengukir diwajah Erland.

Kalung giok Liliana kembali bersinar, Pria gaib itu menoleh dan sontak langsung saja memegang giok kuning itu.

“Aneh, ada kekuatan gaib yang melindungi wanita ini, siapa sebenarnya anak manusia ini.’’ Erland semakin penasaran dan berfikir sebentar.

“Hei, hentikan. Apa yang kau lakukan ?’’

Dengan wajah ketakutan Liliana membentak.

Ha…ha…ha… Tawa kembali menggelegar.

”Aku hanya mengagumi kalung giokmu. Bukankah kau adalah milikku dan selamanya kau jadi milikku, karena aku telah menukarmu dengan harta bendaku.”

Mendengar ucapan Erland kini Liliana hanya bisa bersedih. Dengan terbata bata ia berucap.

”Ka…kalung giok ini, satu satunya peninggalan ibuku.”

Tak menyadari waktu, Liliana berada di alam lain. Goa bergetar hebat tiba tiba saja Elang yang tadi sempat dilukainya berdiri dimulut goa. Ketakutan, sambil mencengkram hebat gaun yang dipakainya keringat dingin mulai mejelajahi tubuh indahnya.

“Kau jangan takut, aku masih disini. Itu hewan peliharaanku, namanya Bix dan ikuti apa yang dia katakan jika kau ingin selamat disini.”

“ya ya ya… waktu masuk aku masih hafal jalannya.”

Tanpa menghiraukan ucapan Erland, Ia melangkah ke jalan masuk yang dilaluinya.

Kreeek...

Liliana terpeleset dan hampir jatuh, saat dilihatnya kebawah begitu banyak bangkai manusia disana. Merinding ketakutan, matanya terbeliak. Netranya serasa ingin keluar saat itu juga. Kakinya gemetaran tak mampu lagi mengeluarkan suara, deru nafas dirinya yang saat ini di dengarnya.

“Hei… Nona, ternyata kamu sangat nakal, sudah kubilang ikuti Bix agar selamat.”

“Hiks…hiks…hiks…Sekali lagi tolong aku Erland.” Liliana menyadari ini bukan dunia manusia, sangat berbeda dengan yang dilaluinya tadi saat berjalan masuk.

Bix terbang didalam goa, Erland naik kepunggunggnya dan berusaha menolong Liliana.

“Ini duniaku, kau harus dengarkan apa kataku.” Kali ini Liliana mengangguk patuh.

Ia coba bertanya. “Kenapa ada banyak bangkai manusia disana ?”

“Mereka memang manusia. Manusia yang keras kepala, tidak mau mendengarkan ucapanku hingga semuanya jatuh dimakan Kelabang tanah. Untung saja kau hanya terpeleset sehingga aku masih bisa menolongmu.

Mereka adalah orang yang sama sepertimu, dijual orang tuanya demi mendapatkan apa yang mereka inginkan, karena keserakahan dan tuntutan hidup membuat mereka menukar salah satu anak mereka. Tapi hari ini Maacik memberikan wanita untuk mempelai wanitaku.”

“Apa samuanya sudah mati ?”

“Sudah mati dan tidak ada manusia yang selamat, itulah sebabnya aku berbaik hati menolongmu.

Disisi lain paman Alton dan Bibi Astrid baru saja melunasi utang utang mereka, sedang dukun Maacik tidak perna lagi datang ke goa karena dirinya juga perna berbisik untuk berjanji pada Erland kalau pengantin wanita itu akan menjadi pemujaannya yang terakhir asal ia mau memberikan Maacik kekayaan tiada terhingga.

Sungguh manusia serakah hanya memikirkan kepentingan pribadi mereka tak perna mengingat seorang anak gadis yang telah mereka tumbalkan.

“Pa, aku ingin merenovasi rumahku agar orang orang desa tidak perna menghinaku lagi.”

Alton tak menjawab pertanyaan isterinya kala bertanya. Astrid memegang pundak suaminya.

“Pa, kamu kenapa ?”

“Eeeh iya ma, aku hanya memikirkan Liliana ma, kamu ingat kejadian dua puluh tahun lalu saat Renata adikmu menikah dengan manusia aneh itu kan”

“Iya pa mama ingat, mungkin nasib gadis bodoh itu akan seperti mamanya. Sudah ah… kita lupakan tentang Liliana, aku tidak ingin berurusan dengannya lagi, hidup kita juga saat ini sudah berkecukupan. Jangan perna bahas tentang ini lagi.” Astrid berlalu meninggalkan suaminya.

Di tempat lain, semakin jauh perjalanan mereka melintasi kabut kabut tebal, Bix seekor burung Elang berhenti, Liliana terkejut bukan main, saat mulut goa tiba tiba berubah menjadi pintu emas yang begitu megah menjulang tinggi tak ada dasar atap. Bix membuka pintu lalu membawaku dan Erland masuk.

Aneh, benar benar aneh, kini gadis itu berdiri di depan tempat tidur berkelambu kuning. Lampu lampu kamar menerangi ruangan.

“Kau telah sampai di Istanaku, istrahatlah kau pasti sangat lelah dan nikmati malam panjangmu. Sebentar, seseorang akan datang kesini lagi.”

Menurut saja, Liliana naik di ranjang dan membanting tubuhnya diatas kasur yang berhiaskan kelambu serba kuning.

“Aneh, apa perjalanan kesini memakan waktu sampai dua hari ? Saat tiba disini sudah kembali malam.”

Matanya mulai berat, sayup sayup Ia mendengar seperti suara lolongan serigala, tetapi tak mampu lagi mengangkat matanya dan akhirnya tertidur.

Krieeet

Seseorang berwajah datar membuka pintu, datang membangunkan tidurnya, tak ada senyuman diwajahnya. “Bangunlah nona, tuan Erland sedang menunggumu.”

“Apa ? Menungguku, dimana ?”

“Bersiaplah nona, aku akan mengantarmu.” Tak ada keraguan, mengingat ucapan Erland sebelum tidur ia berfikir ini adalah orang yang dimaksud pria itu.

Liliana melangkah gontai mengikuti pria datar itu, saat sampai diruangan lebih besar Ia kembali terpana melihat seorang lelaki sedang duduk di atas kursi kebesaran yang berlapis emas dan permata. Bau bunga mawar semerbak bertebaran dimana mana.

“Di pertengahan malam ini kita akan menikah Liliana melanjutkan ritual kita, kemarilah dan duduk disampingku.”

Seakan pasrah dengan jalan hidupnya, Liliana patuh mengikuti ucapan Erland. Saat ini dirinya sedang duduk berdampingan melangsungkan pernikahan gaib.

Deg…deg…deg

Dadanya berdegup agak kencang mengikuti deru nafas yang sebentar lagi akan menjadi istri seorang lelaki dari dunia lain.

Samar kembali terdengar suara lolongan binatang buas dari kejauhan seakan ikut menyaksikan ritual pernikahan.

Lilin kecil mulai memenuhi seisi ruangan, mengeluarkan aroma terapi begitu wangi, seorang pria datar tadi mulai membacakan mantra dan sumpah pernikahan untuk mereka.

Erland mendekati Liliana, tangannya bergetar hebat ketika memberanikan diri memegang gadis cantik bermata kecoklatan itu.

Sekilas Liliana menatap tajam wajah tampan didepannya itu, pernikahan gaib pun terjadi. Erland membacakan sumpah pernikahannya di ikuti Liliana.

Bulir bening kembali menghiasi wajah cantik Liliana, perlahan Erland mendekatinya.

“Aku bukanlah orang jahat, sekarang kita telah sah menjadi suami istri. Kau jangan takut padaku, aku berjanji padamu tidak akan memaksamu melakukan apapun layaknya suami dan isteri.”

“Te terima kasih Erland.” Liliana merasa legah mendengar ucapan lelaki yang kini sah menjadi suaminya, meski tak disaksikan orang banyak, tetapi ia telah mengikrarkan sumpah pernikahan.

Ya beberapa waktu kedepan Erland harus bersabar tak ingin menyakitinya, karena ia sadar telah memaksa gadis dari dunia manusia ini untuk menikah denganya.

Tak baik jika memaksa hubungan yang dipaksakan. Apa lagi jika melakukan hal lebih, wanita ini tidak akan bisa bertahan di dunianya untuk itu ia harus menunggu waktu yang tepat.

“Apa kau mau ikut denganku ?”

Canggung, penuh keraguan ia menjawab. “Ke kemana ?”

“Nanti akan kuberitahu.”

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Maya●●●

Maya●●●

aku mmpir lagi nih kak. udah masuk fav ya.
dan 1 iklan mendrat untukmu

2022-11-25

0

Pena Rindu

Pena Rindu

aku sudah tambahkan ke fav, semangat terus

2022-11-01

1

Tampan_Berani

Tampan_Berani

Begitulah manusia. Demi harta, apapun dilakukan walau harus menyembah iblis. Semoga Liliana mendapatkan kebahagiaan walau di Alam Gaib 🙃

2022-10-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!