Bab 4 Kesepakatan Aurel dan Rein

Aurel sangat yakin jika dalang dari kecelakaan itu adalah ulah keluarga Kakeknya. Ayah tiri Ayahnya Aurel.

Mereka sangatlah dendam, karena harta jatuh ke tangan Ayahnya Aurel, sedangkan ... Ayahnya Rian hanya mendapatkan sebagian.

Firman adalah anak tiri dari ayahnya saat ini, dan pemilik harta adalah Ibunya Firman, Ayahnya menginginkan harta itu jatuh ke anaknya semua, namun .... keinginan itu hancur saat pengacara membacakan hasil dari surat yang sudah Istrinya tinggalkan, Bahwa 80,% kekayaan nya jatuh ke tangan Firman, sedangkan 20% pada anak tirinya.

Dan sebab itulah Ayah tirinya menginginkan harta itu. Harta telah membuat semua orang lupa akan kebaikan, padahal ... harta masih bisa di cari, tapi sebuah kerukunan keluarga apakah bisa di cari.

Merasa dirinya sudah membaik, Aurel pun bangun dari ranjang rumah sakit dan berjalan kearah jendela dengan tertatih, Ada kemarahan yang tak bisa Aurel luapkan.

Semua bayangan kejadian itu teringat kembali dalam ingatannya. Perselingkuhan kekasih dan sahabat nya, kecelakaan yang membuat kedua orang tuanya koma, menyisakan sakit hati yang amat dalam bagi Aurel

"Kalian sudah sangat keterlaluan, Menjijikkan, pengkhianat,!" Geram Aurel seraya mengepalkan Kedua tangannya

"Kalian akan menerima setiap apa yang kalian lakukan, Dirly ... aku tidak akan memaafkan mu, Kakek ... Paman, kalian juga harus merasakan apa yang sudah orang tuaku rasakan," ucap Aurel

"Tidak baik menyimpan dendam," ucap seseorang dengan santainya di ranjang rumah sakit tempat Aurel.

"Itik, duduklah!" ucap orang itu yang tak lain lagi adalah Rein.

"Ckkkk ... aku bukan itik lagu, dasar kadal," umpat Aurel uang menuruti ucapannya dan duduk disebelahnya

"Aku masih heran, kenapa kau tiba-tiba ada di tempat kejadian saat itu, Bukankah kau ada_"

"Aku di suruh Papa untuk menemui kalian, Katanya emang Papamu tahu, hal ini akan terjadi, mungkin firasat atau Papamu tahu sesuatu, Lalu dia cerita sama Papa, pokok nyanintinya begitu, dan yang kebih parahnya ... kita di jodohkan," ucap Rein

"Lalu gimana tanggapan mu tentang perjodohan itu, kita sudah sama-sama dewasa, Tentu kau memiliki pasangan pilihan mu," tanya Aurel

"Kau benar, Kita sudah sama-sama dewasa, dan yang bikin aku heran, kenapa nasib kita sama ya ... ?" tanya balik Rein.

"Nasib yang mana yang sama?" tanya Aurel

"Sama-sama di selingkuhi, hahahaha " tawa Rein meledak saat mengatakan hal kesamaan diantara mereka, Tentu itu membuat Aurel sangat terkejut. Di lihat dari fisik, Rein tampan, dan juga dadi Keluarga yang kaya, lalu ... apa kurangnya ?

:Jangan bertanya apa kekurangan ku, kau pun demikian, Kau wanita yang cantik, kaya ... tapi kenapa masih di selingkuh, Selingkuh itu bukan karena pasangan gak cantik, tapi ...

emang mereka nya saja yang murahan," ucap Rein seraya mengusap lembut kepala Aurel

"Beruntung nya, hubungan itu masih berstatus pacaran, jadi gak terlalu sakit lah, Hanya saja .. melupakan pengkhianatan itu buth waktu dan suasana baru," ucap Rein yang di jawab anggukan kepala oleh Aurel.

"Kau mau mencoba menerima perjodohan itu, setidaknya ... kita bisa bersahabat meski rasa itu belum ada, tapi aku pastikan, kau akan tergila - gila padaku, " ucap Rein percaya diri

"idih, Pede banget kau, Apa itu adalah Jalan yang bisa membuat rasa marahku ini Reda?" tanya Aurel

"Kau lihat tampang ku, Aku jauh lebih keren dari kekasih mu itu, benar gak? kalau masalah harta ... jujur aku belum mandiri sih, kau masih kerja di perusahaan Papa, tapi ... aku yakin kan kamu ... kalau aku pekerja keras, selain kita bisa Move on dari mereka, kita bisa balas dendam pada mereka," ucap Rein yang mana membuat Aurel berfikir. Tidak ada yang salah dengan apa yang di katakan Rein. Masalah tampang ... Rein jauh lebih tampan dari pada Dirly.

"Udah jangan banyak mikir, kau jawab saja Iya, biar orang tuamu juga cepat sadar, Bukankah mereka juga menginginkan kita bersama ?" ucap Rein

"Tapi pernikahan itu hubungan dua orang yang akan melakukan hal itu dan aku ... "

"Kita tak harus melakukan hal itu jika belum ada rasa, kita jalani pelan-pelan, Dengan berteman tentunya, " ucap Rein

"Aku janji tidak akan melecehkan mu," ucap Rein seraya mengulurkan jari kelingking nya.

"kau janji, Tidak akan ada paksaan dalam melakukan hubungan kayak itu?" tanya Aurel

"Gak akan, aku dengar kau juga mau nerusin kuliah mu, Itu juga bagus kan?" ucap Rein

Saat Aurel mau berfikir, Rein langsung menjitak keningnya.

"Udah jangan banyak mikir, kau tidak akan mendapatkan suami setampan aku meski di masa depan nanti," ucap Rein percaya diri

"Cih, Sok kecakepan" cebik Aurel

"Yuk aku bawa kau keruangan Papa dan Mama mu, Ada perkembangan," ucap Rein yang mana membuat Aurel terlihat begitu bahagia.

"Benarkah ?"

"Tentu, Mana mungkin aku akan berbohong jika masalah calon mertua," goda Rein seraya memainkan kedua alisnya naik turun.

"Ckkkk ....kau selalu bercanda," ucap Aurel seraya berdiri dari duduknya.

"Tunggi, biar kau duduk di kursi roda saja, gak mungkin kau akan jalan sendiri menuju keruangan Om dan Tante," ucap Rein Seraya mengambil kursi roda yang sudah di siapkan oleh suster

Rein pun membantu Aurel untuk duduk di kursi roda, dan membawa nya keluar dari ruangannya.

Saat mereka melewati lorong rumah sakit, Aurel melihat Dirly yang datang dengan membawa buket bunga Kesukaan Aurel.

Aurel langsung memalingkan wajahnya saat Dirly tersenyum kearahnya.

"Sayang, Lihatlah .. aku bawa bunga Kesukaan mu, kau pasti suka," ucap Dirly menghentikan kursi roda Aurel

"Menyingkirlah, aku rada apa yang aku katakan kemaren sudah jelas, aku dan kamu sudah putus," ucap Aurel

"Sayang ... dengarkan aku, apa yang kau lihat semuanya tidak benar, itu tak seperti yang kamu lihat, Sayang ... " ucap Dirly

"Cih, Mau itu tak sesuai yang aku lihat, intinya kamu sampah yang menjijikkan, paham!" ucap Aurel

"Oh iya, perkenalkan, dia calon suamiku, jadi kau tak perlu susah payah untuk menjelaskan perselingkuhan mu itu, karena aku .. sudah tidak perduli dengan kalian," ucap Aurel

"Kau sudah dengar kan, aku calon suaminya, jadi berhentilah mengejar calon istriku," ucap Rein seraya tersenyum pada Dirly yang terlihat begitu Emosi.

Tanpa Aurel minta ... Rein pun mendorong kursi roda itu, meninggalkan Dirly yang masih mematung.

'Tidak, aku tidak akan melepaskan Aurel begitu saja, Aurel adalah mesin ATM ku, jika ia meninggalkan aku, Semuanya akan hilang,' bathin Dirly

"Kau benar-benar ingin melepaskan lelaki itu ?" tanya Rein

"Kau ini plin-plan apa gimana?, Bukannya baru saja kau mengajakku untuk menikah, dan membuat mereka menyesal karena sudah berkhianat ?" ucap Aurel

"Ya, siapa tahu, hatimu menye-menye dan luluh akan rayuan dia, begitu," ucap Rein

"Gak akan,"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!