🌸🌸🌸🌸
Hari ini aku masuk kantor agak telat,bangunnya ke siangan karena begadang menyelesaikan pekerjaan kantor.
Sesampai di kantor semuanya sudah heboh.
“Ada apa rika,kok heboh begini.”Tanyaku pada rika yang kebetulan berdiri di loby.
“Habis menyambut CEO baru,masa kamu nggak tau kan kamu sekretarisnya.” Tanya Rika.
“Hm...nggak tau,bukannya CEO nya itu pak Putra?” Ucap Ara.
“Ternyata pak putra itu hanya keponakan dari yang punya perusahaan karena yang punya perusahaan, anaknya meninggal bersama suaminya saat kecelakaan jadi keponakannya yang menggantikan,tapi ternyata ibu bos ini punya anak tiri laki-laki yang akan mengurus sepenuhnya perusahaan.” Ujar Rika.
“Oh begitu,tau dari mana semua itu.aku aja baru tau.” Ucapku tersenyum.
“Yee...makanya jangan cuma kerja aja,perhatikan juga sekitar biar nggak ketinggalan.” Ucap Rika meledek.
“Hehe malas,nggak penting juga.Aku ke atas dulu yaah...nanti di cariin bos.”Melambaikan tangan.
“Eh ra,hati-hati tergoda CEO baru soalnya lebih cakep dari pak putra.” Ucap Rika berbisik dari kejauhan tapi masih bisa aku dengar.
“Nggak ngaruh.” Aku tersenyum lalu buru-buru menuju lantai atas.
Baru sampai di meja kerja,udah langsung di sambut oleh asisten baru CEO.
“Kenapa baru datang?” Tanya Asisten ketus.
“Loh,kamu siapa?” Tanyaku bingung melihat orang di depanku.
“Aku asisten baru CEO,malah balik nanya. kamu kenapa baru datang?” Tanya nya lagi dengan nada yang sedikit meninggi.
“Maaf pak aku agak telat soalnya ke siangan.” Ucapku jujur.
“Baiklah,Berhubung hari ini hari pertama kami masuk jadi kamu di maafkan Bos.” Ucapnya lagi.
“Iya pak.” Aku menunduk lewat di sampingnya untuk menyimpan tas di meja.
“Ayo masuk,di tunggu bos di dalam,jangan lupa bawa file-file yang di butuhkan.” Melangkah masuk ke dalam ruangan bos.
“Baik pak.” Sambil mempersiapkan file-file yang di butuhkan.
“Pak Reza,ini sekretarisnya.” Ucap asistennya.
“Hhaa pak Reza,kok mirip dengan sahabatku dulu tapi mungkin namanya aja yang sama.”Berucap dalam hati tapi masih menundukkan kepala.
“Dari tadi di tunggu,kenapa baru datang???” Ucap bos yang sedang sibuk di meja kerjanya.
“Maaf pak saya telat bangun tadi,” Aku masih menunduk,tidak berani menatap ke arah bos.
“Harusnya itu tidak menjadi alasan kamu telat tapi untuk hari ini saya maklumi.” Ucap Pak bos Lembut.
Makin ke sini aku makin penasaran dengan orang yang bernama Reza ini, jadi aku beranikan untuk menatapnya langsung.
“Terima kasih pak.” Aku memberanikan diri mengangkat kepala dan menatapnya tapi ternyata mereka orang yang berbeda hanya namanya yang sama.
“Kamu kembali ke mejamu nanti saya panggil jika ada perlu.” Ucapnya yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
“Baik pak.”untuk pertama kalinya aku senyum dan merasa tidak takut dengan bos.
Di meja aku kembali sibuk dengan pekerjaan,sementara di dalam bos dan asistennya sedang membicarakan aku tanpa bisa aku dengar.
“Aku dengar dari asisten sebelumnya dia itu pekerjaannya bagus meskipun masih magang,”jelas asisten kepada bos.
“Jadi masih magang,tapi dia lucu sih.Meskipun seperti itu.” Ucap bos.
“Maksudnya nggak secantik cewek-cewek lain yang pernah bos pacari.” Ucap Asisten.
“Kamu artikan saja sendiri.”Tersenyum melanjutkan pekerjaan.
“Memang bos tidak mau tau namanya?” Ucap asistennya.
“Tidak perlu,aku panggil dia unik aja.” Reza belum menyadari tentang sekretarisnya.
“Kok unik bos.” Asistennya bingung.
“Ya.... beda aja dari yang lain jadi unik,melihat dia aku jadi teringat seseorang tapi nggak mungkin lah. Nggak mirip juga.” Ucap Reza yang sejenak teringat dengan sahabat lamanya.
“Jadi ingat masa lalu yaah bos.” Ucap Asistennya.
“Hmmm tidak perlu di bahas,fokus kerja dulu.” Reza kembali fokus pada pekerjaannya.
🌸🌸🌸🌸
Pekerjaan semakin hari semakin banyak di tambah lagi CEO barunya masih menyesuaikan jadi semua pekerjaan aku yang handle,meski terkadang harus lembur.
“Kamu belum pulang?” Ucap Reza yang telah memperhatikan dari tadi.
“Belum pak,sebentar lagi selesai.” Hanya melirik lalu fokus pada berkas yang ada di meja.
“Jangan di paksakan kan bisa besok di lanjut.” Ucapnya lembut.
“Nanggung pak bentar lagi selesai.” Masih sibuk.
“Ya sudah selesaikan dulu nanti setelah selesai panggil saya di dalam.” Ucapnya lalu berbalik ingin masuk ke ruangan tapi tidak jadi karena pekerjaan ku sudah selesai.
“Tidak perlu pak,ini sudah selesai." Menatap kearah Reza.
“Kalau begitu ayo,biar saya antar pulang.” Pak bos ingin mengantar.
“Hah... tidak salah ini pak.” Mataku membulat tidak percaya,pak bos ingin mengantar.
“Iya, biar saya antar.tidak baik perempuan pulang sendiri,malam-malam begini.” Ucapnya lembut.
“Apa tidak merepotkan pak.” Tanyaku memastikan.
“Tidak,lebih repot lagi kalau kamu pulang sendiri nanti ada yang culik .Ujung-ujungnya tidak masuk kantor.” Tersenyum.
“Iya pak.” Menurut saja,sekali-kali di antar bos.
“ Jangan panggil bapak kalau Cuma berdua lagian kita seumuran.” Ucap pak bos.
“Oh ya,kirain bapak udah..” Belum selesai ucapan ku,tapi sudah di potong.
“Tua maksud kamu,emang muka aku keliatan tua apa,cakep begini di bilang tua.” Pak bos sedikit kesal.
‘Hahaha bercanda pak,eh Reza.” Ucapku tersenyum agar pak bos tidak marah.
“Jadi mau pulang atau mau berdiri di situ?” Tanya pak bos melirik ke arahku.
“Hehe pulang pak.” Kami berjalan menuju parkiran.
“Jangan lupa besok kamu cepat-cepat ke kantor soalnya kit ada meeting di luar.” Ucapnya saat hendak mematikan mobil.
“Iya bos.” Lalu aku turun dari mobil.
🌸🌸🌸🌸
Melihat Reza setiap hari membuat aku mengingat sahabatku dulu,sejak pertemuan terakhir kami,dia tidak pernah ada kabar lagi.Entah bagaimana dia di sana aku juga tidak tau,aku terlelap tidur sambil memegang foto reza sahabatku.
“Ra,bangun nanti kamu telat ke kantor.”Panggil tiwi di depan pintu kamar.
“Iya,wi.”masih setengah sadar tapi mencoba untuk bangun.
“Ra,kamu janjian sama siapa?” Teriak tiwi dari luar.
“Nggak ada ada wi,aku baru siap-siap ini.”Teriakku dari dalam kamar.
“Terus yang di depan itu siapa,pakai mobil bagus.”Teriak Tiwi lagi.
"Haa masa sih ?” Aku penasaran langsung keluar kamar melihat keluar jendela.
“Ya ampun wi.itu bos besar.” Mataku hanya membulat,tidak tau mau bilang apa melihat pak bos sudah di depan kos.
“Yang benar Ra,kok bisa tau kontrakan kita.” Tanya Tiwi penasaran.
“Dia yang antar aku tadi malam.” Ucapku yang masih bingung sendiri.
“Ya udah kamu keluar sana biar dia nggak menunggu lama.” Tiwi mendorongku keluar.
“Aku berangkat duluan ya.” Bergegas keluar menuju mobil bos.
“Kenapa ke sini pak kan bisa ketemu di kantor.”Tanyaku.
“Iya,saya sengaja jemput kamu biar kita bisa langsung ke tempat meeting soalnya jauh tempatnya biar nggak bolak-balik.”Masih dengan wajah seriusnya.
“Oh begitu.”Aku hanya mengangguk dan tidak ingin banyak bicara melihat wajahnya yang serius itu.
“Ayo naik.” Ajak pak bos.
“Iya bos.” lalu membuka pintu mobil.
Dalam perjalanan aku hanya diam,merasa canggung duduk berdua dengan pria yang juga bos aku.
“Kenapa diam,grogi yaah.” Ucap pak bos yang sekilas melirikku sambil masih fokus menyetir.
“Nggak...Cuma mau diam aja.”Jawabku.
“Memang kamu nggak naksir sama bos kamu yang ganteng ini.” Pak bos mencoba mencairkan suasana.
“Sayangnya sih nggak bos,soalnya saya sadar diri saya ini siapa.” Ucapku jujur.
“Memang kenapa???" Penasaran dengan ucapan ku.
“Ya...penampilan saya yang seperti ini,jelek dan norak.” Ucapku gamblang.
“Nggak ada yang salah,itu bisa di ubah yang terpenting itu hati yang tulus untuk orang lain.” Ucap pak bos membuat aku tersentuh.
“Tapi memang kenyataan nya seperti ini.” Ucapku lagi.
“Jangan suka merendah jika tidak ingin di rendahkan oleh orang,kamu harus lawan.” Ucap pak bos lembut.
“Iya pak.” Aku hanya mengangguk.
“Itu aja.” Ucapnya menatap ke arahku.
“Iya pak,lagian kita sebentar lagi sampai.” Ucapku membalas menatapnya.
Perjalan meeting yang menyenangkan sekaligus menghibur,untuk sekalian jalan-jalan di luar,tanpa sengaja bertemu dengan pacarnya bos.Tidak tau itu pacar ke berapa.begitu banyak pacarnya sampai tidak bisa membedakan.
“Sayang,kok kamu di sini.”Sapa pacarnya Reza.
“Eh sayang,ini aku lagi meeting tadi .” Ucapnya santai terlihat Reza tidak begitu serius pada pacarnya itu.
“Tapi kok sama cewek.” Dia menunjuk ke arahku.
"Ohhhh ...dia itu sekretaris aku sayang.” Sambil membujuk pacarannya agar tidak salah paham.
“Sayang...sekretaris kamu kok norak gitu?” Dengan tatapan tidak suka dia memperhatikan aku tapi pak bos hanya diam tanpa membelaku padahal tadi dia bilang penampilanku ini tidak masalah.
“Udah lah sayang,nggak usah di pedulikan.”Mengajak pacarnya duduk menjauh dari aku.
Mendengar perkataan Reza aku merasa sangat sakit,entah kenapa perkataan Reza terasa lebih menyakitkan dari yang pernah aku dengar padahal nggak seburuk yang di katakan oleh yang lain sebelumnya.
“Pak,aku pulang duluan.” Dengan perasaan kesal,aku memutuskan untuk pulang sendiri.
"loh...kenapa duluan kan bisa bareng pulangnya?” Pak bos bingung dengan sikapku yang tiba-tiba ingin pulang.
“Mungkin bapak ingin berduaan dengan pacarnya jadi saya pulang duluan saja.”Dengan perasaan yang sesak.
“Tidak perlu,biar kita pulang bareng,ini juga sudah selesai.”Pak bos menarik tanganku menuju parkiran tanpa memikirkan pacarnya yang menatapnya cemburu.
“Bisa di lepas tangannya pak.” Dengan tegas dan penuh marah.
“Maaf,nggak bermaksud tapi kenapa panggil pak lagi kan kita seumuran.” Ucapnya tanpa sadar bahwa aku sejak tadi sudah emosi.
‘Iya kita seumuran tapi kita beda kasta.” Aku masih mencoba menahan diri.
“Maksud kamu apa?” Pak bos belum sadar.
“Aku dengar pembicaraan bapak dengan pacarnya tadi.Memang aku ini nggak penting pak dan norak tapi bukan berarti orang-orang bebas menghina aku yang seperti ini.” Ku utarakan isi hatiku sambil membendung bulir bening yang ingin jatuh di pipih ku,entah kenapa rasanya begitu sesak.
“Bukan begitu maksudnya,tapi....” Pak bos mencoba menjelaskan tapi aku tidak ingin mendengarnya lagi.
“Sudah lah pak saya sadar kok dengan kondisi saya yang begini buktinya sampai sekarang bapak nggak tau kan siapa nama saya,sebegitu tidak pentingnya saya untuk orang-orang bahkan untuk nama pun nggak tau.” Ucapku yang makin tidak bisa membendung kesedihanku.
“Aku kan panggil kamu unik.” Ucap pak bos santai,tidak menyadari bahwa panggilannya itu sedikit membuat aku terganggu dan semakin tidak percaya diri.
“Itu bukan nama saya pak.” Aku semakin marah mendengar pak bos yang tidak mengerti.
“Kamu kenapa sih tiba-tiba marah.” Tanya pak bos sedikit bingung dengan sikap aku.
“Nggak kok pak,saya pulang naik mobil lain saja.” Aku menuju mobil asisten,meninggalkan pak bis yang masih kebingungan dan hanya menatapku dari jauh menaiki mobil asistennya.
“Kenapa nggak sama bos Ra.” Tanya asisten melirik ke arahku.
“Nggak apa-apa pak,kita pulang duluan.” Ucapku dengan wajah cemberut.
Di dalam mobil,reza termenung dan bingung sendiri dengan sikap sekretarisnya yang tiba-tiba berubah.Dia mengambil dompet dan melihat foto sahabatnya yang tidak pernah ada kabar setelah kepergiannya,sebenarnya sejak pertama kali melihat sekretarisnya dia langsung teringat dengan sahabatnya yang begitu mirip dengannya tapi Reza tidak mengenalinya karena wajahnya yang terlihat berbeda dan sekarang menggunakan hijab sehingga makin sulit untuk di kenali.
Sementara Ara pun merasakan sama tapi tidak bisa mengenali Reza karena penampilannya makin keren dan dewasa.
Di tempat lain di kamar kontrakan Ara melakukan hal yang sama,setiap kali dia merasa sedih hal pertama yang di lakukan itu memandangi foto sahabatnya karena menurutnya hanya sahabatnya itu yang bisa menerima dan memahaminya,”Memang hanya kamu yang bisa menerima ke adaan ku yang seperti ini tapi sayang kamu sudah jadi milik orang lain,semoga kamu selalu bahagia di sana Za.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments