Bab 20 : Ketua Asli dari Kelompok Perempuan Pembully

Author Pov:

Hai para pembaca tersayang!

Sebelum lanjut, aku ada pertanyaan nih buat kalian. Hitung-hitung melatih ingatan agar tidak mudah lupa, cukup authornya aja yang pelupa, kalian jangan sampai pelupa ya hehehe.

Sesuai judul dari novel ini, tentunya sudah bisa kalian tebak alurnya akan bagaimana, kan? Yups, alurnya tentu akan membuat Adinda terus meraih kemenangan di setiap hal yang mana tujuannya adalah untuk mengubah takdir Larina. Tapi apakah kalian sadar bahwa ada beberapa episode yang isinya adalah Adinda gagal.  Pertanyaanku, kenapa aku membuat Adinda gagal padahal harusnya aku terus membuat Adinda terus sukses? Ada yang tau jawabannya? Jawab di kolom komentar dalam paragraf ini ya😍

🍀🍀🍀

Melihat sekolah mereka sudah dekat, Doni menghentikan langkahnya, Larina ikut berhenti juga.

"Jangan berjalan denganku," ucap Doni lalu melanjutkan langkahnya.

Larina hanya mengendikkan bahu dan berjalan di belakang Doni. Sesampainya di kelas, Larina langsung duduk sambil membaca buku barunya yang ia beli kemarin lusa.

"Larina," panggil Safina.

Larina menoleh ke arah sumber suara, Safina berdiri di samping bangku Larina.

"Ada apa?" tanya Larina.

"Ikut aku sebentar, ada hal yang harus kita bicarakan."

"Penting kah?"

"Sangat."

Larina diam sebentar.

"Oke," Larina setuju, ia memasukkan bukunya ke dalam laci meja kemudian ia berdiri.

"Ikuti aku,"

Larina tidak menjawab tapi ia mengikuti langkah Safina.

"Ke toilet?" tanya Larina, ia menghentikan langkahnya di depan pintu toilet sekolah.

"Iya. Pintu menuju atap sekolah sedang diperbaiki."

"Oh."

Safina masuk ke toilet dan di ikuti Larina. Larina tidak terkejut sama sekali saat melihat para geng perempuan yang merupakan para pelaku bullying terhadap dirinya dan juga ada Bella.

"Halo," sapa Lala

"Ada yang lagi bahagia nih setelah dapat juara, kemudian ia bertingkah songong." timpal Nana.

"Heeemmmm, kalian itu tidak ada kegiatan lain selain nongkrong di toilet?" Larina menahan tawa.

"Jaga mulutmu, ya!" Safina menutup pintu toilet dan menguncinya dari dalam.

"Ada urusan apa denganku??" tanya Larina  dengan malas.

Lala dan Nana segera memegangi kedua tangan Larina, Larina mengernyitkan dahi karena sedikit bingung.

Larina ditarik dan dipepetkan ke tembok. Bella yang sedari tadi diam akhirnya mengangkat pandangannya dan melangkah pelan ke hadapan Larina.

"Apakah kau terkejut melihatku ada disini?" tanya Bella pada Larina.

"Untuk apa aku terkejut? Bukankah dari awal sudah ku katakan padamu untuk tidak lagi berpura-pura?."

Bella menghela nafas kasar.

"Kau fikir aku tidak tau siapa ketua dari kelompok tidak berfaedah ini?" Larina tersenyum mengejek.

"Apa maksudmu?" tanya Bella.

"Huufft, masih mau bersandiwara?" Larina bertanya balik.

Larina sama sekali tidak berontak padahal Lala dan Nana sudah berjaga-jaga jika Larina berontak.

"Aku sudah bersikap baik selama ini padamu, tapi kau malah bersikap sombong. Heh," Bella menyunggingkan bibir.

"Ya bagaimana, ya? Soalnya aku tidak suka bersandiwara seperti yang sok baik hanya untuk terlihat baik di depan padahal semua yang dilakukan anak buahmu terhadapku adalah ide-idemu,"

Bella menyipitkan mata,

"Masih tidak faham? Kau tidak perlu menyembunyikan identitasmu selaku ketua dari kelompok tidak berfaedah ini, Bella. Apa yang dilakukan mereka terhadapku, itu semua idemu. Kau mendekatiku dan bersikap seolah-olah kau ingin berteman denganku, itu hanya kedokmu saja. Kau merasa puas saat aku menangis karena ulahmu,"

"Kau itu pura-pura baik untuk menarik perhatian laki-laki yang bernama Doni, kan?" Bisik Larina.

"Jadi kau?!" Bella tidak menyangka.

"Betul! Aku sudah tau, loh. Wah bagaimana nih? Tidak jadi suprise deh, hahahah." Larina tertawa lepas.

"Diam!!!" Bella kesal.

"Safina!," panggil Bella sambil mengulurkan tangan kosong pada Safina, Safina mengangguk lalu mengeluarkan botol berukuran sedang yang berisi tinta hitam.

"Mulutmu itu harus di bungkam. Sudah jelek, banyak tingkah!" Bella membuka tutup botol berisi tinta tersebut.

Larina menghela nafas.

Bella memegang mulut Larina, tangan kanannya yang memegang botol berisi tinta sudah diarahkan ke mulut Larina. Larina memicingkan mata, botol berisi tinta itu semakin dekat dan sudah ada di dekat mulut Larina. Bella mulai meremas perlahan botol ditangannya untuk mengeluarkan cairan tinta tersebut.

Senyum kemenangan yang terukir di Bibir Bella memudar, matanya membulat saat melihat Larina menyeringai dan tiba-tiba Larina menyundul botol yang ada di tangan Bella.

'tes tes tes' tetesan cair tinta menetes dari kening Larina.

Safina, Lala dan Nana diam tertegun saat melihat kondisi Bella. Bella tidak bisa mengeluarkan kata-kata karena terkejut. Yups, Larina menyundul botol berisi tinta itu hingga tinta itu tumpah banyak di wajah dan pakaian Bella, Larina hanya terkena sedikit saja di keningnya.

"Bella!" Safina panik, ia mengambil tisu toilet dan mengelap wajah Bella yang berlumur tinta. Bella menjatuhkan botol ditangannya.

"Ya ampun!" Nana dan Lala ikut membantu mengelap tinta yang ada pada wajah dan baju seragam Bella.

"Maaf, ya." ucap Larina sambil menyeka sedikit tinta di keningnya.

Bella terlihat marah, ia mengepalkan tangannya.

"Larina!!!" teriak Bella kesal dan bersiap melayangkan pukulan.

Dengan cepat Larina menahan dan memutar tangan Bella hingga Bella meringisi kesakitan.

"Larina! Lepaskan!" Safina memukul lengan Larina. Semakin keras Safina memukul lengan Larina, semakin kencang pula Larina memutar tangan Bella.

"Aaaaarghh! SAKIT!!" pekik Bella.

"Kau itu jangan bersikap sok berkuasa, kau tidak pernah tau dengan siapa kau berhadapan saat ini. Bully terus saja aku kalau kau ingin mengalami yang namanya 'Tidak bisa tertawa'." Bisik Larina, Larina melepas tangan Bella.

Mata Bella memerah dan merasakan tulang sikunya akan patah.

"Lebih baik kau ikut aku dan segera cuci muka. Mukamu hitam seperti hatimu, loh." Larina terkekeh.

"Hissh! Songong!"

"Iya, tuh!"

"Kalian bertiga juga, jangan sok berani padahal cuma bawahannya saja, kalau tidak berguna ya akan ditendang." ucap Larina yang melangkah meninggalan mereka.

"Baj*ingan!" umpat Bella

"Nyenyenye. Biji*ngin," ledek Larina, ia kemudian pergi dari toilet setelah membersihkan tinta di keningnya.

"Sekarang bagaimana? Bella mau pulang dulu?" Safina panik.

"Iya. Kita harus mengadu pada guru BK."

"Hu'um!"

Mereka berempat segera menuju ruang BK,

"Masuk," sahut guru BK dari dalam ruangan. Bella membuka pintu, mereka berempat terkejut saat melihat Larina sudah ada di sana.

"Nah, kebetulan sekali kalian berempat datang kemari. Sudah saya siapkan hukuman untuk kalian."

"Eh? Maksud Ibu?"

Larina terkekeh, Guru BK mengambil Hp Larina dan memutar video yang merekam kejadian di toilet.

"Maaf, ya. Tadi sebelum masuk ke toilet, aku sudah menyalakan rekaman video dan ku letakkan Hp ku di saku bajuku, kalian tidak sadar kah kalau kamera Hp ku menghadap ke arah kalian?"

Bella dkk tidak dapat mengelak lagi, akhirnya mereka menerima hukuman dari guru BK. Sebelum Larina memperlihatkan hasil rekamannya, ia terlebih dahulu memotong bagian ia yang berbisik pada Bella tadi dan hanya menunjukkan bagian-bagian Bella akan menyiram tinta ke mulut Larina serta tinta yang berceceran di lantai, terlebih itu adalah tinta permanen.

Terpopuler

Comments

🏁BLU⭕

🏁BLU⭕

Tidak heran dengan sikap Bella selama ini, pura-pura baik dan care. Munafik. Padahal dia adalah cewek buruk

2022-12-31

1

KIA Qirana

KIA Qirana

Hmmm....👏👏👏👏 dah kebaca perangai Bella, yang pura-pura baik
Padahal hatinya sangat buruk

2022-12-29

4

Adinda ♋

Adinda ♋

mama tuh sama kalian semua

2022-12-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Adinda
2 Bab 2 : Masuk ke Dunia Novel
3 Bab 3 : Hari Pertama Sekolah dengan Tubuh Baru
4 Bab 4 : Membuat Seisi Kelas Terkejut atas Perubahan Dirinya
5 BAB 5 : Rindu Teman-teman di Dunia Nyata
6 Bab 6 : Penyelamatan yang Gagal
7 Bab 7 : Tidak Semua yang Kita Rencanakan Bisa Terlaksana dengan Mulus
8 Bab 8 : Larina Mendapat Hukuman Lagi
9 Bab 9 : Larina Butuh Hp
10 Bab 10 : Service Hp
11 Bab 11 : Doni Dkk Kembali Menganggu Larina
12 Bab 12 : Aku Ingin di Dekatmu!
13 Bab 13 : Hari Ulang Tahun Larina & Adinda
14 Bab 14 : Kado dari Ayah ~ Hp Baru
15 Bab 15 : Kriteria Mewakili Kelas dalam Lomba Cerdas Cermat
16 Bab 16 : Larina & Bapak Kepala Sekolah
17 Bab 17: Ujian Seleksi Dimulai
18 Bab 18 : Kemenangan Milik Larina
19 Bab 19 : Ceraikan Saja Ayahku
20 Bab 20 : Ketua Asli dari Kelompok Perempuan Pembully
21 Bab 21 : Kegagalan Lagi.
22 Bab 22 : Doni Menjenguk Larina??
23 Bab 23 : Permintaan Larina
24 Bab 24: Tetap Masuk Sekolah Walau Belum Sembuh Total.
25 Bab 25 : UKS
26 Bab 26 : Tidak Rindu Membullyku?
27 Bab 27: Membesuk Ayah Rafa
28 Bab 28 : Makan Berdua di Atap Sekolah
29 BAB 29
30 Bab 30 : Pembagian Raport
31 Bab 31: Libur Sekolah
32 Bab 32 : Kelas Baru
33 Bab 33 : Pembentukan Struktur kelas (1)
34 Bab 34 : Pembentukan Struktur Kelas (2)
35 Bab 35 : Ditusuk Menggunakan Pulpen
36 Bab 36 : Kutukan??
37 Bab 37 : Pemberian dari Orang Misterius.
38 Bab 38 : Meminta Izin Untuk Bekerja
39 Bab 39 : Hari Pertama Bekerja
40 Bab 40 : Urus Dulu Pekerjaan Rumah
41 Bab 41 : Bagaimana dengan Permintaanku?
42 Bab 42 : Tinggal Bersama Pemilik Toko
43 Bab 43 : Gelang Berharga
44 Bab 44 : Kain Apa?
45 Bab 45 : Seminar di Sekolah XX
46 Bab 46 : Ketahuan Selingkuh?!
47 Bab 47 : Aku Belum Pernah Menjadi Orangtua, tapi Ibu Pernah Menjadi Seorang Anak
48 Bab 48 : Selamat Jalan
49 Bab 49 : Ajakan Nonton di Bioskop!
50 Bab 50 : Nonton di Bioskop
51 Bab 51: Menciptakan Kenangan di Pasar Malam
52 Bab 52 : Ayah Kemana?
53 Bab 53 : Orang Tua Larina Bercerai
54 Bab 54: Keluar Dari Rumah
55 Bab 55 : Diskusi Pojok Baca
56 Bab 56 : Sulap Ala Larina
57 Bab 57 : Pembuatan Proposal
58 Bab 58 : Dana Cair
59 Bab 59: Mau Bersepeda?
60 Bab 60
61 Bab 61: Sepasang Mata Mengawasi
62 Bab 62: Pakai Karyawan atau Tidak?
63 Bab 63 : Larina Ada di Rumah?
64 Bab 64 : Bolehkah Punya Rasa Lebih dari Teman?
65 Bab 65 : Diterima atau Ditolak?
66 Bab 66 : Mulai Banyak Yang Tertarik
67 Bab 67 : Cemburu?
68 Bab 68 : Orang Misterius
69 Bab 69 : Ajakan Makan Malam Bersama
70 Bab 70 : Makan Malam bersama
71 Bab 71 : Makan Malam Bersama part 2
72 pengumuman
73 Eps 72. Tikus dan Semut
74 Eps 73: Masalah akan mewarnai kisah hidup
75 Eps 74
76 Eps. 75
77 Eps. 76
78 Eps. 77 : Kecut.
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 : Adinda
2
Bab 2 : Masuk ke Dunia Novel
3
Bab 3 : Hari Pertama Sekolah dengan Tubuh Baru
4
Bab 4 : Membuat Seisi Kelas Terkejut atas Perubahan Dirinya
5
BAB 5 : Rindu Teman-teman di Dunia Nyata
6
Bab 6 : Penyelamatan yang Gagal
7
Bab 7 : Tidak Semua yang Kita Rencanakan Bisa Terlaksana dengan Mulus
8
Bab 8 : Larina Mendapat Hukuman Lagi
9
Bab 9 : Larina Butuh Hp
10
Bab 10 : Service Hp
11
Bab 11 : Doni Dkk Kembali Menganggu Larina
12
Bab 12 : Aku Ingin di Dekatmu!
13
Bab 13 : Hari Ulang Tahun Larina & Adinda
14
Bab 14 : Kado dari Ayah ~ Hp Baru
15
Bab 15 : Kriteria Mewakili Kelas dalam Lomba Cerdas Cermat
16
Bab 16 : Larina & Bapak Kepala Sekolah
17
Bab 17: Ujian Seleksi Dimulai
18
Bab 18 : Kemenangan Milik Larina
19
Bab 19 : Ceraikan Saja Ayahku
20
Bab 20 : Ketua Asli dari Kelompok Perempuan Pembully
21
Bab 21 : Kegagalan Lagi.
22
Bab 22 : Doni Menjenguk Larina??
23
Bab 23 : Permintaan Larina
24
Bab 24: Tetap Masuk Sekolah Walau Belum Sembuh Total.
25
Bab 25 : UKS
26
Bab 26 : Tidak Rindu Membullyku?
27
Bab 27: Membesuk Ayah Rafa
28
Bab 28 : Makan Berdua di Atap Sekolah
29
BAB 29
30
Bab 30 : Pembagian Raport
31
Bab 31: Libur Sekolah
32
Bab 32 : Kelas Baru
33
Bab 33 : Pembentukan Struktur kelas (1)
34
Bab 34 : Pembentukan Struktur Kelas (2)
35
Bab 35 : Ditusuk Menggunakan Pulpen
36
Bab 36 : Kutukan??
37
Bab 37 : Pemberian dari Orang Misterius.
38
Bab 38 : Meminta Izin Untuk Bekerja
39
Bab 39 : Hari Pertama Bekerja
40
Bab 40 : Urus Dulu Pekerjaan Rumah
41
Bab 41 : Bagaimana dengan Permintaanku?
42
Bab 42 : Tinggal Bersama Pemilik Toko
43
Bab 43 : Gelang Berharga
44
Bab 44 : Kain Apa?
45
Bab 45 : Seminar di Sekolah XX
46
Bab 46 : Ketahuan Selingkuh?!
47
Bab 47 : Aku Belum Pernah Menjadi Orangtua, tapi Ibu Pernah Menjadi Seorang Anak
48
Bab 48 : Selamat Jalan
49
Bab 49 : Ajakan Nonton di Bioskop!
50
Bab 50 : Nonton di Bioskop
51
Bab 51: Menciptakan Kenangan di Pasar Malam
52
Bab 52 : Ayah Kemana?
53
Bab 53 : Orang Tua Larina Bercerai
54
Bab 54: Keluar Dari Rumah
55
Bab 55 : Diskusi Pojok Baca
56
Bab 56 : Sulap Ala Larina
57
Bab 57 : Pembuatan Proposal
58
Bab 58 : Dana Cair
59
Bab 59: Mau Bersepeda?
60
Bab 60
61
Bab 61: Sepasang Mata Mengawasi
62
Bab 62: Pakai Karyawan atau Tidak?
63
Bab 63 : Larina Ada di Rumah?
64
Bab 64 : Bolehkah Punya Rasa Lebih dari Teman?
65
Bab 65 : Diterima atau Ditolak?
66
Bab 66 : Mulai Banyak Yang Tertarik
67
Bab 67 : Cemburu?
68
Bab 68 : Orang Misterius
69
Bab 69 : Ajakan Makan Malam Bersama
70
Bab 70 : Makan Malam bersama
71
Bab 71 : Makan Malam Bersama part 2
72
pengumuman
73
Eps 72. Tikus dan Semut
74
Eps 73: Masalah akan mewarnai kisah hidup
75
Eps 74
76
Eps. 75
77
Eps. 76
78
Eps. 77 : Kecut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!