Dengan kesal Larina menerima hukuman tersebut. 30 menit berlalu, Larina merasa sedikit pening dengan keringat yang mengalir di keningnya.
"Huufftt,"
Larina menelan ludah dan merasa haus, ia mengatur nafas agar ia baik-baik saja.
Setelah 1 jam, hukumannya selesai. Larina mengibas tangannya yang terasa linu. Nafasnya terasa berat, kepalanya berdenyut seperti akan meledak, pandangannya juga sedikit kabur.
"Haish, aku kenapa?" Gumamnya sambil memegangi kepala serta dadanya.
Ia melangkah pelan menuju kelasnya. Larina bersandar pada tembok saat akan menaiki anak tangga. Ia merasa tidak nyaman dengan kondisinya saat ini. Larina memilih duduk di salah satu anak tangga sambil memukul pelan dadanya yang terasa sesak. Sesekali ia mengucek matanya karena pandangannya tak kunjung jernih kembali.
Ia menghela nafas.
"Jika aku tetap disini, aku tidak bisa ikut kelas." Ucapnya penuh semangat. Ia berdiri dan segera menaiki tangga dan menuju kelasnya.
Tubuhnya agak sempoyongan, tangannya dengan lemas meraih gagang pintu.
"Pusing," rintihnya
'Brugh' tubuh Larina terhuyung ke lantai.
Mendengar suara di luar kelas, Bu Mawar segera keluar untuk melihatnya, ia mendapati Larina tergeletak di lantai tidak sadarkan diri.
*****
Larina membuka matanya perlahan, ia mengerjap beberapa kali karena pandangannya masih sedikit buram.
Nuansa Rumah sakit dirasakan oleh Larina saat melihat ruangan yang di cat putih serta bau obat-obatan.
"Dimana aku?" gumam Larina sambil melihat ke sisi kanan kirinya.
Larina bangun perlahan dan memijit pelipisnya. Ia hanya sendirian berada di ruang UKS.
"Di UKS ya? Astaga, apa ini yang namanya pingsan? Seumur-umur aku belum pernah merasakan pingsan itu bagaimana." sambil membuang nafas lemas.
Larina melirik ke lantai dan melihat sepatunya sudah di isi pembalut yang masih ada darahnya.
"Ini pasti ulah mereka." tebak Larina.
Larina menenteng sepatunya dan membawanya ke kamar mandi, ia membuang pembalut itu ke tempat sampah.
"Rasanya aku ingin membully balik mereka. Candaaaa." Larina terkekeh.
Ia membasuh wajahnya dengan air lalu merapikan pakaiannya. Ia mengeluarkan parfum kecil dari kantong celana yang ada dibalik rok pendeknya.
"Untung Larina punya parfum mini." Gumamnya sambil menyemprotkan parfum itu ke beberapa titik tubuhnya seperti ketiak, leger, dan pergelangan tangannya.
Setelah selesai, ia langsung keluar dari UKS dan kembali ke kelasnya. Jam pelajaran sudah berganti.
"Dari mana?" tanya guru Matematika
"Dari UKS, Pak."
"Oh. Silahkan duduk."
"Terimakasih, Pak."
"Pak! Dia kan telat nih, tidak izin pada Bapak, dan baru datang setelah 30 menit pelajaran berlangsung. Bagaimana kalau Bapak hukum dia dengan menjawab soal yang akan di jadikan PR nanti, Pak? Biar produktif gitu." usul Doni
"Si*alan," umpat Larina dalam hati
"Kenapa harus begitu? Dia kan tidak tau materi yang Saya sampaikan tadi." tolak Guru tersebut.
"Tidak apa-apa, Pak. Benar kata Doni, biar saya produktif." Larina tersenyum,
"Tapi kan kamu belum tau materinya,"
"Coba saja, Pak. Hitung-hitung mengencerkan otak." Larina menoleh ke arah Doni dengan senyuman mengejek.
Akhirnya Guru tersebut menerimanya, ia membuatkan soal Matematika sesuai materi yang ia sampaikan tadi.
"Larina, silahkan."
"Baik, Pak." Larina dengan santai berjalan ke depan kelas. Ia mengambil spidol dan mulai mengerjakan soalnya dalam hitungan menit saja.
"EHHH?!!"
"HAAAA???!"
Seisi kelas terkejut melihat tangan Larina yang menari di papan tulis dengan lancar.
"Bukannya dia bego?" tanya salah satu pembully pada Bella.
Bella tidak bisa menjawabnya karena ia juga bingung.
"Sudah," ucap Larina sambil meletakkan kembali spidolnya.
"Ehem," Guru itu berdehem melihat jawaban Larina.
"Salah, Pak?" tanya Larina.
"Tidak ada yang salah." jawabnya sambil mengerutkan dahi.
Seisi kelas terdiam karena terkejut.
"Kebetulan itu, Pak. Buatkan yang baru." usul Doni lagi.
"Oke, siapa yang takut?" Larina tersenyum.
Guru Matematika itu kembali menuliskan soal dan Larina kembali menyelesaikannya tanpa ada sedikit kesalahan bahkan penghapus pun tidak ia sentuh.
"Anj*iirr! Dia bisa loh!!!!" ucap kawan Doni
"He'em, itu kan soal yang tadi kita puyeng nyari jawabannya." Sambung yang lain
Setelah itu Larina kembali ke mejanya. Ia menoleh pada Doni.
"Terimakasih ya atas usulanmu, hihi." Larina tersenyum dengan raut wajah bangga pada Doni
Doni mengepalkan tangan dan menatap Larina dengan rasa benci.
****
'Ting ting ting ting' Bel pertanda Pulang sekolah pun telah terdengar di setiap telinga aktif para penghuni di sekolah itu.
"Larina, ayo pulang." Ajak Bella.
Larina menoleh sekilas dan kembali memasukkan buku ke dalam tas nya.
"Pulanglah duluan. Aku masih ada urusan." tolak Larina
"Lah? Urusan apa? Minggu lalu kan kita sepakat mau pulang bersama agar kamu tidak di bully."
Larina menghela nafas.
"Tidak perlu. Aku pulang duluan, ya. Bye." Larina berjalan keluar kelas meninggalkan Bella yang kebingungan.
"Hadeh, kau fikir aku akan mau pulang bersamamu? Yang ada aku akan di hadang oleh Doni dkk dan uang jajanku akan di palak." Batin Larina
"Mereka akan menghadangku di gang ini sih seharusnya." Ucap Larina sambil melihat gang kecil di depannya.
"Huufft, aku harus ambil jalan lain untuk sampai ke rumah. Terpaksa lah aku lewat jalan raya. Mana uangku tidak cukup untuk naik angkutan umum."
****
"Astagaaa!!!!" Larina baru sampai di rumah dan langsung merobohkan dirinya di lantai.
"Rasanya aku akan kembali pingsan. Berat banget ini tubuh dibawa jalan kaki." Keluh Larina yang merasa stok nafasnya sisa 1%.
"Lah, sudah pulang kok malah santai-santai di luar." tegur Ibu Larina yang muncul dari dalam rumah.
Larina membuka mulut untuk mengucap salam.
"Itu cucian di belakang waktunya kamu cuci. Ingat, cuci tangan ya. Irit."
Setelah menyampaikan hal itu Ibu Larina kembali masuk ke dalam rumah dan pergi ke dapur.
"Ibu macam apa ini? Aku bacanya di novel memang menyakitkan sih, ternyata lebih menyakitkan dan mengesalkan saat aku benar-benar mengalaminya" Batin Larina.
"Sepertinya halal untuk ku kutuk." Lanjutnya
"Cepat loh!" Teriak Ibunya dari dapur.
"Iya-iya." Larina lekas berdiri dan menuju kamarnya untuk berganti pakaian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
나의 햇살
sangat sangat halal
2023-03-25
0
ALONE ⭕
Kalian semua pasti heran, maaf ya....ini baru awal. tunggu langkah berikutnya
2022-11-24
4
Kangen ♋
Perjuangan awal yang mengejutkan
2022-11-05
4