Bab 4 : Membuat Seisi Kelas Terkejut atas Perubahan Dirinya

Dengan kesal Larina menerima hukuman tersebut. 30 menit berlalu, Larina merasa sedikit pening dengan keringat yang mengalir di keningnya.

"Huufftt,"

Larina menelan ludah dan merasa haus, ia mengatur nafas agar ia baik-baik saja.

Setelah 1 jam, hukumannya selesai. Larina mengibas tangannya yang terasa linu. Nafasnya terasa berat, kepalanya berdenyut seperti akan meledak, pandangannya juga sedikit kabur.

"Haish, aku kenapa?" Gumamnya sambil memegangi kepala serta dadanya.

Ia melangkah pelan menuju kelasnya. Larina bersandar pada tembok saat akan menaiki anak tangga. Ia merasa tidak nyaman dengan kondisinya saat ini. Larina  memilih duduk di salah satu anak tangga sambil memukul pelan dadanya yang terasa sesak. Sesekali ia mengucek matanya karena pandangannya tak kunjung jernih kembali.

Ia menghela nafas.

"Jika aku tetap disini, aku tidak bisa ikut kelas." Ucapnya penuh semangat. Ia berdiri dan segera menaiki tangga dan menuju kelasnya.

Tubuhnya agak sempoyongan, tangannya dengan lemas meraih gagang pintu.

"Pusing," rintihnya

'Brugh' tubuh Larina terhuyung ke lantai.

Mendengar suara di luar kelas, Bu Mawar segera keluar untuk melihatnya, ia mendapati Larina tergeletak di lantai tidak sadarkan diri.

*****

Larina membuka matanya perlahan, ia mengerjap beberapa kali karena pandangannya masih sedikit buram.

Nuansa Rumah sakit dirasakan oleh Larina saat melihat ruangan yang di cat putih serta bau obat-obatan.

"Dimana aku?" gumam Larina sambil melihat ke sisi kanan kirinya.

Larina bangun perlahan dan memijit pelipisnya. Ia hanya sendirian berada di ruang UKS.

"Di UKS ya? Astaga, apa ini yang namanya pingsan? Seumur-umur aku belum pernah merasakan pingsan itu bagaimana." sambil membuang nafas lemas.

Larina melirik ke lantai dan melihat sepatunya sudah di isi pembalut yang masih ada darahnya.

"Ini pasti ulah mereka." tebak Larina.

Larina menenteng sepatunya dan membawanya ke kamar mandi, ia membuang pembalut itu ke tempat sampah.

"Rasanya aku ingin membully balik mereka. Candaaaa." Larina terkekeh.

Ia membasuh wajahnya dengan air lalu merapikan pakaiannya. Ia mengeluarkan parfum kecil dari kantong celana yang ada dibalik rok pendeknya.

"Untung Larina punya parfum mini." Gumamnya sambil menyemprotkan parfum itu ke beberapa titik tubuhnya seperti ketiak, leger, dan pergelangan tangannya.

Setelah selesai, ia langsung keluar dari UKS dan kembali ke kelasnya. Jam pelajaran sudah berganti.

"Dari mana?" tanya guru Matematika

"Dari UKS, Pak."

"Oh. Silahkan duduk."

"Terimakasih, Pak."

"Pak! Dia kan telat nih, tidak izin pada Bapak, dan baru datang setelah 30 menit pelajaran berlangsung. Bagaimana kalau Bapak hukum dia dengan menjawab soal yang akan di jadikan PR nanti, Pak? Biar produktif gitu." usul Doni

"Si*alan," umpat Larina dalam hati

"Kenapa harus begitu? Dia kan tidak tau materi yang Saya sampaikan tadi." tolak Guru tersebut.

"Tidak apa-apa, Pak. Benar kata Doni, biar saya produktif." Larina tersenyum,

"Tapi kan kamu belum tau materinya,"

"Coba saja, Pak. Hitung-hitung mengencerkan otak." Larina menoleh ke arah Doni dengan senyuman mengejek.

Akhirnya Guru tersebut menerimanya, ia membuatkan soal Matematika sesuai materi yang ia sampaikan tadi.

"Larina, silahkan."

"Baik, Pak." Larina dengan santai berjalan ke depan kelas. Ia mengambil spidol dan mulai mengerjakan soalnya dalam hitungan menit saja.

"EHHH?!!"

"HAAAA???!"

Seisi kelas terkejut melihat tangan Larina yang menari di papan tulis dengan lancar.

"Bukannya dia bego?" tanya salah satu pembully pada Bella.

Bella tidak bisa menjawabnya karena ia juga bingung.

"Sudah," ucap Larina sambil meletakkan kembali spidolnya.

"Ehem," Guru itu berdehem melihat jawaban Larina.

"Salah, Pak?" tanya Larina.

"Tidak ada yang salah." jawabnya sambil mengerutkan dahi.

Seisi kelas terdiam karena terkejut.

"Kebetulan itu, Pak. Buatkan yang baru." usul Doni lagi.

"Oke, siapa yang takut?" Larina tersenyum.

Guru Matematika itu kembali menuliskan soal dan Larina kembali menyelesaikannya tanpa ada sedikit kesalahan bahkan penghapus pun tidak ia sentuh.

"Anj*iirr! Dia bisa loh!!!!" ucap kawan Doni

"He'em, itu kan soal yang tadi kita puyeng nyari jawabannya." Sambung yang lain

Setelah itu Larina kembali ke mejanya. Ia menoleh pada Doni.

"Terimakasih ya atas usulanmu, hihi." Larina tersenyum dengan raut wajah bangga pada Doni

Doni mengepalkan tangan dan menatap Larina dengan rasa benci.

****

'Ting ting ting ting' Bel pertanda Pulang sekolah pun telah terdengar di setiap telinga aktif para penghuni di sekolah itu.

"Larina, ayo pulang." Ajak Bella.

Larina menoleh sekilas dan kembali memasukkan buku ke dalam tas nya.

"Pulanglah duluan. Aku masih ada urusan." tolak Larina

"Lah? Urusan apa? Minggu lalu kan kita sepakat mau pulang bersama agar kamu tidak di bully."

Larina menghela nafas.

"Tidak perlu. Aku pulang duluan, ya. Bye." Larina berjalan keluar kelas meninggalkan Bella yang kebingungan.

"Hadeh, kau fikir aku akan mau pulang bersamamu? Yang ada aku akan di hadang oleh Doni dkk dan uang jajanku akan di palak." Batin Larina

"Mereka akan menghadangku di gang ini sih seharusnya." Ucap Larina sambil melihat gang kecil di depannya.

"Huufft, aku harus ambil jalan lain untuk sampai ke rumah. Terpaksa lah aku lewat jalan raya. Mana uangku tidak cukup untuk naik angkutan umum."

****

"Astagaaa!!!!" Larina baru sampai di rumah dan langsung merobohkan dirinya di lantai.

"Rasanya aku akan kembali pingsan. Berat banget ini tubuh dibawa jalan kaki." Keluh Larina yang merasa stok nafasnya sisa 1%.

"Lah, sudah pulang kok malah santai-santai di luar." tegur Ibu Larina yang muncul dari dalam rumah.

Larina membuka mulut untuk mengucap salam.

"Itu cucian di belakang waktunya kamu cuci. Ingat, cuci tangan ya. Irit."

Setelah menyampaikan hal itu Ibu Larina kembali masuk ke dalam rumah dan pergi ke dapur.

"Ibu macam apa ini? Aku bacanya di novel memang menyakitkan sih, ternyata lebih menyakitkan dan mengesalkan saat aku benar-benar mengalaminya" Batin Larina.

"Sepertinya halal untuk ku kutuk." Lanjutnya

"Cepat loh!" Teriak Ibunya dari dapur.

"Iya-iya." Larina lekas berdiri dan menuju kamarnya untuk berganti pakaian.

Terpopuler

Comments

나의 햇살

나의 햇살

sangat sangat halal

2023-03-25

0

ALONE ⭕

ALONE ⭕

Kalian semua pasti heran, maaf ya....ini baru awal. tunggu langkah berikutnya

2022-11-24

4

Kangen ♋

Kangen ♋

Perjuangan awal yang mengejutkan

2022-11-05

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Adinda
2 Bab 2 : Masuk ke Dunia Novel
3 Bab 3 : Hari Pertama Sekolah dengan Tubuh Baru
4 Bab 4 : Membuat Seisi Kelas Terkejut atas Perubahan Dirinya
5 BAB 5 : Rindu Teman-teman di Dunia Nyata
6 Bab 6 : Penyelamatan yang Gagal
7 Bab 7 : Tidak Semua yang Kita Rencanakan Bisa Terlaksana dengan Mulus
8 Bab 8 : Larina Mendapat Hukuman Lagi
9 Bab 9 : Larina Butuh Hp
10 Bab 10 : Service Hp
11 Bab 11 : Doni Dkk Kembali Menganggu Larina
12 Bab 12 : Aku Ingin di Dekatmu!
13 Bab 13 : Hari Ulang Tahun Larina & Adinda
14 Bab 14 : Kado dari Ayah ~ Hp Baru
15 Bab 15 : Kriteria Mewakili Kelas dalam Lomba Cerdas Cermat
16 Bab 16 : Larina & Bapak Kepala Sekolah
17 Bab 17: Ujian Seleksi Dimulai
18 Bab 18 : Kemenangan Milik Larina
19 Bab 19 : Ceraikan Saja Ayahku
20 Bab 20 : Ketua Asli dari Kelompok Perempuan Pembully
21 Bab 21 : Kegagalan Lagi.
22 Bab 22 : Doni Menjenguk Larina??
23 Bab 23 : Permintaan Larina
24 Bab 24: Tetap Masuk Sekolah Walau Belum Sembuh Total.
25 Bab 25 : UKS
26 Bab 26 : Tidak Rindu Membullyku?
27 Bab 27: Membesuk Ayah Rafa
28 Bab 28 : Makan Berdua di Atap Sekolah
29 BAB 29
30 Bab 30 : Pembagian Raport
31 Bab 31: Libur Sekolah
32 Bab 32 : Kelas Baru
33 Bab 33 : Pembentukan Struktur kelas (1)
34 Bab 34 : Pembentukan Struktur Kelas (2)
35 Bab 35 : Ditusuk Menggunakan Pulpen
36 Bab 36 : Kutukan??
37 Bab 37 : Pemberian dari Orang Misterius.
38 Bab 38 : Meminta Izin Untuk Bekerja
39 Bab 39 : Hari Pertama Bekerja
40 Bab 40 : Urus Dulu Pekerjaan Rumah
41 Bab 41 : Bagaimana dengan Permintaanku?
42 Bab 42 : Tinggal Bersama Pemilik Toko
43 Bab 43 : Gelang Berharga
44 Bab 44 : Kain Apa?
45 Bab 45 : Seminar di Sekolah XX
46 Bab 46 : Ketahuan Selingkuh?!
47 Bab 47 : Aku Belum Pernah Menjadi Orangtua, tapi Ibu Pernah Menjadi Seorang Anak
48 Bab 48 : Selamat Jalan
49 Bab 49 : Ajakan Nonton di Bioskop!
50 Bab 50 : Nonton di Bioskop
51 Bab 51: Menciptakan Kenangan di Pasar Malam
52 Bab 52 : Ayah Kemana?
53 Bab 53 : Orang Tua Larina Bercerai
54 Bab 54: Keluar Dari Rumah
55 Bab 55 : Diskusi Pojok Baca
56 Bab 56 : Sulap Ala Larina
57 Bab 57 : Pembuatan Proposal
58 Bab 58 : Dana Cair
59 Bab 59: Mau Bersepeda?
60 Bab 60
61 Bab 61: Sepasang Mata Mengawasi
62 Bab 62: Pakai Karyawan atau Tidak?
63 Bab 63 : Larina Ada di Rumah?
64 Bab 64 : Bolehkah Punya Rasa Lebih dari Teman?
65 Bab 65 : Diterima atau Ditolak?
66 Bab 66 : Mulai Banyak Yang Tertarik
67 Bab 67 : Cemburu?
68 Bab 68 : Orang Misterius
69 Bab 69 : Ajakan Makan Malam Bersama
70 Bab 70 : Makan Malam bersama
71 Bab 71 : Makan Malam Bersama part 2
72 pengumuman
73 Eps 72. Tikus dan Semut
74 Eps 73: Masalah akan mewarnai kisah hidup
75 Eps 74
76 Eps. 75
77 Eps. 76
78 Eps. 77 : Kecut.
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 : Adinda
2
Bab 2 : Masuk ke Dunia Novel
3
Bab 3 : Hari Pertama Sekolah dengan Tubuh Baru
4
Bab 4 : Membuat Seisi Kelas Terkejut atas Perubahan Dirinya
5
BAB 5 : Rindu Teman-teman di Dunia Nyata
6
Bab 6 : Penyelamatan yang Gagal
7
Bab 7 : Tidak Semua yang Kita Rencanakan Bisa Terlaksana dengan Mulus
8
Bab 8 : Larina Mendapat Hukuman Lagi
9
Bab 9 : Larina Butuh Hp
10
Bab 10 : Service Hp
11
Bab 11 : Doni Dkk Kembali Menganggu Larina
12
Bab 12 : Aku Ingin di Dekatmu!
13
Bab 13 : Hari Ulang Tahun Larina & Adinda
14
Bab 14 : Kado dari Ayah ~ Hp Baru
15
Bab 15 : Kriteria Mewakili Kelas dalam Lomba Cerdas Cermat
16
Bab 16 : Larina & Bapak Kepala Sekolah
17
Bab 17: Ujian Seleksi Dimulai
18
Bab 18 : Kemenangan Milik Larina
19
Bab 19 : Ceraikan Saja Ayahku
20
Bab 20 : Ketua Asli dari Kelompok Perempuan Pembully
21
Bab 21 : Kegagalan Lagi.
22
Bab 22 : Doni Menjenguk Larina??
23
Bab 23 : Permintaan Larina
24
Bab 24: Tetap Masuk Sekolah Walau Belum Sembuh Total.
25
Bab 25 : UKS
26
Bab 26 : Tidak Rindu Membullyku?
27
Bab 27: Membesuk Ayah Rafa
28
Bab 28 : Makan Berdua di Atap Sekolah
29
BAB 29
30
Bab 30 : Pembagian Raport
31
Bab 31: Libur Sekolah
32
Bab 32 : Kelas Baru
33
Bab 33 : Pembentukan Struktur kelas (1)
34
Bab 34 : Pembentukan Struktur Kelas (2)
35
Bab 35 : Ditusuk Menggunakan Pulpen
36
Bab 36 : Kutukan??
37
Bab 37 : Pemberian dari Orang Misterius.
38
Bab 38 : Meminta Izin Untuk Bekerja
39
Bab 39 : Hari Pertama Bekerja
40
Bab 40 : Urus Dulu Pekerjaan Rumah
41
Bab 41 : Bagaimana dengan Permintaanku?
42
Bab 42 : Tinggal Bersama Pemilik Toko
43
Bab 43 : Gelang Berharga
44
Bab 44 : Kain Apa?
45
Bab 45 : Seminar di Sekolah XX
46
Bab 46 : Ketahuan Selingkuh?!
47
Bab 47 : Aku Belum Pernah Menjadi Orangtua, tapi Ibu Pernah Menjadi Seorang Anak
48
Bab 48 : Selamat Jalan
49
Bab 49 : Ajakan Nonton di Bioskop!
50
Bab 50 : Nonton di Bioskop
51
Bab 51: Menciptakan Kenangan di Pasar Malam
52
Bab 52 : Ayah Kemana?
53
Bab 53 : Orang Tua Larina Bercerai
54
Bab 54: Keluar Dari Rumah
55
Bab 55 : Diskusi Pojok Baca
56
Bab 56 : Sulap Ala Larina
57
Bab 57 : Pembuatan Proposal
58
Bab 58 : Dana Cair
59
Bab 59: Mau Bersepeda?
60
Bab 60
61
Bab 61: Sepasang Mata Mengawasi
62
Bab 62: Pakai Karyawan atau Tidak?
63
Bab 63 : Larina Ada di Rumah?
64
Bab 64 : Bolehkah Punya Rasa Lebih dari Teman?
65
Bab 65 : Diterima atau Ditolak?
66
Bab 66 : Mulai Banyak Yang Tertarik
67
Bab 67 : Cemburu?
68
Bab 68 : Orang Misterius
69
Bab 69 : Ajakan Makan Malam Bersama
70
Bab 70 : Makan Malam bersama
71
Bab 71 : Makan Malam Bersama part 2
72
pengumuman
73
Eps 72. Tikus dan Semut
74
Eps 73: Masalah akan mewarnai kisah hidup
75
Eps 74
76
Eps. 75
77
Eps. 76
78
Eps. 77 : Kecut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!