Bab 3 : Hari Pertama Sekolah dengan Tubuh Baru

'Kruukkk krukkk' (bunyi perut) Adinda terbangun karena merasa sangat lapar, ia duduk di ranjang lalu menutup jendela karena sudah malam.

"Hooaaaammm," ia menguap sambil menggaruk lehernya yang gatal.

Adinda duduk di ranjang dan memijit pelipisnya. Ia sudah menyerah dan pasrah.

"Aku tidak tau lagi harus bagaimana," gumamnya.

☘Mulai sekarang Adinda kita panggil Larina dan akan berfokus pada kehidupan di dunia novelnya☘

Larina melihat dirinya yang sudah acak-acakan dan apek, ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Saat membuka baju ia menepuk jidatnya.

"Astaga, kotor sekali," ia mengeruk kotoran dalam pusarnya.

"Pasti gara-gara dia depresi, jadinya begini." imbuhnya.

Setelai selesai mandi ia langsung berganti pakaian dan duduk di ranjang sambil membawa seperangkat penghias wajah.

"Harusnya ia tidak pakai produk ini, ini hanya akan memperburuk jerawatnya,"

"Ini juga, ini tidak ampuh buat kulitnya Larina, tidak akan melembabkan kulitnya, huuffftt."

Pada akhirnya semua produk kecantikan kepunyaan Larina dibuang ke tempat sampah. Larina membuka pintu kamar untuk mengambil makanan.

"Yah, makanannya sudah tidak ada ya." Sambil menggaruk kepalanya.

Ia menarik nafas dalam-dalam dan melangkah keluar dari kamar.

"Kalau memang aku di dunia Novel, jam segini pasti Ayahnya Larina sedang menonton Tv.

Larina berjalan ke ruang keluarga dan mendapati Ayahnya sedang menonton Tv, ia menghela nafas dan sudah pasrah.

"Jika Larina mati, aku juga pasti ikut tamat. Oke! Aku harus mengubah alur ceritanya, aku tidak mau mati disini." Ucapnya pelan.

"A-Ayah,"

"Larina!" Ayah Larina langsung berlari dan memeluk dirinya.

"Ayah sangat khawatir padamu. Syukurlah kamu tidak apa-apa."

"Heheh, maaf ya. Anu, aku lapar," sambil mengadu kedua jari telunjukanya.

"Ayo, ayo kita makan. Ayah juga lapar."

"Apa Ayah belum makan?" Tanya Larina.

Ayah Larina menggeleng.

"Maafkan aku,"

"Tidak apa-apa. Ayo kita makan. Pasti kamu sangat lapar."

Larina mengangguk, ia di gandeng Ayahnya menuju ke dapur. Adinda yang berada dalam tubuh Larina merasa terenyuh saat tangannya di genggam oleh Ayah Larina, ia tiba-tiba merindukan sosok Ayahnya sendiri. Ayah Larina langsung mengambilkan nasi dan lauk dengan porsi banyak, Larina mengerutkan alisnya.

"Ayah, aku makan separuhnya saja."

"Nak, kamu belum makan sejak kemarin."

"Aku mau diet," celetuknya.

Ayah Larina tersenyum kikuk.

"Sudah ku bilang kan, palingan dia juga lama-lama keluar dari kamarnya. Ayah terlalu memanjakannya, sih."

"Malam, Ibu." Sapa Larina.

"Iya. Oh ya, itu porsimu kurangin, nanti makin gendut. Kita harus hemat juga bulan ini karena Ibu mau beli Hp baru,"

"Bu!"

"Ah benar kata Ibu, Yah." Larina mengambil piring lain dan mengurangi porsi makannya.

***

Larina menulis beberapa kejadian yang merupakan bagian alur novel yang ia baca dan tentunya kejadian itu akan menyakitinya. Ia juga mencatatnya untuk memastikan sekali lagi apakah ia benar-benar berada dalam tubuh toko utama dari novel yang ia baca.

"Oke, besok pagi aku pagi di sekolah pasti aku akan dicaci di kelas," Larina bersiap tidur, walau ia belum sepenuhnya menerima keadaannya sekarang.

☘☘☘

Keesokan harinya.

Larina yang sudah siap berangkat sekolah dan sudah pukul 06:30 tidak jadi berangkat.

"Cuci yang bener," ucap Ibunya sambil memainkan Hp.

"Iya, Bu."

***

Larina akhirnya telat dan harus memohon-mohon pada satpam agar dibukakan pintu gerbangnya. Larina menyemangati dirinya.

"Larina akan di bully lagi hari ini,"

gumamnya, ia kemudian berlari menuju kelasnya.

Benar saja ketika ia sampai di kelas, sekumpulan pembully sudah siap menunggu kedatangan Larina. Ia harus bersikap seperti Larina asli untuk mengetes apakah ia benar-benar akan di bully hari ini.

'Krieeet' Larina membuka pintu kelas dan melihat para pembully menyeringai padanya dan sudah menyiapkan sampah-sampah makanan.

"Masuk!" Perintah salah satu dari pembully bernama Doni.

"Huufftt oke, aku sekarang percaya bahwa aku terjebak didalam tubuh Larina dalam dunia novel, dan pasti alur kehidupanku akan sama seperti dalam novel itu. Aku harus benar-benar bisa menyelamatkan Larina, atau aku akan tamat bersamaan dengan kematiannya."

batin Larina.

"Woy, masuk woy!"

"Budeg kali dia,"

"Lah ngelamun dia cuy,"

'Tak tak tak' suara sepatu yang beradu dengan lantai keramik.

"Eh, Bu Mawar datang tuh," ucap salah satu temannya yang melihat dari jendela.

Doni tersenyum licik,

"Lah, kenapa dia di depan pintu begitu?" Gumam Bu Mawar.

Kurang beberapa langkah Bu mawar dibelakang Larina, Doni berlari ke belakang pintu. Setelah dirasa pas, Doni yang berada dibalik pintu mendorong Larina yang sedang melamun itu. Larina membulatkan mata saat Doni mendorongnya, Bu Mawar yang terkejut juga tidak bisa menghindar.

'Bruukk!'

"Kyaaaa!" Teriak keduanya,

Larina menabrak tubuh Bu Mawar sampai dia terpental, punggung Larina sakit karena mengenai sepatu Bu Mawar.

"Larina!"

"Maaf, Bu."

"Larina, astaga..." Bella keluar kelas untuk membantu Larina berdiri.

"Makasih," ucap Larina ketus.

Ia tau bahwa Bella merupakan salah satu dari teman kelasnya yang juga merupakan pelaku bullying, ia hanya pura-pura baik di depan gurunya itu.

Larina mengulurkan tangan untuk membantu Bu Mawar berdiri.

"Waduh, pasti aku akan dihukum!" Batin Larina.

"Gimana sih?!" Bu Mawar menepis uluran tangan Larina. Ia berdiri sambil memegangi pingganya yang sakit.

"Ngapain di pintu gitu? Ini sudah jam masuk!"

"Maafkan saya, Bu." Larina menundukkan kepala.

Para pembully ikut keluar kelas dan mengolok-ngolok Larina

"Hayoloh, Bu Mawar ketiban Bom!"

"Kasian lantainya, untung gak anjlok. Hahah!"

"Sudah-sudah, kalian masuk semua. Larina, kamu Ibu hukum. Berdiri di tengah lapangan upacara dan hormat menghadap tiang bendera.

"Tapi, Bu. Mereka yang salah. Mereka dorong saya, loh."

"Ini guru nyebelin banget sumpah, dia juga harus aku singkirkan," batin Larina

"Heh! Jangan membela diri. Cepat laksanakan hukumanmu itu," sambil memasang wajah tidak suka.

Larina menghela nafas dan menurutinya. Ia menjadi pusat perhatian dari kelas lain.

"Lah kenapa itu?"

"Tau, ribut tadi kelas XI B."

"Lebih baik fokus pada pelajaran, Pak Andi habis ini datang," ucap Rafa dari kelas XI A

"Iya-iya."

***

"Aku harus benar-benar bisa merubah alur semua ini. Harus! Larina, kau tidak boleh mati, karena kau adalah tokoh utama. Aku ada bersamamu!"

Terpopuler

Comments

Hanum Anindya

Hanum Anindya

awal sekolah bikin gemes sam teman teman larina.

2023-01-03

12

ALONE ⭕

ALONE ⭕

Seharusnya bekerja, tapi malah sekolah. tapi untung Adinda, eh Larina, adalah anak yang pandai

2022-11-24

13

Kangen ♋

Kangen ♋

huaaaa
kembali ke sekolah
bukannya senang'
semua begitu menyakitkan

2022-11-05

14

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Adinda
2 Bab 2 : Masuk ke Dunia Novel
3 Bab 3 : Hari Pertama Sekolah dengan Tubuh Baru
4 Bab 4 : Membuat Seisi Kelas Terkejut atas Perubahan Dirinya
5 BAB 5 : Rindu Teman-teman di Dunia Nyata
6 Bab 6 : Penyelamatan yang Gagal
7 Bab 7 : Tidak Semua yang Kita Rencanakan Bisa Terlaksana dengan Mulus
8 Bab 8 : Larina Mendapat Hukuman Lagi
9 Bab 9 : Larina Butuh Hp
10 Bab 10 : Service Hp
11 Bab 11 : Doni Dkk Kembali Menganggu Larina
12 Bab 12 : Aku Ingin di Dekatmu!
13 Bab 13 : Hari Ulang Tahun Larina & Adinda
14 Bab 14 : Kado dari Ayah ~ Hp Baru
15 Bab 15 : Kriteria Mewakili Kelas dalam Lomba Cerdas Cermat
16 Bab 16 : Larina & Bapak Kepala Sekolah
17 Bab 17: Ujian Seleksi Dimulai
18 Bab 18 : Kemenangan Milik Larina
19 Bab 19 : Ceraikan Saja Ayahku
20 Bab 20 : Ketua Asli dari Kelompok Perempuan Pembully
21 Bab 21 : Kegagalan Lagi.
22 Bab 22 : Doni Menjenguk Larina??
23 Bab 23 : Permintaan Larina
24 Bab 24: Tetap Masuk Sekolah Walau Belum Sembuh Total.
25 Bab 25 : UKS
26 Bab 26 : Tidak Rindu Membullyku?
27 Bab 27: Membesuk Ayah Rafa
28 Bab 28 : Makan Berdua di Atap Sekolah
29 BAB 29
30 Bab 30 : Pembagian Raport
31 Bab 31: Libur Sekolah
32 Bab 32 : Kelas Baru
33 Bab 33 : Pembentukan Struktur kelas (1)
34 Bab 34 : Pembentukan Struktur Kelas (2)
35 Bab 35 : Ditusuk Menggunakan Pulpen
36 Bab 36 : Kutukan??
37 Bab 37 : Pemberian dari Orang Misterius.
38 Bab 38 : Meminta Izin Untuk Bekerja
39 Bab 39 : Hari Pertama Bekerja
40 Bab 40 : Urus Dulu Pekerjaan Rumah
41 Bab 41 : Bagaimana dengan Permintaanku?
42 Bab 42 : Tinggal Bersama Pemilik Toko
43 Bab 43 : Gelang Berharga
44 Bab 44 : Kain Apa?
45 Bab 45 : Seminar di Sekolah XX
46 Bab 46 : Ketahuan Selingkuh?!
47 Bab 47 : Aku Belum Pernah Menjadi Orangtua, tapi Ibu Pernah Menjadi Seorang Anak
48 Bab 48 : Selamat Jalan
49 Bab 49 : Ajakan Nonton di Bioskop!
50 Bab 50 : Nonton di Bioskop
51 Bab 51: Menciptakan Kenangan di Pasar Malam
52 Bab 52 : Ayah Kemana?
53 Bab 53 : Orang Tua Larina Bercerai
54 Bab 54: Keluar Dari Rumah
55 Bab 55 : Diskusi Pojok Baca
56 Bab 56 : Sulap Ala Larina
57 Bab 57 : Pembuatan Proposal
58 Bab 58 : Dana Cair
59 Bab 59: Mau Bersepeda?
60 Bab 60
61 Bab 61: Sepasang Mata Mengawasi
62 Bab 62: Pakai Karyawan atau Tidak?
63 Bab 63 : Larina Ada di Rumah?
64 Bab 64 : Bolehkah Punya Rasa Lebih dari Teman?
65 Bab 65 : Diterima atau Ditolak?
66 Bab 66 : Mulai Banyak Yang Tertarik
67 Bab 67 : Cemburu?
68 Bab 68 : Orang Misterius
69 Bab 69 : Ajakan Makan Malam Bersama
70 Bab 70 : Makan Malam bersama
71 Bab 71 : Makan Malam Bersama part 2
72 pengumuman
73 Eps 72. Tikus dan Semut
74 Eps 73: Masalah akan mewarnai kisah hidup
75 Eps 74
76 Eps. 75
77 Eps. 76
78 Eps. 77 : Kecut.
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 : Adinda
2
Bab 2 : Masuk ke Dunia Novel
3
Bab 3 : Hari Pertama Sekolah dengan Tubuh Baru
4
Bab 4 : Membuat Seisi Kelas Terkejut atas Perubahan Dirinya
5
BAB 5 : Rindu Teman-teman di Dunia Nyata
6
Bab 6 : Penyelamatan yang Gagal
7
Bab 7 : Tidak Semua yang Kita Rencanakan Bisa Terlaksana dengan Mulus
8
Bab 8 : Larina Mendapat Hukuman Lagi
9
Bab 9 : Larina Butuh Hp
10
Bab 10 : Service Hp
11
Bab 11 : Doni Dkk Kembali Menganggu Larina
12
Bab 12 : Aku Ingin di Dekatmu!
13
Bab 13 : Hari Ulang Tahun Larina & Adinda
14
Bab 14 : Kado dari Ayah ~ Hp Baru
15
Bab 15 : Kriteria Mewakili Kelas dalam Lomba Cerdas Cermat
16
Bab 16 : Larina & Bapak Kepala Sekolah
17
Bab 17: Ujian Seleksi Dimulai
18
Bab 18 : Kemenangan Milik Larina
19
Bab 19 : Ceraikan Saja Ayahku
20
Bab 20 : Ketua Asli dari Kelompok Perempuan Pembully
21
Bab 21 : Kegagalan Lagi.
22
Bab 22 : Doni Menjenguk Larina??
23
Bab 23 : Permintaan Larina
24
Bab 24: Tetap Masuk Sekolah Walau Belum Sembuh Total.
25
Bab 25 : UKS
26
Bab 26 : Tidak Rindu Membullyku?
27
Bab 27: Membesuk Ayah Rafa
28
Bab 28 : Makan Berdua di Atap Sekolah
29
BAB 29
30
Bab 30 : Pembagian Raport
31
Bab 31: Libur Sekolah
32
Bab 32 : Kelas Baru
33
Bab 33 : Pembentukan Struktur kelas (1)
34
Bab 34 : Pembentukan Struktur Kelas (2)
35
Bab 35 : Ditusuk Menggunakan Pulpen
36
Bab 36 : Kutukan??
37
Bab 37 : Pemberian dari Orang Misterius.
38
Bab 38 : Meminta Izin Untuk Bekerja
39
Bab 39 : Hari Pertama Bekerja
40
Bab 40 : Urus Dulu Pekerjaan Rumah
41
Bab 41 : Bagaimana dengan Permintaanku?
42
Bab 42 : Tinggal Bersama Pemilik Toko
43
Bab 43 : Gelang Berharga
44
Bab 44 : Kain Apa?
45
Bab 45 : Seminar di Sekolah XX
46
Bab 46 : Ketahuan Selingkuh?!
47
Bab 47 : Aku Belum Pernah Menjadi Orangtua, tapi Ibu Pernah Menjadi Seorang Anak
48
Bab 48 : Selamat Jalan
49
Bab 49 : Ajakan Nonton di Bioskop!
50
Bab 50 : Nonton di Bioskop
51
Bab 51: Menciptakan Kenangan di Pasar Malam
52
Bab 52 : Ayah Kemana?
53
Bab 53 : Orang Tua Larina Bercerai
54
Bab 54: Keluar Dari Rumah
55
Bab 55 : Diskusi Pojok Baca
56
Bab 56 : Sulap Ala Larina
57
Bab 57 : Pembuatan Proposal
58
Bab 58 : Dana Cair
59
Bab 59: Mau Bersepeda?
60
Bab 60
61
Bab 61: Sepasang Mata Mengawasi
62
Bab 62: Pakai Karyawan atau Tidak?
63
Bab 63 : Larina Ada di Rumah?
64
Bab 64 : Bolehkah Punya Rasa Lebih dari Teman?
65
Bab 65 : Diterima atau Ditolak?
66
Bab 66 : Mulai Banyak Yang Tertarik
67
Bab 67 : Cemburu?
68
Bab 68 : Orang Misterius
69
Bab 69 : Ajakan Makan Malam Bersama
70
Bab 70 : Makan Malam bersama
71
Bab 71 : Makan Malam Bersama part 2
72
pengumuman
73
Eps 72. Tikus dan Semut
74
Eps 73: Masalah akan mewarnai kisah hidup
75
Eps 74
76
Eps. 75
77
Eps. 76
78
Eps. 77 : Kecut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!