Susu Stroberi

Sheilla POV

Hari ini adalah hari yang aneh. Padahal selama dua minggu kemarin aku bisa bernapas lega karena kak Alan mengabaikanku. Seharusnya aku tidak punya hubungan apa-apa dengannya, tapi tiba-tiba saat aku pulang dia memintaku ikut dengan mobilnya lalu memberikanku kaos kaki dan tiba-tiba memelukku dan menangis. Kini ia tertidur lelap di bahuku. Matanya bengkak. Memangnya kenapa dia bisa nangis sesedih itu, sih? Masa iya beneran gara-gara aku tidak menganggapnya? Dia duluan yang mengabaikanku, kenapa malah dia yang merasa jadi korban?

Dia adalah playboy kelas kakap. Aku sudah tahu itu. Beberapa kali aku memergoki dia selingkuh. Berbeda dengan kak Andra dan Kak Alvin yang sering gonta-ganti pacar, kalau kak Alan itu berani pacaran dengan dua orang sekaligus atau bahkan lebih. Padahal dia masih kelas tiga SMP, tapi sikapnya sudah begitu. Dia benar-benar kacau. Apa orang tuanya tidak pernah menegurnya? Kalau itu aku, aku sudah dikurung di rumah selama tujuh tahun.

"Stop, mom.., please..., Stop...," Tiba-tiba dia bersuara, membuat aku kaget, apa dia bangun, aku langsung memandang wajahnya. Matanya masih tertutup rapat. Apa dia mengigau?

"Mom...," Ia merintih sambil memanggil ibunya, aku hanya bisa mengusap-usap pundaknya. Adikku juga suka mengigau, aku sering melakukan ini agar ia kembali terlelap.

"Kayaknya Non sayang sama Den Alan, ya...," Tiba-tiba bapak supir berkomentar.

"Eh, uhm.., enggak juga, pak..., Biasa aja." Kataku. Memang itu perasaanku yang sebenarnya. Aku tidak memiliki perasaan apapun pada laki-laki super ganteng ini.

"Oh,iya Non..., Abis ini belok mana?"

"Belok kanan, pak, rumah ketiga, itu rumah saya." Kataku.

Aku menyenderkan kepala kak Alan ke Sandaran kursi mobil. Sebenarnya aku agak iba melihat wajahnya, tapi bukan saatnya aku mengasihaninya.

"Makasih,ya pak. Saya titip terimakasih juga buat kak Alan." Kataku.

"Iya, non."

Aku langsung keluar dari mobil itu lalu berjalan agak sedikit jauh dari sana. Aku tidak ingin kak Alan tahu dimana rumahku. Setidaknya aku harus berjalan 700 Meter lagi untuk sampai ke rumahku.

*

Aku memandang wajahku yang baru saja aku cuci. Sepertinya wajahku ini telah kembali seperti sebelum aku mengalami pubertas. Ini semua karena Reyna ribut dengan wajahku yang kusam dan berjerawat sehingga dia memberikan aku perawatan wajah intensif dan sekarang wajahku sudah lebih baik setelah dua minggu. Kak Alan sadar gak, ya?

Aku langsung menepuk kedua pipiku,

"Sebenarnya apa yang aku harapkan??" Kataku berusaha menyadarkan diri.

"Sadarlah Shei..., Kamu harus sadar, kalau tipe cewek kak Alan tuh kayak Kak Kania. Hemm.." tiba-tiba baru teringat uang kak Alan yang masih ada di kantongku.

"Ah.., sepertinya aku tau cara mengembalikannya...," Kataku.

*

Keesokan harinya, aku duduk di bangku kantin sambil menghentakkan kakiku. Kenapa kak Alan lama sekali munculnya, sih?

"Woy..., Sera...," sudah pasti itu suara kak Alvin. Aku hanya diam saja sambil menikmati susu stroberi ku.

"Ish..., Woy, Siapa, sih nama lu, gendut !!!" Kata kak Alvin lagi.

Tiba-tiba ada orang yang menepuk pundakku,

"Woy !" Sudah pasti kak Alvin adalah pelakunya, aku terhenyak sampai kaget. Aku menoleh, dan rupanya kak Alvin sudah menatapku dengan mata sipitnya itu,

"Lu dipanggil sok-sokan gak denger lagi...," Katanya kesal lalu bertopang dagu dan masih menatapku,

"Ooh..., Kakak manggil aku?" Kataku pura-pura tidak tahu. Sebenarnya ini bentuk perlawananku yang tidak suka dipanggil bukan dengan namaku.

"Sekarang gue tanya, sebenarnya nama lu siapa?" Tanya kak Alvin.

"Sheilla." Jawabku.

"Ah.., itu.., tadi gue mau manggil itu, tapi lupa, hehe.., sorry,ya..,"

Kak Alvin minta maaf. Sepertinya penilaianku salah terhadapnya,

"Ngomong-ngomong lu baik-baik aja? Lu di sini lagi nungguin Alan,ya?" Tanyanya.

"I,iya.., baik-baik aja...," Kataku. Sebenarnya aku tidak mengerti kenapa tiba-tiba dia datang dan sok perhatian begini.

"Fiuh.., gue sempet khawatir kemaren, soalnya Kania udah keteraluan banget sama elu."

Aku menaikkan alis sebelah, emangnya dia punya alasan apa buat mengkhawatirkan aku?

"Lu bawa hape lu gak?" Tanyanya tiba-tiba.

"Hah?"

"Duuh.., gue minta nomor lu.., atau mana sini telapak tangan lu !" Katanya langsung mengambil telapak tanganku dan mengeluarkan pulpen dari sakunya. Ia lalu menulis sesuatu di tanganku,

"Save nomor gue. Kalo lu butuh gue, lu bisa hubungin gue pake nomor itu...,"

Aku menatapnya heran,

"Oke." Kataku. Lalu tiba-tiba matanya teralihkan,

"Tuh, cowok lu Dateng...," Katanya.

"Eh, serius?" Mataku ini langsung bisa menangkap keberadaan kak Alan,

"Kak, kakak mau bantuin aku,kan?"

Kak Alvin langsung tersenyum miring,

"Iya...,"

"Kalo gitu, jagain kak Alan, harus duduk di sini sampe aku balik." Kataku.

"Oke..," kata kak Alvin. Aku langsung beranjak dan pergi.

Diam-diam kak Alvin tersenyum,

"Beneran menarik banget, sih nih cewek, meskipun emang gak secantik cewek-cewek lainnya...,"

*

Alan POV

Aku memakan roti bakar di samping Alvin yang memaksaku untuk duduk dengannya,

"Ngapa dah lu? Sebenarnya gue harus nunggu siapa,sih?"

"Yah.., tunggu aja...," Kata Alvin mulai ngaco dan matanya itu mulai melihat kemana-mana,

"Kak Alvin!" Tiba-tiba aku mendengar suara Sheilla. Tunggu, sejak kapan aku mengenali suaranya? Dan kenapa dia malah menyebut nama Alvin? Cowoknya itu,kan aku !!

"Makasih, ya kak Alvin..., Nih aku kasih kakak susu rasa baru, rasa mocca." Kata Sheilla sambil memberikan susu kotak itu pada Alvin.

"Woah.., lu emang tau yang namanya balas Budi,ya..," kata Alvin menerimanya begitu saja di depanku. Apa anak ini berniat menikungku? Tunggu, bukankah biasanya dia juga ikutan mengganggu pacarku. Sadarlah Alan.

"Ehm !!" Kataku menegur mereka, seolah dunia milik mereka berdua.

"Oh,iya.., kak Alan.., ini susu stroberi buat kak Alan." Dia menyodorkan susu stroberi lagi padaku. Kenapa? Apa karena kejadian di mobil kemarin?

"Lu jadi sok perhatian sama gue cuman gara-gara gue cowok lu?" Tanyaku, harusnya dia langsung mati gaya.

"Ah.., makasih kemarin kakak udah nganterin aku sampe rumah. Aku jadi gak keluar ongkos."

"Woah.., sumpah !!! Apa ini yang namanya memanfaatkan pacar?? Wahaha...," Sialan si Alvin ini. Aku langsung mengambil susu stroberi yang diberikan Sheilla dan meminumnya,

"Uhm.., kalo gak mau nganterin lagi gak apa-apa,kok. Aku lebih suka jalan kaki." Kata Sheilla. Apa dia berusaha menghiburku sekarang.

"Woy.., berisik lu, Vin !!" Kataku.

"Haduh, Lan, Lan..., Parah dah kali ini cewek lu. Hahaha...," Kata Alvin merasa menang.

"Kak Alan..," tiba-tiba Sheilla memanggil namaku membuat si Alvin berhenti tertawa,

"Istirahat yang cukup,ya.., dan semoga kak Alan selalu bahagia." Kata Sheilla sambil menatap mataku. Kali ini bukan tatapan tajam yang ia berikan, tetapi tatapan itu berhasil membuat badanku seolah merasa disengat oleh listrik. Ia lalu beranjak,

"Aku pergi dulu,ya..," pamitnya lalu pergi begitu saja di saat aku belum sempat berkata-kata.

Kenapa kalimatnya barusan seolah seperti dia tahu masalah yang selama ini aku sembunyikan? Apa aku mengigau saat tidur di mobil kemarin?

"Woy, Lan..," tiba-tiba Alvin memanggilku.

"Apa?" Kataku yang masih kesal padanya. Untungnya Sheilla tidak mudah tersinggung dengan kata-katanya tadi.

"Kalo lu udah bosen sama Sheilla. Boleh,kan Sheilla buat gue?" Pertanyaan nya itu memancing amarahku dan membuatku menarik kerah bajunya,

"Eh,eh.., gu,gue bercanda, bro...," Katanya. Aku langsung melepaskan kerah bajunya,

"Tapi lu aneh, dah.., bukannya lu mau buang dia gitu aja ?" Tanya Alvin.

"Ah, berisik lu !" Kataku lalu pergi meninggalkannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!