Bel istirahat berbunyi semua murid SMA DIAMOND INTERNASIONAL SCHOOL ( DIS) berbondong bondong menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah berbunyi.
Vanessa berjalan dengan santainya menuju kantin yang jarak nya cukup jauh dari kelasnya, Saat melewati koridor menuju kantin vanessa di hadang oleh sekelompok perempuan yang menatap remeh ke arahnya
"wah wah siapa ini"
"kebetulan yang sangat menguntungkan"
"hei lo mau kekantin kan, bareng kita kita aja"
"hari ini lo mau makan apa vanessa biar nanti gue yang mesan dan lo yang bayar, adil kan"
Mendengar hal itu vanessa hanya diam saja tidak menanggapi omong mereka, tanpa menjawab sepatah kata sedikit pun vanessa melangkah pergi.
"hei hei kenapa lo mengabaikan kita"
"vanessa lo mau kemana, Nggak mau bareng sama kami"
"berisik bisakah kalian diam, Makan bersama kalian ck sorry nggak lavel" dengan nada mengejek vanessa menjawab omong mereka, Sontak hal tersebut membuat mereka kaget tidak seperti biasanya vanessa menolak mereka.
"gue bukan atm berjalan kalian, dan gue juga tidak sebodoh yang kalian pikirkan, Makan bersama lo yang memesan dan gue yang bayar Adil kan cih adil adil pantat mu" perkataan yang baru saja terlontar dari mulut vanessa membuat mereka tambah syok, pertama kalinya mereka mendengar vanessa berbicara kasa seperti itu.
"van lo baik-baik saja, ini nggak seperti lo biasanya"
"lo ada masalah ya, Cerita aja sama kita kita"
"iya kami pasti mendengarkan karena kita teman"
"benarkah kalian menganggap gue teman buka atm berjalan kalian, hahaha lucu sekali selama ini sikap kalian tidak menunjukkan jika kita itu teman, gue malah merasa gue ini seperti atm buat kalian."
"kenapa lo ngomong kek gitu, Oh lo pasti kesel karena kami jarang traktir lo ya tenang aja hari gue yang akan traktir lo bisa makan sepuasnya, Oke"
"Lucy hentikan omong kosong lo itu, gue muak mendengar omong lo oke"
Vanessa melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda karena pembicaraan yang menurutnya tidak penting.
Di kantin vanessa duduk di pojok ruangan dengan makanan yang terkesan sederhana, Tak berselang lama saat vanessa sedang asik menyantap makanannya datang beberapa cowok menghampiri mejanya.
"boleh gabung van"
"boleh lah masa nggak boleh apa lagi disini ada ayang gantengnya vanessa"
Tanpa menunggu persetujuan dari vanessa mereka langsung duduk dan menyatap makan siang mereka masing-masing. Vanessa menatap mereka satu persatu dengan tatapan datar miliknya.
"kenapa lo melihat kami seperti itu, apa ada yang salah"
"dimana sopan santun kalian, Kalian meminta izin untuk duduk disini tapi kalian tidak menunggu persetujuan gue dan kalian langsung duduk saja, Apa tadi kali hanya basa basi meminta izin"
"hei memangnya kenapa, biasanyakan lo seneng seneng aja"
"jangan marah gitu lah, meja di lain penuh jadi kami duduk disini"
"terserah" vanessa bangun dari duduknya lalu pergi meninggalkan meja makanya.
"ada dengannya hari ini, tidak biasa dia seperti itu"
"biasa dia kegeringan saat bisa makan bareng sama lo gab"
"apa jangan jangan dia sudah move on dari lo gab"
"jangan asal ngomong deh lo bar, lo kan tau sebucin apa vanessa sama sahabat kita ini"
"berisik, gue mau makan dengan aja susah"
"nah loh gabriel ngamuk, gue kaga tanggung jawab ya"
Vanessa yang baru saja pergi dari kantin melangkah menuju perpustakaan dia ingin mencoba mencari buku tentang transmigrasi, Bukan transmigrasi perpindahan penduduk dari suatu daerah menuju ke daerah lainnya tapi transmigrasi jiwa.
Vanessa juga tidak yakin jika ada buku yang bisa menjelaskan hal tersebut tapi vanessa bertekad untuk mencari buku tersebut walaupun hasilnya adalah nihil.
.
.
.
Perpustakaan yang mewah dan besar bejejer rak rak yang di penuhi oleh buku, vanessa masuk kedalam perpustakaan tersebut mencoba mencari buku yang bisa menjelaskan kondisinya ini secara ilmiah.
Vanessa memeriksa setiap rak yang ada dan mencari buku yang cocok untuknya namu sudah 10 menit vanessa masih belum bisa menemukan buku yang sesuai dengan keadaanya saat ini, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi mengingat hal itu membuat vanessa frustrasi karena belum bisa menemukan buku yang dia cari
"buku apa yang lo cari" mendengar suara yang berada di sampingnya sontak membuat vanessa menoleh kesamping dan melihat seorang cowok dengan tinggi 187 cm memilik mata sipit yang cantik menurut vanessa, cowok tersebut juga memiliki lesung pipi yang menambah ketampananya.
"gue sedang mencari buku tentang transmigrasi" mendengar jawaban dari vanessa membuat cowok tersebut mengangkat sebelah alisnya bertanya, vanessa yang paham memberikan penjelasan yang lebih mendetail
"bukan transmigrasi perpindahan penduduk dari suatu daerah menuju ke daerah lainnya tapi transmigrasi tentang perpindahan jiwa gitu" entah kenapa vanessa merasa sedikit malu saat memberikan jawaban terakhir, cowok tersebut hanya mengangguk mengerti lalu pergi kesalahan satu rak buku mengambil sebuah buku dan memberikannya pada vanessa.
"buku seperti ini yang lo carikan"
"iya akhirnya gue ketemu juga, thaks ya udah nolongin gue"
"hmm bel sudah mau berbunyi sebaiknya lo segera balik ke kelas"
"oke, gue pergi dulu terimakasih atas pertolongannya" vanessa pergi meninggalkan ruang perpustakaan dengan hati yang gembira karena berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan.
Vanessa masuk kedalam kelas dan langsung duduk di kursinya, sambil menunggu kedatangan guru vanessa memutuskan untuk membaca buku tersebut.
Buku tersebut berwana coklat muda terdapat tulisan berwarna emas, terlihat usang namu masih layak untuk digunakan.
Vanessa membuka buku tersebut dan membacanya.
Karena terlalu serius membaca buku tersebut vanessa tidak menyadari jika guru sudah memasuki kelasnya, vanessa tersadar saat mendengar suara teman sekelasnya yang menegur.
Saat pelajaran berlangsung vanessa lagi lagi tidak bisa fokus pikirannya masih di penuhi oleh transmigrasi yang di alaminya.
"menurut pemahaman gue saat membaca buku ini,nggak ada yang gue pahami sama sekali gue pikir buku ini bisa menjelaskan kondisi yang gue alami saat ini tapi ternyata buku ini adalah sebuah novel tentang time travel akhh sialan tuh cowok" vanessa hanya bisa menjerit di batinya, rasanya vanessa ingin membenturkan kepala cowok tersebut karena telah salah memberikan buku untuknya.
"kalo gue ketemu lagi ama tuh cowok fiks bakal gue geplak tuh palanya" vanessa menghembuskan nafas kasar, wajahnya sekarang terlihat sangat frustrasi, sepertinya vanessa harus bekerja exstra untuk menemukan buku yang dia cari.
"hufff gue harus ke perpustakaan lagi, apa ada yang bisa menjelaskan ini secara ilmiah karena bagi gue ini di luar nalar gue"
Vanessa menjatuhkan kepalanya kemeja moncoba merelaksasi otaknya yang sedang panas karena berpikir terlalu keras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Ezar Faruq
pecuma kalo lo vari vanessa karna trasmigrasi itu cuma ada dinovel
2023-12-23
0
Frando Kanan
lo gk ksh penjelasan yg msk akal
2023-03-03
0
bunda syifa
maaf ka' klo boleh usul, coba lebih d perhatikan lagi nulis nya soalnya banyak typo sama kadang ada yg kurang kata
2023-02-18
2