Salah Sasaran.

Sakya berjalan keluar dari kamar mandi dengan langkah perlahan, dia menelan ludahnya kasar, mengetahui jika ternyata dia telah salah menargetkan orang.

Baru saja dia mendekati ranjang, wanita di depannya itu melenguh dan langsung mendudukkan dirinya, dia meregangkan tubuhnya tanpa sadar tubuhnya yang polos itu terekspos bebas.

Melihat pemandangan menggiurkan di depannya itu, membuat dia kembali menelan ludahnya dengan susah payah, dari arah samping dia melihat kedua bongkahan yang menjadi permainannya semalam, melambai seolah minta untuk dimainkan lagi.

Otak kotornya terus bekerja, hingga tidak sadar jika saat ini tengah menghadapi hal serius di depannya.

"AAAAHHHHH!"

Suara nyaring yang nyaris membuat gendang telinganya pecah itu, menyadarkan Sakya dari lamunan kotornya, Dia melihat wanita itu, kini sudah menutupi tubuhnya dengan selimut lagi dan menatapnya dengan tajam. Seolah ingin menelannya hidup-hidup.

"Kamu!"

"Kamu!"

Sakya dan Larei berbicara dengan bersamaan, saat dapat melihat wajah masing-masing dengan sangat jelas.

"B*rengsek, apa yang kamu lakukan padaku hah!" jerit Larei turun dari ranjang, dengan selimut yang membungkus tubuhnya itu.

"Kamu bagaimana bisa itu kamu," ucap Sakya tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Laki-laki s*alan, b*rengsek, kurang ajar, baj*ngan!" Maki Larei sambil mengambil satu per satu pakaiannya yang berserakan di atas lantai.

Tanpa melihat ke arah Sakya dia memasuki kamar mandi, dengan umpatan dan makian yang terus dia layangkan pada pria yang kini masih membatu di tempatnya.

"Kenapa jadi dia, ya ampun jadi semalam aku sama dia, bukan sama wanita incaranku itu, oh s*al."

Sakya memukul kepalanya sendiri. Merutuki kebodohannya karena harus terlibat dengan wanita yang selalu dia hindari dari dulu.

Tak lama kemudian, Larei keluar dari kanar mandi dengan sudah mengenakan gaun yang semalam, wanita itu masih melayangkan tatapan tajamnya.

"Untuk masalah semalam aku akan ganti rugi, kamu tinggal tuliskan nomor rekeningmu, karena aku tidak punya uang cash," ucap Sakya dengan santai.

"Kamu pikir aku p*lacur hah! Setelah dipakai langsung dibayar dan dibuang gitu aja!" tekan Larei dengan tatapan tajamnya.

Dia merasa terhina dengan apa yang Sakya ucapkan itu, seolah dia adalah wanita malam yang menjual dirinya.

"Terus kamu mau apa, itu sudah terlanjur terjadi, lagian aku juga tidak bisa mengembalikan keperawaananmu, aku juga tidak mau menikah denganmu."

Larei mengepalkan tangannya dengan kuat, mendengar ucapan santai dari pria di depannya.

"Siapa juga yang mau nikah sama laki-laki br"engsek kayak kamu, aku tidak sudi!" sinis Larei.

"Terus kamu mau apa? Atau kamu mau operasi selap*t dara, baiklah kalau gitu kamu cari saja tempat untuk operasinya, biar aku yang tanggung biayanya."

Sungguh kemarahan Larei semakin meningkat mendengar ocehan dari pria di depannya itu. Darahnya terasa mendidih, hingga kepalanya terasa panas.

Larei begerak mendekati Sakya yang masih menatapnya dengan tenang, tanpa ada rasa bersalah sedikit pun, wanita itu baru ingat, siapa pria di depannya itu.

Seorang playboy yang pasti sudah terbiasa melakukan hal itu, hingga itu tidak masalah baginya, berbeda dengan dirinya yang baru pertama kali.

Setelah berhadapan dengan Sakya, tanpa babibu, Larei menendang barang kebanggaan pria itu dengan sekuat tenaga, menggunakan lututnya.

"Aakkkkhhhh!" jeritan kesakitan dari pria di depannya itu membuat Larei tertawa puas.

"Wanita s*alan, apa yang kamu lakukan hah!" bentak Sakya sambil berguling di lantai, sambil memegangi benda kebanggaannya itu yang terasa seakan putus dari tempatnya.

"Rasain, itu pantas untuk laki-laki b*rengsek sepertimu, kamu pikir uang bisa membeli harga diri orang apa!" Larei tersenyum sinis melihat wajah merah Sakya karena menahan sakit itu.

"S*alan, asal kamu tau, semalam aku tidak sepenuhnya salah, kamu juga memohon-mohon agar dipuaskan!" geram Sakya.

"Itu pasti karena kamu sudah menyuruh pelayan untuk memasukkan sesuatu ke minumanku," desis Larei.

Larei kemudian mengambil beberapa lembar uang recehan yang selalu dia pakai untuk membayar parkir dari dalam tas kecilnya, dia kemudian melemparkan uang receh itu ke muka Sakya

"Kalau aku memang memohon padamu untuk minta dipuaskan, maka itu bayaran untukmu."

Larei kemudian mulai melangkahkan kakinya akan pergi dari sana, meninggalkan Sakya yang masih kesakitan.

Tidak hanya sampai di sana, Larei juga menyempatkan dirinya menginjak ujung kaki Sakya untuk meredakan amarahnya, hingga pria itu kembali mengaduh.

"Dasar wanita bar-bar. Aku sumpahin kamu jadi perawan tua!" teriak Sakya saat Larei akan menggapai pintu, hingga wanita itu menghentikan langkahnya.

"Dasar, penjahat kelamin, aku sumpahin barang rongsokan kamu itu tudak pernah berfungsi lagi, hingga tidak akan merusak anak orang terus," sahut Larei dengan nada meledeknya.

"Hey, apa yang kamu sebut rongsokan wanita bar-bar!" teriak Sakya tidak terima dengan apa yang Larei ucapkan itu.

Aset kebanggaannya disebut rongsokan, juga disumpahin tidak berfungsi lagi, memikirkan hal itu membuat kemarahan Sakya kian memuncak.

"Dasar wanita gila!" bentak Sakya, melihat pintu kamar yang sudah tertutup.

Dia kemudian menelepon Isam, agar ke kamarnya itu, dia benar-benar dia bisa berdiri dengan benar saat ini, aset berharganya benar-benar terasa ngilu.

Ditambah kakinya yang baru saja diinjak oleh heels yang Larei kenakan, hingga kakinya itu tampak memerah.

Sakya berusaha mendudukkan dirinya, dengan napas yang memburu, dia melihat uang receh pecahan lima ribu, serta dua ribu yang berserakan di lantai itu semakin membuatnya kesal.

Harga dirinya benar-benar dijatuhkan oleh seorang wanita, tidak hanya merendahkan harga dirinya, wanita itu juga telah menjatuh harga diri aset berharganya yang dia sebut sebagai barang rongsokan.

"Dasar wanita jadi-jadian, apa kamu tidak ingat semalam bahkan m*ndesah dengan kencang saat di puaskan oleh barang yang kamu sebut rongsokan ini," desis Sakya menatap ke arah asetnya yang tertutup oleh jubah mandi itu dengan kasihan.

Tak lama kemudian terdengar suara bel pintu kamarnya itu berbunyi, dia pun berteriak agar orang yang menekan bel itu untuk masuk ke kamarnya.

"Ya ampun Sak, kenapa kamu duduk di lantai?" tanya Gamya menatapnya dengan heran, begitu pun dengan Isam.

Isam menatap ke setiap sudut kamar itu, seolah tengah mencari sesuatu.

"Di mana wanita itu?" tanya Isam pada Sakya.

"Sudah pergi," sahut Sakya ketus.

"Oh, cepet amet perginya," sahut Isam lagi manggut-manggut.

"Sudah jangan banyak bicara, cepat papah aku ke kamar mandi, aku mau mandi dulu, biar bisa pulang," ucap Sakya mengulurkan tangannya, agar kedua sahabatnya itu mau membantunya berdiri.

"Manja banget sih Sak, lagian kenapa kamu bisa lesehan di lantai begitu?" Isam dan Gamya bergerak membatunya berdiri, lalu membawanya ke kamar mandi.

"Ceritanya panjang," sahut Sakya yang malas untuk menceritakan apa yang terjadi barusan, lebih tepatnya, dia malu jika sahabatnya tahu.

"Cepatlah mandinya, kita tunggu di sini," ucap Gamya setelah dia masuk ke kamar mandi.

Sementara Isam mengambil satu per satu pakaian Sakya yang berserekan, lalu memberikannya pada pria itu.

Beberapa menit kemudian Sakya keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah melekat di tubuhnya.

Dia tidak menyangka, jika kekuatan wanita yang lebih kecil darinya itu, ternyata benar-benar kuat, hingga tadi dia merasa jika asetnya benar-benar terasa akan lepas dari tempatnya.

"Kaki kamu kenapa?" tanya Gamya karena melihat Sakya yang berjalan dengan pincang.

"Hanya keseleo," alibi Sakya.

"Ini kenapa banyak uang receh?" tanya Isam sambil memunguti uang receh itu.

"Ayok kita pulang, biarkan saja itu," sahut Sakya yang langsung berjalan keluar dari kamar itu, dengan langkah pincangnya.

"Kenapa tuh anak?" tanya Isam menatap Gamya dengan heran, karena melihat mood Sakya sepertinya buruk.

"Entahlah," sahut Gamya mengangkat bahunya acuh.

Mereka pun akhirnya berjalan mengikuti Sakya keluar dari kamar itu, meninggalkan tempat yang menyisakan kenangan menyenangkan juga menyebalkan bagi Sakya itu.

Terpopuler

Comments

Fitria Trimalasari

Fitria Trimalasari

dagelan🤣🤣🤣🤣

2023-10-23

0

Berry 🦖

Berry 🦖

perawan tua? Bukannya keperawanannya sudah kamu ambil, bang? 😦

2023-05-09

0

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

nikmati aja lah Sakya...kan semalam jg menikmati😅😅😅

2022-11-17

1

lihat semua
Episodes
1 Menjerat Wanita Incaran
2 Kemenangan Sakya.
3 Salah Sasaran.
4 Buah dari ONS.
5 Apa yang Harus Kulakukan?
6 Mual yang Berlanjut.
7 Memberanikan Diri
8 Tidak Mengatakan yang Sebenarnya.
9 Keanehan pada Sakya
10 Bercerita
11 Perjodohan yang Gagal.
12 Bertemu Lagi.
13 Mengerjai Sakya
14 Aditya Luluh
15 Pertemuan Aditya dan Fahar
16 Kesepakatan Aditya dan Fahar
17 Pelanggan Setia
18 Kebenaran yang Sakya Ketahui
19 Menemui Larei
20 Berniat Bertanggung Jawab
21 Memutuskan Hubungan.
22 Membujuk Larei.
23 Lamaran
24 Memulai Hidup Baru
25 Kehadiran Sang Mantan
26 Tidur di Lantai
27 Terlalu Takut untuk Memulai
28 Hari Pertama di Rumah Mertua
29 Ribut
30 Berbicara Serius
31 Mulai Bekerja
32 Teman Masa Kecil
33 Bab 33
34 Cerita Sebelum Tidur.
35 Permintaan Ishana
36 Rencana Jahat Ishana
37 Menghindar
38 Andrew
39 Berbincang
40 Berusaha Mencairkan Keadaan
41 Sakit
42 Memanfaatkan Keadaan
43 Pertanyaan Aneh Sakya
44 Belum Merasakan Apa Pun
45 Alasan Sakya.
46 Rencana Tinggal Berdua
47 Pindah Rumah
48 Ada yang Aneh
49 Rasa yang Aneh
50 Kebahagiaan Sederhana
51 Hadirnya Ishana
52 Meragukan
53 Jawaban yang Sama
54 Kecurigaan Larei
55 Tidak Gegabah
56 Kebenaran
57 Melahirkan
58 Masalah Baru
59 Keputusan Larei
60 Bukti
61 Kejutan dari Larei
62 Pertemuan Antara Larei dan Ishana
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Menjerat Wanita Incaran
2
Kemenangan Sakya.
3
Salah Sasaran.
4
Buah dari ONS.
5
Apa yang Harus Kulakukan?
6
Mual yang Berlanjut.
7
Memberanikan Diri
8
Tidak Mengatakan yang Sebenarnya.
9
Keanehan pada Sakya
10
Bercerita
11
Perjodohan yang Gagal.
12
Bertemu Lagi.
13
Mengerjai Sakya
14
Aditya Luluh
15
Pertemuan Aditya dan Fahar
16
Kesepakatan Aditya dan Fahar
17
Pelanggan Setia
18
Kebenaran yang Sakya Ketahui
19
Menemui Larei
20
Berniat Bertanggung Jawab
21
Memutuskan Hubungan.
22
Membujuk Larei.
23
Lamaran
24
Memulai Hidup Baru
25
Kehadiran Sang Mantan
26
Tidur di Lantai
27
Terlalu Takut untuk Memulai
28
Hari Pertama di Rumah Mertua
29
Ribut
30
Berbicara Serius
31
Mulai Bekerja
32
Teman Masa Kecil
33
Bab 33
34
Cerita Sebelum Tidur.
35
Permintaan Ishana
36
Rencana Jahat Ishana
37
Menghindar
38
Andrew
39
Berbincang
40
Berusaha Mencairkan Keadaan
41
Sakit
42
Memanfaatkan Keadaan
43
Pertanyaan Aneh Sakya
44
Belum Merasakan Apa Pun
45
Alasan Sakya.
46
Rencana Tinggal Berdua
47
Pindah Rumah
48
Ada yang Aneh
49
Rasa yang Aneh
50
Kebahagiaan Sederhana
51
Hadirnya Ishana
52
Meragukan
53
Jawaban yang Sama
54
Kecurigaan Larei
55
Tidak Gegabah
56
Kebenaran
57
Melahirkan
58
Masalah Baru
59
Keputusan Larei
60
Bukti
61
Kejutan dari Larei
62
Pertemuan Antara Larei dan Ishana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!