Benih Salah Alamat Sang Casanova
"Silakan, minumannya Nona."
Seorang wanita dengan pakaian pelayan, menghampiri wanita yang tengah menikmati pesta, di sebuah kursi yang berada di sudut ruangan itu dengan nampan yang berisi segelas minuman berwarna merah.
Si wanita dengan gaun malam berwarna biru langit itu itu pun, mengambil minuman yang berada di atas nampan itu. Dia tidak langsung meminumnya. Namun, wanita itu mencium aroma minuman itu terlebih dahulu.
"Ini bukan alkohol 'kan?" tanya wanita bersurai panjang yang dibiarkan tergerai bebas itu, menatap pelayan yang tengah berdiri di depannya intens.
"Bukan Nona, itu hanya sirup biasa, minuma yang mengandung alkohol ada di sebelah sana," sahut pelayan wanita menunjukkan sebuah meja yang terdapat ratusan gelas yang terisi beberapa warna minuman.
"Baiklah, terima kasih," ucap wanita bernama lengkap Lereina Adabela, dan biasa disapa Larei itu, sambil mulai meminum minumannya.
"Kalau begitu saya permisi Nona," pamit pelayan menunduk hormat.
"Iya," sahut Larei kembali memfokuskan dirinya pada arah depannya.
Kini Larei tengah berada di acara pesta pertunangan anak dari salah satu rekan kerja papinya, meskipun dia malas untuk menghadiri acara-acara yang seperti ini, tapi papinya meminta dia untuk datang.
Dikarenakan papinya tidak bisa datang, karena ada urusan lain, jadilah dia yang saat ini harus ikut berbaur dengan ratusan orang yang turut hadir diacara ini, sebagai perwakilan dari papinya.
"Kapan acaranya selesai, bosan lama-lama di sini, mau pulang mau segera rebahan di kasur kesayanganku," gumam Larei sambil sesekali meneguk minumannya.
Dia sengaja duduk di sudut ruangan karena malas untuk terus beramah-tamah dengan rekan-rekan papinya terlalu lama, jadi setelah selesai berbasa-basi dengan si pemilik acara, dia pun langsung memisahkan diri.
Sementara itu di sisi lain, seorang pria tengah menatapnya dari arah belakang dengan tatapan lapar miliknya, pria itu tersenyum smirk.
"Tuan saya sudah melakukan apa yang anda perintahkan," ucap seorang pelayan wanita yang tadi memberikan minuman pada Larei.
"Kerja bagus, nanti aku akan berikan bonus untuk bulan ini," sahut pria itu tersenyum puas.
"Baiklah, terima kasih Tuan muda, kalau begitu saya permisi dulu Tuan," pamit pelayan itu menunduk hormat.
"Pergilah, tapi ingat, terus awasi dia, jika dia sudah mulai menunjukkan reaksi aneh, kamu tau 'kan harus membawanya ke mana," ucap Sakya dengan seringaiannya.
"Baik Tuan, saya mengerti," sahut pelayan itu.
Setelah itu, pelayan wanita itu pun pergi, mengerjakan pekerjaannya lagi, sambil memperhatikan Larei, sesuai dengan yang tuannya perintahkan.
"Lagi-lagi, kamu melakukan hal menjijikkan itu, untuk menjerat wanita incaranmu," decak Gamya sahabat Sakya, seorang pria yang berbanding terbalik dengan sikap Sakya.
"Makanya segeralah mencoba hal itu, itu benar-benar surga dunia yang membuatmu melayang, hingga ke langit ke tujuh," sahut sahabat Sakya yang lainnya.
Pria itu bernama Isam, sahabat Sakya yang memiliki sikap yang sama seperti Sakya, yaitu suka bergonta-ganti pacar, tidak pernah betah dengan wanita yang sama, lebih dari dua bulan.
Moto Sakya dan Isam adalah, nikmati masa muda, sebelum mereka terikat, mereka ingin puas dulu berpacaran, sebelum menemukan wanita yang benar-benar bisa membuat mereka tunduk.
"Kalian sama aja, aku hanya bisa berdoa semoga saja nanti kalian tidak tertular penyakit aneh, karena hobi kalian itu," sahut Gamya, sambil bergidik memikirkan penyakit yang mungkin akan menghampiri sahabatnya itu, karena kelakuan mereka.
"Terima kasih atas doanya Pak ustadz," ejek Isam seperti biasa.
Gamya hanya memutar matanya, sambil berdecak mendapat ejekan seperti itu dari sahabatnya.
Menjadi bahan ejekan dari Isam baginya adalah hal yang biasa, karena bukan sekali atau dua kali dia selalu menasehati kedua sahabatnya itu untuk menghentikan aksi gila mereka.
"Ngedip kali Sak, melotot aja tuh mata," ucap Isam pada Sakya yang masih belum mengalihkan perhatiannya dari wanita yang dia anggap incarannya itu.
"Berisik, kamu mending cari mangsa sana, jangan rewongin aku," sahut Sakya menatap Isam dengan kesal.
"Santai aja, bentar lagi pacar aku datang ke sini, aku pinjam satu kamar ya," sahut Isam menaik turunkan alisnya.
"Perasaan baru dua hari yang lalu kamu putus sama pacar kamu, sekarang udah dapat lagi," sahut Gamya tak percaya.
"Iyalah, aku 'kan orang yang laku keras, tidak seperti kamu, jomblo abadi, perjaka tua," cibir Isam meledek Gamya lagi.
"Mending jadi perjaka tua daripada asal celup-celup aja," sahut Gamya dengan malas.
"Aku curiga barang kamu itu tidak berfungsi dengan baik, buktinya kamu tidak pernah terlihat nafs* kalau lihat cewek."
Mendengar ucapan dari sahabatnya itu tentu saja, Gamya kesal, saking kesalnya dia melempar kunci mobilnya yang ada di atas meja, hingga mengenai kening sahabatnya itu.
"Woy, kira-kira napa, dikira gak sakit apa di lempar pakai yang begituan," ringis Isam mengusap keningnya sambil menatap Gamya tajam.
"Makanya punya mulut itu dijaga, aku hanya menjaga kebersihan aku aja, tidak seperti kamu yang nafs*an," decak Gamya tak kalah tajamnya.
"Ssstttt, kalian diam, sepertinya incaranku sudah masuk perangkap," ucap Sakya dengan senang, membuat kedua pria itu diam dan langsung melihat ke arah yang tengah diincarnya.
...******...
"Kenapa tiba-tiba pusing ya," gumam Larei yang merasa kepalanya terasa berputar.
Karena kepalanya, terasa berputar, dia pun memutuskan untuk pergi ke toilet terlebih dahulu.
Dia memaksakan diri untuk berdiri dari tempat duduknya, lalu dia melangkah meninggalkan tempat pesta itu dengan langkah hati-hati.
Semakin lama, kepalanya semakin terasa pusing, kini kakinya pun terasa semakin lemah. Saat sampai di dalam toilet, Larei pun membasahi wajahnya berharap itu dapat menghilangkan rasa pusing itu.
"Kenapa tiba-tiba pusing banget sih," gumamnya mengurut keningnya yang semakin terasa berat.
Karena tidak merasa lebih baik, akhirnya Larei pun memutuskan untuk keluar lagi dari toilet. Dia bermaksud untuk langsung pulang, karena pusing di kepalanya itu semakin menjadi.
"Non kenapa?" tanya pelayan yang memberikan minuman padanya.
Wanita itu sebenarnya sengaja menunggu Larei di depan toilet wanita, agar dapat melakukan apa yang atasannya perintahkan.
"Saya pusing Mbak," sahut Larei yang tengah berjalan dengan berpegangan pada dinding, di lorong toliet.
Dia hanya melihat samar-samar wajah pelayan itu, tubuhnya semakin lama semakin terasa lemas tak bertenaga.
"Mau saya pesankan kamar dulu Non, biar Nona bisa istirahat dulu sambil nunggu pusingnya hilang," tawar pelayan wanita itu, sambil merangkul tubuhnya.
"Baiklah Mbak," sahut Larei pasrah.
Dia merasa tidak kuat lagi untuk dipakasa berjalan, apalagi jika harus menyetir mobil, karena dia datang ke sana dengan menyetir sendiri.
"Ayo Non."
Pelayan itu pun nulai membawa Larei ke sebuah kamar presiden suite yang ada di hotel itu, kamar yang hanya bisa ditempati oleh Sakya, sebagai anak dari pemilik hotel bintang lima itu.
"Mbak apa di sini tidak ada ac, kenapa ini panas banget," gumam Larei mengipaskan tangan, pada wajannya yang terasa panas.
"Apa kita masih lama Mbak, aku udah pengen sampai di kamar, di sini benar-benar panas," racau Larei antara sadar dan tidak.
"Sebentar lagi sampai Non," sahut pelayan itu, sambil berusaha menahan tubuh Larei yang sudah tidak terkendali.
Saat ini mereka sedang berada di dalam lift dan Larei terus meracau, dengan tubuhnya yang sudah tidak bisa diam.
Tak lama kemudian, lift pun sampai di tempat tujuan mereka, lantai paling atas di hotel itu. Pelayan wanita itu kembali menyeret tubuh Larei menuju ke sebuah pintu yang tidak jauh dari lift.
Ketika sampai, si pelayan langsung membuka pintu menggunakan kartu akses yang sebelumnya diberikan oleh Sakya padanya. Setelah pintu terbuka, dia pun membawa Larei masuk ke kamar megah nan mewah itu.
"Matikan lampu, aku tidak bisa tidur dengan lampu menyala," racau Larei saat dia sudah dijatuhkan ke ranjang besar dengan seprei dan selimut berwarna silver.
"Maafkan saya Nona, saya membutuhkan pekerjaan ini dan tambahan uang jadi saya terpaksa melakukan hal ini, semoga anda beruntung Nona," ucap pelayan itu sambil melepaskan high heels yang Larei kenakan itu.
Dia kemudian menyelimuti Larei, lalu mematikan lampu, seusai dengan apa yang Larei perintahkan itu.
...----------------...
Selamat datang di ceritaku yang kedua, semoga kalian semua suka sama cerita ini, cerita yang penuh dengan kehaluan ini🥰🥰
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya semuanya, berikan dukungan juga pada cerita ini, biar aku makin semangat lanjutin ceritanya😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
IndraAsya
👣👣👣 Jejak 💪💪💪😘😘😘
2023-02-14
2
onefox
agak laen kover sama isinya! 😅
2023-01-29
1
jenny
ijin nyimak dulu ya thor... cz baru nemu karyamu. tetap semangat.
2022-10-18
1