Selamat membaca ...
...****************...
Derry membulatkan matanya dengan sempurna takkala melihat sosok wanita yang ada di bawahnya sedang kesakitan. Ia tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhnya. Bisa saja orang tersebut adalah orang suruhan musuhnya di luar sana.
“Lep-pas! Uhuk! Uhuk!” pinta sosok wanita dengan wajahnya yang sudah memerah dan kesulitan untuk bernapas.
“Siapa kau sebenarnya?” tanya Derry sambil menatap tajam, ke arah wanita yang hampir mati di bawahnya.
Melihat wanita itu hanya diam saja, akhirnya Derry sadar jika ia tidak memberikan ruang untuk bernapas pada dan berbicara. Pria itu langsung melepaskan cengkraman tangannya dari leher wanita yang sudah memerah.
“Cepat katakan!” titah Derry tanpa bangkit dari tubuh wanita itu.
“Saya hanya menolong anda di jalan, karena tuan sedang terluka. Ternyata saya salah telah menolong orang yang tidak tahu berterima kasih,” kata wanita itu dengan kesal, sambil menatap sinis ke arah Derry.
Derry yang mendengar hal itu langsung melepaskan diri dan mulai duduk dengan tenang. Ia tidak tahu sekarang harus melakukan apa. Sedangkan wanita yang telah ia cekik langsung bangkit dan pergi dari kamar tersebut, dan tak lama kemudian kembali dengan membawa segelas air.
“Ini minumlah dulu,” ucap sosok wanita itu sambil menyodorkan segelas air putih untuk Derry.
“Terima kasih, dan maaf untuk kesalah pahaman tadi,” ucap Derry seraya mengambil air tersebut dari tangan wanita yang ada di hadapannya.
“Hmm, lain kali anda bisa bertanya terlebih dahulu sebelum bertindak. Itu sangat merugikan orang lain. Tadi saya menemukan tuan di jalan dengan penuh luka. Jadi, saya membawa tuan ke rumah saya. Besok pagi kita akan ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan anda secara menyeluruh,” ucap sosok wanita tersebut menjelaskan.
“Tidak! jangan. Aku tidak ingin ke rumah sakit. Luka ku tidak separah itu. Siapa nama mu?” tolak Derry karena saat ini tidak bisa keluar dengan keadaan seperti itu.
“Nama saya Edrea tuan. Luka anda harus segera diobati sebelum infeksi. Kalau tidak mau ke rumah sakit, kita ke klinik dekat sini saja,” ucap Edrea kekeh karena merasa kasihan terhadap sosok pria malang yang ia temui malam ini.
Edrea yang baru saja pulang tengah malam dari kafe miliknya tiba-tiba saja menemukan pria malang yang tersungkur di dalam semak-semak. Melihat hal itu, membuat Edrea tidak tega dan segera membawa Derry ke rumahnya.
Edrea Chandara, sosok wanita cantik dan imut berusia 23 tahun. Tubuhnya yang pendek, sintal dan padat, juga berdada besar, membuat daya tarik tersendiri dalam dirinya. Seorang yatim piatu dengan dibekali sebuah Cafe peninggalan kedua orang tuanya.
Dengan keberadaan sang kekasih bernama Juan, ia menjalani hari-harinya dengan sangat baik. Saat ini Edrea dan Juan tengah merencanakan sebuah pernikahan impian mereka. Menjalani kisah cinta sejak di bangku kelas 3 SMA, membuat mereka saling mencintai dan menghargai. Juan sangat mencintai gadis manis tersebut, begitu juga dengan Edrea.
“Em baiklah. Panggil aku Derry saja,” ucap Derry pasrah. Derry melihat wanita sederhana itu dengan tatapan yang mendalam. Sosok wanita yang jauh dari kata ideal justru sudah menarik perhatiannya.
“Tidak tuan. Bagaimana pun, sepertinya anda jauh lebih tua di bandingkan saya,” tolak Edrea dengan cepat. Ia mengatakan apa adanya. Derry memang sangat tampan dan gagah, tapi tak dapat di tutupi jika pria itu terlihat sedikit lebih dewasa darinya. Dan juga, pria itu seperti bukan orang dari kalangan biasa.
Derry yang mendengar kata TUA yang keluar dari mulut wanita yang ada di hadapannya langsung berubah suasana hatinya. Kenapa Edrea tidak terpikat dengan wajahnya yang tampan dan rupawan. Apa kadar ketampanannya sudah mulai berkurang karena ada luka di dahinya. Ingin rasanya Derry mengambil cermin hanya untuk memastikan bahwa wajahnya masih tampan paripurna.
“Hmm, terserah,” ucap Derry kesal sambil menampilkan raut wajah yang tak dapat diartikan, hingga Edrea menyadari perubahan tersebut.
“Tuan kenapa. Apa lukanya masih sakit?” tanya Edrea dengan polosnya.
“Tidak,” jawab Derry singkat. Ia masih kesal karena terlihat tua di mata Edrea.
‘Mommy bilang aku sangat tampan. Wanita di luar sana pun juga mengatakan seperti itu, hingga mereka terus mengejar ku. Tapi, kenapa wanita ini tidak tertarik dan malah bilang aku tua. Aku penasaran dengan gadis seperti ini, atau dia hanya pura-pura tidak tertarik saja,’ batin Derry yang berpikir dengan keras.
“Kalau begitu saya pergi ke kamar saya dulu tuan. Sebaiknya tuan juga segera istirahat. Selamat malam,” ucap Edrea bangkit dari sana, menuju kamarnya. Tak lupa juga seulas senyuman yang terbit dari bibirnya, membuat Derry terpaku sesaat.
“Akh! Ponsel ku pasti ikut terbakar di dalam mobil. Lalu, bagaimana caranya aku menghubungi Grover. Tidak! Aku tidak ingin pulang lebih cepat. Mungkin di sini beberapa hari lagi akan jauh lebih baik,” gumam Derry seperti orang kebingungan.
Pria itu melihat lukanya sudah rapih terbalut kain kasa. Rasanya sudah jauh lebih baik, karena lukanya saat ini tidak seberapa di bandingkan luka saat melawan musuh.
“Edrea, targetku selanjutnya,” gumam Derry sambil menampilkan senyum devil nya.
...****************...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Saras Wati
targer apa yah takutnya di mainin sama derry🤔
2022-09-28
2