Hari terus berganti usaha ku sedikit demi sedikit bertambah. Rak-rak semakin bertambah, Rasanya badan ku sudah tidak bersahabat lagi untuk bongkar pasang terus lapak toko di garasi rumah ku.
Apalagi kebiasaan Ditto pulang malam kerjanya. Entah sesibuk apa dia akhir-akhir ini sering pulang larut malam bahkan sering tugas luar kota. Tak ada kecurigaan ku sama sekali tentang selingkuh perselingkuhan seperti itu. Tidak pernah terpikir oleh ku kerja ya kerja, Tugas luar ya tugas luar.
Aku duduk di Kursi depan SR Grosir disamping A Rangga yang sedang checking barang belanjaan.
"Teh rumah dimana?" Tanya Rangga.
"Di Sukabumi, dibelakang Grosir A Nandi tuh yang suka belanja kesini juga." Jawab Zara.
"Oh iya. Kenapa ga belanja ke grosir A Nandi aja? " tanya Rangga.
"Cari harga yang lebih murah, kalo kesini kan langsung, harga nya ga ketambahin laba A Nandi kan." Jawab Zara.
"Oh iya bener. " Jawab A Rangga.
"Terus sekarang toko siapa yang nunggu kalo kamu belanja? " Tanya Rangga.
"Tutup. " Jawab Zara.
Percaya atau tidak. Ketika awal buka toko aku tunggu toko sendirian. Belanja, tutup dulu. Shalat, tutup dulu. Anter sekolah, tutup dulu. Anter ngaji tutup dulu. Bahkan mau buang air kecil pun tutup dulu tokonya.
Sebegitunya usaha ku dulu. Belum lagi pagi keluarin rak dari rumah, nata-nata barang. Malem masukin rak lagi ke dalam rumah. Beli gas keteteran karena waktu itu hanya punya tabung gas 6 saja itupun aku dapat bantuan UMKM dari pa Jokowi aku beliin gas sebagai modal. Belum lagi beli galon isi ulang, belum Aqua asli waktu itu hanya bisa beli galon isi ulang 3 galon aja.
Ketika tiba malam hari. Badan ku terasa remuk semuanya. Pegal-pegal, merasa sangat lelah. Demi apa? Demi impian masa tua yang Indah.
"Ini kan nunggu nya lumayan lama. " Jawab Rangga karena antrian di SR grosir itu sungguh luar biasa.
"Ya mau gimana lagi. " Jawab Zara.
"Aku betah kok disini, liatin kamu kerja. Dari pada dirumah banyak hal yang harus aku kerjakan lagi. Setidak nya aku bisa istirahat sebentar disini. " Zara berbicara sendiri didalam hati menatap penuh kekaguman pada Rangga yang dari tadi sibuk cheking barang.
"Selesai, makasih ya. " a Rangga membawa barang belanjaan ke dalam mobil.
"Iya sama-sama. " Jawab Zara.
Tiba ditoko. Malam hari aku berbicara kepada Ditto.
"Aku cape angkat-angkat rak terus. Bisa gak kita tukerin aja garasi mobil disebrang sama toko yang di garasi ini. "
"Terserah kamu aja. " Jawab Ditto yang asyik dengan handphone nya sendiri.
"Tapi kan belum ada plafonnya. " Tanya Zara
"Gampang nanti pasang aja. " Jawab Ditto yang tidak mengalihkan pandangan nya dari layar handphone yang ia pegang.
Ya sudah. Aku memutuskan untuk memindahkan toko ku dengan garasi mobil yang ada disebrang rumah. Sebentar lagi juga bulan Ramadhan. Aku mau shalat Tarawih dimesjid kalo rak-rak di garasi rumah ku tanpa pintu kaya gini repot ninggalin nya.
Bermodal kan cat tembok 1 kaleng 5kg dan pasang lampu 2 gantungan. Tanpa plafon aku mulai memindahkan tokoku yang tadi nya digarasi teras rumah. Ke bangunan sebrang yang tadinya di pake garasi mobil.
Ternyata lebih nyaman disini, lebih leluasa namun terlihat masih harus ditambah lagi stock barang dagangan nya.
"Mamah tadi telpon, katanya ayah gagal panen terus."
Ditto bicara dengan ku di toko. Ketika aku merapikan barang belanjaan.
"Oh iya gitu, Rugi dong? " Jawab Zara.
"Iya lah, belum lagi kambing kemarin 12 ekor hilang dikandang yang deket rumah sawah itu. Sapinya juga. " Ditto bercerita.
"Lah, bukan nya rumah nya di tungguin om Tedi ya? Orang kepercayaan ayah itu kan?." Tanya Zara.
"Iya,entah lah, terlalu baik sih seperti nya si Ayah tuh."
Ayah Handoko itu punya sawah yang luas banget..banget.. pake banget sampai dibangun satu rumah sawah yang digunakan untuk rumah singgah para pekerja.
Belum lagi area kandang sapi dan kambing nya yang berada di belakang rumah sawah yang cukup luas juga.
Perairannya pun tidak pernah kekeringan karena menggunakan beberapa sumur bor pribadi ditengah sawah-sawahnya itu.
"Mamahnya sih bilang sawah ayah mau dijual aja. " Kata Ditto.
"Ya udah jual aja dari pada tani sekarang rugi terus. " Jawab Zara.
"Bingung nanti uang nya dipake buat apa, takut abis ga jelas. " Jawab Ditto.
"Ngapain bingung, modalin aja kesini. Join usaha, Ayah Handoko investor Zara CEO nya. Laba nya nanti bagi hasil. Uang modal utuh. " Zara memberikan masukan pada Ditto.
"Oh iya ya. Ayah sih ga kepikiran kesana dicirebon kan udah banyak juga yang usaha sembako. " Jawab Ditto.
"Ya makanya, kalo mau buka disini aja, Di sini kan masih dikampung, Peluang usaha kedepannya masih Bagus. Percaya deh sama aku, tinggal kita kuat modal aja. " Zara memberikan masukan lagi pada Ditto.
Siang hari nya Ditto mengirimkan 3 desain gambar minimarket. Ini kejadian nya awal bulan Desember 2021.
"Gambar apa ini? " Tanya Zara di WA karena Ditto masih di tempat kerja.
"Desain minimarket J Store di masa depan." Jawab Ditto.
"Kamu di office bukan nya kerja malah ngehalu. " Jawab Zara.
"Ga apa-apa. Kan modalnya mau minta ke ayah. " Jawab Ditto.
"Gede banget bangunannya? " tanya Zara.
"Cukup mungkin 300 juta. Aku mau minta ke ayah, soalnya rencana aku mau bikin basement buat parkiran mobilnya gitu. " Jawab Ditto.
"Terserah kamu deh. Tapi jangan dulu dibikin status WA kamu, keep aja dulu. Takutnya ada orang yang ga suka sama kita jadinya gimana gitu." Saran Zara.
Karena entah kenapa aku agak sedikit khawatir jika ada orang lain yang tau tentang rencana masa depan Zara dan Ditto kedepan akan seperti apa.
"Ga apa-apa kan biar ayah liat status WA aku, nanti ayah tanya sendiri. Butuh modal bukan? " Jawab Ditto.
Padahal menurut ku lebih baik bicara langsung kalo dengan orang tua, biar enak. Karena ini bukan rencana jelek kok lebih baik musyawarahin. Untuk usaha ayah dan mamah mertua ku juga di masa tua. Aku yang bertanggung jawab menjalankan. Mereka yang menerima penghasilan nya. Bagi hasil sesuai kesepakatan bersama.
Tiba dirumah Ditto langsung Video call ke om nya yang di Banjarmasin Om Roy. Keluarga dari ayah Handoko, Beliau pindah dari Jember ke Banjarmasin buka usaha disana, membuka tempat usaha Caffe yang tanahnya sangat luas entah berapa hektare. Kolektor VW dan Vespa juga. Harga nya fantastis sekali untuk mobil antik seperti itu. Aku juga lihat dari instragram caffe nya om Roy yang cukup terkenal di Banjarmasin.
"Om aku mau bangun toko disini. Mau nyumbang ga? " Ditto ngobrol di video call, sambil memperlihatkan tanah kosong yang belum dibangun disamping rumah ku.
Entah lah mereka ngobrol apa, udah pake bahasa Jawa seperti itu aku tidak mengerti.
Sampai suatu ketika Ditto minta izin.
"Aku bawa mobil ya, mau kecirebon ke nikahan teman ku. Sekalian mau ngobrolin sawah sama ayah. "
"Bawa aja. Semoga berhasil pulang bawa modal tambahan ok.. "Jawab Zara.
"Siap. " Jawab Ditto.
Zara udah membayangkan bagaimana nanti Ditto berhasil membangun minimarket yang megah itu dan kita kerja sama bareng mertua ku.
Hana Adik bungsu Ditto juga masih kuliah Di UNPAD sekarang jurusan farmasi. Bisa aja nanti buka Apotek disini. Jadi semuanya kerja sama. Buka usaha bersama untuk masa depan bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments